Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Sipir Kamp Kerja Paksa Chaoyanggou di Kota Changchun Menyiksa Praktisi

19 Okt. 2012 |   Oleh koresponden Minghui di Provinsi Jilin


(Minghui.org) Para sipir Kamp Kerja Paksa Chaoyanggou di Kota Changchun, Provinsi Jilin bertahun-tahun telah menganiaya praktisi Falun Gong. Mereka menggunakan berbagai cara penyiksaan untuk memaksa para praktisi menulis pernyataan jaminan melepaskan kepercayaan mereka. Sipir yang berhasil mengubah praktisi dapat menerima bonus dan kenaikan pangkat.

Zhang Guozhi (pria), dibawa ke kelompok pertama pada bulan Mei 2012. Sebelumnya ia melakukan mogok makan beberapa hari untuk menentang penganiayaan. Meski melihat dia dalam keadaan tidak sehat, ketua kelompok pertama Zhang Guangfeng tidak mengobatinya, malah menyuruh agar Zhang disekap dalam sel dan dicekok paksa oleh para sipir dan dokter.

Zhang Guangzhao (pria) dalam penahanan kelompok kedua. Ketika dia ketahuan berlatih Falun Gong pada 15 Februari 2012, ketua kelompok kedua He Jianxin memasukkannya ke dalam sangkar besi yang luasnya kurang dari dua meter pesegi. Dia diborgol pada sangkar besi itu dan dibiarkan selama tujuh hari. Selama dalam sangkar Zhang minta ijin ke toilet, namun Ma Yuanto dari bagian pendidikan menolaknya, dan menyetrumnya dengan tongkat listrik hingga kedua tangan Zhang dan kedua kakinya bengkak dan tidak kuat berdiri.

Pada papan pengumuman di kantin tertempel daftar “Standar Jatah Makan Bulanan,” yang memuat menu makanan untuk para tahan di kamp. Dalam menu itu terdaftar berbagai macam makanan yang digoreng. Namun ini hanya untuk diperlihatkan pada waktu ada inspeksi resmi; makanan ini tak pernah disediakan untuk para praktisi.

Karena jeleknya kwalitas jatah makanan, banyak praktisi yang menurun kesehatannya dan timbul gejala terserang penyakit. Du Guolin (pria) dan Zhang Guangzhao kehilangan banyak berat badan, menjadi sangat-sangat kurus. Mereka menderita lemah kaki, dan kesemutan pada kedua tangan dan telapak kakinya. Dokter kamp mendiagnosa mereka menderita simptom malnutrisi.

Meski ada toko kelontong di kamp yang menyediakan keperluan sehari-hari dan makanan, harganya sangat tinggi, dan kebanyakan makanan itu telah kedaluwarsa. Toko itu dikelola oleh kepala bagian resepsionis, bermarga Dong. Dia melarang sanak keluarga praktisi yang menengok membawa makanan ataupun kebutuhan mereka, kecuali setelah memberikan uang kepadanya.

Chinese version click here
English version click here