Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Wawancara dengan Contralto Yang Jiansheng dari Divine Performing Arts

25 Maret 2008

Wawancara dengan Contralto Yang Jiansheng dari Divine Performing Arts

Oleh: reporter Minghu Xue Li


(Minghui.org) Pertama kali bertemu dengan Yang Jiansheng beberapa tahun yang lalu di sebuah konser besar di Kota New York. Dia sedang menyanyikan lagu Tionghoa, dan mengenakan gaun Tionghoa yang elegan. Beberapa penonton barat mengatakan bahwa suara Yang seperti membangkitkan sesuatu di dalam hati mereka dan membuat mereka ingin menangis. Ketika dia datang ke Hamburg, Jerman bersama dengan Divine Performing Arts, saya berkesempatan untuk mewawancarai dia di ruang rias.

Contralto terkenal Yang Jiansheng tinggal di Hamburg, Jerman. Sebelumnya, dia adalah seorang penyanyi di Central Philharmonic Society of China dan mempunyai musisi terkenal sebagai gurunya, yakni Shen Xiang, isterinya Li Jinwei, Gino Becki dan Nicola Rossi-Lemeni. Yang datang ke Jerman atas undangan Hamburg State Opera, dan dia mengadakan sejumlah konser di Jerman.

Reporter: Anda tinggal di Hamburg selama bertahun-tahun dan mengadakan banyak konser di sini. Banyak penonton pernah mendengar nyanyian anda. Apa perbedaannya dalam pertunjukan kali ini?

Yang: Ini berbeda sebab pertunjukan kami kali ini memfokuskan pada budaya tradisional Tiongkok.

Reporter: Apakah lebih mudah menyanyi dalam bahasa Mandarin?

Yang: Tidak, sebenarnya lebih sulit sebab latihan suara saya dalam gaya nyanyian barat. Pengucapan kata-kata Mandarin lebih rumit dibanding Italia dan penempatan dari pengucapan kata-kata berbeda.

Reporter: Bagaimana cara anda membuat transisi?

Yang: Metode pengaturan artikulasi suara yang saya pelajari adalah metode barat. Merupakan keseluruhan sistem pelatihan. Apa yang saya nyanyikan adalah pekerjaan sesungguhnya. Saya bernyanyi dalam bahasa Jerman jika nyanyian ditulis dalam bahasa Jerman, Perancis jika ditulis dalam bahasa Perancis, Italia jika ditulis dalam bahasa Italia. Ketika saya mulai menyanyi karya Tionghoa pada sebuah konser, dari Dinasti Tang 1.300 tahun yang lalu, beralih ke lagu rakyat China dan modern, saya harus banyak belajar. Pada waktu itu, saya menyadari bahwa menyanyi dalam bahasa Mandarin lebih sulit dibandingkan dalam bahasa barat. Konser itu membuat saya ingin mencari akar saya sendiri. Maka itu saya mengadakan konser China dan menemukan sebuah pelajaran bagi diri saya sendiri.

Semenjak itu, saya menemukan bahwa budaya Tionghoa adalah luas dan mendalam, dan banyak sekali bagian-bagian yang dapat digali. Dengan hanya lagu-lagu rakyat saja, seseorang bisa mengadakan dua konser. Setelah saya mulai berkultivasi, saya menyadari bahwa budaya tradisional Tiongkok adalah budaya dewata. Jadi budaya tradisional Tiongkok berasal dari tempat lain. Anda lihat, tulisan Mandarin terdiri dari blok segi empat sementara yang lain terdiri dari huruf.

Reporter: Apakah bagian yang anda menyanyikan mempengaruhi anda?

Yang: Banyak mempengaruhi saya. Di masa lalu, apa yang saya nyanyikan mencakup perasaan manusia. Ada dua tema abadi: kematian dan cinta, tema kemanusiaan, dan apa yang saya nyanyikan sekarang adalah tentang kehidupan abadi dan bagaimana cara mencapai keabadian, bagaimana caranya melepaskan diri dari siklus reinkarnasi dari samsara. Ini adalah tentang kembali ke jati diri seseorang.

