Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Kekuatan Moral Terbesar dan Terkuat

1 Nov. 2012

Mencius (372 SM - 289 SM) lahir di negara bagian Zou pada Periode Negara Berperang (475 SM - 221 SM). Dia menulis sebuah buku bernama "Kitab Mencius," dan disebut sebagai "Orang Bijak Berikutnya" setelah Konfusius. Filosofi mereka disebut "doktrin Konfusius dan Mencius." Mencius suatu ketika pernah berkata kepada salah seorang muridnya, "Aku mahir dalam mengkultivasikan jiwaku yang mulia. Ini adalah kekuatan terbesar dan terkuat. Ini akan mengisi langit dan bumi dengan pikiran yang mulia. Ini harus digabungkan dengan kebajikan dan moralitas, jika tidak maka akan berkurang kekuatannya. Selain itu, Ia harus terus diperkuat dengan kebajikan dan moralitas untuk mempertahankannya, daripada mengandalkan tindakan keadilan sekali waktu." “Jadilah teguh terhadap godaan kekayaan dan kedudukan yang tinggi, jangan terguncang oleh kemiskinan, dan jangan bisa ditundukkan oleh kekerasan." Mencius meneladankan memelihara belas kasih dalam seluruh hidupnya. Dalam berurusan dengan kaum penguasa dan bangsawan, ia bersikap tidak tunduk ataupun angkuh. Pencariannya akan kebenaran berpengaruh dalam terhadap generasi berikutnya.

(Minghui.org)

Pandangan Mencius terhadap takdir adalah bahwa Langit memiliki kehendak tertinggi. "Mandat dari langit menentukan perubahan dinasti dan kaisar, kebangkitan dan kemerosotan, serta kaya dan miskin. Orang-orang harus mengikuti kehendak langit dan tahu bagaimana mengabdi, memahami Langit dan melakukan hal-hal untuk Langit. Mereka yang tunduk pada Langit akan makmur dan orang-orang yang menentang Langit akan mati." Mencius menekankan kultivasi moral. Ia menganggap moralitas adalah bakat alami, bawaan pikiran manusia dan hati nurani manusia. Jika setiap orang mampu mempertahankan kebaikan dan berusaha untuk meningkat dalam kultivasi diri, orang bisa seperti Kaisar Yao dan Shun. Baik Mencius maupun Konfusius berkelana ke berbagai negara untuk mengenalkan ajaran mereka. Ia menyebarkan kebajikan dan pemerintahan yang baik dari kaisar kuno Yao, Yu Shun, dan lainnya. Raja Wei Hui menyambutnya dengan penuh kehormatan dan Raja Qi Xuan menobatkannya sebagai seorang pejabat tinggi. Dia membujuk mereka untuk menerapkan pemerintahan yang belas kasih yang telah menghasilkan persekutuan terkenal, dan berkali-kali menghindari peperangan.

Mencius suatu ketika bepergian dari Qi menuju Wei dan terhenti karena hujan deras. Orang-orang tahu akan hal itu dan berlarian menyebarkan berita tersebut. Banyak orang datang mengunjunginya untuk meminta nasihat. Melihat orang-orang begitu bersemangat untuk belajar, ia kemudian memutuskan untuk tinggal dan memberi ceramah selama beberapa hari. Mencius percaya bahwa seorang dengan karakter mulia harus mencari moralitas, dan membujuk raja untuk menciptakan dominansi moral, dan mementingkan keadilan di atas keuntungan materi. Berikut ini adalah cerita tentang tekadnya yang teguh untuk mengajak masyarakat untuk berbuat baik.

Memimpin Negara Dengan Keadilan, Mengapa Bicara Tentang Keuntungan ?

