Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Mengenang Permohonan Damai “25 April” oleh 10.000 Praktisi

3 Mei 2011 |   Oleh: praktisi Falun Dafa di China


(Minghui.org) Lebih dari 10.000 praktisi Falun Gong secara sukarela pergi ke Beijing untuk mengajukan petisi damai di Kantor Pengaduan Dewan Negara pada 25 April 1999. Hal ini menyebabkan kegemparan di dalam dan di luar China, dan dikenal sebagai permohonan paling besar, damai dan rasional dalam sejarah China. Seluruh proses tersebut berlangsung damai, harmonis dan tertib. Komunitas internasional memberikan pujian tinggi kepada praktisi karena kebaikan murni dan menegakkan keyakinan lurus mereka.


Dua belas tahun telah berlalu, namun masih ada orang di China yang mudah tertipu oleh desas desus dan fitnahan Partai Komunis China (PKC). Lalu bagaimana situasi sebenarnya? Mari kembali ke bulan April 1999 dan melihat apa yang sebenarnya terjadi.


Suasana permohonan damai 25 April


Penyebab Sebenarnya dari Permohonan Tersebut

Sejak Falun Gong pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat pada 1992, prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar dan efek luar biasa dalam menyembuhkan penyakit dengan cepat dikenal di seluruh China, bermanfaat bagi banyak orang. Namun hal ini juga menarik perhatian dari oportunis politik individu diantara pejabat tinggi PKC. Pada 1996, Harian Guangming menerbitkan artikel yang mengkritik buku-buku Falun Gong, Zhuan Falun dan Falun Gong, yang merupakan salah satu diantara sepuluh buku terlaris saat itu, dimana harian tersebut menganggapnya sebagai “Ilmu Pengetahuan Palsu.” Pada 1997, sekretaris Komite Politik dan Kehakiman Pusat, Luo Gan memerintahkan Kementrian Keamanan Umum untuk mengadakan suatu penyelidikan secara nasional, sebagai usaha untuk menemukan “bukti” untuk melarang Falun Gong. Laporan-laporan dari departemen kepolisian seluruh negeri tidak menemukan masalah. Namun kakak ipar Luo, He Zuoxiu terus-menerus menerbitkan artikel-artikel tuduhan palsu dan memfitnah Falun Gong.

He Zuoxiu menerbitkan sebuh artikel yang berjudul “Saya menentang anak-anak muda berlatih Falun Gong” dalam Jurnal Institut Pendidikan Tianjin pada 11 April 1999. Artikel itu menggunakan dasar dan cara-cara yang tidak tahu malu untuk menyerang Falun Gong dengan cerita-cerita palsu, fitnahan dan tuduhan palsu, serta memfitnah Falun Gong dan pendirinya. Para praktisi di Tianjin pergi ke kantor editor jurnal untuk mengklarifikasi fakta. Para petugas Kantor Polisi Tianjin mengerahkan pasukan anti huru hara, memukul dan menangkap 45 praktisi. Para pejabat kepolisian dan Kotamadya Tianjin memberitahu praktisi, ”Kami tidak bertanggung jawab atas masalah ini. Pergi ke Beijing, Kementerian Keamanan Umum telah mengetahuinya.”

Mulai dari malam 24 sampai 25 April, para praktisi dari seluruh negeri yang mengetahui insiden ini pergi ke Kantor Pengaduan Dewan Negara di Beijing, secara damai melaporkan dan mengklarifikasi fakta kepada pemerintah dengan itikad baik.

