Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Ding Zhenfang Ditahan di Penjara Provinsi Liaoning, Dianiaya Hingga Kurus Kering

1 Okt. 2010 |   Oleh: koresponden Clearwisdom dari Provinsi Liaoning


(Minghui.org) Ding Zhenfang, seorang praktisi Falun Gong dari Kota Dalian, Provinsi Liaoning, dikeluarkan dari penjara dengan usungan pada 2 Agustus 2010, ketika anggota keluarganya menjenguk untuk kedua kalinya. Dia kehilangan banyak berat badan akibat penyiksaan kejam di penjara. Dia sekarang tampak seperti tulang tengkorak, berbicara terbata-bata, dan sangat lemah.

Dalam umur 60 tahun, Ding dijatuhi hukuman delapan tahun penjara pada Juli 2008 dan dikurung di Penjara Wanita Ruang Ke-9 Provinsi Liaoning. Untuk memaksa melepas keyakinannya, petugas penjara memasukkan dia ke dalam sel kurungan yang kecil dan menggunakan segala macam cara yang kejam untuk menyiksanya. Dia mulai melancarkan mogok makan yang membuat petugas penjara meningkatkan penganiayaan terhadap Ding, hampir membunuhnya. Dia berada diambang kematian.

Ding mulai berlatih Falun Gong pada 1996. Dalam dua minggu, semua masalah kesehatannya, termasuk sakit perut, hernia piringan tulang belakang dan sakit gigi, lenyap. Dia memutuskan untuk berasimilasi dengan prinsip-prinsip Falun Gong, Sejati-Baik-Sabar dan menjadi orang yang baik dan beradab.

Dikurung, diikat dengan gelang logam dan dipenjara

Pada Juli 1999, rezim Partai Komunis melancarkan penganiayaan kejam terhadap Falun Gong. Ding Zhengfang dan suaminya ditangkap dan ditahan di Pusat Penahanan Kota Dalian pada bulan November. Pada saat itu, kepala pusat penahanan Wang, mengikatnya dengan menggunakan gelang logam ke tanah sebanyak dua kali. Pertama kali selama 10 hari dan kedua kali selama 40 hari. Dia tidak dapat mengangkat kepala ataupun membungkuk dengan punggung lurus. Tangan dan kakinya diikat. Meskipun terluka, Wang tetap memerintahkan para napi untuk memukulnya.

Dua tahun kemudian, pada September 2001, Ding secara ilegal ditahan selama tiga tahun dan dibawa ke Penjara Wanita Kota Shenyang, dimana dia dipenjara selama 15 bulan.

Ditahan di Pusat Penahanan Dalian, Dianiaya dengan Cara Tubuh Direnggangkan pada tahun 2003

Pada Juli 2003, para agen Kantor Polisi Jalan Shidaojie tiba di rumahnya, menggeledah, dan menangkapnya. Ayahnya sangat terkejut dan takut sehingga jatuh sakit dan terbaring di tempat tidur, dan meninggal dua tahun kemudian.

Saat di Pusat Penahanan Yaojia, Ding mengatakan pada petugas, “Falun Dafa Hao (baik).” Namun mereka secara brutal menyerangnya. Mereka lalu memborgol dan membelenggunya, serta menyeretnya ke dalam sel ketiga Bangsal Ke-7. Tangan dan kakinya direnggangkan dan diikat ke tempat tidur dalam posisi dianiaya. “Ranjang Peregang” adalah sebuah cara penganiayaan yang sangat kejam.

Peragaan Penganiayaan: Ranjang Peregang

Untuk memprotes pemenjaraan dirinya, Ding mulai melancarkan mogok makan. Sipir Su Ying, dokter Wang Ying dan seorang bernama Jia Ling secara kejam memukul dan memaksanya makan setiap hari. Ding hampir meninggal akibat penganiayaan kejam selama 59 hari. Pejabat pusat memberitahu keluarganya untuk datang dan membawanya pulang. Dia sangat kurus sampai anggota keluarga tidak mengenalinya.

Dianiaya di Pusat Penahanan pada tahun 2004

Ding dipenjara di Pusat Penahanan Yaojia selama empat hari dimulai dari tanggal 18 Agustus 2004. Lebih dari delapan sipir dan dokter penjara Su Ying, Wang Ying dan Jia Ling menganiaya dirinya selama 24 jam sehari. Setelah itu dia dikirim ke Pusat Penahanan Dalian.

