(Minghui.org) Pada 16 Agustus 2009, Konferensi Berbagi Pengalaman Kultivasi Falun Dafa Jawa Tengah yang pertama sukses diselenggarakan di Kota Yogyakarta.

Sekitar 500 praktisi dari berbagai penjuru Indonesia, dari pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali serta rekan-rekan praktisi dari Singapura, Malaysia dan Taiwan menghadiri konferensi ini untuk saling berbagi pengalaman kultivasi dimana sebanyak 13 praktisi Falun Dafa menyampaikan pengalamannya.
 

Ruang konferensi





Praktisi sedang membacakan pengalamannya

Artikel praktisi tuan rumah, Yogyakarta membuka konferensi tersebut, antara lain membahas aspek Xiu Kou (mengultivasi pembicaraan). Disusul dengan artikel dari praktisi Batam yang menceritakan manfaat kesehatan Falun Dafa bagi diri sendiri dan keluarganya, serta pengalaman mengklarifikasi fakta melalui media serta menyebarkan ‘Sembilan Komentar’ kepada orang-orang Tionghoa asal Tiongkok yang berada di Batam.

Dua artikel dari praktisi Malaysia juga dibacakan pada kesempatan tersebut. Yang pertama menceritakan pengalaman mengklarifikasi fakta di lokasi wisata di Malaysia yang banyak dikunjungi oleh turis-turis Tiongkok, sedangkan praktisi Malaysia lainnya menekankan bagaimana melepaskan berbagai keterikatan hati secara sungguh-sungguh. Sementara seorang dokter asal Jakarta membahas aspek yang menurut pengamatannya tengah melanda beberapa rekan praktisi termasuk dirinya, yaitu: mengendur disaat lingkungan semakin membaik.

Seorang praktisi Bali menceritakan pengalamannya dalam membantu promosi pertunjukan Shen Yun di Bali dan bagaimana dirinya memanfaatkan waktu saat gagalnya sebuah kegiatan dengan hal-hal baru di bidang media, hal mana telah menambah wawasannya.

Artikel terakhir dari seorang praktisi Jakarta menekankan aspek peningkatan Xinxing selama mengalami konflik serta bagaimana memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk berkultivasi.


Murid-murid Sekolah Minghui Jakarta dan Surabaya melafalkan Lun Yu (Kata Ulasan buku Zhuan Falun) dalam bahasa Mandarin


Murid-murid Sekolah Minghui Bali mempersembahkan sebuah tarian

Pada kesempatan yang sama, siswa-siswi Sekolah Minghui asal Jakarta dan Surabaya, secara bersama-sama melafal Lunyu (Kata Ulasan di buku Zhuan Falun) dalam bahasa Mandarin. Sementara para praktisi muda asal Bali membawakan sebuah tarian bidadari yang mengiringi sebuah payung berlambang Falun. Kedua acara tersebut mendapat tepuk tangan meriah dari para peserta.

Secara keseluruhan Konferensi Berbagi Pengalaman Kultivasi Falun Dafa Jawa Tengah tersebut berjalan dengan lancar dan khidmat. Dalam kalimat penutupnya, panitia berharap kita, para praktisi Dafa dapat saling belajar satu sama lain, bergegas melepaskan keterikatan hati, meningkat sebagai satu kesatuan tubuh agar dapat menyelamatkan makhluk hidup secara lebih baik dan efektif.