Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Kenangan Berharga: Sebuah Saksi Abadi (Bagian 2)

7 Juni 2011

(Minghui.org) Bagian 2 dari 4

Bagian 1 diterbitkan: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/5/23/125468.html

3. April 1993, Guangzhou, Provinsi Guangdong

Di hari pertama seri ceramah sembilan hari di Guangzhou diadakan di sebuah aula di Pabrik Karet Guangzhou pada 13 April hingga 22 April 1993. Hanya empat puluh lebih murid yang menghadiri kelas ini. Tuan rumah penyelenggara adalah Sekolah Qigong Baoling di Guangzhou.

Guru tinggal di asrama pabrik yang sangat primitif. Asrama itu mempunyai kafetaria yang menyediakan makanan ala kadarnya saja. Di satu makan malam, murid A mengangkat semangkuk nasi dengan beberapa sayuran di atasnya, mengatakan bahwa ia merasa sulit untuk menelannya. Teman sekelasnya yang dari militer memandang makanan sederhana itu dengan shock dan berkata, “Hanya ini saja?” Ketika A berbalik, ia menemukan Guru telah selesai makan makanan yang sama dengan wajah tersenyum, dan siap untuk kembali ke kelas. A langsung merasakan perasaannya tercampur-aduk.

Suatu kali saat kami semua sedang makan, Guru berkata, "Ini," dan meletakan sebuah telor mata sapi ke dalam mangkuk seorang praktisi. Praktisi itu melihat ke atas dan kami segera menutupi mangkuk kami dengan tangan. Dua praktisi bergegas pergi sambil membawa mangkuk mereka. Sebenarnya telur mata sapi itu dibeli oleh praktisi lain hanya untuk Guru, untuk kerja keras-Nya mengajar. Guru tersenyum kebapakan dan berkata, “Silahkan makan. Kalian semua telah bekerja keras. Makan.”

Suatu hari setelah ceramah, Guru berkata kepada staf sambil tersenyum, “Mari makan keluar hari ini.” Guru memimpin lima murid ke sebuah kedai makanan di samping jalan dan setiap orang memesan semangkuk sup mie dengan bebek panggang didalamnya. Jika bukan karena kami, Guru tidak akan pernah makan keluar. Biasanya Ia hanya makan mie instan.

Selama sembilan hari ceramah, Guru membawa kami mengunjungi Kuil Liurong (Kuil Enam Pohon Beringin), yang dibangun pada tahun 537. Sebuah pagoda berdiri di tengah halaman. Ketika kami berjalan di bawah pohon beringin yang rimbun, kami melihat ke atas dan merasakan sesuatu yang istimewa dengan hal itu.

Ketika kelas berakhir, Falun Gong telah menancapkan akarnya di Guangzhou. Kepala Sekolah Qigong Baoling sangat senang. Dia terus menerus mengundang Guru untuk kembali ke Guangzhou.

4. Agustus 1993, Provinsi Guizhou

Guru menerima undangan dari Asosiasi Riset Qigong Provinsi Guizhou pada tahun 1993. Dia pergi ke Kota Guiyang untuk kedua kalinya untuk mengadakan kelas dari tanggal 15 Agustus hingga 21 Agustus. Saya beruntung dapat mengikuti Guru dan menghadiri kelas lagi. Kami tinggal di sebuah penginapan. Setiap hari kami membawa sejumlah besar bahan ceramah ke kelas.

Putri Guru, Meige juga bergabung dengan kami kali ini. Dia membawa ransel besar berisi bahan-bahan ceramah. Siapa pun yang melihatnya membawa tas yang berat itu berkata, “Ini terlalu berat bagimu. Kamu terlalu muda untuk membawa beban seberat itu.” Dia tetap bersikeras sambil menyeret ranselnya dengan sekuat tenaga, “Saya menginginkannya. Saya ingin melakukannya.” Di akhir kelas ceramah, kami tidak tidur semalaman untuk membuat sertifikat kelulusan. Meige ikut tidak tidur dan membantu kami mencap setiap sertifikat.

