Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Kilas Balik Perjalanan Kultivasi Saya

16 Nov. 2009 |   Oleh: Juexin, praktisi dari China


(Minghui.org) Masih teringat dengan jelas pada suatu hari di bulan Februari 1999, seakan baru kemarin, ketika untuk pertama kalinya saya membaca buku Zhuan Falun yang sangat berharga. Saat selesai membaca, dengan air mata mengalir di wajah, saya berjanji di depan foto Guru bahwa saya akan mengikuti Beliau untuk selamanya.

1. Mulai Berkultivasi

Sebelum berkultivasi, saya menderita setengah lumpuh. Ayahanda meninggal dunia ketika saya berumur setahun. Ibu dan kakak perempuan saya pergi bekerja di ladang, dan adik perempuan termuda merawat saya di rumah. Tanpa sengaja dia menjatuhkan saya dan tulang selangka saya patah. Seminggu kemudian, foto sinar X tidak hanya mengungkapkan patah tulang selangka namun juga beberapa cedera pada tulang rusuk dan tendon. Juga ada kelainan di jantung, perut, dan paru-paru. Keluarga saya terlalu miskin untuk membayar tagihan medis, dan ibu masih terpukul atas kematian ayah sehingga tidak mencurahkan banyak perhatian kepada saya. Dengan organ-organ yang rusak dan patah tulang, kelangsungan hidup saya adalah suatu keajaiban. Namun, saya sangat lemah dan tidak dapat melakukan pekerjaan fisik yang berat.

Saya (wanita) menikah pada tahun 1995 saat berumur 24 tahun. Meskipun dari keluarga miskin, orangtua suami saya telah memanjakannya dan dia tidak suka bekerja. Dia  banyak minum minuman keras juga. Karena saya sulit bekerja, keluarga kami serba kekurangan. Ketika pulang dalam keadaan mabuk, dia seringkali mencari alasan untuk bertengkar dengan saya. Dalam dua tahun pernikahan, saya mendapat beberapa penyakit lain: miokarditis, angina (tongsilitis), radang lambung, bisul, sembelit, trachitis, dan lain-lain. Yang paling parah adalah angina, dan saya seringkali bergulingan kesakitan di tempat tidur di tengah malam. Saya menderita detak jantung yang lambat dan gagal jantung. Hari-hari itu seperti hidup di dalam neraka.

Ketika putri anak berumur tiga tahun pada tahun 1998, saya mengalami kesulitan untuk memasak dan mengurusnya. Saya tidak bisa menggendongnya. Pada dasarnya suami mengabaikan saya. Tinggi badan saya 163 cm dan berat hanya 45 kg, tidak punya uang untuk membeli obat. Suatu waktu seorang tetangga yang baik merasa kasihan pada saya dan memberi sebotol pil untuk membantu saya mengatasi penyakit jantung.

Untunglah, saya diperkenalkan Fa pada bulan Februari 1999. Tahun Baru baru saja berlalu, dan atas saran dari tetangga, saya mendengar ceramah Guru di Dalian untuk pertama kalinya. Semakin mendengarkan, saya semakin “tenggelam” di dalamnya. Pada akhir ceramah pertama saya berujar, "Satu ceramah bahkan melebihi pelajaran selama sepuluh tahun!" Tidak ada kata-kata yang dapat mengungkapkan perasaan yang luar biasa di dalam hati saya seperti sebuah jendela yang baru saja dibuka. Tetangga saya berkata, "Kelihatannya Anda ditakdirkan untuk mendapatkan Fa. Mengapa Anda tidak membeli buku yang ditulis oleh Guru dan kita dapat berkultivasi bersama. Penyakit Anda akan sembuh juga." Saya menundukkan kepala, "Saya tidak punya uang untuk membeli buku." Praktisi yang baik hati ini mengeluarkan sebuah buku Zhuan Falun dan berkata, "Kamu dapat memilikinya."

Saya begitu gembira sehingga tidak bisa berkata-kata. Kemudian, saya mendapat semua buku dan ceramah-ceramah Guru dari praktisi lainnya. Saya benar-benar ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepada semua praktisi yang telah membantu saya.

