Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Praktisi Falun Gong di Vancouver Memenangkan Perkara Hukum Atas Lokasi Protes Mereka

21 Nov. 2010 |   Oleh: Wang Mei, koresponden Clearwisdom di Vancouver


(Minghui.org) Pada 19 Oktober 2010, Pengadilan Banding British Columbia menggugurkan peraturan pemerintah kota yang melarang para praktisi Falun Gong memasang papan plakat protes dalam ukuran besar dan gubuk biru yang mereka bangun di depan Konsulat China di Vancouver, serta memutuskan bahwa peraturan itu adalah inkonstitusional dan bertentangan dengan kebebasan berbicara para praktisi yang dijamin oleh Konstitusi Kanada.

Hakim Pengadilan Banding British Columbia. Carol Huddart mengumumkan bahwa semua dari ketiga hakim telah mencapai kata sepakat bahwa itu merupakan kesalahan bagi Mahkamah Pengadilan (yang lebih rendah) yang meminta para praktisi Falun Gong untuk memindahkan simbol-simbol protes mereka di depan Konsulat China. Aksi protes para praktisi Falun Gong dengan plakat besar dan sebuah gubuk kecil dilindungi oleh Konstitusi Kanada, yang menjamin kebebasan berbicara para praktisi. Peraturan kota yang melarang para praktisi mengekspresikan pendapat mereka dalam bentuk semacam itu, adalah inskonstitusional.


Para praktisi Falun Dafa di Vancouver melakukan aksi protes secara damai di depan Konsulat China siang dan malam, saat hujan atau panas






Sejak 2001, para praktisi Falun Gong di Vancouver telah melakukan aksi protes menentang penganiayaan brutal yang dilakukan rezim komunis secara tanpa terputus, siang dan malam di depan Konsulat China. Pada tahun 2006, atas tekanan rezim penguasa China, wali kota Sam Sullivan kemudian mengusulkan kepada Mahkamah Pengadilan British Columbia untuk mengeluarkan teguran resmi yang meminta pemindahan plakat protes besar dan gubuk biru di luar konsulat tersebut menggunakan peraturan tranportasi kota. Para praktisi Vancouver mengajukan banding atas keputusan tersebut. Pada Januari 2009, Mahkamah Pengadilan B.C., membuat keputusan agar praktisi membongkar gubuk biru dan plakat mereka, sehingga para praktisi mengajukan banding ke Pengadilan Tingkat Banding B.C. Pada 19 Oktober 2010, Pengadilan Tingkat Banding B.C. memutuskan bahwa peraturan kota yang melarang pendirian gubuk sebagai wujud protes adalah inkonstitusional.

Penasehat hukum Joe Arvay, yang membela Falun Gong mengatakan: “Pihak pengadilan telah memutuskan bahwa pelarangan tempat protes bagi Falun Gong oleh pemerintah kota Vancouver adalah inkonstitusional.” Dalam keputusan hukum tersebut, pihak kota diberikan waktu selama enam bulan untuk menata kembali peraturannya. “Sementara itu, para praktisi sekarang dapat mengajukan permohonan kembali kepada pemerintah kota dan meminta lokasi penempatan papan protes mereka serta merestorasi kembali gubuk biru kecil mereka di depan konsulat. Keputusan pemerintah kota harus sesuai dengan Konstitusi.”

Arvay berkata, “Praktisi Falun Gong menyampaikan pesan mereka kepada publik mengenai penganiayaan dan penyiksaan brutal yang berlangsung di China melalui papan pajangan berukuran besar dengan gambar-gambar dan ungkapan-ungkapan, serta satu orang duduk bermeditasi di dalam gubuk kecil. Tidak ada cara lain yang lebih tepat daripada ini.”

Dia menambahkan, “Dalam kasus-kasus yang melibatkan Konstitusi, setiap kemenangan sangatlah berarti. Kasus ini tidak hanya antara pihak pemerintah kota Vancouver dan Falun Gong. Kemenangan praktisi dalam perkara hukum ini adalah juga kemenangan atas kebebasan berekpresi bagi semua warga British Columbia.”

Sejarah Tempat Aksi Protes

Para praktisi di Vancouver mulai melakukan aksi damai tanpa henti, siang dan malam di depan Konsulat China pada 20 Agustus 2001.