Suatu pagi, saat kelas ceramah di Provinsi Guizhou Guru pergi ke tempat latihan di Taman Qianling. Koordinator tempat latihan memperkenalkan keadaan praktisi lokal kepada Guru.

Juga saat kelas ceramah, penanggung jawab Pembina, Pusat Pembina Guizhou menceritakan tentang ular yang berkultivasi menjadi bentuk manusia. Laki-laki itu berumur 326 tahun. Ia berusaha untuk mengganggu kelas mengajar Guru. Kemudian ia tahu kalau ia salah. Ia mengirim cucu muridnya untuk mengundang pembina dari Pusat Pembina Guizhou ke guanya, di mana ia meminta praktisi perempuan itu untuk memberitahu Guru kalau dia menyesali apa yang telah ia lakukan.

Setelah kelas berakhir, sebelum meninggalkan Guizhou Guru datang ke ruang staf untuk melihat apakah kami telah mengemasi barang-barang. Dia mengangkat beberapa koper untuk menguji beratnya, dan memberitahu kami bahwa kami akan memperoleh manfaat dari kebiasaan baik mengembalikan barang kembali ke tempatnya setiap kali kami selesai menggunakannya. Ia juga menunjukkan kepada kami bagaimana mengepak.

5. November 1993 dan 4 April 1994, Provinsi Anhui

Hari pertama kelas sembilan hari di Anhui diselenggarakan di Kota Hefei pada tanggal 19 November 1993. Tuan rumah penyelenggara adalah Asosiasi Riset Qigong Provinsi Anhui.

Lokasinya berada di aula Universitas Pertanian Anhui. Total sekitar 511 orang menghadiri kelas, dengan hanya 260 orang dari kota Hefei. Sisanya adalah kombinasi, para murid veteran dari provinsi lain dan pejabat tingkat tinggi pemerintah dari Provinsi Anhui.

Guru pergi mengunjungi Gunung Jiuhua (gunung terkenal di Anhui) pada tanggal 2 Desember 1993. Menurut legenda, Gunung Juihua adalah Kuil Bodhisattva Di-Zang, di mana tubuh manusia dari tiga biksu terkemuka tetap utuh bahkan setelah ratusan tahun. Guru pernah berkata, “Ambil tiga biksu di Gunung Jiuhua sebagai contoh, tubuh manusia mereka bertahan ratusan tahun. Penyebabnya adalah tubuh mereka telah digantikan oleh materi energi tinggi. Dengan kata lain, mereka bukan tubuh manusia biasa lagi. Oleh karena itu mereka tidak pernah rusak.”

Butuh stamina fisik untuk mendaki gunung itu. Namun semakin tinggi kami mendaki, semakin riang gembira kami rasakan. Awan-awan yang mengambang di sekitar kami memberikan perasaan di surga. Guru berkata, “Sekarang kita berada di surga lapisan ke tiga.” Entah dari mana mendadak banyak bermunculan lingkaran-lingkaran besar bersinar emas. Kami merasa seolah-olah berada di dunia dongeng.

Beberapa murid merasa haus setelah beberapa saat. Satu orang membeli dua kaleng buah untuk Guru. Guru mengambil kaleng-kaleng itu dan berkata, “Saya haus. Pasti kalian juga? Ayo, mari kita bagi.”

Setelah menyelesaikan hari pertama kelas sembilan hari, seorang praktisi bertanya pada Guru kapan Ia akan kembali lagi. Guru tersenyum dan berkata, “Hefei, saya akan kembali.” Asosiasi Riset Qigong lokal mengambil kesempatan itu untuk memperpanjang undangan bagi kelas lain. Guru setuju memberikan kelas kedua pada tahun berikutnya, pada tanggal 15 April 1994. Dia memperkirakan pada saat itu 1.500 orang akan hadir.