Li (wanita), yang sekarang tinggal di Ottawa, berasal dari Beijing. Dia ikut serta dalam permohonan 25 April dua belas tahun yang lalu dan mengenang, ”Kami pikir itu adalah sebuah masalah serius. Karena polisi telah menangkap praktisi di Tianjin, mereka kemudian juga akan menangkap praktisi di Beijing atau Shanghai. Saya mendiskusikan masalah ini dengan dua praktisi. Kami merasa hanya pemerintah pusatlah yang dapat menyelesaikan masalah ini, maka kami memutuskan untuk memohon. Kami hanya berharap memiliki lingkungan yang aman untuk berlatih.”
(Referensi: http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2009/4/26/106821.html)

Ada orang mungkin bertanya: Apakah praktisi Falun Gong yang pergi ke Institut Pendidikan Tianjin mengeluarkan kata-kata kasar, bertindak kasar atau anarkis? Sebaliknya, mengapa Departemen Kepolisian Tianjin mengerahkan polisi anti huru hara? Menurut guru SMA senior yang menjadi saksi mata seluruh kejadian, kenyataannya praktisi tetap tenang dan rasional sepanjang waktu. Dia sedang berada di Institut Pendidikan Tianjin, menghadiri sebuah kelas pada tanggal 21 atau 22 April dan melihat banyak orang duduk di depan pintu masuk. Semuanya tenang dan tidak satu pun yang berbicara. Setelah kelasnya berakhir, dia melihat orang-orang ini berbaris menuju ke toilet. Beberapa peserta yang hadir di kelasnya juga datang. Dia mendengar seseorang di barisan berkata, ”Mari pergi ke tempat lain dan jangan menghalangi mereka yang dari kelas.” Mereka kemudian pergi ke toilet yang lebih jauh, mengosongkan barisan untuk yang datang kemudian.

Hal ini membuat guru sekolah itu berpikir, ”Saat ini sangat langka melihat orang-orang begitu penuh pengertian dan karenanya, saya mengagumi mereka.” Dia kemudian mengetahui bahwa orang-orang ini adalah praktisi Falun Gong.
(Referensi: http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2004/6/9/49040.html)

Praktisi Falun Gong: Semua Orang Ingin Pergi

Praktisi Falun Gong adalah sekelompok latihan kultivasi yang tanpa organisasi apa pun. Mereka yang ikut serta dalam permohonan damai 25 April bersifat sukarela, atas kehendak sendiri. Dengan begitu banyak praktisi, semuanya ingin pergi dan hasilnya yang hadir lebih dari 10.000 orang.

Lebih banyak praktisi yang tidak mengetahui permohonan tersebut. Seorang praktisi muda mengingat, ”Hari itu, bibi memberitahu saya bahwa dia besok pergi ke Zhongnanhai untuk memohon. Saat itu saya adalah seorang pelajar. Saya tidak sepenuhnya mengerti apa artinya memohon, jadi saya bertanya padanya. Dia berkata bahwa sebuah majalah di Tianjin menerbitkan artikel yang memfitnah Falun Gong dan mengatakan berbahaya bagi anak muda. Praktisi di Tianjin pergi ke kantor penerbit untuk meluruskannya. Belasan praktisi dipukul dan ditangkap. Ketika praktisi meminta pembebasan mereka yang ditangkap, pejabat Tianjin berkata itu di luar wewenang mereka dan praktisi harus memohon di Beijing. Jadi praktisi pergi ke Beijing untuk memberitahu pemerintah tentang manfaat latihan Falun Gong dan meminta pembebasan praktisi. Pada saat itu, saya berpikir sebagai seorang praktisi muda, saya harus memberitahu pemerintah tentang pengalaman saya dan memberitahu mereka bahwa Falun Gong baik. Jadi saya bertanya pada bibi bagaimana cara ke sana. Dia berkata besok pagi mereka akan naik kereta bawah tanah dan meminta saya bertemu dengannya di sana. Saya mengajak salah satu teman sekolah dan dia memutuskan pergi bersama saya.

