Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Mendarat di Tepi Pantai

20 Juni 2008 |   Oleh: Wang Qinghan

Mendarat di Tepi Pantai

(Minghui.org) Meninggalkan kehidupan sebagai seorang penjudi professional dan pecandu narkoba, merangkul sebuah kehidupan baru sebagai seorang praktisi kultivasi adalah sesuatu yang tidak pernah munkin terpikirkan oleh seorang praktisi Falun Gong baru, Kuo Ching-Feng. “Di masa lalu, saya sama sekali tidak memiliki konsep berkultivasi.”


Kuo Ching-Feng menghadiri upacara wisuda putrinya

Kecanduan Berjudi pada Umur 18 Tahun
Setelah lulus dari SMA, Kuo Ching-Feng mulai magang menjadi seorang tukang kayu pada abang iparnya. Delapan bulan kemudian, dia menjadi seorang ahli tukang kayu. Pada umur 19, dia menjadi kepala pabrik kayu. Akan tetapi, Kuo tidak tertarik pada “uang lambat” di pabrik kayu, sehingga dia menghabiskan waktunya di kamar di malam hari, mempelajari trik-trik untuk memenangkan judi. Pada umur 18 tahun, Kuo mendapati dirinya menang dihampir setiap taruhan.
“Pada saat itu, saya mempunyai sebuah grup yang terdiri dari enam orang teman. Kami sebenarnya adalah seniman penipu. Saya memiliki banyak uang dan menjadi seorang pemboros besar. Setiap hari memanjakan diri dalam kehidupan yang tidak benar. Saya terbangun tiap malam dan tidur sepanjang hari. Saya terbiasa dengan kehidupan malam,” Kuo mengingat kembali.

Menjadi Seorang Pecandu Narkoba 20 Tahun yang Lalu
Sebuah krisis menimpa Kuo pada tahun 1988. Dia baru berumur 27 tahun ketika mulai menyentuh narkoba untuk pertama kalinya. Setelah lewat setahun dengan narkoba, teman-teman Kuo juga menjadi pecandu. Saat itulah Kuo menyadari penderitaan dari kecanduannya, tetapi sudah terlambat.

Kuo menyingkap kemejanya untuk menunjukkan dua goresan yang sangat jelas pada perutnya. Kuo menjelaskan bahwa dia memotong perutnya dua kali ketika merasa sangat menderita. Kuo berkata, “Saya mulai menggunakan narkoba pada tahun 1988. Narkoba menghancurkan hati, ginjal, perut, dan usus kecil saya. Saya memiliki pemikiran yang berbahaya saat itu. Saya merasa kehidupan adalah gelap dan semua yang terpikirkan adalah bagaimana caranya mengakhiri hidup saya.”

Meninjau kembali, Kuo berkata pada tahun 1992 adalah tahun terburuk dari hidupnya. Tahun itu istrinya menceraikannya – pernikahannya hancur. Akhirnya dia menjual rumahnya di Taipei dan membawa kedua anaknya kembali ke rumah orang tuanya di kampung. Saat itu dia telah memakai narkoba kurang lebih empat tahun. Dia tahu narkoba akan menghancurkan kesehatannya, dia pergi ke rumah sakit umum dan pribadi untuk pengobatan, tetapi kecanduannya lebih besar dibanding dirinya setiap kali dia melihat narkoba.

“Mudah untuk pulih dari narkoba secara fisik, tetapi tidaklah mudah untuk pulih secara mental,” kata Kuo. “Di rumah sakit, saya secara sembunyi-sembunyi meletakkan narkoba pada kantong cairan infus. Saya tidak tahu berapa lama saya tertidur, tetapi para perawat tidak dapat membangunkan saya. Dalam tujuh bulan, saya menghabiskan 25 juta NTD tabungan terakhir saya, tetapi saya merasa gembira dan lega.”