Pada saat itu, dua insiden penganiayaan kejam terhadap para praktisi Falun Gong di China dipublikasikan: Satu adalah ketika beberapa orang praktisi disiksa hingga meninggal di Kamp Kerja Paksa Wanjia di Provinsi Heilongjiang dalam serangkaian kampanye penganiayaan yang demikian kejam; insiden lainnya melibatkan 100 orang praktisi yang melakukan mogok makan untuk memprotes penganiayaan brutal disaat nyawa mereka tengah terancam. Ketika mendengar berita tersebut, para praktisi Vancouver mulai melakukan mogok makan beranting selama 300 jam. Setelah itu mereka memutuskan untuk melanjutkan himbauan damai mereka di depan Konsulat China tanpa henti.

Aksi protes diijinkan secara lisan oleh pemerintah kota sampai tahun 2006. Pada tahun 2003, sesuai permintaan pemerintah kota, para praktisi telah menggelar diskusi tentang pengurangan ukuran papan pajangan itu. Pada November 2003, dalam jawabannya terhadap email seorang warga, pemerintah kota secara jelas menyatakan, “Protes para praktisi Falun Gong adalah sah sesuai dengan undang-undang, kami tidak akan mengambil tindakan apa pun.”

Pada 11 Agustus 2006, mantan wali kota Sam Sullivan mengajukan permohonan kepada Mahkamah Pengadilan B.C., merujuk pada peraturan lalu lintas kota, menuntut agar pihak pengadilan mengeluarkan perintah resmi kepada para praktisi agar memindahkan papan protes dan gubuk biru kecil di Jalan Granville, yang telah ada di sana selama lebih dari lima tahun.

Para praktisi naik banding atas keputusan tersebut. Pada Januari 2009, Mahkamah Pengadilan B.C. mengabulkan permintaan pemkot Vancouver untuk memindahkan semua konstruksi (gubuk dan papan-papan) yang ada di luar konsulat dan para praktisi pun memindahkannya. Tetapi mereka kemudian naik banding lagi dan melanjutkan aksi protes di depan konsulat dengan spanduk-spanduk yang bersifat informatif. Pada 19 Oktober 2010, Pengadilan Tingkat Banding memutuskan bahwa praktisi Falun Gong telah memenangkan kasus hukum tersebut.

Hubungan Erat Antara Sullivan dan Rezim Komunis

Mantan anggota dewan kota Vancouver Tim Louis mengatakan: “Bukanlah rahasia lagi bahwa rezim komunis (China) telah menekan pemerintah kota Vancouver dan meminta mereka untuk menghentikan aksi protes para praktisi Falun Gong di depan konsulat.”

Pada 9 Juni 2006, harian ‘Vancouver Courier’ melaporkan bahwa wali kota Vancouver sebelumnya, Li Jian Bao pernah bertemu dengan dua konsul jenderal China untuk membahas bentuk protes yang ada di depan konsulat tersebut. Akan tetapi, dia berpendapat bahwa Kanada adalah negara yang menghargai kebebasan berekspresi dan berkeyakinan, sehingga dia menolak untuk mengambil tindakan apa pun terhadap aksi damai itu.

Sullivan terpilih menjadi wali kota Vancouver pada bulan November 2005. Ketika ditanya oleh pengacara, dia menolak mengakui pernah berhubungan dengan Konsulat China sebelum dia membuat keputusan untuk membongkar papan protes dan gubuk biru tersebut. Kemudian ketika ditanya lagi, dia mengatakan bahwa setelah dia mengajukan permohonan ke pengadilan, dia diundang untuk makan malam secara pribadi oleh Yang Qiang yang diadakan di kediaman mantan Konsul Jenderal, di mana Sullivan memberikan imformasi terkini mengenai lokasi aksi protes. Dia memberi tahu Yang bahwa dia telah mengajukan permohonan ke Mahkamah Pengadilan B.C. dan hasilnya akan segera diketahui.

Sebelum Yang meninggalkan jabatannya, dia menggelar konferensi pers. Ketika ditanya oleh seorang reporter apakah dia punya penyesalan selama masa jabatannya, secara terbuka dia mengakui bahwa dia telah berkali-kali mendesak pemerintah kota Vancouver untuk memindahkan tempat aksi protes di luar konsulat tetapi tidak berhasil.

Rezim komunis China melakukan berbagai upaya untuk menggerakkan Sullivan. Beberapa surat kabar yang dekat dengan rezim komunis telah beberapa kali menerbitkan artikel yang sangat memuji Sullivan. Harian ‘The Vancouver Sun’ menerbitkan wawancaranya dengan Sullivan yang mengatakan, “Selama kunjungan saya di China, mereka menyambut saya dengan karpet merah dan memperlakukan saya seperti seorang kaisar. Sayang sekali, Vancouver tidak mempunyai anggaran yang begitu besar sehingga saya dapat memberikan balasan yang setimpal.”