“Keesokan harinya saya melihat banyak praktisi di pintu masuk kereta bawah tanah. Saya mengikuti mereka dan sampai di pintu barat Zhongnanhai. Kantornya tutup ketika kami sampai di sana. Jadi kami berdiri di luar dan menunggu. Polisi datang untuk menanyai kami. Kami memberitahu mereka bahwa kami adalah praktisi Falun Gong yang datang untuk memohon.  Jadi mereka menyuruh kami ke seberang jalan (seberang Gerbang Barat) dan menyuruh kami menunggu di sana. Pada saat itu saya dengan naif berpikir bahwa masalah ini akan terselesaikan. Para praktisi di kampung halaman saya mengeluh bahwa saya tidak memberitahu mereka mengenai permohonan itu. Saya memberitahu mereka bahwa kami tidak menyadari peliknya masalah itu. PKC selalu berkata kami terorganisir. Jika kami betul terorganisir, akan lebih banyak praktisi yang akan ada di sana. Sepertinya, ada lebih dari 10.000 praktisi dari kota saya yang tidak tahu akan permohonan itu.”
(Referensi: http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2009/5/2/106997.html)

Pemandangan dari Permohonan yang Penuh Kedamaian dan Tertib

Pemandangan lebih dari 10.000 praktisi memohon adalah tenang, penuh kedamaian dan rasional. Petugas polisi tidak perlu mengatur ketertiban tetapi berdiri di samping sambil ngobrol. Pada jam 9 malam, setelah 45 praktisi yang ditangkap di Tianjin dibebaskan, semua praktisi bubar dengan tenang. Selama proses tersebut, tidak ada seorang pun yang meneriakkan slogan atau membentangkan poster. Ketika mereka pergi, tidak ada satu pun sampah yang tertinggal di tanah. Sebenarnya, ini adalah perwujudan yang alami dari praktisi Falun Gong yang berkultivasi Sejati-Baik-Sabar, untuk menjadi orang yang lebih baik.

Seorang praktisi Beijing mengenang, ”Saya tiba di ujung selatan Jalan Fuyou di Beijing sekitar jam 8 pagi, 25 April. Saya dan beberapa praktisi berjalan sepanjang jalan setapak di sisi timur jalan menuju ke utara, berharap pergi ke gerbang barat kompleks Dewan Negara, langsung melaporkan kejadian tersebut ke kantor penerimaan tamu. Ketika berjarak sekitar tiga atau empat ratus meter dari gerbang barat Dewan Negara, seorang wanita muda berjalan keluar dari sekelompok orang yang berdiri di sisi barat jalan tersebut. Dia menyeberangi jalan, berjalan mendekati kami dan bertanya dengan tersenyum, ”Bolehkan saya tahu apakah kalian rekan-rekan praktisi yang datang untuk memohon?” Saya tidak mengatakan apa pun, khawatir dia akan menghentikan kami. Seorang praktisi yang datang bersama kami berkata padanya, ”Kami dari distrik xx. Kami di sini untuk memohon.” Wanita muda itu berkata, ”Jika demikian, mari bergabung dengan kelompok kami.” Praktisi dari Beijing berkata, ”Kami akan pergi ke kantor penerimaan Dewan Negara untuk melaporkan situasinya. Kami tidak datang untuk bergabung dengan kelompok.” Wanita muda itu berkata, ”Saya mengerti perasaan Anda. Sekarang kita ada di sini, kita satu tubuh. Kita semua datang untuk tujuan yang sama. Kita memiliki Guru yang sama dan berkultivasi Fa yang sama. Kita harus mempertimbangkan Dafa dan citra sebagai satu tubuh, dan jangan membiarkan orang jahat mengambil kesempatan atas celah kekosongan apa pun.” Praktisi dari Beijing ini segera berkata, ”Ya, kamu benar.” Kami mengikutinya dan bergabung dalam kelompok praktisi yang memohon.”

