Dibacakan pada Konferensi Berbagi Pengalaman Kultivasi Falun Dafa Asia 2009

(Minghui.org) Saya bekerja sebagai direktur pendidikan di sekolah-sekolah menengah selama bertahun-tahun. Setelah berlatih Falun Dafa, saya mulai memahami lebih mendalam tentang degradasi moral yang serius dari masyarakat kita. Mengetahui lingkungan umum sedang merosot, sebuah pikiran muncul untuk mengubah jalur karier saya dan menjadi direktur administrasi siswa. Saya ingin mempromosikan pendidikan moral di sekolah-sekolah sehingga moralitas bisa lebih mengakar di dalam hati para siswa muda.

Teman-teman saya semua terkejut ketika mengetahui saya secara sukarela mengajukan diri untuk menjabat posisi Direktur Administrasi Siswa. Mereka semua berpikir bahwa mengelola sebuah kelas saja sudah cukup sulit. Bagaimana saya bisa mengurus masalah 3000 siswa pada saat yang bersamaan, terutama karena saya seorang wanita? Namur demikian, saya tahu bahwa pilihan saya benar. Saya ingin berbagi dengan Anda apa yang saya telah melalui selama lebih dari empat tahun terakhir ini.

1. Kekacauan Diantara Para Siswa

Pada bulan Agustus 2005, ketika mengambil alih Departemen Urusan Siswa, saya menemukan bahwa tugasnya jauh lebih menakutkan daripada yang saya bayangkan. Saya sedih melihat kekacauan di kalangan siswa. Beberapa kelas tampak seperti tempat sampah. Di koridor di sekitar ruang kelas terdapat puntung rokok dan sisa kulit kacang. Beberapa siswa membentuk geng-geng kecil dan merusak peralatan sekolah sepanjang waktu. Jika guru memarahi mereka, para siswa menanggapinya dengan menyumpahi mereka. Geng-geng itu terus-menerus memicu perkelahian. Pada waktu makan siang, para siswa mengotori lantai sekolah dengan sampah makanan dan pada beberapa kesempatan, sisa makanan dilemparkan ke kediaman tetangga. Pintu-pintu kamar kecil dirobohkan. Dalam hal berpakaian dan berpenampilan, para siswa melanggar kode berpakaian dan tidak memakai seragam atau ikat pinggang. Mereka berpakaian sekehendak mereka dan tidak mengencangkan pakaian mereka dengan benar. Situasi yang kacau ini menyebabkan Kepala Pengawas Perilaku yang tidak berpengalaman, yang baru saja menjabat posisi ini mengalami gangguan emosi yang parah, dan tidak bisa lagi melaksanakan tugasnya sehari-hari. Fenomena kacau balau ini terlihat di seluruh sekolah. Karena saya baru saja dipindahkan ke sekolah, rekan-rekan saya ingin tahu apa yang akan saya lakukan untuk mengatasi kekacauan tersebut.

2. Solusi Terbaik adalah Sejati-Baik-Sabar

Selama empat tahun terakhir, prinsip-prinsip Guru telah membimbing saya maju. Saya menggunakan Sejati-Baik-Sabar sebagai inti dari semua ajaran moral. Saya berusaha untuk membangun konsep moralitas di antara para siswa dengan menjelaskan kepada mereka tentang pentingnya moralitas pada pertemuan pagi hari dan dengan mengumpulkan cerita-cerita Sejati-Baik-Sabar untuk dibagikan kepada mereka serta mencerahkan mereka. Saya juga menjelaskan hubungan antara "Kebajikan dan Karma." Saya berharap mereka akan mengerti bagaimana untuk mengontrol diri mereka sendiri dan mereka seharusnya tidak melakukan kesalahan meskipun tidak ada yang melihat mereka atau bahkan jika hukum tidak melarangnya. Saya berharap mereka akan mencari ke dalam ketika berhadapan dengan kesengsaraan. Saya juga meminta para siswa untuk memperbaiki penampilan dan pakaian mereka sehingga terlihat pantas. Melalui kegiatan-kegiatan ini, saya berharap mereka akan menjadi bermartabat dan rapi.