Karena anak saya sangat ribut sepanjang siang hari, saya membutuhkan waktu tiga malam untuk selesai membaca Zhuan Falun untuk pertama kalinya. Buku itu menarik saya seperti magnet dan mengubah pandangan saya terhadap dunia. Saya menemukan semua jawaban teka-teki kehidupan di dalam buku yang menakjubkan ini. Saya mengucapkan selamat kepada diri sendiri karena begitu beruntung mendapatkan buku ini, menjadi seorang praktisi, dan menemukan tujuan hidup!

Cukup menarik, segera setelah membaca Zhuan Falun, tenggorokan saya tergelitik dan  saya tidak bisa berhenti batuk. Sembelit timbul kembali, namun dalam tiga hari, kedua kondisi tersebut benar-benar lenyap. Pemurnian tubuh datang agak intensif. Rehabilitasi orang cacat seperti saya yang mengalami kesulitan bahkan untuk memasak hanya membutuhkan waktu dua minggu. Dua minggu kemudian saya dapat pergi ke tempat latihan dan membawa bayi saya saat mengunjungi tetangga. Dalam waktu tiga bulan, berat badan saya naik hingga 55 kg dan kulit saya menjadi cerah juga.

Yang paling ajaib dari semuanya adalah sebelum saya menyadarinya, sepuluh atau lebih penyakit saya lenyap dalam waktu singkat. Saya merasa bertenaga, seolah-olah saya dapat membongkar muatan kereta barang bersama para pria. Saya tidak mempercayainya. Tubuh begitu ringan, dan kebahagiaan saya tak terlukiskan.

Guru Agung telah membersihkan saya yang penuh karma sehingga begitu murni; Beliau menarik saya kembali dari ambang kematian. Menjadi seorang murid Dafa pada periode Pelurusan Fa, menganugerahkan sebuah misi besar, saya tidak punya alasan untuk tidak berkultivasi dengan gigih. Sekali lagi saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Guru atas belas kasih  penyelamatannya.

2. Ujian dari Keluarga

Saya adalah orang yang berterus terang dan keras kepala. Pada awal berlatih, suami saya menyaksikan keajaiban penyembuhan penyakit saya dan mendukung latihan saya. Kemudian, saat penganiayaan dimulai, suami percaya pada desas-desus di media dan menekan saya.

Pada tanggal 20 Juli 1999, saya dan seorang rekan praktisi pergi ke balai kota untuk mengajukan petisi agar diperbolehkan berlatih dan kemudian kami ditahan. Suami saya menandatangani semacam surat "jaminan" dan membawa saya pulang, dan sejak itu menolak untuk membiarkan saya membaca buku ataupun berlatih.

Karena bekerja di siang hari, saya harus membaca diam-diam di malam hari. Suami saya biasanya pulang ke rumah setelah tengah malam dalam keadaan mabuk. Kalau dia melihat saya membaca, dia akan menyumpahi atau memukul saya. Saya tidak tahu bagaimana harus menghentikannya dengan pikiran lurus, sehingga makian dan hinaan menjadi hal yang biasa.

Sikap suami saya tidak pernah mempengaruhi tekad saya untuk berkultivasi. Walaupun  susah payah menjelaskan dan mengklarifikasi, dia tidak mau mendengarkan. Dia terus mengulangi satu kalimat: "Selama pemerintah melarang, kamu tidak boleh berlatih." Tidak peduli seberapa buruk perlakuan suami, saya hidup dengan satu prinsip: "Ini adalah Dafa yang memberi saya kesempatan kedua untuk hidup, dan hidup saya eksis demi Dafa."

