Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Mengenang Kembali Saat Menghadiri Kelas Ceramah Guru di Kota Harbin

2 Mei 2010 |   Oleh: seorang praktisi di Provinsi Heilongjiang, China


(Minghui.org) Saya mulai berlatih Falun Dafa enam belas tahun yang lalu. Ketika saya mengenang kembali saat-saat menghadiri kelas ceramah Guru, kebaikannya, kenangan itu masih sangat kuat dan jelas dalam pikiran saya. Ketika saya berpikir tentang apa yang Guru telah berikan dalam perjalanannya yang tanpa mengenal lelah keseluruh negeri untuk menyebarkan Fa demi keselamatan semua orang, dan demi keselamatan makhluk hidup, hati saya menjadi lebih mantap tentang misi dan tanggung jawab menjadi seorang praktisi Dafa dalam masa pelurusan Fa.

1. Mulai Berlatih

Saya lahirĀ  dan dibesarkan di sebuah kawasan hutan dan keadaan fisik saya sangat buruk sejak lahir. Saya berusaha melatih tubuh saya untuk meningkatkan kesehatan, jadi saya berlatih Qigong dari berbagai aliran. Saya telah keliling negara ini dan menghabiskan cukup banyak uang tetapi tubuh saya tetap saja tidak ada perubahan. Saya juga menemukan ada banyak hal tentang Qigong yang saya masih tidak mengerti. Saya menemukan kebanyakan "master Qigong" adalah penipu dan hanya berusaha untuk menjadi kaya, jadi saya menyerah untuk mendapatkan kesehatan melalui Qigong dan mulai belajar Buddhisme. Saya pernah mendatangi banyak kuil Buddha dan kuil Taois, juga berkonsultasi mengenai penderitaan saya. Setelah berkultivasi beberapa waktu, saya menemukan, bahkan orang-orang yang ada di kuil itu pun tidak murni.

Pada waktu itu saya merasa sangat putus asa, pada bulan Maret 1994, saya bertemu dengan seorang teman di kota. Ia membawa sebuah buku Falun Gong dan ia memperkenalkannya pada saya. Dia berkata, "Ini latihan yang bagus. Ini merupakan latihan yang langsung di sampaikan oleh Guru secara pribadi dan kelasnya saat ini diselenggarakan di banyak tempat di seluruh negeri. Ini adalah Dafa yang lurus, dan jelas sangat efektif untuk meningkatkan kesehatan anda. Ini bukan Qigong biasa."

Malam itu saya membaca buku itu dari awal hingga akhir tanpa berhenti. Setelah membacanya saya sangat tersentuh. Pertanyaan yang masih mengganjal dari semua Qigong yang saya pelajari sebelumnya kini telah terjawab oleh beberapa kata-kata sederhana dari Guru. Pada waktu itu saya berpikir, "Saya harus belajar Fa ini." Maka pada hari kedua, saya pergi ke toko buku dan membeli sebuah buku Falun Gong. Penjual buku itu berkata kepada saya, "Buku ini terjual habis di seluruh kota, ini adalah yang terakhir." Saya sangat tersentuh setelah mendengar perkataannya itu.

Ketika saya kembali ke rumah, saya membaca buku itu setiap hari. Beberapa teman saya juga pernah membacanya hingga selesai. Mereka semua merasa buku itu bagus. Hanya saja kami tidak tahu kapan Guru akan datang untuk mengajar di sini. Saya memikirkan hal ini setiap hari. Saya sangat ingin bertemu Guru.