3. Kesulitan

Empat tahun ini telah menjadi tantangan besar bagi para guru yang bertanggung jawab dalam urusan siswa di sekolah. Departemen Pendidikan telah mencabut satu peraturan ketat tentang gaya rambut siswa dan juga telah menegaskan bahwa siswa tidak akan dihukum karena penampilan yang tidak rapi atau pakaian yang tidak pantas. Karena ini, para siswa menjadi lebih tidak terkendali. Mereka mengajukan pengaduan kepada pejabat pemerintah segera setelah pihak sekolah berupaya untuk menerapkan kontrol. Selama dengar pendapat ini, saya harus mempromosikan ide-ide kami berulang kali, terus-menerus menunjukkan dan mengoreksi siswa ketika kelakuan dan pakaian mereka tidak dapat diterima. Seperti dijelaskan di atas, mereka mengajukan keluhan kepada Biro Pendidikan pemerintah daerah dan Departemen Pendidikan. Dalam beberapa kasus, mereka bahkan meminta saya mengundurkan diri dari posisi sebagai direktur. Ada yang melakukan kampanye melalui email, berusaha untuk menarik liputan media. Orangtua juga mendekati para politisi supaya ikut campur tangan. Beberapa orangtua meneriaki dan memaki saya. Pada satu kesempatan, seorang petugas dari Biro Pendidikan daerah bercanda, "Chang, kami telah menerima banyak keluhan tentang Anda daripada orang lain. Saya harus menagih Anda karena keluhan-keluhan tersebut." Saya jawab, "Saya pikir Anda harus memberi penghargaan kepada saya berdasarkan kasus per kasus. Sekarang ini, siapa yang ingin menerima penderitaan ini?" Bagaimana saya bisa begitu gigih dan tetap tak kenal takut dalam menghadapi tantangan tersebut? Karena saya percaya pada misiku - bahwa nilai-nilai moral yang tidak boleh disepelekan.

4. Bagaimana Saya Mengatasi Kesulitan?

Segala sesuatu yang ditemui oleh seorang praktisi harus diperiksa berdasarkan Fa. Setelah dilakukan, semuanya akan dapat diselesaikan dengan mudah. Ketika para siswa atau orangtua meneriakkan kata-kata kasar kepada saya, saya memandangnya sebagai ujian untuk memeriksa apakah pikiran saya tegar. Walaupun mereka mungkin hanya siswa atau orangtua siswa, mereka semua mempunyai takdir pertemuan dengan saya.

Guru berkata,

“Di dalam Xiulian, pada saat secara konkret menghadapi konflik, saat orang lain memperlakukan anda dengan tidak baik, mungkin ada dua macam situasi yang terjadi: yang satu adalah dalam kehidupan anda sebelumnya mungkin pernah berbuat tidak baik pada orang lain, kini hati anda merasa tidak adil: "Mengapa saya diperlakukan seperti ini?" Lalu mengapa pada kehidupan sebelumnya anda memperlakukan orang lain seperti itu? Anda berdalih bahwa anda tidak tahu menahu dengan waktu dahulu, kehidupan sekarang tidak ada sangkut paut dengan kehidupan yang lampau, namun itu tidak dapat dibenarkan. Masih ada satu masalah, dalam konflik menyangkut masalah yang berkaitan dengan transformasi karma, oleh karena itu pada saat menghadapinya secara konkret, harus bersikap luhur, jangan seperti manusia biasa.” (Zhuan Falun).