Saya teringat pada suatu pagi, pukul 01.00 pada tahun 2001. Suami saya pulang dalam keadaan mabuk. Begitu melangkah masuk, dia menyeret saya. Ketika dia menatap saya dengan mata merah, ia menuntut, "Katakan, apakah kamu masih mau membaca buku Falun Gong di masa depan? Jawab saya, atau saya akan menusukmu sampai mati." Dia kemudian mengeluarkan sebuah pisau tajam setengah kaki panjangnya. Saya terlalu takut untuk berkata apa-apa. Mendengar saya tidak menjawab, dia berkata lagi, "Jawab! Apakah kamu masih mau membacanya?" Saya tidak berani berbicara dan mulai menangis. Yang dapat saya lakukan hanyalah mencoba untuk menjauhkan pisau itu, takut dia akan menikam saya setiap saat. Keadaan ini berlangsung selama sekitar satu menit; keringat dan air mata bercucuran di wajah. Entah bagaimana, dengan tanpa alasan, suami saya tiba-tiba menjatuhkan pisau dan jatuh tertidur. Saat memandangnya tertidur lelap, saya menangis, merasa sangat kasihan padanya.

Hal-hal seperti itu terjadi beberapa kali. Begitu dia pulang mabuk dan mengejar saya dengan tongkat besar, dan saya terpaksa menginap di rumah seorang rekan praktisi. Di lain waktu, saat dia bangun di pagi hari dan menemukan saya membaca di dapur, dia melompat dan menyerang muka saya. Seiring kemajuan proses Pelurusan Fa, dimana semakin banyak unsur-unsur jahat dimusnahkan, sifat jahatnya sebagian besar tertahan. Tersentuh oleh kesungguhan dan keteguhan hati saya dalam belajar Fa, dia tidak lagi keberatan dengan latihan saya.

3. Membuktikan Kebenaran Fa dan Menjelaskan Fakta Kebenaran kepada Masyarakat

Seorang koordinator di daerah saya tertangkap pada bulan Agustus 2003, dan untuk sementara waktu saya mengambil alih pekerjaannya, menyisakan sedikit waktu untuk belajar Fa dan latihan.

Disamping bekerja, saya perlu mengurus keluarga dan membagikan brosur di malam hari. Setelah bekerja, jika orang lain memerlukan 30 menit dalam perjalanan, saya hanya memerlukan setengahnya. Saya hanya tidak ingin membuang-buang waktu di jalan. Rasanya seperti berlari mengejar waktu. Pada saat selesai membagikan brosur, biasanya sudah larut malam. Suami saya sudah tertidur lelap. Saya akan menggunakan waktu ini untuk belajar Fa. Saya bangun sebelum hari terang.

Waktu saya terbagi antara pekerjaan dan pekerjaan Dafa, dan pada kenyataannya saya mengabaikan keluarga. Mertua dan suami merasa tidak senang karena hanya sedikit waktu untuk mereka. Waktu itu, saya pikir bahwa saya benar dan keluarga saya tak punya hak untuk ikut campur. Tidak mencari ke dalam membuat saya membayar mahal. Saya ditangkap pada tahun 2005 dan membuat diri saya "diubah." Itu adalah saat yang tercela di dalam sejarah saya. Guru mengatakan kepada kita, "Sudah jatuh janganlah menelungkup saja, cepatlah bangkit." ("Ceramah Fa dan Penguraian Fa pada Konferensi Fa di Amerika Barat Saat  Hari Yuan Siao Tahun 2003")

Menurut pendapat saya, bagi seorang kultivator, memiliki keterikatan bukanlah hal yang paling buruk; yang buruk adalah menyembunyikan keterikatan, tidak ingin menyingkirkannya. Sejak saat itu saya bertindak sesuai dengan standar seorang kultivator dan menolak bekerja sama dengan penjaga penjara. Akhirnya, saya keluar dari penjara pada bulan Juni 2007.

Semua pengalaman masa lalu dapat disimpulkan menjadi satu hal, yaitu seorang praktisi Dafa harus belajar Fa dan belajar dengan baik. Hanya dengan pikiran lurus dan perbuatan lurus, seseorang dapat melangkah dengan ketat dalam Pelurusan Fa Guru dan layak diselamatkan oleh Guru yang belas kasih.

Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2009/8/29/207368.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2009/10/16/111632.html