2. Bermandikan Keagungan Guru

Pada awal Agustus 1994, seorang rekan ayah pergi ke kota dalam rangka bisnis dia memberikan saya selembar tiket kelas ceramah Guru yang akan dilaksanakan di sana. Dia mengatakan, ketika sedang berjalan-jalan di taman, secara kebetulan dia bertemu dengan orang yang sedang menjual tiket ini. Dia tahu saya sedang membaca buku dan belajar Fa ini tanpa pernah melihat Guru, jadi dia membelikan tiket itu untuk saya. Setelah saya mendengarnya saya sangat senang karena saya akhirnya bisa melihat Guru secara langsung. Pada waktu itu saya sedang mengalami sakit perut yang berkepanjangan, bahkan setelah minum obat juga tidak kunjung hilang. Tapi setelah saya menerima tiket, rasa sakit di perut saya langsung menghilang. Sepertinya kebetulan, tapi tidaklah demikian. Guru telah membersihkan tubuh saya tapi saya belum memahaminya pada waktu itu. Saya menyampaikan kabar baik ini kepada teman-teman dan enam dari kami berangkat ke Kota Harbin pada tanggal 5 Agustus untuk menghadiri kelas ceramah Guru.

Pada waktu itu kelas ceramah diadakan di stadion hoki es di Distrik 8 Kota Harbin, yang memiliki kapasitas lebih dari empat ribu orang. Karena banyak orang yang datang dari seluruh negara di samping juga penduduk setempat, banyak orang yang tidak mendapatkan tiket. Agar lebih banyak orang dapat mendengar ceramah Guru, tiket untuk kursi tambahan seketika itu dijual dan lebih dari lima ribu orang yang hadir.

Kursi guru berada di sisi tengah tempat konferensi dengan sebuah meja dan kursi yang sederhana. Setiap hari Guru mengambil selembar kertas draft dari saku untuk ceramahnya. Setiap hari Guru berjalan dari pintu masuk menuju ke tempat konferensi. Karena saya duduk di dekat dinding utara, saya tidak bisa melihat Guru dengan jelas. Hari kedua saya duduk di samping salah seorang teman yang berada disamping jalan masuk, saya bisa dengan jelas melihat Guru. Guru memiliki tubuh tinggi, berwajah ramah, dan mengenakan kemeja putih setiap hari. Meskipun di hari-hari yang panas dan stadion penuh sesak dengan orang, tidak pernah ada sedikit keringat atau noda pun di kerah baju Guru. Kemeja yang dikenakan Guru selalu tampak sangat bersih dan sederhana.

Karena kurangnya pemahaman saya waktu itu, saya selalu memfoto Guru ketika ia berjalan melewati saya. Setiap akan di foto Guru selalu dengan ramah dan lembut mengangkat tangannya sedikit untuk menutupi wajahnya. Walaupun demikian, saya masih tidak memahami dan terus saja mengambil gambar-gambar beliau. Ketika saya pulang untuk mencuci foto-foto itu hasilnya semua terbakar. Belakangan saya mengerti hal itu adalah tindakan tidak hormat terhadap Guru dan Fa, dan saya seharusnya tidak melakukannya. Saya menyesal karena tidak mengerti saat itu. Kejadian yang paling terkesan adalah ketika saya sedang berjalan keluar dari gedung pertemuan sebelum ceramah di mulai, saya tiba-tiba melihat Guru masuk dari pintu utama. Saat itu saya langsung berdebar kegirangan danĀ  berjalan mendekati Guru serta menjabat tangannya dengan kedua tangan saya. Saya berteriak, "Guru!" Pada waktu itu pikiran saya benar-benar kosong dan saya tidak tahu lagi harus berkata apa kepada beliau. Guru menatap saya dan dengan suara yang ramah beliau berkata, "Kamu tidak boleh seperti ini." Saya hanya bisa berdiri di sana dan memandang Guru berjalan menuju ke ruang ceramah. Setiap kali saya memikirkan kata-kata Guru, perasaan saya menjadi tidak nyaman. Saya secara mendalam memahami kesulitan Guru dalam menyelamatkan orang-orang. Saya percaya bahwa Guru sedang mengajari murid-muridnya, "Kamu harus dewasa. Jangan hanya melakukannya atas dasar dorongan sesaat, tetapi harus teguh dalam kultivasi dan menghargai kesempatan langka dan kekal abadi ini."

