Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Kenangan Berharga: Sebuah Saksi Abadi (Bagian 4)

10 Juni 2011

(Minghui.org) Bagian 4 dari 4

Part 1: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/5/23/125468.html

Part 2: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/5/25/125524.html

Part 3: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/5/26/125539.html

8. Juni, 1994: Jinan, Provinsi Henan


Setelah kelas di Zhengzhou, Guru pergi ke Jinan pada tanggal 21 Juni 1994. Lokasinya di Stadium Huangting, dan lebih dari 4.000 orang berpartisipasi. Penyelenggaranya adalah Pusat Layanan Ilmu Pengetahuan Kebudayaan Pemuda. Banyak praktisi dari kota-kota lain mengikuti Guru di sana. Sejak kelas Jinan, membeli tiket untuk mengikuti kelas belajar menjadi lebih sulit karena semakin banyak orang yang ingin mendaftar.

Beberapa praktisi bercerita, "Ketika Guru memasuki stadium, Ia selalu datang dari pintu masuk yang berbeda untuk berjabat tangan dengan para murid. Di sana ada begitu banyak orang. Pastilah sangat melelahkan berusaha untuk berjabat tangan dengan semua orang!”

28 Juni 1994 adalah hari ceramah pertama di Jinan. Guru beberapa kali memberitahu semua orang, “Praktisi yang akan pergi ke kelas Dalian, tolong diingat untuk tidak terbang ke sana. Sebaiknya, naik kereta, bus, atau bahkan pergi dengan kapal.” Kami menyadari kemudian kalau penerbangan itu bertemu dengan badai. Seusai kelas, Guru menunggu murid-murid di pintu dan kemudian meminta supir untuk membawa mereka ke stasiun kereta api atau bus.

9. Juli 1994, Dalian, Provinsi Liaoning


Tanggal 1 Juli 1994 pagi, para praktisi lokal pergi ke dermaga Dalian untuk menyambut Guru. Ketika kami tiba sudah banyak praktisi yang menunggu di sana dengan tenang, beberapa memegang spanduk selamat datang, beberapa memegang bunga. Kapal Guru sampai ke dermaga sekitar tengah hari. Ia menerima sambutan hangat dari para praktisi, Guru tersenyum dan bersiap-siap untuk masuk ke dalam mobil. Para praktisi mengelilingi Guru, menyapa dan memberikan bunga kepada-Nya. Orang-orang yang bekerja di sana bertanya dengan heran, “Siapa orang ini, menerima sambutan sehangat itu?”

Semakin banyak lagi praktisi yang mendaftar di kelas. Beban kerja pembuatan sertifikat menjadi sangat berat. Karena kami harus pergi ke Lushun pada jam 7.00 pagi keesokan harinya, jadi kami harus bekerja semalaman. Tidak ada yang tersisa untuk dimakan pada malam itu, hanya ada satu bungkus mie instan untuk sarapan pagi Guru keesokan paginya. Jam 6.00 pagi Guru datang dengan semangkuk mie instan di tangannya. Ia tersenyum dan bertanya pelan, “Apakah kamu tidak tidur semalaman?” Seorang praktisi menjawab ya. Lalu Guru meletakkan mangkuk mie itu di atas meja dan tersenyum, “Cepat makan sedikit.” Kemudian Ia berbalik dan pergi. Kami berempat atau berlima bergantian makan mie itu dengan mata basah. Hari itu Guru tidak makan apapun dan pergi bersama anggota stafnya dengan perut kosong.

10. Desember 1994, Kelas Terakhir dan Seminar Terakhir di China Daratan

Seri kelima ceramah yang diaadakan di Guangzhou diselenggarakan di Stadium Guangzhou mulai tanggal 21 sampai 29 Desember 1994. Lebih dari 6.000 orang berpartisipasi. Tuan rumah penyelenggara adalah Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan Tubuh Manusia kota Guangzhou. Yang hadir di sana bukan saja orang-orang dari China daratan, tapi juga dari Hong Kong, Taiwan, dan luar negeri. Ini adalah kelas internasional pertama.

Selama hari pertama, seorang praktisi perempuan dari Hong Kong datang langsung ke kelas dengan bagasinya. Seorang praktisi Barat yang tidak begitu mengerti bahasa mandarin tapi tahu bahwa Dafa baik berusaha sekuat tenaga mendengarkan ceramah Guru. Sementara mendengarkan, ia duduk dengan posisi lotus ganda. Dia juga membawa istri dan putrinya yang berumur 2 tahun.  