Para Praktisi Falun Gong Diserang Oleh Orang Bersenjata di Lokasi Protes

Setelah para praktisi diminta untuk memindahkan plakat besar itu, seorang praktisi diserang di depan Konsulat China. Pada pagi hari, 2 Agustus 2007, praktisi Zhang Chunyu dikeroyok oleh tiga pria Asia yang berusia sekitar 20-an. Mereka merusak papan-papan protes. Salah satu diantara mereka menghadang Zhang, mengarahkan pistol ke pelipisnya dan memerintahkannya untuk meninggalkan lokasi. Dia berteriak: “Jangan ada di sini! Pergi!” Ketiga penjahat bengis itu memukuli Zhang, meninju mata dan kepalanya, menendang gubuk biru itu, sehingga meninggalkan beberapa lubang besar. Mereka baru berhenti beraksi dan pergi ketika ada sebuah bus melintas.

Para Pejabat Pemerintah Tidak Setuju Dengan Penggusuran Itu

David Cadman, seorang anggota dewan kota Vancouver mengungkapkan pendapatnya pada Juni 2006, “Mutlak salah untuk menghentikan aksi damai dengan menggunakan aturan pemerintahan kota.” Sullivan tengah menantang kebebasan berbicara dan berkeyakinan dengan memanfaatkan peraturan kota di pengadilan.

Cadman juga mengungkapkan bahwa dia dan para anggota dewan kota lainnya tidak pernah menerima keluhan/pengaduan yang berhubungan dengan lokasi protes itu. Para pejalan kaki yang berjalan di trotoar dekat Konsulat China tidak pernah mengatakan bahwa mereka merasa tidak nyaman karena papan pajangan itu; malahan banyak dari mereka yang mengungkapkan rasa simpati mereka dan mendukung para praktisi. Dia mengatakan, “Sullivan sedang melakukan sesuatu yang merusak Vancouver.”

Tim Louis berkata, “Sungguh menyedihkan Wali Kota Sullivan rupanya tidak mendukung kebebasan berbicara dan berkeyakinan.” Louis percaya bahwa Kantor Wali Kota seharusnya fokus dalam melindungi orang-orang yang lemah, tidak menganiaya orang-orang yang telah mengalami banyak penderitaan.

Dia mengungkapkan, “Kami punya sekelompok penganut keyakinan yang tidak berdosa dan sangat damai yang kini tengah menanggung derita penganiayaan yang sangat berat. Semua yang mereka minta adalah agar orang-orang yang mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk memberikan perhatian terhadap penganiayaan itu.”

Simma Holt, mantan anggota Dewan Rakyat Kanada, beberapa kali secara khusus menyempatkan diri untuk mengunjungi para praktisi di depan konsulat. Dia berkata, “Ini adalah berita paling buruk yang saya pernah dengar. Hal terburuk yang seorang wali kota dapat lakukan adalah menghalangi hak kelompok Falun Gong untuk melakukan aksi damai dan berekspresi. Di China mereka disiksa dan dibunuh, organ tubuh mereka diambil dan dijual”

Mrs. Holt lebih lanjut menyatakan, “Para praktisi Falun Gong sedang berjuang demi kita semua. Jika mereka kalah dalam perang ini, maka tidak ada seorang pun yang akan hidup aman. Itu mengapa saya berkata begini: Jika tidak seorang pun berani untuk angkat bicara saat penganiayaan dan genosida tengah berlangsung, maka kita akan menghadapi lagi bencana Holocaust yang pernah terjadi selama Perang Dunia II.”

Warga Vancouver Mendukung Falun Gong

Setelah beberapa warga Vancouver mendengar tentang pemindahan tersebut, mereka datang ke tempat protes untuk mengungkapkan dukungan mereka terhadap Falun Gong. Roma Dehr mengatakan, “Tunduknya Sullivan terhadap ‘tekanan politik’ yang meminta pemindahan papan-papan protes itu akan merusak hak dan kebebasan kita di Kanada.”

Warga British Columbia, James, istri dan dua orang anaknya datang jauh-jauh dari Langley (sekitar satu jam lebih perjalanan dari Vancouver) ke konsulat guna menyampaikan dukungan mereka terhadap Falun Gong. Mereka berkata, “Berkenaan dengan isu ini, tak usah peduli dengan peraturan kota itu, yang paling penting orang-orang harus tahu apa yang sedang terjadi di China.”