Memang 1.500 orang hadir di kelas kedua Falun Gong yang diselenggarakan di Aula Sekolah Partai Provinsi Anhui dari 15 April hingga 24 April 1994. Sekali lagi tuan rumah penyelenggaranya adalah Asosiasi Riset Qigong Anhui.

Pada hari pertama kelas, para murid sangat gembira sampai mereka bertepuk tangan sepanjang keseluruhan kelas ceramah. Mereka sering berdiri untuk bertepuk tangan. Beberapa bahkan mengangkat tangan mereka di atas kepala untuk bertepuk tangan. Guru berkata, “Mulai dari kelas ini, kita akan mengajarkan Fa. Kita tidak akan lagi mengikuti format transisi Qigong.” Gong yang dikeluarkan Guru begitu kuat bahkan murid-murid yang paling tidak sensitif pun bisa merasakan energi kuat yang mendorong mereka kembali terduduk ke kursi. Ketika mereka berkonsentrasi mendengarkan, mereka tidak bisa lagi merasakan tubuhnya; seolah-olah mereka tidak memilikinya.

Saat kelas berlangsung, ada seorang murid dari pedesaan. Murid laki-laki itu berumur tiga puluhan dan menderita bongkok. Suatu hari ia datang menemui kami dengan sangat bersemangat. Dia berputar supaya kami bisa melihat punggungnya, dan berkata, “Apakah kamu melihatnya? Apakah kamu melihatnya?” Penampilannya telah berbeda. Ia mendesak, “Sentuh saya. Sentuh punggungku.” Jadi kami melakukannya. Mengejutkan, punggungnya normal. Sambil berlinang air mata ia berkata, “Tadi malam dalam mimpi, saya mendengar suara berderak. Pagi ini ketika saya bangun, saya tidak memperhatikan punggung saya. Ketika saya sedang mencuci, saudara perempuan saya berteriak, “Bagaimana punggung kamu bisa lurus?”

Guru selalu mengenakan sebuah jas biru tua dan kemeja yang memudar. Setelah dicuci banyak kali, kerah baju dan lengannya berjumbai. Seorang praktisi meminta penjahit untuk membuat satu setelan baru, dan bersikeras agar Guru memakainya dan mengambil foto. Kemudian foto itulah yang belakangan menjadi “Foto Penulis” di Zhuan Falun.

Suatu hari, kami mendengar berita menggembirakan bahwa Guru akan makan dengan seluruh staf kelas di Hefei malam itu. Beberapa praktisi non-lokal kesenangan seperti anak-anak kecil. Berpikir bahwa mereka semua berdebu dan berkeringat, mereka memutuskan untuk mandi dan merapikan diri.

Kami duduk di meja menunggu Guru, membayangkan makanan-makanan enak di mana kami akan berbagi dengan Guru. Makanan datang – semangkuk besar sup sayur yang sederhana ditempatkan di tengah meja, kemudian bermangkuk-mangkuk nasi dan piring sederhana dari sayuran yang sama ditaruh di depan semua orang. Kami terkejut, dan berkata, “Hanya ini?” Kami hampir menangis. Seorang murid yang duduk di seberang meja Guru makan begitu cepat, sampai-sampai ia hampir membenamkan wajahnya ke makanan. Setelah beberapa saat, dia melirik sekilas dan melihat Guru dengan hati-hati mengambil sebutir beras dan memasukkannya ke dalam mulut-Nya. Murid itu sangat tersentuh. Guru menghargai setiap butir nasi. Dalam upaya menyadarkan makhluk hidup yang tenggelam dalam kesesatan, Guru telah melalui kesulitan demi kesulitan tanpa akhir yang tak terhitung. Apa yang Guru makan adalah makanan paling sederhana yang bisa dibayangkan orang, tetapi apa yang Dia tawarkan adalah yang paling berharga.

(Bersambung)

Chinese: http://www.minghui.org/mh/articles/2011/5/13/【庆祝513】珍贵的记忆-永恒的见证-240538.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/5/25/125524.html