Enam ribu tiket terjual habis. Masih ada beberapa ratus orang yang ingin mendengarkan ceramah, tapi tidak memiliki tiket. Praktisi-praktisi lama dari Guangzhou dan daerah lain memberikan tiket mereka kepada hampir 200 orang dari mereka. Seorang praktisi dari kota lain datang ke Guangzhou lebih awal dan hanya mendapatkan sepuluh tiket melalui jalur-jalur yang berbeda, yang masih jauh dari cukup. Tapi perempuan itu tetap tidak memiliki tiket untuk dirinya sendiri. Koordinator Guangzhou melihat itu dan membantunya mendapatkan beberapa tiket lagi. Pada akhirnya, secara keseluruhan ia memiliki 32 tiket. Tapi ia tetap tidak menyisakan satu lembar untuk dirinya sendiri dan akhirnya, ia menyaksikan ceramah Guru di televisi di luar aula utama.

Pada hari pertama 70 sampai 80 praktisi berdiri mendengarkan ceramah di luar aula utama. Mereka belajar latihan gerakan di luar juga. Setelah Guru selesai mengajarkan ceramah, ia berjalan keluar aula ceramah untuk bertemu dengan murid-murid di luar dan berkata, “Terlalu banyak orang datang. Penyelenggara masih berusaha untuk mengatasi masalah ini. Murid-murid di luar adalah sama dengan yang di dalam. Kalian juga akan mendapatkan apa yang seharusnya kalian dapatkan.”

Guru sendiri membahas masalah ini dengan penyelenggara dan pengelola stadium. Pada hari berikutnya, mereka mendirikan sebuah aula kedua sehingga praktisi-praktisi di sana dapat mendengar dan menyaksikan Guru di televisi. Staf stadium tidak bisa mengerti dan berkata, “Kami sudah menjadi tuan rumah banyak acara di sini. Kami belum pernah melihat orang-orang yang begitu setia. Beberapa ribu orang mendengarkan ceramah dengan begitu hening sampai kamu dapat mendengar sebuah peniti yang jatuh. Ini sangat mengharukan, sangat mengharukan!” Semua orang tetap sopan dan berlaku sopan selama kelas 10 hari itu.

Beberapa praktisi membawa kue-kue buatan sendiri dan sayuran acar dari kampung halaman mereka di desa-desa terpencil di utara. Seorang praktisi laki-laki tua berkata dengan bersemangat setelah ia mendengarkan ceramah Guru, “Saya datang jauh-jauh dari Jiamusi, 4.000 kilometer sebelah utara dari sini, hanya untuk mendengarkan ajaran Guru. Saya sangat beruntung dapat belajar Dafa!”

Guru datang ke aula kedua selama waktu istirahat untuk bertemu murid-murid, ini menjadi sebuah kejutan bagi semua orang. Murid-murid menangis. Mata Guru basah. Guru berjabat tangan dengan semua orang dan berkata, “Murid-murid di luar aula utama adalah sama dengan yang di dalam. Tak seorang pun akan tertinggal di belakang.” Seorang murid bahkan menangis tersedu-sedu.

Di akhir kelas Guru berkata,

"Ada lebih dari tiga ribu orang yang datang dari jarak jauh, yang terjauh dari Heilongjiang dan Xinjiang, yang empat sampai lima ribu kilometer, atau lebih dari delapan ribu li jauhnya. Ini adalah jalan yang panjang untuk sampai ke sini, dan kalian telah mengalami banyak kesulitan. Beberapa orang bahkan tidak punya cukup uang, dan setiap hari mereka makan mie instan atau bahkan biskuit.” (“Ceramah Fa dan Menjawab Pertanyaan di Guangzhou”).

Karena Guru mempertimbangkan beberapa praktisi miskin, maka Ia mengurangi satu hari kelas dari jadwal yang semula direncanakan dan memperpanjang waktu kuliah setiap hari.

Pada hari kelas berakhir, Guru berjalan mengitari aula. Banyak praktisi datang berjabat tangan. Guru melihat seorang petani yang tampak sederhana dan malu berusaha bersembunyi di balik orang-orang. Setelah Guru selesai berfoto dengan semua orang, Ia mendatangi petani itu dan menjabat tangannya serta berkata dengan belas kasih, “Saya tahu kamu datang dari desa. Kamu datang jauh-jauh ke sini untuk mendapatkan Fa.” Praktisi ini datang dari sebuah desa terpencil dan telah berlatih Buddhisme Zen selama delapan belas tahun dan sekarang sedang mencari seorang Guru baru. Ia tiba-tiba merasakan kehangatan di seluruh tubuhnya.