3. Menyembuhkan Penyakit Ayah

Ketika kelas ceramah diadakan di Kota Harbin, Guru juga mengadakan serangkaian ceramah di Worker's Civic Center. Dalam upaya memberikan kesempatan kepada lebih banyak orang yang mempunyai takdir untuk mendengarkan Fa, Guru berkata di dalam kelas, "Mereka yang menghadiri kelas ceramah saya jangan pergi. Beri kesempatan ini kepada orang yang belum memperoleh Fa." Pada awalnya saya tidak berencana untuk hadir, karena hari itu saya tidak ada pekerjaan, akhirnya saya hadir juga. Pada saat itu kebetulan saya berjumpa dengan seorang wanita paruh baya yang sedang menjual tiket. Ceramah baru saja akan dimulai, jadi saya membeli tiket dan masuk ke dalam ruangan. Sekali lagi saya bisa mendengarkan Guru berceramah. Pada saat itu Guru membersihkan tubuh dari mereka semua yang hadir. Mereka yang telah disembuhkan penyakitnya berpikir tentang anggota keluarga mereka dan anggota keluarga mereka juga akan disembuhkan. Tubuh saya sudah dibersihkan lalu saya berpikir, "Saya telah pergi ke begitu banyak tempat untuk belajar Qigong yang menyebabkan orangtua saya menjadi khawatir karena saya. Saya harus melakukan sesuatu untuk mereka semampu saya." Saya memikirkan daerah sekitar kepala ayah saya untuk menyembuhkan dia dari penyakitnya (ayah saya menderita keluhan pusing yang parah dan mati rasa di salah satu lengan dan tangannya. Dia takut dia akan mengalami stroke). Guru kemudian berteriak: "Satu, dua, tiga, semua orang hentakan kaki." Selama pertemuan tersebut Guru telah menyembuhkan sakit kepala ayah saya.

Ayah saya tidak lagi memiliki masalah di kepalanya hingga kini. Pada tahun 2002, saya pergi bersama ayah untuk pemeriksaan strokenya ke rumah sakit di Kota Shenyang. Tidak ada tanda-tanda penyakit apa pun dalam pemeriksaan CT scan, hal itu semakin membuktikan akan besarnya rahmat Guru terhadap kami.

4. Mengikuti Guru untuk Mendengarkan Fa di Kota Yanji

Setelah kelas ceramah di Kota Harbin, saya mengikuti Guru untuk menghadiri kelas ceramah di Kota Yanji pada tanggal 20 Agustus. Selama ceramah, kami mengalami badai besar. Suatu saat hujan turun sangat lebat hingga banjir mencapai setengah meter. Beberapa pohon hangus tersambar petir. Jalan-jalan utama di kota itu kebanjiran. Namun, semua itu tidak mempengaruhi kehadiran murid-murid di kelas ceramah. Murid-murid yang telah terbuka mata ketiganya mengatakan, itu adalah kejahatan di dimensi lain yang sedang berusaha menghalangi Guru dalam menyebarkan Fa. Guru menyingkirkan kejahatan dan sekaligus membersihkan lingkungan Kota Yanji.

Di hari terakhir setelah sesi tanya jawab, atas permintaan para siswa, Guru duduk dan menunjukkan kepada kami isyarat tangan besar. Akhirnya Guru mengumpulkan semua pendapatan dari kelas ceramah Fa dan menyumbangkannya ke pusat Palang Merah terdekat. Ketika semua orang mendengar berita itu, mereka bertepuk tangan keras di seluruh ruangan. Sebelum acara berakhir Guru berdiri di tengah-tengah gedung pertemuan dan mempertunjukkan isyarat tangan besar sekali lagi. Meskipun saya tidak bisa memahami makna di balik isyarat tangan Guru, diri saya terguncang oleh isyarat tangan beliau dan saya bisa merasakan rahmat Guru yang besar dan perkasa. Mata saya berlinang saat menatap Guru, saya tidak ingin beranjak pergi.

Atas semua yang Guru telah berikan kepada kita sebagai praktisi dan atas semua yang Guru telah berikan kepada makhluk hidup, kita tidak akan pernah bisa untuk membalasnya. Kita harus mampu untuk terus maju, berusaha dengan segala kemampuan yang kita miliki untuk melakukan tiga hal dengan baik, membantu Guru membuktikan Fa, dan menuntaskan misi besar sejarah kita.

Chinese version click here
English version click here