Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Menerobos Keterikatan Ketergantungan

30 Agu 2010 |   Oleh: praktisi Dafa di Bali

(Minghui.org) Salam kepada Shifu yang terhormat, salam kepada rekan-rekan praktisi. Saya hendak berbagi pengalaman saya setelah bergabung di media.

Saya berkultivasi Falun Dafa sejak 2006. Saudara-saudara saya sebagian besar praktisi. Dalam perjalanan Xiulian, saya  melewati  banyak rintangan, tapi saya tetap teguh  berkultivasi. Setiap ujian yang menghadang, saya anggap sebagai kekurangan yang harus saya perbaiki.  

Beberapa tahun ini, saya sering membaca pengalaman praktisi luar maupun dalam negeri. Saya membaca pengalaman mereka melalui newsletters yang saya dapat melalui email. Selain itu saya juga mendengar melalui konferensi berbagi pengalaman. Dengan membaca pengalaman itu, saya merasa  belum  melakukan apa yang semestinya dilakukan oleh seorang pengikut Dafa. Dalam masa Pelurusan Fa ini, teman-teman praktisi dalam maupun luar negeri sungguh bekerja keras untuk menyebarkan dan mengklarifikasi fakta kepada masyarakat dunia. Melalui media cetak dan elektronik, mengungkapkan apa sebenarnya Falun Dafa dan mengapa rejim komunis China melarang dan bahkan menganiaya praktisi Falun Dafa di China. Mereka bekerja keras, hingga waktu tidur sangat minim bagi mereka. Saya sangat tersentuh atas apa yang mereka lakukan.

Dalam hati saya berpikir, saya harus terlibat membantu mereka. Menurut pemahaman saya, melalui media, kita bisa mengklarifikasi fakta dengan jangkauan lebih luas. Dalam tanya jawab  Konferensi Fa di New York Tahun 2004, Guru berkata:

Tanya; Terima kasih kepada Guru terhormat atas penyelamatan yang belas kasih. Mohon agar kami dapat memahami, bagaimana memanfaatkan ketrampilan yang kami peroleh di tengah masyarakat manusia biasa untuk membantu klarifikasi fakta.

Shifu: Saya pikir,setiap pengikut Dafa sedang memanfaatkan kemampuan sendiri untuk menyelamatkan semua makhluk hidup dan membuktikan kebenaran Dafa. Pengikut Dafa menyelenggarakan media, menyelenggarakan situs internet, stasiun radio dan stasiun televisi, tujuannya satu, semua demi mengklarifikasi fakta.

Berawal dari semangat ingin terlibat di media, pada setiap kegiatan Dafa ada seorang praktisi membawa kamera video, saya terus mengamatinya. Kebetulan saya punya hobi memotret dan  menggunakan  kamera video, saya pun menawarkan diri untuk ikut bergabung. Teman praktisi dengan senang hati mengajari saya teknik-teknik pengambilan gambar. Saya juga diajak liputan bersama wartawan media lain yang ada di Bali. Walaupun kemampuan saya terbatas, dengan bekal teori yang sudah diberikan oleh teman praktisi - saya coba membantunya dalam pengambilan gambar. Setelah pengambilan gambar selesai, saya serahkan kameranya kepada teman praktisi untuk mengeditnya dan kemudian meng-uploadnya.

Dalam keterlibatan saya di media, banyak sekali halangan ketika saya menjalankannya di lapangan. Bali adalah daerah pariwisata, banyak kegiatan berskala internasional digelar di Bali. Dalam melakukan peliputan, kita dituntut menyediakan waktu ekstra untuk mendapatkan berita. Sementara saya adalah seorang karyawan pada perusahaan swasta, bagaimana harus membagi waktu untuk liputan, bekerja, belajar Fa dan latihan.

Pada Januari 2009, saya ditinggal oleh teman praktisi yang membimbing saya keluar daerah. Saya benar-benar panik, apakah saya mampu bekerja sendiri tanpa bimbingannya? Saya benar-benar kehilangan, tidak ada teman yang bisa diajak berbagi. Saya harus meliput, menulis berita, mengedit video dan meng-upload sendiri. Saat saya coba melakukan proses itu, saya merasakan, mengapa pekerjaan ini begitu sulit. Saya hampir menyerah, saya bingung tidak karuan. Akhirnya saya sharingkan keadaan saya pada teman praktisi. Saya disarankan harus banyak belajar Fa dan latihan setiap hari. Pada saat melakukan pekerjaan media, saya kadang belajar Fa-nya kurang, sehingga apa pun yang dikerjakan tidak berhasil. Saya ikuti saran teman praktisi dan baru saya menyadari keagungan Fa Guru. Pada tanya jawab Konferensi Fa New York, 7 April 2007 Guru menyebutkan:

Tanya: Apa kabar Shifu! Pengikut bekerja di media sebagai wartawan, selalu merasa kemampuan diri sendiri terbatas, penerobosan sangat lamban, waktu menulis berita jauh melebihi  waktu yang  dikehendaki secara profesional, saya merasa sangat cemas, merasa hal ini berhubungan dengan  peningkatan Xinxing saya yang tidak cepat.

Shifu: Belajar Fa jika dapat mengejar ketinggalan maka akan ada penerobosan.  Setelah belajar Fa dengan baik baru dapat membuktikan kebenaran Fa, setelah belajar Fa dengan baik baru dapat melakukan lebih baik. Banyak hal yang dulu  tidak dapat dilakukan oleh praktisi, melalui belajar  Fa pikirannya terbuka luas, apa pun dapat dilakukan dengan sangat cekatan, yang belajar Fa dengan baik niscaya akan terjadi demikian. Bukan berarti kultivasi Anda tidak baik, yang saya katakan adalah prinsip Fa. Dengan banyak membaca buku dan banyak belajar Fa pasti akan memiliki kebijakan.

+++


Dengan mengutamakan belajar Fa, saya akhirnya dapat mengerjakan pekerjaan media yang mesti saya  lakukan. Walaupun masih banyak kekurangan, tapi saya berusaha menulis berita untuk web Era Baru dan mengirim video liputan untuk NTDTV melalui teman praktisi Jakarta.

Atas bimbingan Shifu, sekarang saya bersama teman-teman yang tergabung Kelompok Media sudah mulai mengerjakan proyek media NTD Indonesia di Bali. Keberhasilan ini juga atas pelatihan dari praktisi Jakarta dan luar negeri.

Karena media yang kita kelola untuk klarifikasi fakta, tentu banyak halangan dan gangguan. Hanya dengan melakukan tiga hal dengan baik, kita dapat melewatinya dengan baik.

Demikian pengalaman saya sebagai tim media, bila ada kekurangannya, mohon rekan-rekan praktisi untuk menunjukkannya.