Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Pilihan Seorang Praktisi Falun Gong Muda

8 Okt. 2012 |   Oleh: seorang praktisi Falun Gong muda Li Yuan

(Minghui.org) Nama saya Li Yuan, berusia 14 tahun. Saya belajar Falun Dafa bersama ibu pada Oktober 1998 dan merasakan kebahagiaan yang tak terkira. Tapi pada 1999, rezim Jiang dan Partai Komunis China melancarkan penganiayaan terhadap Dafa dan sebuah kekejaman dipaksakan kepada saya: Saya harus memilih antara Falun Dafa dan sekolah. Tanpa ragu, saya memilih Falun Dafa. Walaupun pihak berwenang tidak mengijinkan saya pergi ke sekolah, saya belajar sendiri. Penyebaran Dafa tidak pernah terjadi sebelumnya. Shifu kita yang belas kasih memberikan penyelamatan kepada semua kehidupan. Bagaimana saya dapat melewatkan kesempatan berharga yang telah saya tunggu selama jutaan tahun! Membantu Shifu di dalam Pelurusan Fa dan membuktikan kebenaran Fa juga merupakan tanggung jawab sejarah saya.

Sebelum berkultivasi, seorang peramal mengatakan bahwa saya akan mengalami kecelakaan mobil pada usia sepuluh tahun, itu adalah sebuah musibah yang tidak dapat saya hindari sebagai bagian dari takdir hidup saya. Setelah berkultivasi, saya mengalami enam kali kecelakan mobil yang mengerikan dan dua kali tersetrum listrik, tapi saya sama sekali tidak terluka. Dengan perlindungan Shifu, saya telah membayar hutang yang seharusnya telah mengambil nyawa saya.

Ketika penganiayaan ilegal dimulai pada 20 Juli 1999, ibu dan saya pergi ke kantor pemerintah tingkat provinsi untuk melakukan permohonan, tapi ditahan secara ilegal selama empat jam. Waktu kami dibebaskan hari sudah gelap.

Pada tahun 2000, setelah membaca artikel dari Clearwisdom, ibu dan saya memutuskan untuk pergi ke Beijing untuk membuktikan kebenaran Fa. Pada pukul 09:00, 9 Juli 2000, kami tiba di Kantor Permohonan di Beijing, tetapi malah ditahan oleh pegawai di sana. Kami menolak untuk menyebutkan nama dan alamat kami, sehingga pada sore harinya mereka mengirim kami bersama dengan praktisi lainnya yang juga tidak mau memberikan namanya ke berbagai kantor polisi. Kami tetap menolak memberitahu nama kami kepada mereka. Akhirnya, mereka menemukan alamat kami pada kantong plastik di dalam tas bawaan kami. Mereka mengirim kami ke kantor perwakilan pemerintah daerah kami di Beijing, dan kemudian memerintahkan atasan tempat kerja ibu untuk membawa kami pulang. Kami dibawa kembali ke pabrik, di mana kami secara ilegal ditahan selama 15 hari dan diperas sebesar 1.600 yuan. Setelah dibebaskan, kami berada dalam pengawasan selama setengah tahun.

Pada pertengahan Desember tahun itu, ibu dan saya melepaskan diri dari pengawasan dan pergi ke Beijing lagi. Kami pergi ke Lapangan Tiananmen untuk membentangkan spanduk untuk permohonan secara damai. Tapi begitu kami tiba di Lapangan Tiananmen, kami dipaksa masuk ke dalam mobil van polisi. Pada pukul 10:00, kami dikirim ke Kantor Polisi Tiantan, di mana ada 1.000 praktisi dari seluruh penjuru negeri telah ditahan. Diantara mereka, ada orang yang berusia lebih dari 70 tahun, termasuk juga bayi yang baru berusia beberapa bulan. Kami melafalkan Fa bersama, berseru “Falun Dafa Hao (baik)!” dan satu demi satu membuka spanduk yang tidak sempat kami tunjukkan kepada masyarakat umum di Lapangan Tiananmen. Saya tersentuh hingga menangis oleh kemurnian, kelurusan, kedamaian, dan belas kasih para praktisi, dan keberanian mereka di hadapan kejahatan.

Sekitar pukul 10:00 pagi, praktisi yang menolak memberikan nama mereka dikirim ke berbagai tempat. Ibu dan saya dikirim ke Kantor Polisi Zhugezhuang di Daerah Tongxian. Semua polisi di sana berbadan tegap. Mereka akan menyiksa setiap praktisi yang tidak mau bekerjasama dengan mereka. Setelah ditahan secara ilegal selama enam hari di tempat pemandian umum di kantor perhubungan di Beijing, kami dibawa kembali oleh atasan ibu saya dan didenda 2.000 yuan. Pada saat Festival Musim Semi 2001, atasan ibu saya mematuhi perintah dari pihak berwenang yang korup untuk menculik ibu dan lima praktisi lainnya, dan menahan mereka selama tiga bulan. Setelah ibu dibebaskan, untuk menghindari penangkapan dan penganiayaan lagi, ibu dan saya meninggalkan rumah dan memulai kehidupan sebagai tuna wisma.

