Denmark: Pameran Seni "Sejati, Baik, Sabar"


Seorang perempuan muda memandang karya seni

(Minghui.org) - Dari tanggal 23 Juli hingga 30 Juli 2008, Pameran Seni "Sejati, Baik, Sabar" diselenggarakan di Kopenhagen untuk pertama kalinya. Asosiasi Falun Gong Denmark dan Asosiasi Seni Eropa Utara - Asia menyelenggarakan pameran ini, yang menampilkan dua puluh karya seni.

Karya-karya seni yang dipamerkan semuanya dilukis oleh para seniman yang juga praktisi Falun Gong. Pameran ini pernah dipamerkan di banyak negara dan daerah dan memiliki dampak besar bagi banyak orang yang menyaksikannya. Karya-karya seni ini menceritakan kisah nyata tentang praktisi Falun Gong. Mereka menampilkan keindahan Falun Gong dan perjalanan para praktisi yang teguh dalam kultivasi mereka mengikuti Sejati, Baik, Sabar dan bagaimana mereka menghadapi penganiayaan kejam. Pameran tersebut telah mengharukan banyak orang Denmark dan juga wisatawan-wisatawan dari seluruh dunia.

Setelah menyaksikan karya-karya seni, banyak orang ingin mengetahui apa itu Falun Gong dan mengapa praktisi-praktisi Falun Gong tetap bertahan dan tabah ketika berhadapan dengan penganiayaan kejam. Banyak orang menandatangani petisi "Sejuta Tandatangan," sebuah petisi yang menghimbau agar penganiayaan Falun Gong segera dihentikan. Brosur berbahasa Denmark "Pengenalan Falun Gong" merupakan brosur yang paling populer selama berlangsungnya pameran.

Orang Denmark adalah orang-orang yang dikenal memiliki ketrampilan desain di seluruh dunia. Mereka sangat memahami dan menghargai karya-karya seni. Pada Pameran Seni "Sejati, Baik, Sabar", banyak orang berbicara dengan praktisi dalam jangka waktu lama setelah menyaksikan pameran. Ada banyak orang berulang-kali menyaksikan pameran, hingga empat atau lima kali. Mereka membaca pengenalan dari setiap karya seni dan melihatnya dengan sangat teliti. Banyak orang terharu oleh ekpresi kedamaian dalam lukisan dan merasakan keindahan Falun Gong. Mereka bertanya tentang lokasi-lokasi latihan Falun Gong setempat dan menyatakan keinginan mereka untuk berlatih.

Lukisan-lukisannya menyampaikan pesan yang sangat kuat

Ole Petersen bekerja pada sebuah galeri budaya. Ia berkata, " Hari ini saya khusus datang ke mari berulang kali, karena saya ingin menyaksikan lukisan-lukisannya lagi. Saya berpikir lukisan ini sangat berharga. Ini bukan hanya pandangan pribadi saya, ini sebuah kenyataan. Saya menemukan bahwa lukisan-lukisan ini menyampaikan pesan yang sangat kuat. Saya yakin itu juga akan mempengaruhi orang lain. Saya ingin mengatakan bahwa sangat sayang jika orang-orang tidak menyaksikan lukisan-lukisan ini, karena lukisan-lukisan ini merupakan karya seni terbaik yang pernah saya lihat."

Seorang pria Barat berdiri di hadapan lukisan "Sebuah Tragedi di China" dalam jangka waktu lama. Ia berkata kepada praktisi, "Dari lukisan ini, saya dapat melihat bahwa pelukisnya menyatakan masa lampau, saat ini dan masa depan. Suami wanita itu dianiaya hingga meninggal merupakan masa lalu. Dia sekarang duduk sangat sedih di samping jasad suaminya. Tetapi dari matanya saya telah melihat tekad dan masa depannya. Dia akan tetap teguh dalam keyakinannya."

Seorang pengunjung memandang lukisan "Mengapa" dengan penuh perhatian dan matanya tidak bergeming. Lukisan itu menggambarkan seorang ibu terbaring dengan memar di sekujur tubuhnya dan berada di sel penjara. Putra kecilnya ditahan bersamanya di dalam sel. Kemudian dia membeli sebuah replika lukisan.

Hati anak-anak yang polos juga tersentuh

Pameran seni juga menarik banyak anak-anak yang polos dan masih murni. Mereka sangat menyukainya. Setelah menyaksikan "Tidak Ada Rumah Untuk Kembali," seorang anak perempuan meminta ibunya untuk membeli sebuah poster dari lukisan ini.

"Suntikan Beracun" adalah sebuah lukisan yang mendapat banyak perhatian dari anak-anak. Lukisan tersebut melukiskan seorang polisi jahat tengah menyuntikan obat-obatan beracun kepada seorang praktisi perempuan Falun Gong. Penampilan praktisi yang tenang sangat kontras dengan wajah keji petugas. Anak-anak itu semua dapat membedakan antara benar dan salah.