“Jumlah praktisi meningkat dengan cepat,” kenang praktisi tersebut, ”Pada saat itu, beberapa orang menyarankan agar anak muda berdiri di depan membentuk empat baris agar praktisi manula dapat duduk di belakang. Ini sebuah kejadian yang sangat mengharukan, melihat para praktisi menunjukkan rasa hormat satu sama lain. Dari waktu ke waktu ada pengingat yang disampaikan dari barisan depan: Tolong tetap tenang dan jangan banyak bergerak. Seorang pemuda memegang sebuah poster yang bertuliskan, ”Tenang! Jangan banyak bergerak.” Dia dengan tenang berjalan bolak-balik. Setelah makan siang ada banyak sampah yang perlu dibuang. Beberapa praktisi manula membawa kantong hitam besar dan berjalan berkeliling untuk mengumpulkan sampah dan menaruhnya dalam tong sampah di sepanjang jalan. Namun, kebanyakan praktisi menaruh sampah mereka dalam tas sendiri. Setiap orang mengambil setiap potongan sampah yang ada di dekat mereka, bahkan puntung rokok yang dibuang oleh polisi. Ketika pejalan kaki melihat hal ini, mereka berkata dengan rasa kagum, ”Falun Gong benar-benar sebidang tanah suci.”
(Referensi: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2010/4/22/116249.html)


Praktisi tetap tenang dan tertib


Polisi bersantai dan ngobrol


Kemudian Perdana Menteri Zhu Rongji menerima perwakilan Falun Gong

Shi Caidong (pria), yang sekarang tinggal di Amerika Serikat, sedang menempuh gelar PhD. di Akademi Ilmu Pengetahuan China ketika permohonan 25 April terjadi. Dia sendiri menyaksikan peristiwa itu dan mendengar tentang insiden Tianjin pada malam tanggal 24 April. Li (wanita) dari tempat latihan mereka mengatakan kepada praktisi untuk memutuskan sendiri apakah akan pergi memohon.

Shi tiba di ujung utara Jalan Fuyou pada pukul 07:30, 25 April. Dia melihat banyak praktisi telah berbaris rapi dan tenang pada kedua sisi jalan. Saat berjalan lebih jauh, dia mendengar tepuk tangan meriah. Dia berpaling dan melihat Zhu Rongji hanya beberapa meter jauhnya, berjalan dari gerbang barat Zhongnanhai menyeberang jalan untuk pergi bekerja. Praktisi sangat senang dan ingin mendekatinya untuk menjelaskan situasi. Pada saat itu, seorang praktisi mengingatkan semuanya untuk tetap di tempat dan mempertahankan barisan. Zhu Rongi mengetahui bahwa praktisi Falun Gong datang untuk memohon dan meminta praktisi untuk menunjuk perwakilan untuk berbicara dengannya. Namun, semua praktisi Falun Gong datang secara spontan dan kebanyakan dari mereka tidak saling mengenal dan tidak pernah berpikir menunjuk perwakilan. Shi berjarak sekitar dua meter dari Zhu Rongji, jadi dia secara sukarela menjadi “perwakilan.” Zhu Rongji menunjuk lagi dua orang praktisi yang sedang berdiri.

Kami bertiga membicarakan hal-hal yang kami ketahui, dan meminta pembebasan para praktisi yang ditangkap di Tianjin. Mereka juga meminta ijin untuk penerbitan buku Zhuan Falun secara terbuka. Para pejabat yang menerima perwakilan praktisi menyadari bahwa tiga praktisi ini belum siap untuk bernegosiasi. Dia bertanya apakah mereka dapat mencari dua orang yang bertanggung jawab. Karena tidak ada seorangpun yang berwenang di antara praktisi Falun Gong, Shi pergi keluar dan secara acak menemukan seorang praktisi lama untuk bertindak sebagai “perwakilan” dan masuk ke dalam untuk berbicara dengan para pejabat.
(Referensi: http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2008/4/24/96691.html)