Jalan Granville, tempat di mana konsulat itu berada, adalah jalan utama yang selalu ramai di Vancouver di mana arus lalu lintas selalu lalu lalang sepanjang hari. Disamping itu banyak mobil yang melintas membunyikan klakson mereka atau para pengemudi mengacungkan jempol untuk menunjukkan dukungan mereka, banyak orang membawakan bunga untuk para praktisi, beberapa orang ingin memberikan donasi uang, dan beberapa lagi berdiam di sana untuk beberapa saat, bergabung bersama praktisi untuk menunjukkan dukungan mereka.

Suatu hari sekitar pukul 10.00 malam, seorang pria Tionghoa turun dari mobilnya serta memegang sebuah pot bunga berwarna kuning muda. Dia berkata kepada para praktisi, “Saya baru saja pulang kerja. Saya membawa sebuah pot bunga, dan saya ingin menempatkan bunga-bunga ini di depan foto para praktisi yang telah dianiaya hingga meninggal untuk menunjukkan rasa hormat saya kepada mereka.” Setelah itu, beberapa kali ketika dia melewati jalur ini baik pada waktu menuju ke tempat kerja ataupun setelah pulang dari kerja, dia singgah di sana dan duduk bersama para praktisi. Dia berkata bahwa dia sangat tersentuh oleh keteguhan hati dan belas kasih besar dari para praktisi, dia berharap penganiayaan itu akan berakhir secepatnya. “Kita semua adalah orang Tionghoa, saya selalu bersama kalian!”

Pada tahun 2002, Konsulat China menghabiskan banyak uang untuk mengubah bangunan konsulat. Seorang pekerja Italia berbicara kepada para praktisi pada jam istirahatnya. Dia berkata, “Saya telah melihat pancaran cinta kasih dari mata kalian.” Sebelum dia meninggalkan tempat itu, dia berdoa semoga para praktisi berhasil.

Ketika para praktisi naik bus ke tempat aksi protes, pengemudi menghentikan busnya di depan konsulat meskipun itu bukan halte bus. Suatu ketika seorang praktisi naik bus untuk pulang saat tengah malam, supir bus malam tersebut langsung mengantarkannya pulang sampai ke rumah.

Suatu ketika seorang praktisi lanjut usia mengklarifikasi fakta tentang penganiayaan di bandara, seorang penumpang yang baru saja turun pesawat berkata.”Anda tidak usah memberi tahu saya tentang penganiayaan itu, saya telah melihat Anda di masa lalu. Saya bekerja di konsulat. Sesungguhnya, saya menghormati keyakinan Anda. Akan tetapi, karena pekerjaan, saya tidak bisa berbicara terlalu banyak tentang hal ini.”

Sembilan Tahun Aksi Damai Telah Membantu Banyak Orang Memahami Fakta Kebenaran

Dua puluh empat jam sehari, tujuh hari seminggu, para praktisi Vancouver bergiliran memprotes penganiayaan brutal dengan duduk diam dan damai di depan Konsulat China. Apakah di musim dingin yang membeku, terik musim panas, hujan atau salju, para praktisi tidak pernah menghentikan aksi damai mereka. Seorang praktisi perempuan melewatkan lima Malam Natal di depan konsulat.

Banyak praktisi mempunyai pengalamaan demikian: Ketika mereka mengklarifikasi fakta tentang Falun Gong kepada orang tak dikenal, orang itu berkata, “Oh, saya tahu Falun Gong.” Ketika ditanya di mana mereka mendengar tentang Falun Gong, banyak orang berkata bahwa mereka telah menyaksikan papan-papan pajangan di Jalan Granville.

Ketika bus yang memuat wisatawan China melintas, para pemandu wisata secara otomatis akan menunjuk ke arah mereka: Ini tempat aksi protes Falun Gong, itu Konsulat China.

Selama Penganiayaan Masih Berlangsung, Aksi Protes Tidak Akan Berhenti

Sebelum keputusan hakim diumumkan, para praktisi di Vancouver menggelar diskusi. Mereka mempunyai pandangan yang sama: kami mengharapkan keputusan pengadilan yang adil. Kami tidak ingin para hakim membuat keputusan yang salah, tetapi kami juga tidak terikat pada hasilnya. Tidak peduli apa yang mereka putuskan, sepanjang penganiayaan terhadap Falun Gong belum berakhir, kami tidak akan berhenti melakukan protes damai.

Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2010/10/20/231255.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2010/10/23/120980.html