Ketika mengunjungi Liang, Raja Liang Hui berkata kepadanya, "Anda telah melakukan perjalanan yang sangat jauh untuk datang ke sini. Anda pasti memiliki sesuatu hal yang bisa menguntungkan negara saya? " Mencius menjawab, "Yang mulia, mengapa bicara tentang keuntungan? Bicarakan saja tentang kebenaran." Raja Liang berkata, "Bagaimana itu bisa menguntungkan negara saya?" Mencius berkata, "Jika orang-orang selalu bertanya: 'Bagaimana keluarga saya mendapat manfaat dari hal ini?' dan, 'Bagaimana saya mendapatkan keuntungan dari ini?' hasilnya akan berupa setiap orang akan bersaing untuk keuntungan mereka sendiri. Maka negara akan berada dalam bahaya! Di negara dengan 10.000 kendaraan militer, sering kali perwira senior yang memiliki 1.000 kendaraan akan membunuh rajanya. Dalam sebuah negara yang memiliki 1.000 kendaraan militer, raja sering kali dibunuh oleh perwira senior yang memiliki 100 kendaraan militer. Anda tidak bisa mengatakan bahwa perwira senior ini tidak memiliki cukup kekayaan. Namun, mereka yang menempatkan kepentingan pribadi mereka di atas kebenaran tidak akan pernah puas dengan apa yang telah mereka miliki dan akan mencoba untuk merebut posisi raja mereka. Mereka yang selalu berpikir tentang kebajikan tidak akan pernah meninggalkan orang tua mereka dan orang-orang yang selalu berpikir akan kebenaran tidak akan meninggalkan raja mereka. Oleh karena itu, mengapa Anda hanya ingin bicara tentang keuntungan?" Sejarawan Sima Qian yang berbakat pada masa Dinasti Han Barat mendesah ketika ia membaca dialog antara Mencius dan Raja Liang ini, "Kepentingan pribadi memang benar-benar sumber kekacauan!"

Disenangi Orang-Orang Baik, Cukup Untuk Memimpin Dunia

Negara bagian Lu bermaksud mengangkat Le Zhengzi untuk memerintah. Mencius sangat senang mendengar berita ini. Muridnya Gongsun Chou bertanya, "Apakah Le Zhengzi sangat berpengalaman?" Mencius berkata, "tidak." Gongsun Chou bertanya lagi, "Lalu kenapa Anda senang?" Mencius berkata, "Dia suka mendengarkan saran yang bermaksud baik dan dia selalu memenuhi tugasnya," Gongsun Chou bertanya lagi, "Apakah itu cukup?" Mencius berkata, "Dengan kualitas ini, seseorang dapat memerintah dunia, jangankan memimpin negara Lu! Jika seseorang suka mendengarkan kebenaran, ia hanya akan bersedia untuk bertemu dengan orang-orang baik dan penjahat tidak akan punya pasar. Jika seseorang tidak suka mendengarkan kata-kata yang baik, maka orang-orang dengan visi luas akan menghindar dan orang dengan karakter jahat akan datang. Dia akan dikelilingi oleh orang-orang berkarakter jahat. Bagaimana bisa ia memerintah negara dengan baik? Pejabat harus berani menegakkan keadilan dan kebenaran. Jika seseorang tidak bisa menjadi rajin dan bertanggung jawab, mengapa kemudian orang ingin menjadi seorang pejabat?"

Setiap Hari Saya Berharap Raja Qi Akan Mengubah Pikirannya!

Mencius pergi ke Negara Qi dua kali untuk membujuk Raja Qi melaksanakan kebijakan yang berdasarkan kebaikan, tetapi dia tidak mempunyai kesempatan bertemu sang raja. Ketika Mencius meninggalkan Negara Qi untuk kedua kalinya, seorang rakyat Qi, Yinshi, berkata kepada Gaozi murid Mencius, "Adalah tidak bijak untuk tidak tahu bahwa Raja Qi tidak akan pernah menjadi raja seperti Kaisar Shang Tang atau Kaisar Zhou Wuwang. Jika mengetahui bahwa Raja Qi tidak dapat diyakinkan dan Mencius tetap datang ke Negara Qi, sepertinya dia berharap untuk mendapatkan keuntungan. Setelah melakukan perjalanan jauh untuk menemui raja, dia menemukan bahwa raja tidak bisa dibujuk dan kemudian pergi. Namun Mencius masih tetap tinggal selama tiga malam sebelum pergi. Kenapa dia begitu enggan untuk pergi? Saya tidak begitu apresiatif terhadap Mencius." Gaozi memberitahu Mencius tentang komentar Yinshi itu.

