(Minghui.org) Dalam rangka memeriahkan hari jadinya kota Negara Bali yang ke 112, pada 1 September 2007, tiga ratusan lebih praktisi Falun Dafa dengan ciri khas barisan kuningnya ikut berpartisipasi untuk yang ke tiga kalinya. Falun Dafa telah ditetapkan menjadi peserta tetap acara pawai yang diselenggarakan setiap tahun di kota Negara ini.

Pawai yang mengambil jarak tempuh sekitar 2,5 km tersebut mengambil start di depan Lapangan Dauh Waru dan bergaris finish di Lapangan Umum kota Negara Bali. Barisan Falun Dafa meninggalkan garis start kurang lebih pukul 17.00 wita dan berakhir di garis finish kurang lebih pukul 19.00 wita. Puluhan ribu penonton membanjiri tepian sepanjang jalan yang dilewati oleh pawai yang diikuti oleh 37 peserta yang berasal dari berbagai kecamatan dan kabupaten yang ada di Bali dan luar Bali bahkan ada pula peserta yang berasal dari Jepang.


Tari kipas besar


Barisan anak-anak Minghui


Spanduk Falun Dafa


Tari Selendang Minghui remaja


Tari kipas praktisi dewasa


Tari Naga

Barisan Falun Dafa adalah barisan yang terpanjang dalam parade tersebut. Barisan pasukan gendrang pinggang dengan kesakralan iramanya tampak memimpin barisan di depan, kemudian disusul dengan barisan sepanduk Falun Dafa dengan prinsip sejatinya “Sejati-Baik-Sabar”. Dibelakangnya tampak penari selendang besar yang diiringi oleh barisan anak-anak Minghui Bali dengan spanduk Minghui dan tari selendangnya yang mendapat banyak perhatian dari para penonton. Puluhan spanduk Falun Dafa tampak lagi di belakangnya yang disusul oleh penari kipas dengan musik surgawinya. Barisan tersebut diakhiri dengan penampilan tari naga, bidadari dan pasukan bendera Falun Dafa.


Orang-orang mempelajari fakta

Disaat itulah kebenaran Dafa terungkap, praktisi Dafa dengan gigih membagi-bagikan materi-materi klarifikasi Fakta, menjelaskan penganiayaan yang dilakukan oleh Partai Komunis China (PKC) terhadap praktisi Falun Dafa yang ada di China hanya gara-gara berlatih Sejati-Baik-Sabar. Ada juga yang secara antusias meminta brosur dari para praktisi untuk mengetahui kebenaran.


Para praktisi mengklarifikasi fakta

Ada juga seorang guru SMA yang kebetulan mendampingi siswanya ikut parade dalam mewakili sekolahnya telah mendapatkan klarifikasi. Sebelumnya ia belum jelas sama sekali dengan penganiayaan yang menimpa praktisi Falun Gong di China, ia hanya tahu bahwa praktisi Falun Gong telah bakar diri di China. Para praktisi dengan belas kasih menjelaskan fakta sebenarnya tentang penganiayaan yang terjadi. Akhirnya guru SMA tersebut menganguk-anggukan kepala pertanda memahami apa yang terjadi. Seorang praktisi juga telah mengungkap tentang pengambilan organ tubuh ilegal yang menimpa praktisi Falun Gong di China secara hidup-hidup yang dilakukan PKC. Kemudian menyodorkan VCD tentang laporan penyelidikan dugaan atas pengambilan organ tubuh secara ilegal di China yang diselidiki oleh dua orang penyelidik independen dari Kanada yaitu David Matas (Pengacara HAM Internasional dan David Kilgour (Mantan Senator Kanada). Ia sangat senang sekali telah mengetahui fakta yang sebenarnya.


Para bidadari membagi bingkisan

Disaat barisan Falun Dafa melintasi panggung kehormatan, penari bidadari dengan keranjang hias yang berisikan bingkisan berupa tas cantik yang diselipi dengan materi klarifikasi fakta menaiki panggung kehormatan dan membagi-bagikan bingkisan. Bupati Negara, bapak Winasa secara spontan berdiri seraya menyambut ramah dan menerima bingkisan dari para bidadari begitu juga para undangan kehormatan yang lainnya.

Di garis finish hari sudah mulai gelap, namun masih banyak orang yang berdiri di tepian jalan untuk menyaksikan Parade Budaya Nusantara berakhir. Barisan Falun Dafa tiba di garis finish sekitar pukul 19.00 wita.