Pada awalnya, ketika rekan-rekan saya melihat saya bisa tetap tenang dan tidak marah dalam menghadapi kelakuan buruk siswa, mereka khawatir para siswa akan menjadi lebih dominan. Pada kenyataannya, semuanya menjadi berbeda. Ketika siswa membuat kesalahan, saya menghukum mereka menurut peraturan sekolah. Namun, dalam wawancara secara langsung dengan setiap siswa, saya selalu berbicara lepada mereka tentang prinsip-prinsip kebenaran. Efeknya jauh lebih baik daripada pelecehan secara verbal. Ini juga membuat siswa lebih bersedia untuk memperbaiki kesalahan mereka. Seiring berjalannya waktu, rekan-rekan saya mulai mengagumi ketenanganku. Mereka juga menyaksikan kegigihan dan keyakinanku untuk tidak akan pernah mengendurkan disiplin.

5. Mencari Ke Dalam adalah Cara Terbaik untuk Menyelesaikan Masalah

Suatu kali ketika seorang siswa tidak menaati peraturan sekolah, saya menghubungi ayahnya melalui telepon. Karena pelanggaran ini, siswa ini harus dihukum menurut peraturan yang berlaku. Ini menimbulkan ketidakpuasan yang besar pada ayahnya dalam percakapan telepon. Keesokan harinya, sang ayah mengancam pembimbing saya, mengatakan jika kami menjatuhkan hukuman pada anaknya, dia akan datang dan membuat masalah pada saya. Khawatir tentang kemungkinan dampaknya, rekan saya mendorong saya untuk membatalkan hukuman tersebut. Walaupun saya tidak terlalu takut pada waktu itu, saya mencari ke dalam dan berusaha untuk menemukan alasan mengapa ayahnya bereaksi begitu negatif. Saya tahu bahwa saya bisa melakukan lebih baik, dan jika bisa, sang ayah tidak akan bereaksi begitu. Saya mengingat apa yang terjadi dalam percakapan telepon, dan saya menyadari bahwa saya tidak menjelaskan semuanya dengan cukup jelas. Murid ini baik, sehingga ketika ayahnya mengangkat telepon, ia mungkin sangat terkejut mendengar bahwa anaknya sedang dihukum. Inilah alasannya mengapa dia bereaksi tidak masuk akal. Segera setelah saya mengidentifikasi kekurangan saya, saya menelepon ayahnya lagi. Seperti yang saya harapkan, sikapnya benar-benar berbeda. Dia meminta maaf kepada saya beberapa kali dan mengatakan  bahwa reaksinya tidak rasional dan ia berharap bahwa saya juga akan memaafkannya. Saya mengatakan bahwa saya tidak menjelaskan masalah kepadanya dengan jelas. Kami akhirnya menyelesaikan konflik secara damai dan rasional. Sang ayah setuju bahwa anaknya harus dihukum. Ini memberi saya sudut pandang lain untuk memahami kekuatan mencari ke dalam.

Guru berkata,

“Kami juga telah mengatakan, sekiranya kita setiap orang selalu berkultivasi ke dalam, setiap orang selalu mencari dari aspek Xinxing sendiri, mencari sendiri sebab dari suatu kekurangan, agar lain kali dapat melakukan dengan baik, sebelum berbuat sesuatu terlebih dahulu mempertimbangkan kepentingan orang lain. Dengan demikian masyarakat umat manusia tentu juga akan berubah baik, moralitas juga akan kembali meningkat,...” (Zhuan Falun)