Saat di sana, sipir berusaha untuk memaksanya melepaskan keyakinannya dengan menggunakan metode-metode penganiayaan yang kejam. Sipir memaksa dia berdiri di sisi kurungan logam selama lima hari dan setelah itu menempatkannya di “Ranjang Peregang.” Mereka mengikat lengan dan kakinya pada kerangka ranjang logam dan membungkus tangan dan kakinya. Mereka menempatkan tiga papan kayu di bawah tubuhnya dan sebuah topi tebal yang berat di kepalanya. Mereka menyumpal mulut dan hidungnya dengan plester, membolongi dua lubang untuknya bernapas, dan membuat sebuah lubang untuk memberi makan dengan paksa. Mereka memaksanya makan sisa makanan, air bawang putih yang kental, air seni, dan bahkan laba-laba hidup, Napi Wang Chong, dihukum karena melakukan penipuan, meletakkan dua lusin kutu hidup di tubuhnya dan pada saat yang bersamaan menusuk peniti ke dalam kakinya. Masih tidak puas, para sipir memasukkan pipa baja yang sudah rusak ke dalam mulutnya, dan (setelah plester dibuka) membuka mulutnya dengan sumpit untuk memaksanya makan. Mulut dan lidah Ding menderita luka parah. Namun, para pelaku kejahatan itu tetap menuang air kotor padanya. Tidak ada bagian dari tubuh Ding yang tidak terluka. Ketika Wang Chong pergi, Lu Qing mengantikannya. Lu Qing dan seseorang bernama Zhang menusuk dengan tusuk gigi dan peniti ke jari kakinya. Ketika Ding hampir meninggal, dua pelaku kejahatan menguncinya di dalam kurungan besi dan memaksanya berdiri.

Peragaan Penganiayaan: Korban dibungkus dengan plastik

Ketika Ding berada di Kelompok Pengawasan Ketat Nomor 1, para sipir dan napi membungkus seluruh tubuhnya, termasuk kepala, di dalam lembaran plastik beberapa kali, meninggalkan hanya dua celah untuk bernapas. Mereka lalu membawanya ke dalam kurungan besi dan mengikatnya. Lalu, mereka mendorong dua buah kayu sepanjang satu inci di antara kaki dan bingkai. Dalam semalam kaki Ding membengkak sangat parah. Penganiayaan ini bahkan lebih kejam dari Bangku Harimun.

Ding berkata, keyakinannya yang teguh memberinya kekuatan untuk lolos dari sarang kejahatan.

Penganiayaan di Kamp Kerja Paksa Masanjia dari 29 Oktober 2004 sampai 29 Mei 2005

Kebebasan Ding dirampas dari 29 Oktober 2004 sampai 29 Mei 2005, di Kamp Kerja Paksa Masanjia. Dia dikunci dalam sel terpencil tiga kali selama 35 hari. Pertama kali dia diborgol dan diikat di kursi besi selama 16 hari. Kedua, setelah diikat ke kursi besi selama 10 hari, dia muntah darah. Dokter penjara tetap memaksanya makan. Dia lalu dikirim ke rumah sakit. Dokter rumah sakit meminta dokter penjara untuk tidak memaksanya makan, namun dokter penjara dan para sipir tetap memaksanya makan. Ketiga kalinya dia dikurung di dalam sel isolasi selama sembilan hari.

Ding dianiaya begitu parah hingga dia tidak lagi dapat berbicara, dan lidahnya membengkak cukup besar. Kemudian seorang dokter penjara mendiagnosa stroke dan batu kandung kemih, dia berada diambang kematian. Para petugas Masanjia memberitahu keluarganya untuk membawanya pulang di hari yang sama dengan hasil diagnosa tersebut, karena mereka tidak ingin bertanggung jawab atas kematiannya. Keluarga hampir tidak mengenalinya.

Ditangkap untuk Keempat Kalinya dan Dijatuhi Hukuman Delapan Tahun Penjara

Ding ditangkap untuk keempat kalinya pada tengah hari, 16 Agustus 2007. Yang terlibat dalam penangkapannya adalah para agen dari Kantor Polisi Kuiying di Distrik Zhongshan. Dia segera dipindahkan ke Pusat Penahanan Yaojia dan ditahan selama 11 bulan. Dia dijatuhi hukuman delapan tahun penjara pada Juli 2008 dan dipenjara di Penjara Wanita ke-9 Provinsi Liaoning.

Petugas penjara berusaha memaksanya “berubah” dengan menguncinya di dalam kurungan isolasi dan menggunakan berbagai macam penganiayaan kejam. Ding mulai menderita masalah jantung, tekanan darah tinggi dan gejala stroke.

Ketika anggota keluarga Ding mengunjunginya di suatu sore pada September 2008, petugas penjara membuat berbagai alasan untuk mencegah mereka menemuinya. Keluarga akhirnya melihat dia dua tahun kemudian, pada Agustus 2010, namun dia dianiaya sangat parah hingga terlihat seperti tengkorak dan hampir meninggal.

Keluarganya berharap para praktisi Falun Gong dan orang-orang di seluruh dunia untuk membantu menyelamatkan Ding dan meminta pejabat penjara untuk membebaskannya tanpa syarat.

Chinese: http://www.minghui.org/mh/articles/2010/8/16/228391.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2010/9/6/119849.html