Praktisi lain di Beijing mengenang, ”Sementara kami menunggu, saya ingat beberapa kelompok perwakilan dipanggil ke kantor penerimaan Dewan Negara. Suatu ketika, saat seorang perwakilan keluar, dia berkata, ”Kita perlu praktisi yang ahli hukum. Praktisi yang berada di dalam tidak punya pengetahuan hukum yang cukup. Kita perlu praktisi berprofesi di bidang hukum.” Di waktu yang lain, seorang perwakilan keluar dan berkata, ”Kami tidak punya praktisi dari Asosiasi Riset Falun Dafa. Para pejabat Dewan Negara menghendaki kita mempunyai orang yang bertanggung jawab di antara perwakilan.” Dia berkata apakah ada yang mengenal Wang Zhiwen atau kepala tempat latihan umum, tolong panggil mereka untuk langsung datang ke sini. Jika tidak, Dewan Negara tidak akan menerima kita.”
(Referensi: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2010/4/22/116249.html)

Pada hari yang sama, Perdana Menteri Zhu memerintahkan polisi Tianjin untuk membebaskan praktisi Falun Gong dan menegaskan kembali kebijakan pemerintah tidak akan campur tangan dengan segala bentuk latihan qigong. Sekitar pukul 9 malam, praktisi mengetahui berita tersebut dan dengan tenang bubar, tanpa menimbulkan suara berisik apa pun selain langkah kaki mereka. Setiap orang memeriksa apakah mereka meninggalkan sampah di jalan dan memungutnya jika menemukan sampah. Setelah mereka pergi, tidak ada sepotong kertas pun di tanah. Para praktisi meninggalkan tempat dengan sangat bersih. Seorang praktisi mengenang, ”Melihat jalan yang bersih di bawah cahaya, saya memungut sebuah sumpit sekali pakai yang tertinggal. Air mata saya mengalir. Sekelompok besar orang tinggal di sana untuk waktu yang cukup lama, namun pergi tanpa meninggalkan satu jejak pun, meninggalkan tempat dengan tanpa noda. Saya tidak pernah melihat hal seperti ini! Seorang petugas polisi menunjuk ke tanah dan berseru kepada petugas lainnya, ”Lihat ini! Apa itu kebajikan? Inilah! Ini yang disebut kebajikan!”
(Referensi: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2010/4/30/116560.html
http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2009/5/5/107080.html)

Akal Busuk

Pada paruh kedua tahun 1998, beberapa pensiunan pejabat dari Kongres Rakyat Nasional, dipimpin oleh Qiao Shi, melakukan penyelidikan terperinci atas Falun Gong dan mencapai kesimpulan bahwa berlatih Falun Gong hanya akan memberikan manfaat dan tidak berbahaya. Pada akhir tahun, mereka menyampaikan laporan kepada Politbiro Pusat. Pada 25 April 1999, Perdana Menteri Zhu Rongji menerima perwakilan dari praktisi Falun Gong dan menegaskan kembali mengenai kebijakan bahwa pemerintah tidak akan campur tangan dalam segala bentuk latihan qigong. Namun, Jiang Zemin dan Luo Gan menyusun konspirasi dalam kegelapan.

Di antara artikel yang ditulis oleh praktisi telah diterbitkan di situs web Minghui/Clearwisdom selama beberapa tahun, artikel-artikel tentang menyaksikan Permohonan 25 April, praktisi dari berbagai tempat menyebutkan bahwa polisi mengarahkan kerumunan orang yang memohon untuk mengelilingi Zhongnanhai. Seorang praktisi mengenang, ”Pada awalnya, praktisi berkumpul di depan Kantor Pengaduan Dewan Kota, yang terletak di Jalan Fuyou. Kemudian, beberapa petugas polisi bersenjata datang dan memberitahu praktisi bahwa tidak aman berada di sana dan mereka tidak diperbolehkan berada di sana. Praktisi kemudian mengikuti arahan dari polisi. Polisi mengarahkan praktisi dari Jalan Xi’anmen menuju selatan. Di sisi lain Jalan Fuyou, polisi mengarah praktisi menuju utara Jalan Fuyou. Kedua kelompok bertemu di depan gerbang barat Zhongnanhai. Lalu, dengan arahan dari polisi bersenjata, praktisi Falun Gong dipisahkan menjadi dua kelompok dan diarahkan untuk mengelilingi wilayah Zhongnanhai. Inilah yang dinamakan “mengepung Zhongnanhai,” seperti yang dikatakan rezim komunis, ungkapan yang digunakan untuk menipu rakyat China.
(http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2009/5/5/107080.html)