Tiket kereta untuk kembali sulit didapatkan. Seorang praktisi lanjut usia ingin membeli 12 tiket. Tapi ada kebijakan di stasiun – hanya satu tiket per orang! Agen tiket bertanya, “Apakah kamu memiliki indentifikasi khusus?” Dia menjawab, “Ya, saya ada.” Kemudian ia menunjukkan foto Guru pada agen itu. Agen itu kemudian menjual padanya 12 tiket.

Seri kelima ceramah di Guangzhou berakhir tanggal 29 Desember 1994. Ini adalah ceramah terakhir dari serangkaian ceramah yang diberikan di China Daratan.

Ceramah terakhir Guru di Daratan China adalah di Dalian. Koordinator tidak memberitahu para praktisi terlebih dahulu, namun banyak praktisi pergi secara spontan ke bandara untuk menyambut Guru. Agar tidak menghalangi penumpang lain, para praktisi berdiri di sepanjang dua sisi di lorong di samping pintu gerbang, memperluas garis mereka dari pintu gerbang sampai ke alun-alun. Banyak penumpang bertanya, “Siapa yang datang ke sini hari ini? Bagaimana bisa ada begitu banyak orang yang datang menyambut orang ini?” Para praktisi menjawab dengan bangga, “Guru kami yang datang!”

Awan oranye pertanda baik muncul di langit biru, sangat tebal. Sebuah pesawat menembusnya, dan awan itu menghilang. Sepuluh menit kemudian, Guru dengan mengenakan jaket hitam, berjalan keluar dari aula dengan bunga di tangannya.

Guru berceramah di Stadium Xinghai di Dalian pada 31 Desember 1994. Ceramah itu berlangsung selama tiga jam, dan dihadiri oleh 6.600 orang. Seminar ini menandai akhir dari pengajaran Fa dan latihan Guru di China Daratan. Di hari yang sama Guru menulis puisi,

"Dalam kosmos yang luas tak terbatas,
Seberkas roda cahaya emas.
Sang Sadar turun ke dunia,
Langit dan bumi bersama menghadap.
Alam semesta terang dan jernih,
Berasimilasi dengan cahaya Fa.
Mencapai kesempurnaan terbang membubung,
Bersama-sama kembali ke surga. "
("Berasimilasi Mencapai Kesempurnaan" Hong Yin)

Ketika Guru selesai berceramah, aula meledak dengan gemeruh tepuk tangan. Semua praktisi berdiri dan melihat ke Guru. Guru sedang memutar Falun besar di panggung! Guru berjalan menyusuri podium dan sekitar aula melambaikan tangan ke praktisi. Semua orang merasakan hawa hangat mengalir lewat.

Setelah itu Guru berjalan perlahan-lahan keluar stadium. Para praktisi tahu Guru telah menerima undangan dari Perancis, ia akan segera pergi ke luar negeri. Jadi setiap orang mengikuti Guru keluar aula. Guru melihat ke sekeliling dan diam-diam mengucapkan selamat tinggal. Dia berjalan ke depan. Para praktisi masih mengikuti. Mereka berjalan dan berhenti, berdiam diri lebih dari 10 menit. Baru kemudian, seorang anak laki-laki berumur 12 tahun yang datang dari China Timur Laut berteriak dengan keras, “Guru! Guru!” Guru berbalik dan menyentuh kepala anak itu dan berkata ramah, “Berkultivasilah dengan rajin.”

Guru tidak segera masuk ke mobil. Para praktisi masih mengelilingi Guru. Persis seperti bunga teratai di bawah matahari musim dingin: Guru adalah benang sari emas, dan para praktisi adalah kelopaknya. Para praktisi menunjukkan rasa hormat yang mendalam pada Guru. Saat itu udara seolah beku. Semua orang memandang Guru dengan tenang dan ingin mengukir wajah, penampilan, senyuman dan suara Guru dalam ingatan mereka. Banyak praktisi meneteskan air mata.

Penutup

Belas kasih Guru telah membangunkan kita. Ajaran di dalam Zhuan Falun adalah apa yang telah kita cari-cari! Ia memiliki semua rahasia langit; sebuah buku yang sangat berharga! Persis seperti yang dikatakan Guru,

“Mencari Guru beberapa tahun,
Suatu hari bertemu sendiri.
Mendapatkan Fa dan kembali melalui kultivasi,
Mencapai kesempurnaan mengikuti Guru kembali.”
(“Takdir Pertemuan Kembali Ke Buah Status Kudus” Hong Yin)

Prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar terdapat dalam segala sesuatu di alam semesta. Jika kita menggunakan hati kita untuk merasakan, kita akan dapat memahami misterinya. Tolong, hargailah kesempatan berharga ini!

Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2011/5/13/【庆祝513】珍贵的记忆-永恒的见证-240538.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/5/27/125561.html