Seorang anak berdiri di depan lukisan-lukisan dan tidak ingin meninggalkan ruang pameran bahkan ketika ibunya mendesaknya untuk pergi. Dia menunjuk pada sebuah lukisan dan mengajukan banyak pertanyaan kepada ibunya. Akhirnya ibunya mengubah pikirannya dan mendampingi putrinya. Mereka mendengarkan dengan penuh perhatian penjelasan dari setiap lukisan. Ibunya berkata, "Barangkali sangat bagus untuk membiarkan anak-anak mengetahui bahwa masih ada sisi gelap seperti itu di dunia dan banyak orang yang tidak berdosa tengah dianiaya."

Christina, seorang praktisi Falun Gong menempuh perjalanan dari Swedia khusus untuk melihat pameran. Dia berkata, "Suatu hari seorang anak perempuan kecil berdiri di muka lukisan 'Buddha' dan memandangnya untuk beberapa saat. Tiba-tiba dia berkata, mengarah ke lukisan, 'Buddha!'

"Saya memutuskan untuk menghadirkan pameran seni ini ke kelas saya dan memperkenalkannya kepada para siswa"

Anne Karin adalah seorang guru kesenian di sebuah sekolah dasar. Setelah dia secara seksama melihat pameran, dia kembali di hari terakhir dan membeli katalog dan poster-poster dari karya seni. Dia berkata, "Karena saya sendiri bergelut di bidang seni, saya merasakan bahwa karya-karya seni ini mempunyai tingkatan artistik sangat tinggi dan makna sangat dalam. Saya sangat menghargai lukisan-lukisan ini. Maka saya memutuskan untuk menghadirkan pameran seni ini ke dalam kelas dan memperkenalkannya kepada para siswa. Ini akan membantu siswa saya untuk belajar tentang kenyataan di China." Dia menulis di dalam buku tamu, "Saya berharap hari berakhirnya penganiayaan segera tiba."

Lars Konradsen adalah seorang mahasiswa universitas yang tengah belajar jurnalisme. Ia datang ke pameran beberapa kali. Setelah mempelajari masing-masing lukisan dengan serius, ia berkata, "Saya berpikir masing-masing lukisan ini menyampaikan sebuah pesan yang kuat. Saya sangat terguncang." Ketika praktisi memperkenalkan Falun Gong kepadanya, ia mengeluarkan alat perekamnya dan merekam percakapan. Ia berkata ia berharap dapat mendirikan sebuah stasiun radio mini pada universitasnya agar setiap orang dapat mendengarkan tentang hal ini. Ia mengundang praktisi-praktisi untuk berkunjung ke taman pada universitasnya dan memperagakan perangkat latihan Falun Gong kepada para mahasiswa, sehingga mereka dapat mengetahui keindahan Falun Gong.

Sebuah takdir pertemuan dengan Falun Gong

Klaus dari Denmark bekerja sebagai seorang guru bahasa Inggris di China. Kebetulan ia datang ke pameran seni. Setelah menyaksikan karya-karya seni, ia berkata tidak ada kata-kata yang dapat melukiskan guncangan jiwanya. Selama beberapa tahun ia bekerja di China, ia belum pernah mendengar tentang situasi yang dilukiskan dalam pameran ini. Ia sangat terkejut dan hampir tidak mempercayai pengelihatannya. Ia tidak dapat memahami mengapa ia tidak pernah mendengar tentang penganiayaan pada saat di China. Apakah penganiayaan brutal seperti ini sungguh terjadi? Ia dengan penuh ingin tahu bertanya kepada setiap praktisi Falun Gong di pameran dan berbicara dengan semua praktisi.

Praktisi-praktisi mengatakan kepadanya bahwa orang-orang di daratan China dirampas hak dasar mereka untuk mengetahui fakta kebenaran. Keseluruhan negeri tengah diracuni oleh kejahatan Partai Komunis China. Mereka mengatakan kepadanya keindahan Falun Gong melalui pengalaman dan pemahaman mereka sendiri. Setelah empat jam berbicara, Klaus memahami fakta kebenaran. Ia dengan erat memegang tangan seorang praktisi Barat untuk menyatakan terima kasihnya dan berkata ia akan menghubungi para praktisi Falun Gong jika kembali.

Seorang perempuan Denmark memandangi setiap lukisan sangat seksama. Perlahan-lahan matanya dibasahi air mata. Dia melepas kacamatanya dan secara terus-menerus menyeka air matanya. Akhirnya dia tidak dapat lagi mengendalikan emosinya. Dia ke luar ruang pameran dan menangis selagi duduk di sebuah bangku. Setelah menenangkan dirinya sejenak, dia berkata, "Begitu kejam untuk menghancurkan keyakinan dan semangat seseorang!"

English: http://clearharmony.net/articles/200808/45625.html