Dikirim ke Penjara Empat Kali dalam 10 Tahun
Pada tahun 1993, Kuo pergi ke Taipei untuk bersenang-senang dan membawa delapan bungkus heroin. Polisi menemukan heroin miliknya dan Kuo dihukum tiga tahun penjara. Kuo berkata dia telah siap dipenjara dan berharap ini akan menjadi sebuah peluang untuknya berhenti dari kecanduannya. Pada tahun 1994, pertama kali Kuo memasuki penjara dalam hidupnya, tetapi dia tidak tahu akan menghabiskan 10 tahun di sana. Kuo berkata dia sangat percaya diri, dia akan berhenti dari narkoba setelah masa penjara yang pertama, tetapi dia menyerah pada dirinya setelah kedua dan ketiga kalinya di penjara karena memiliki narkoba.

Pada tanggal 17 April 2003, Kuo mengatur pengambilan heroin dengan seorang bandar narkoba di sebuah tempat peristirahatan jalan tol. Karena sangat ketagihan narkoba, Kuo menyuntik dirinya dengan heroin di dalam mobil dan tertangkap basah oleh polisi setempat. Ini adalah masa penjara terakhir yang benar-benar mengubah hidupnya. Kuo sangat senang ketika dia menceritakan kisah ini. “Takdir telah tiba. Zhuan Falun menyelamatkan saya.”

Zhuan Falun Mengubah Hidup Kuo
Selama masa penjara inilah Kuo menemukan Zhuan Falun.
“Inilah yang paling bikin penasaran. Di sebuah sesi pelajaran, saya melihat ke atas dan segera memerhatikan buku bersampulkan emas di rak buku belakang mimbar. Saya memalingkan kepala ke sini dan ke sana, saya tetap memerhatikan buku itu. Selama tiga hari berturut-turut, saya memerhatikan buku tersebut. Selama istirahat makan siang pada hari keempat, saya akhirnya mengambil buku tersebut dan melihat judulnya, Zhuan Falun. Saya membuka buku tersebut dan memerhatikan sebuah baris, “Fa Budda adalah yang paling mendalam.” Pada awalnya saya berpikir ini adalah sebuah kitab Buddha. Ketika saya bertanya narapidana yang lain buku apakah ini, saya diberitahukan ini adalah sebuah buku Falun Gong.”

Kuo berkata dia mengingatnya seperti baru kemarin saja. Dia mulai belajar Zhuan Falun pada tanggal 2 September 2003. Dia menghabiskan sore hari dari Jumat sampai Minggu dengan membaca Zhuan Falun. Dia terkejut ketika memasuki Ceramah II karena dia merasa seolah-olah dimarahi oleh isi buku tersebut. Setelah selesai baca Zhuan Falun keseluruhan untuk pertama kalinya, Kuo merasa dia seharusnya percaya dengan isi buku tersebut. Selama sembilan hari berturut-turut, Kuo mempelajari Zhuan Falun tiga kali. “Saya secara total berpikiran jernih. Ketika saya sedang belajar Zhuan Falun untuk ketiga kalinya, saya merasa Falun berputar di seluruh tubuh saya. Ketika saya sedang tidur di malam hari, Falun membangunkan saya,” Kuo mengingat kembali.

Malam itu dia bermimpi.
“Saya ingat mimpi tersebut sangat jelas,” ingat Kuo. “Dalam penglihatan, itu persis seperti tarian, ‘Penciptaan,’ yang ditunjukkan oleh Divine Performing Arts yang saya lihat setelah saya keluar dari penjara. Ini adalah apa yang saya mimpikan. Saya merasa itu adalah caranya saya turun dari surga langit. Itu adalah tempat saya berasal. Saya sekarang menderita di sini. Selama sepuluh tahun saya hidup seperti ini. Saya telah terbenam dalam dosa.”

Hari berikutnya Kuo mengingat bahwa, setahun sebelumnya, praktisi Falun Gong telah mendatangi penjara untuk mengajarkan latihan Falun Gong. Dia berhasil memberikan sebuah catatan kepada narapidana yang telah mempelajari latihan untuk menghubungi praktisi-praktisi yang menyebarkan Falun Gong di penjara dan meminta mereka membawa semua buku Falun Gong kepadanya. Seorang praktisi membawakan Kuo tujuh buku Falun Gong. Kata Kuo, “Dalam dua bulan dua hari, saya belajar tujuh buku Falun Gong tujuh kali. Kemudian sipir penjara memberi tahu saya bahwa saya dapat pulang ke rumah untuk liburan.”

Kuo mendapat 12 hari liburan. Dia pulang ke kampung halamannya di mana dia belajar lima gerakan latihan Falun Gong.