Setelah kami tiba di ibu kota provinsi, kami hidup bersama beberapa praktisi dari daerah lain. Kami belajar Fa, berlatih, dan pergi ke luar mengklarifikasi kebenaran tentang Falun Gong kepada orang-orang setiap hari. Kemudian, kami mengetahui bahwa banyak praktsi mengalami kondisi yang mirip dengan kami. Mereka sangat teguh berkultivasi dan saya mengikuti mereka untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan Dafa.

Pada tanggal 2 Mei 2002, beberapa tempat produksi materi besar di daerah kami dirusak dan lebih dari 20 praktisi ditahan oleh polisi. Ini adalah sebuah kehilangan yang besar. Ibu dan saya dikirim ke sebuah kelas pencucian otak yang diadakan di ibu kota provinsi. Saya ditahan secara ilegal selama hampir empat bulan. Mereka mengisolasi saya dengan mengatur seorang kaki tangan mengikuti saya setiap menit, takut saya akan menyebarkan artikel baru Shifu. Tetapi, saya berusaha dengan bijaksana menyebarkan artikel tersebut kepada rekan-rekan praktisi. Saya menerima banyak penganiyaan dari polisi, dan bahkan mantan praktisi yang telah berbalik melawan Dafa karena tekanan, tidak tahan melihat mereka menyiksa saya. Saya menolak untuk menghadiri semua kegiatan atau kelas pencucian otak. Beberapa waktu kemudian, ada praktisi yang mempublikasikan cerita mengenai ibu dan saya di internet. Mungkin karena praktisi luar negeri menelepon untuk menyerukan dukungan bagi kami, petugas tidak berani terus menahan saya. Mereka membawa ayah saya sejauh 250 mil dan memintanya untuk membawa saya pergi. Beberapa saat sebelum saya dilepaskan, petugas masih menginginkan saya untuk menulis “Pernyataan Jaminan.” Mereka berkata, “Tidak masalah jika kamu tidak mau menulis pernyataan tersebut, tapi kamu harus menulis bahwa kamu hidup dengan nyaman di sini.” Saya menjawab, ”Apakah kamu berpikir bahwa hidup tanpa kebebasan adalah baik?” Mereka tidak dapat berkata apa-apa dan saya meninggalkan tempat tersebut tanpa menulis apapun.

Pada bulan Desember, ibu membawa saya pulang ke rumah dan daftar sekolah sebanyak tiga kali. Tapi, petugas sekolah menginginkan saya untuk menulis “Pernyataan Jaminan” atau “pernyataan penyesalan,” jika tidak mereka tidak akan menerima saya. Ibu dan saya mengklarifikasi kebenaran Falun Gong kepada mereka tapi mereka tidak mau mendengar dan tidak berani bertanggung jawab. Akhirnya, saya harus meninggalkan sekolah dan belajar di rumah, yang menimbulkan banyak kesulitan bagi saya.

Setiap ajaran tahun baru, saya berusaha untuk kembali ke sekolah tapi hasilnya sia-sia. Saya suka belajar dan mampu belajar dengan baik. Tapi pihak berwenang telah mencabut hak saya untuk memperoleh pendidikan. Ibu saya bekerja di tempat yang jauh sekali, jadi dia harus berangkat pagi-pagi dan kembali ke rumah setelah larut malam. Saya harus tinggal di rumah sendirian. Saya merasa kesepian dan tidak ada seorang pun yang dapat diajak berbicara. Tetapi, setiap keterikatan saya muncul dan merasa ketidakadilan, saya akan mengingat perkatan Shifu pada Konferensi Fa di New Zealand: “Kultivasi adalah hal yang paling lurus untuk dilakukan.” [bukan terjemahan resmi] Dengan keyakinan teguh terhadap Dafa dan bantuan dari Shifu, saya selamat dari penganiayaan dan tidak pernah tunduk terhadap kejahatan atau bekerja sama dengannya, dan dengan demikian tidak meninggalkan noda dalam perjalanan kultivasiku. Dibandingkan dengan rekan-rekan praktisi yang telah ditahan secara ilegal di kamp kerja paksa dan mengalami penganiayaan, penderitaan saya masih tidak seberapa. Walaupun saya masih memiliki mentalitas bersaing, iri hati, dan keterikatan lainnya, saya akan gigih maju dengan gigih berkultivasi dan melakukan dengan baik apa yang seharusnya saya lakukan.

Menoleh kembali ke belakang melihat lima tahun terakhir kultivasi dan membuktikan kebenaran Fa, saya merasa waktunya begitu singkat seperti satu kedipan mata. Tetapi, selama periode ini, saya telah menanggung penderitaan dan siksaan yang berat bagi anak seusia saya. Ketika saya baru berusia sepuluh tahun, saya telah ditangkap, ditahan, diinterogasi, secara ilegal diawasi dan dicabut hak untuk bersekolah. Saya secara pribadi telah menjadi saksi mata dari kejahatan yang tak tahu malu dari rezim Jiang. Setiap kali saya ditahan, mereka mencoba untuk menggoyahkan saya, tapi saya tidak berkata apa-apa. Mereka mengancam jika saya tidak menjawab pertanyaan mereka, mereka akan mengirim saya ke penjara anak-anak nakal. Tapi saya menjawab, “Apa yang kamu katakan tidak berlaku!” Akhirnya, mereka tidak memperoleh apa-apa dari saya.

Sumber: Compassion Overcome Evil (Belas Kasih Mengalahkan Kejahatan)