Mencius berkata, "Bagaimana bisa Yinshi tahu pikiranku? Aku melakukan perjalanan jauh untuk menjelaskan cara menjadi Raja kepada Raja Qi dan itu keinginanku. Aku membujuk tanpa keberhasilan dan pergi, apakah itu yang aku harapkan? Aku tak punya pilihan selain pergi. Aku tinggal selama tiga malam sebelum pergi. Aku pikir itu terlalu cepat. Aku berpikir Raja Qi mungkin mengubah pikirannya dan memintaku untuk kembali. Jika dia memanggil aku kembali, aku akan menggunakan kesempatan itu dengan baik. Setelah aku pergi, dia tidak mengirim orang untuk mengejarku untuk memintaku kembali. Aku dengan demikian memutuskan untuk pergi. Meskipun aku melakukannya, apakah aku berkeinginan menyerah kepada raja? Raja Qi dapat memerintah dengan baik. Jika ia melakukan pemerintahan berdasarkan kebaikan, tidak hanya Qi yang akan mendapat kedamaian, tetapi juga orang-orang dari seluruh negeri. Setiap hari aku berharap bahwa dia akan berubah! Apakah aku terlihat seperti orang yang berpikiran sempit? Aku tidak mampu membujuk seorang raja, marah dan pergi dengan sakit hati, dan kemudian melakukan perjalanan sepanjang hari sebelum berhenti untuk bermalam." Setelah mendengar hal ini, Yinshi berkata, "Saya benar-benar orang rendah."

Rakyat Akan Sepenuhnya Dirangkul Dengan Kebijakan

Setelah mendengar bahwa Raja Qi Xuan bermaksud menggunakan kekerasan untuk menaklukkan negara-negara lain, Mencius bergegas pergi ke Negara Qi untuk ketiga kalinya. Raja Qi Xuan bertanya kepadanya, "Apakah ada prinsip-prinsip ketika berhadapan dengan negara-negara tetangga?" Mencius menjawab, "Ya, ada. Hanya raja baik hati dari negara besar dapat melayani negara kecil, seperti Kaisar Shang melayani Ge. Seorang raja pintar dari sebuah negara kecil akan melayani negara besar, seperti Gou Jian melayani Raja Wu. Seorang raja dengan kekuatan besar mengayomi sebuah negara kecil adalah mematuhi takdir Langit, sementara raja dari sebuah negara kecil yang melayani sebuah kekuatan besar adalah takut terhadap takdir. Bersedia mematuhi kehendak langit dapat membawa perdamaian serta stabilitas ke negara itu, sementara takut terhadap takdir akan memungkinkan seseorang untuk bertahan pada negaranya." "Book of Songs"(1), mengatakan: "Karena takut terhadap keagungan Langit, negara dapat menjaga stabilitas." Raja Qi Xuan berkata, "Bagus! Tapi saya punya masalah, karena saya suka pertempuran."

Mencius berkata, "Tuanku, jangan menunjukkan keberanian yang tidak berharga. Ketika Anda memegang pedang dengan pandangan serius, ‘Siapa yang berani menentangku!' Ini hanya keberanian pribadi. Apakah keberanian sejati?" Pada “Book of Songs" tertulis, 'Kaisar Zhou Wenwang tiba-tiba mengobarkan dan memberi semangat pasukannya untuk melindungi Ju." Ini adalah keberanian Kaisar Zhou Wenwang. Kemarahannya membuat pikiran orang-orang tidak goyah. “Kitab Shang" (Kompilasi terbaru dokumen sejarah. Salah satu karya klasik Konfusius) menyatakan, "Langit menciptakan semua manusia dan mendirikan kekaisaran dan menyediakan guru untuk membantu Langit mengurus manusia dan mengikuti kode etik secara ketat. Siapa yang berani melampaui kewajiban seseorang? Ketika ada orang yang mengobrak-abrik negara, Kaisar Zhou Wuwang merasa malu. Ini adalah keberanian Kaisar Wuwang. Kemarahannya menstabilkan negara. Sekarang jika tuanku bisa marah dan menstabilkan negara, rakyat akan khawatir jika tuanku tidak ingin berlaku berani!"