6. Berbuah Hasil Setelah Empat Tahun Mengurus Masalah Siswa

Selama empat tahun ini, para siswa telah membuat perubahan besar. Pelanggaran peraturan telah berkurang banyak. Kelas menjadi lebih bersih dan lebih teratur. Jarang ada makanan yang berserakan. Pengrusakan fasilitas umum menurun. Kekerasan berkurang dan digantikan dengan kedamaian di sekolah. Sekolah berperingkat no. 1 dalam penilaian etika pendidikan di antara sekolah-sekolah menengah atas Kota Kaohsiung. Jumlah siswa baru yang mendaftar meningkat menjadi 200, sehingga jumlah total siswa melebihi 1.300 orang. Ketika siswa pindahan sekolah distrik mendaftar di sekolah kami, orangtua mereka mengatakan itu bukan karena angka pendaftaran yang luar biasa ataupun kelulusan yang menarik mereka. Adalah karena keunggulan perilaku dan penampilan siswa yang menarik mereka kepada kami. Para  penilai juga percaya bahwa pesan moral yang menghasilkan promosi tentang berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki adalah berhasil. Jarak waktu antara ujian masuk sekolah menengah atas telah mengakibatkan gangguan bagi hampir semua sekolah SMP. Namun, situasi telah menjadi stabil dan tenang di sekolah kami. Perbedaannya terletak pada pendidikan moral yang berakar mendalam di mana kami terus-menerus kultivasikan..

7. Makin Banyak Buru Menjadi Praktisi Falun Gong

Selama empat tahun ini, Sejati-Baik-Sabar memperkuat semangat saya ketika saya mengajar siswa dan menangani pekerjaan sehari-hari. Setiap kali mengalami kesulitan, kesengsaraan, atau konflik, saya memeriksakan diri sendiri dengan prinsip-prinsip ini dan terus mencari ke dalam serta memperbaiki diri. Ini adalah cara mengatasi kesulitan-kesulitan dan dilema. Rekan-rekan saya melihat dengan jelas bahwa praktisi Falun Gong benar-benar berbeda. Saya pensiun pada 1 Agustus tahun ini. Ketika saya melihat rekan-rekan saya mulai berkultivasi satu demi satu, saya meminta izin kepada kepala sekolah untuk menyelenggarakan lima hari konferensi Falun Dafa. Kepala sekolah setuju dan juga mendorong rekan-rekan lain untuk hadir. Sejauh ini sudah lebih dari 10 guru menjadi praktisi. Kepala sekolah mengatakan bahwa konferensi harus diadakan pada tahun depan. Dia menambahkan, "Kepergian Anda adalah sebuah kehilangan besar bagi sekolah. Beberapa guru yang sebelumnya memiliki pendapat negatif tentang Falun Gong telah mengubah sikap mereka karena Anda." Saya berkata, "Anda tidak perlu terlalu khawatir. Akar moralitas telah tumbuh cukup dalam. Jika pengganti saya juga berlatih Falun Gong, momentum akan terus berlanjut." Direktur baru urusan siswa mulai berlatih Falun Gong pada Juni ini. Dia adalah kepala urusan siswa yang terkemuka yang telah bekerja sama dengan saya selama empat tahun ini.

8. “Falun Dafa Baik!”

a. Pada saat upacara kelulusan, para pelajar yang lulus meneriakkan,”Falun Dafa Baik!”

Pada saat upacara dimulai, saya menyampaikan pidato dan memberitahu siswa, "Lebih dari 160 lulusan MBA dari Universitas Harvard akan mengambil sumpah mereka pada upacara permulaan mereka di mana mereka akan mematuhi standar moral. Tindakan mereka sangat dihargai oleh para profesor dan pemimpin industri. Ini adalah keberuntungan kalian, dimulai dari bergabung dengan SMP, saya telah mengajar kalian pentingnya beretika, berharap kalian akan menjadi individu yang bermartabat dan teladan. Meski saya berbuat hal yang baik, ada tantangan berat. Untunglah, saya adalah seorang praktisi Falun Gong, dan saya selamat dari cobaan. Dukungan dan pengakuan dari kepala sekolah, dorongan dari rekan-rekan guru, dan kartu-kartu yang ditulis oleh siswa kepada saya memberikan kekuatan. Saya akan meninggalkan sekolah seperti yang kalian. Izinkan saya untuk mengucapkan terima kasih atas semua dukungan kalian. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seorang yang agung - Guru Li Hongzhi, pencipta Falun Gong. Karena beliau-lah saya dapat memiliki tubuh yang sehat, hati yang tenang, kekuatan fisik yang luar biasa, dan moral yang tinggi untuk membimbing kalian." Pada saat itu, tepuk tangan hangat datang dari para penonton. Akhirnya, saya katakan, "Tidak peduli berapa banyak berkat yang dapat saya berikan kalian, tidak ada yang bisa dibandingkan dengan sebuah kalimat sederhana: "Falun Dafa Hao (baik)." Marikan ikuti saya dan ucapkan, "Falun Dafa Hao."" Tepuk tangan bahkan semakin keras. Upacara kelulusan yang tidak biasa ini berakhir dengan teriakan, "Falun Dafa Hao!"

