Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Bali: Marching Band Dunia Surga Meriahkan Parade Kuta Karnival 2009

30 Sep. 2009

(Minghui.org) Untuk pertama kalinya, Marching Band Dunia Surga tampil pada Parade Kuta Karnival VII, 27 September 2009. Dentuman drum dan indahnya irama yang dimainkan oleh barisan musik yang berkostum biru-putih ini berhasil menarik perhatian penonton. Alunan lagu silih berganti dimainkan oleh marching band ini, di antaranya lagu “Falun Dafa Hao”, “Song Bao” dan “Fa Zheng Qian Kun.”

Namun demikian, barisan Falun Dafa sempat mendapat rintangan dari aparat keamanan untuk berpartisipasi pada Parade Kuta Karnival 2009 ini. Mereka tidak bisa memberikan alasan yang jelas atas pelarangan ini dan sama sekali tidak berdasar. Padahal Falun Dafa telah mendapat undangan resmi dari panitia Kuta Karnival. Sejak tahun 2002, Falun Dafa telah berpartisipasi di Kuta Karnival tanpa ada masalah, kecuali tahun lalu dimana Kedutaan Besar China mengintervensi kegiatan ini untuk membatalkan keikusertaan Falun Dafa, padahal Falun Dafa juga telah menerima undangan resmi. Ketua Panitia Parade Kuta Karnival, Morgan Made Suartha terpaksa turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini, dan akhirnya Falun Dafa tetap ikut dalam parade ini.




Marching Band Dunia Surga


Kendaraan hias praktisi


Tarian kipas


Genderang Pinggang

Penonton yang tadinya duduk-duduk di depan pertokoan di sepanjang rute, secara spontan berdiri dan ingin melihat lebih dekat. “Wah, ada marching band bagus! Oo, Falun Dafa...” teriak seorang gadis kecil yang menyeruak di sela-sela penonton lainnya. Kata-katanya menandakan bahwa ia telah menyaksikan penampilan Falun Dafa di Parade Kuta Karnival sebelumnya, namun kini lebih megah dengan hadirnya Marching Band Dunia Surga.

Di belakang barisan marching band itu, menyusul sebuah mobil berhiaskan lotus besar dengan beberapa praktisi memperagakan lima perangkat metode Gong. Disusul kemudian Tarian Nacha, Tari Kipas, dan Barisan Genderang Pinggang yang dimainkan oleh para praktisi membentuk barisan yang panjang. Beberapa praktisi membagikan cenderamata berupa bunga lotus kertas dengan kartu yang bertuliskan pengenalan tentang Falun Dafa dan Sejati-Baik-Sabar.

Parade Kuta Karnival kali ini menempuh jarak kurang lebih 3 kilometer, dimulai dari Jalan Pantai Kuta depan Hotel Grand Istana Rama, menyusuri Jalan Melasti, Jalan Legian, melintasi Monumen Bom Bali (Ground Zero), Jalan Raya Pantai dan mencapai finish di Pintu Gerbang (Gate) Pantai Kuta dan masuk ke pantai. Parade dimulai pada pukul 14.30 dan berakhir pada pukul 18.00 Wita.

Intervensi Kedubes China

Menjelang dimulainya Parade tersebut, beberapa petugas Polisi dari Polsek Kuta dan Poltabes Denpasar mencoba menghalangi barisan Falun Dafa untuk tidak berpartisipasi lagi pada Kuta Karnival kali ini. Mula-mula mereka melarang barisan Marching Band Dunia Surga dan praktisi lainnya memakai baju yang bertuliskan Falun Dafa Hao atau Sejati-Baik-Sabar dengan berbagai alasan. Kemudian mereka menjelaskan bahwa ada perintah dari atasan mereka untuk melarang keikutsertaan Falun Dafa dalam Parade Kuta Karnival tersebut. Mereka bahkan sempat mengancam akan menangkap dan mengangkut praktisi jika tetap ingin berpartisipasi.

Penanggung jawab Barisan Falun Dafa, Putu Sudarma diminta oleh Kapolsek Kuta dan Kasat Samapta Poltabes Denpasar untuk tidak memberangkatkan barisan Falun Dafa dengan alasan yang tidak jelas. Putu Sudarma mengatakan, “Mereka tidak mau menjelaskan dasar hukumnya. Padahal kita sudah diundang secara resmi dan sudah beberapa kali mengikuti Kuta Karnival ini.” Ini adalah mengulang kejadian tahun lalu, dimana keikutsertaan Falun Dafa dibatalkan karena adanya intervensi dari Kedutaan Besar China. Pada waktu itu, di Bali sedang diselenggarakan ABG – Asian Beach Games, dimana negara China juga ikut pertandingan olahraga pantai tersebut. Mungkin takut para atlit dan stafnya melihat Falun Dafa begitu bebas di negara lain, khususnya di Indonesia, maka hal itu akan mencoreng muka pemerintahan China karena telah membuka kedok kebohongan dan fitnahan mereka selama ini terhadap Falun Dafa. Inilah yang paling ditakuti oleh rejim Komunis, takut kelicikan mereka tersingkap sehingga selalu mengintervensi kegiatan Falun Dafa di negara-negara lain dengan melalui saluran diplomatik maupun atas nama kepentingan hubungan bilateral dan ekonomi.

Ketua Panitia Parade Kuta Karnival, Morgan Made Suartha terpaksa turun tangan untuk membantu negosiasi antara pihak Polisi dan Putu Sudarma. Morgan secara tegas menghimbau agar parade kali ini tidak tercoreng gara-gara kesalahpahaman ini. Ia menjelaskan kepada polisi bahwa Falun Dafa sudah sering ikut event ini dan tidak ada masalah. “Jika ada apa-apa dengan peserta parade, diri saya taruhannya,” jelas Morgan. Polisi akhirnya membuka jalan meski mengajukan syarat agar beberapa spanduk bertulisan besar tidak diikutkan dalam barisan.