Li Bin (wanita), yang tinggal di Amerika Serikat, pergi ke Beijing untuk mencari pekerjaan setelah kelulusannya dari sebuah institut riset pada waktu itu. Dia kebetulan mengalami permohonan 25 April dan berkata, ”Semakin lama semakin banyak praktisi yang datang. Kami masih tidak tahu di mana Kantor Pengaduan berada. Petugas polisi kemudian mendekat memerintahkan kami untuk mengikuti mereka. Dengan hati yang tulus, praktisi tidak berpikir banyak tentang hal ini selain mengikuti polisi. Saya baru saja tiba di Beijing dan tidak mengenal jalan. Namun saya ingat polisi mengarahkan kami ke sebuah tempat di seberang jalan dari tembok merah (sekitar komplek Zhongnanhai). Ada polisi di mana-mana dan mereka mengarahkan kami untuk mengelilingi Kantor Pengaduan. Melihat balik, itu jelas adalah sebuah pengaturan PKC, untuk menjebak kami dalam situasi terlihat seperti Zhongnanhai dikepung.”
(Referensi:http://www.clearwisdom.net/html/articles/2010/5/3/116646.html)


Skema dari posisi praktisi dekat Zhongnanhai pada 25 April 1999. Simbol kuning menunjukkan posisi kerumunan.


Sebagai tambahan, agen-agen khusus secara aktif dan mengambil berbagai kesempatan untuk mengacaukan kerumunan damai para pemohon. Mereka berusaha membuat masalah, namun praktisi secara rasional dapat melihat dengan jelas.

Seorang praktisi mengenang, ”Saya pergi sepanjang Jalan Chang’an barat untuk mencari toilet dan tiba-tiba melihat seorang wanita muda berpakaian modis dengan rambut dicat dan lipstik merah. Dia juga mengenakan lambang Falun di dadanya. Dia memotret mobil-mobil berplat luar kota Beijing, yang terparkir di depan tempat kerja. Saya agak bingung: Mengapa praktisi Falun Gong ini tidak berdiri di Jalan Fuyou bersama yang lainnya, malahan berada di sini? Demikian juga dengan pakaiannya tidak seperti cara praktisi berpakaian. Praktisi Dafa biasanya berpakaian sederhana dan tidak menggoda seperti itu. Dia berada di bumi belahan mana? Ketika kembali ke Jalan Fuyou saya melihat wanita itu lagi, masih mengenakan lambang Falun di dadanya dan ada sebuah buku Zhuan Falun di tangannya. Dia telah berganti mengenakan kaos. Dia menghasut praktisi untuk meneriakkan slogan. Para pemohon mengabaikannya. Saya kaget. Dia ternyata adalah seorang agen khusus.”

Kesimpulan

Dengan ketulusan dan kebaikan hati praktisi Falun Gong selama Permohonan 25 April, bersamaan dengan disiplin diri yang tinggi d imana membuat mereka untuk selalu memikirkan orang lain, mengharukan orang-orang dan melenyapkan potensi konflik yang dengan sengaja diciptakan oleh Luo Gan dan lainnya. Praktisi juga mengesankan dunia. Orang-orang dari berbagai negara memperhatikan kelompok latihan yang luar biasa ini. Tidak perduli bagaimana Partai Komunis China telah menyesatkan fakta, kebohongan pasti akan terungkap. Apa yang praktisi Falun Gong tinggalkan selalu adalah kegemilangan dalam menjunjung keyakinan lurus mereka.

Chinese: http://www.minghui.org/mh/articles/2011/4/22/回顾“四•二五”万人大上访(图)-239423.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/4/25/124630.html