b. Pesta Perpisahan Saya yang Tidak Biasa

Rekan-rekan sekolah saya menyelenggarakan pesta perpisahan untuk saya. Kepala sekolah memulai pidatonya dengan mengatakan, "Falun Dafa Hao." Di antara hadiah yang saya terima adalah sebuah spanduk yang saya pakai di bahu. "Pensiun Terhormat" dibordir di satu sisi, dan "Melenyapkan Penjahat Komunis" dibordir di sisi lain. Hadiah lain adalah sebuah plakat peringatan, di mana tertulis: "Roda Hukum Berputar Terus-menerus," "Dafa Baik," dan "Kilauan Falun Bersinar Cemerlang di Alam Semesta." Hadiah lain adalah gantungan kunci dengan tulisan "Falun Dafa Hao" di satu sisi dan "Sejati-Baik-Sabar" di sisi lain. Saya juga menerima kartu telepon pra-bayar untuk menelepon petugas keamanan publik di China, sehingga saya dapat meminta mereka untuk menghentikan penganiayaan terhadap Falun Gong. Mantan kepala Asosiasi Orangtua juga menghadiahkan sebuah lampu-berdiri teratai ungu dengan tulisan "Falun Dafa Hao" di sisinya. Seluruh pesta diliputi dengan Falun Dafa.

Selama empat tahun bekerja di urusan siswa sangatlah sulit. Namun demikian, saya senang melihat pertumbuhan dan peningkatan para siswa. Seorang rekan guru menulis sebuah kartu kepada saya yang berbunyi, "Anda telah membimbing para siswa untuk mengembalikan karakteristik asli mereka dan membuat sekolah menjadi lebih murni daripada sebelumnya." Seluruh proses ini membuat saya lebih dalam memahami bahwa hanya Sejati-Baik-Sabar dapat membalikkan kecenderungan moral yang terus merosot. Saya juga sepenuhnya menyadari bahwa ketika kita melakukan dengan baik, ada banyak makhluk hidup dipengaruhi oleh kita di dalam lingkup yang begitu besar.Guru berkata pada “Ceramah Fa di Konferensi Fa Internasional Washington DC 2009,” ”Pengikut Dafa di atas dunia, di daerah yang berbeda, semuanya telah meliputi lingkup yang sangat besar.” Beliau juga berkata,

“Sesungguhnya seluruh dunia sudah ditanggung oleh pengikut Dafa setiap orang satu bagian, termanifestasi di atas bumi ini, sedangkan manusia di atas bumi juga berpadanan dengan alam semesta.”

Tanggung jawab bagi murid Dafa adalah raksasa, tetapi bentuk-bentuk pelaksanaan merupakan tanggung jawab yang cukup umum. Adalah harapan saya dengan berbagi pengalaman dengan rekan-rekan praktisi, kita dapat memainkan peran dengan baik dan memenuhi sumpah prasejarah kita sehingga kita layak mendapatkan penyelamatan belas kasih Guru. Terima kasih banyak.

Chinese: http://minghui.org/mh/articles/2009/11/27/213369.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2010/2/11/114563.html