Menghafal Zhuan Falun dan Belajar Latihan Gerakan Falun Gong Walaupun Menderita
Setelah 12 hari liburan, Kuo harus pulang ke penjara untuk menyelesaikan masa hukumannya. Kuo memutuskan untuk memulai kembali di dalam penjara di mana tidak ada orang yang mengenalnya. Dia memberi tahu putrinya yang belajar di perguruan tinggi, “Ayah memutuskan untuk belajar Falun Gong. Selama sisa waktu masa tahanan ayah, ayah memiliki tugas penting untuk dikerjakan – menghafal Zhuan Falun.”

Kuo membungkus 24 buku Falun Gong dan memilih untuk menyelesaikan masa tahanannya di Yilan, sebuah kota di timur laut Taiwan.

Di penjara Yilan, ada kelas meditasi pada pagi hari dan sore hari setiap harinya. Kuo mengambil kesempatan ini untuk berlatih meditasi Falun Gong.

“Pada awalnya saya tidak dapat duduk bersila,” ingat Kuo. “Ini membuat banyak penderitaan bagi saya untuk berlatih meditasi. Tetapi saya memutuskan untuk duduk meditasi dalam posisi teratai penuh, bahkan jika menyebabkan patah tulang. Saat itu adalah musim panas. Saya bermandikan keringat. Kaki saya sangat sakit. Saya merasa seolah-olah sesuatu sedang berenang di tubuh saya. Ketika teman narapidana saya melihat saya bergetar dalam penderitaan, mereka mempermainkan saya dan memberi tahu saya untuk menyerah. Saya tahu dengan baik penyebab penderitaan saya adalah bahwa saya memiliki banyak karma dan narkoba telah merusak kesehatan saya.”

Pada hari ke-30, Kuo berhasil duduk bermeditasi selama 30 menit. Dia sangat gembira ketika dia melepaskan kakinya.

“Hari itu saya merasakan sesuatu untuk pertama kalinya. Saya merasa Falun berputar di kaki saya dan saya mendengar suara nyaring Falun yang berputar. Saya merasa Falun meninggalkan tubuh saya dari ujung jari kaki dan kembali ke Dantian saya.”

Menyebarkan Fa di penjara
Mulai saat itu, Kuo Ching-Feng dipulihkan secara mental dari narkoba. Dia mengatasi kecanduan narkobanya dan mulai berlatih Falun Gong dengan ketenangan. Tubuhnya, yang telah terpengaruh oleh narkoba, berulang kali dibersihkan oleh Falun Gong. Kuo menjadi bertambah semangat dan segar. Dia mengatakan kepada teman narapidananya bahwa dia sepenuhnya telah berhenti dari narkoba.

“Bahkan jika saya hidup sampai umur 100 tahun, saya tidak akan pernah dihukum penjara lagi. Tetapi setiap orang mencemooh dan memberi tahu saya tidaklah akan mungkin mengatasi kecanduan narkoba, mereka akan melihat saya di penjara lagi dalam waktu dekat.”

Kuo mulai menceritakan manfaat belajar Falun Gong dengan teman-teman yang ada di penjara.

Kata Kuo, “Ada seorang narapidana yang telah dipenjara lebih dari satu dekade. Saya memberitahunya, “Kenapa kamu tidak membaca Zhuan Falun? Saya akan mengajari kamu latihan Falun Gong. Cobalah berlatih Falun Gong selama enam bulan.”

Enam bulan kemudian, narapidana itu meminta untuk membeli semua buku Falun Gong yang ada.

Narapidana yang lain telah berlatih Tai Chi selama satu dekade. Orang tersebut menempati tempat tidur di atas Kuo dan melihat Kuo membaca Zhuan Falun setiap hari. Setelah mendengar cerita-cerita ajaib Falun Gong, orang tersebut mengungkapkan ketertarikkannya membaca buku tersebut.