Reporter: Apakah anda merasakan perbedaan ketika anda menyanyikan dua tema yang berbeda?

Yang: Tentu saja. Di masa lalu, saya terbenam dalam perasaan keterikatan manusia. Saya tidak bisa terlepas dari perasaan-perasaan itu dan saya selalu sangat gugup di atas pentas. Sekarang saya tidak gugup lagi. Sama sekali tidak gugup.

Reporter: Lagu apa yang anda siapkan untuk teman-teman lama dan baru anda di Hamburg kali ini? Tema apa?

Yang: Disebut "Kebangkitan." Mengingat kembali kepahitan dari siklus reinkarnasi dari samsara, mengingat kembali kenangan terdalam umat manusia dan menemukan jati diri sendiri. Tentang bagaimana caranya menemukan jati diri yang hilang. Saya akan menceritakan kepada pendengar saya tentang hal ini.

Reporter: Bagaimana anda menjadi seorang penyanyi?

Yang: Sepertinya sudah menjadi takdir saya. Orang tua saya adalah seniman dan saya tumbuh di dalam lingkungan itu. Saya melihat orang-orang mementaskan pertunjukan di atas panggung, dan mereka juga membuat pertunjukan didalam kehidupan nyata. Tetapi saya tidak suka. Saya bersumpah bahwa saya tidak akan masuk ke lingkungan itu. Saya pergi ke desa selama tiga tahun selama Revolusi Kebudayaan, dimana putri dari salah satu teman ibu saya menemui saya, dan dia mengatakan kepadanya, "Anakmu memiliki suara yang sangat bagus."

Pada waktu itu, saya pikir bahwa orang-orang berkata suara saya sangat dalam, tetapi saya tidak pernah berpikir untuk menyanyi. Ibu berkata pada saya, "Benar. Ibu akan memperkenalkan seorang guru kepadamu." Maka itu saya bertemu dengan guru saya yang pertama. Guru mendengar saya menyanyi dan berkata, "Kamu menyanyi dengan baik. Sekarang coba bagian vokal yang lain." Ketika saya mencobanya, guru mengatakan bahwa tak satupun bersuara cukup jernih. Ia meragukan saya bisa menyanyi. Ketika saya mendengarnya, saya ingin mencoba lagi. Saya sudah bisa menyanyi, mengapa saya tidak bisa menyanyi? Saya tahu bahwa saya bisa.

Guru ini kemudian mulai melatih saya. Kemudian saya berkesempatan bertemu dengan Guru Shan Xiang yang merupakan guru terbaik pada waktu itu. Ia merekomendasikan saya kepada The Central Conservatory of Music.

Reporter: Apakah merupakan lompatan besar untuk berpartisipadi dengan Divine Performing Arts?

Yang: Ini merupakan lompatan besar dalam kaitannya dengan kapasitas saya. Apa yang saya nyanyikan sekarang mempunyai makna yang sangat dalam dan berhubungan dengan kehidupan dan masa depan. Seseorang harus mempunyai kapasitas besar untuk mampu menyanyikannya.

Reporter: Bernyanyi dengan topik seluas itu dalam bahasa Mandarin, apakah anda berpikir pendengar barat dapat memahami?

Yang: Kami telah menerjemahkan lirik lagunya, dan musiknya sendiri tidak terbatas. Banyak penonton Barat tidak memahami Mandarin, tetapi mereka masih terharu sampai meneteskan air mata. Musik mempunyai kekuatan.

Reporter: Diantara semua pertunjukan Divine Performing Arts di seluruh dunia, di daerah mana yang anda rasakan paling berhubungan dekat?

Yang: Saya tidak berpikir seperti itu. Saya sudah menyanyi banyak sekali (tertawa]. Perbedaannya dari masa lalu adalah bahwa sekarang jiwa saya sangat damai. Ketika saya menyanyi saya merasa saya sedang berbicara dengan penonton, tidak masalah apakah topiknya kecil atau besar. Sederhana dan murni, maka itu mempunyai kekuatan.

Chinese http://minghui.ca/mh/articles/2008/3/19/174712.html
Engglish http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2008/3/25/95718.html