Mencius melanjutkan, "Tuanku harus melaksanakan kebijakan kebaikan dan menurunkan pajak sehingga rakyat akan belajar kesetiaan, kebenaran, etika, dan kepercayaan di waktu senggang mereka. Kemudian orang-orang di dekat Anda akan hidup dalam kedamaian dan kepuasan, dan orang-orang dari tempat jauh akan datang untuk bergabung dengan Anda. Jika raja lain berlaku tidak adil kepada rakyatnya dan membuat mereka sengsara, ketika tuanku pergi menghukum Negara tersebut, siapa yang kemudian berani menentang tuanku? Orang-orang akan menyambut pasukan Tuanku dengan makanan dan minuman. Apakah mereka mempunyai tuntutan? Mereka hanya ingin menghindari jurang penderitaan. Jika tidak, rakyat akan mencari orang lain untuk menyelamatkan mereka. Ketika seorang raja peduli kepada orang-orang dan menyatukan negeri, tidak ada yang bisa menghentikannya." Raja Qi Xuan mengangguk. Mencius menguraikan cara menjadi raja dengan hukum alam dan contoh-contoh umum dan dengan demikian pada akhirnya membuat Raja Qi Xuan membatalkan perang dan melaksanakan kebijakan kebaikan yang menghasilkan pemerintahan yang besar. Orang-orang sangat berterima kasih atas kebajikan Mencius.

Sebuah Negara Yang Baik tak Terkalahkan

Mencius berkata, "Hanya orang-orang baik hati yang bisa menjadi tak terkalahkan di dunia dan hanya dengan pemerintahan yang baik hati suatu negara bisa menjadi makmur dan rakyat bisa hidup dalam kedamaian. Jika pejabat tinggi tidak mengikuti nalar dan akal sehat untuk mengekang diri dan rakyat biasa tidak menggunakan hukum untuk mengikat diri mereka sendiri, jika pemerintah tidak percaya pada moralitas dan keadilan, para pejabat tidak mematuhi hukum, orang-orang terhormat melanggar keadilan, penjahat melanggar hukum - maka negara akan beruntung jika bisa bertahan hidup. Sebuah negara yang tidak memiliki tanah yang luas atau yang tidak mampu mengumpulkan kekayaan besar bukanlah sebuah kutukan. Tidak menjunjung moralitas adalah bencana bagi sebuah negara. Jadi, meminta raja untuk mengkultivasi kebajikan dan menjalankan pemerintahan yang baik hati adalah menghormati raja. Menjelaskan kepada seorang raja dengan akal sehat untuk membersihkan pikiran buruk raja adalah menghormati seorang raja. Menyanjung dan mengambil hati seorang raja adalah menjerat raja. Ketika seorang raja lurus, dunia akan datang untuk bergabung dengannya. "Book of Songs" menyatakan, "Mengikuti perintah langit dan orang akan mendapat kebahagiaan." Hidup dalam rumah yang paling luas di dunia – kebaikan; berdiri di posisi yang paling benar – etika; berjalan di jalan yang paling luas di dunia – kebenaran; kekayaan tidak bisa membingungkan pikirannya, jabatan tidak dapat mengubah perilakunya, dan kekuatan tidak akan membuatnya tunduk. Ini adalah apa yang dilakukan oleh orang yang baik hati."

Mencius hidup pada pertengahan Periode Negara Berperang, di mana pada waktu itu etika runtuh dan masyarakat berada dalam kekacauan. Tapi dia tidak ragu untuk mendorong orang untuk menjunjung moralitas dan keadilan. Dia percaya bahwa perbedaan antara satu orang dengan orang lain, bukanlah pada apakah orang itu kaya atau miskin, melainkan, apakah orang memiliki kemampuan untuk menjaga moralitas yang mulia dan memiliki hati nurani yang bersih. Menerangi sisi baik pikiran orang dan membantu mereka untuk mengikuti prinsip langit adalah alasan sejati dalam menasehati rakyat.

Pada zaman materialisme dan kemerosotan standar moral saat ini, Falun Dafa membantu orang untuk memiliki masa depan yang cerah dan mengingatkan orang-orang untuk mengikuti dan menghargai karakter alam semesta: Sejati-Baik-Sabar.

1) "The Book of Songs" adalah koleksi puisi pertama China. Ia memuat secara keseluruhan 305 buah puisi mulai dari awal Dinasti Zhou Barat (1100 SM) hingga pertengahan Periode Musim Semi dan Musim Gugur (600 SM)

Chinese version click here
English version click here