Kata Kuo, “Saya menanyakan apa yang dia rasakan ketika berlatih Tai Chi. Dia mengatakan bisa merasakan kumpulan besar Qi. Saya memberitahunya bahwa Tai Chi adalah sebuah bentuk Qigong, tetapi dia hanyalah memiliki Qi dan tidak memiliki Gong apapun setelah mempelajari Tai Chi selama sepuluh tahun. Saya menjelaskan kepadanya bahwa Guru mengajari kami bahwa Gong asli berasal dari kultivasi hati seseorang dan tidak akan berasal dari latihan gerakan fisik. Saya memberitahunya bahwa dia tidak memiliki Fa untuk membimbingnya dan dia tidak akan merasakan Qi apapun ketika dia memiliki Gong.”

Kuo Ching-Feng dan orang tersebut bergantian mempelajari ke-24 buku Falun Gong. Setiap pagi dan sore mereka bersama-sama berlatih lima gerakan Falun Gong. Pada bulan kedelapan masa tahanannya, Kuo telah selesai mempelajari buku-buku ini untuk kedelapan kali.

Kata Kuo, ”Dia memberi tahu saya bahwa mempelajari Tai Chi selama 20 tahun tidaklah sebanding dengan mempelajari Falun Gong selama delapan bulan. Dia telah memakai narkoba sejak umur 19 tahun dan menghabiskan hampir 30 tahun di penjara. Saya bertanya kepadanya apakah dia akan memakai narkoba lagi ketika dibebaskan. Dia berkata tidak mungkin baginya untuk menyentuh narkoba lagi. Dia benar. Ketika hati kamu berubah, kamu tidak akan pernah menyentuh narkoba lagi.”

Ketika Kuo menyelesaikan masa tahanannya, teman sel-nya meminjam buku-buku Falun Gongnya. Kuo memberi tahu mereka untuk menyimpannya dalam kondisi yang baik. “Ketika kamu dibebaskan, buku-buku ini harus diberikan kepada narapidana selanjutnya. Kamu harus meneruskan kepada orang lain.”

Memperoleh Manfaat dari Falun Gong Secara Fisik dan Spiritual, Kuo Mengajak Orang-orang yang Telah Ditakdirkan Belajar Falun Gong.

Karena perubahan Kuo, keluarga dan orang-orang sekitarnya mulai berubah juga.
“Saya tidak perlu beriklan untuk Falun Gong, tetapi polisi desa, pejabat terpilih setempat, dan setiap orang yang mengenal saya tahu bahwa Falun Gong adalah luar biasa karena mereka telah menyaksikan perubahan saya. Saya bertemu seorang warga desa kemarin. Saya memberinya buku Zhuan Falun dan memberitahu dia harus membacanya. Saya menawarkan diri untuk mengajarinya latihan Falun Gong apabila dia merasa buku tersebut adalah baik. Dia memberi tahu saya, dia tahu ini pasti, sebuah buku yang bagus karena dia melihat apa yang buku ini lakukan terhadap saya. Dia berjanji untuk membaca buku itu.”

Kakak perempuan Kuo berumur 60 tahun dan telah belajar Falun Gong selama lebih dari dua tahun.

“Kakak saya berlatih Falun Gong pada pagi hari dan sore hari. Dia tidak pernah menerima pendidikan apapun, jadi dia tidak dapat membaca. Dia telah memiliki Zhuan Falun hampir tiga tahun, tetapi dia masih tidak dapat membacanya. Sekarang dia mengikuti sekolah malam untuk belajar membaca. Dia menolak untuk menerima kenyataan bahwa dia tidak dapat membaca Zhuan Falun. Dia memberi tahu saya bahwa dia memutuskan belajar Falun Gong setelah menyaksikan perubahan-perubahan dalam diri saya.”

Kuo Ching-Feng menghabiskan paruh awal hidupnya dalam keadaan tersesat. Ketika dia memasuki penjara untuk pertama kalinya pada tahun 1994, putrinya baru di kelas tiga sekolah dasar dan putranya di kelas satu. Ketika dia dibebaskan dari penjara pada tahun 2004, adalah waktu yang bertepatan untuk menghadiri upacara wisuda putrinya. Putranya masih di kelas dua sekolah menengah. Melihat kembali hidupnya sebelum bertemu Falun Gong, Kuo Ching-Feng memiliki banyak penyesalan. Dia berterima kasih sekali kepada Falun Gong yang memberinya sebuah kehidupan baru.

Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2008/6/7/179857.html
English: http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2008/6/20/98302.html