Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Sharing Praktisi Senior Tentang Bagaimana Dia Dari Buta huruf Hingga Bisa Menulis Artikel

13 Nov. 2012 |   Oleh praktisi dari China


(Minghui.org) Saya banyak belajar dari hasil membaca pengalaman para praktisi di tahun 2007. Salah seorang penulisnya menjadi praktisi baru setahun sebelumnya. Dia telah mengerjakan banyak Tiga Hal, dan bahkan telah hafal Zhuan Falun. Artikelnya dapat meneteskan air mata saya, dan kesungguhannya menginspirasi saya. Saya telah menjadi praktisi selama tujuh tahun, tetapi karena saya buta huruf saya tidak dapat membaca Zhuan Falun, apalagi menulis artikel pengalaman. Saya merasa minder, tetapi kesetiaan saya kepada Guru dan Fa teguh seperti batu karang. Alih-alih bersedih karena buta huruf, saya bertekad akan berbuat sesuatu

Guru mengoreksi pekerjaan rumah pengikut-Nya

Selama tiga hari saya berpikir dengan keras bagaimana caranya meningkatkan kepandaian saya membaca. Pada malam ketiga, saya bermimpi Guru mengoreksi pekerjaan rumah pengikut-Nya. Beliau memakai setelan seperti dalam foto di buku Zhuan Falun. Ada sebuah meja besar, diatasnya tertumpuk banyak sekali artikel sharing. Dengan teliti beliau membaca tiap artikel dan menyisihkannya setelah selesai dibaca. Setelah semua selesai sepertinya beliau akan menyimpannya. Saya berniat meninggalkan ruang itu, tetapi ragu-ragu. Saya meyakinkan dulu bahwa Guru bersungguh-sungguh mengoreksi semua artikel kita, kemudian saya pergi. Saya bangun dari mimpi itu, lalu menangis.

Belajar menulis


Saya terlahir di desa, dan tidak pernah sekolah. Menulis bagi saya sangat sulit. Adegan Guru mengoreksi artikel para pengikutnya, sangat terkesan di hati saya, dan menimbulkan inspirasi. Saya selalu menangis setiap kali teringat bagaimana kerasnya usaha Guru menyelamatkan saya. Dorongan menulis artikel sharing pengalaman tumbuh di benak saya. Saya katakan pada diri saya, jika satu hari menulis satu kata (satu huruf kanji) dalam setahun saya bisa menulis 365 kata, dan dapat menyelesaikan artikel saya dalam tiga tahun. Jadi saya selalu membawa pena dan kertas bila belajar Fa dan menuliskannya kata-kata yang akan saya pakai. Jika ada kata-kata yang tidak tahu bagaimana menulisnya, saya akan menggunakan kata-kata lainnya. Jika tidak juga menemukannya saya akan menanyakan kepada anggota keluarga

Sebulan saya telah menulis. Begitu saya mengambil kertas dan pena saya, mimpi itu terbayang dihati saya. Saya menulis empat halaman dan memberikannya kepada teman praktisi yang membantu saya menyerahkan ke situ web Minghui. Setelah dibaca dan ditulis kembali, edisi dari draft pertama saya itu oleh teman saya dikembalikan kepada saya. Sangat bergairah saya membukanya dan terlihat sepertiga dari kata-kata yang saya gunakan salah. Namun saya sangat berterimakasih. Guru selalu mendorong saya, dan bagi saya, langkah pertama untuk maju sudah dimulai.

Belajar menggunakan komputer

Suatu saat saya mendapat kesulitan membuat copy bahan klarifikasi fakta yang terbaru. Alangkah bagusnya jika saya bisa menggunakan komputer. Tetapi bagaimana mungkin, Pinyin pun tidak tahu. (Pinyin: sistim standar penulisan bunyi huruf China dengan huruf latin), belajar menggunakan komputer? Guru melihat keinginan saya. Pada akhir 2007 teman saya mengajari bagaimana menggunakan komputer. Bukankah itu telah diatur oleh Guru? Saya katakan kepadanya, benar-benar saya tidak tahu Pinyin dan juga tidak bisa menulis dengan baik. Setelah berpikir sejenak, teman praktisi itu menjawab, “Tidak masalah. Sepanjang kamu bisa mencapai ke Minghui, itu akan beres.” Saya merasa lega.

Tidak lama kemudian, teman praktisi itu membawa komputer, printer, DVD, laminator, dan alat-alat yang diperlukan ke rumah saya. Melihat itu semua, yang terpikir tidak lain hanyalah bahwa selama Guru dan Fa masih bersama saya, saya akan bisa belajar apa saja. Tetapi bagaimana caranya? Teman praktisi itu dengan sabar mulai menunjukkan bagaimana menyalakan dan mematikan komputer. Ketika sampai di tampilan Minghui dan terlihat Guru sedang duduk di atas gunung dengan tenang dan menyaksikan manusia di dunia, saya tidak bisa menemukan kata-kata  untuk menggambarkan kegembiraan saya. Saya sangat berterima kasih atas pengaturan Guru dan bantuan teman praktisi saya.

Teman itu mengajari saya bagaimana mendownload, menyalakan DVD, dan membuat bahan klarifikasi fakta. Setelah dia pergi, praktisi yang lain mengajari saya membuat buku-buku Dafa dan Sembilan Komentar mengenai Partai Komunis, install software, dan mengatasi persoalan yang kecil-kecil. Namun setelah mulai mengajari mengetik, sepertinya tak ada harapan. Akhirnya, saya diberi tahu bahwa ada papan tulis yang dapat dihubungkan ke komputer dan dapat dipakai untuk menulis. Saya membeli papan tulis itu dan langsung menginstalnya. Walaupun begitu, tetap memerlukan dua hari untuk menulis artikel pendek yang membeberkan penganiayaan praktisi Falun Gong, saya sangat gelisah.

Belajar Pinyin


Saya ingin belajar Pinyin, tetapi siapa yang mempunyai waktu mengajari orang setua saya ini? Setiap hari setelah belajar Fa, saya merenung apa yang harus saya kerjakan. Kadang-kadang dalam hati saya bertanya kepada Guru, “Apa yang harus saya kerjakan Guru?” Dalam perenungan itu lama-lama hati saya memutuskan harus belajar Pinyin. Saudara sepupu laki-laki saya pensiunan guru, dan dia tidak keberatan mengajari saya. Oleh karena itu saya memancarkan pikiran lurus untuk mencegah pengaruh dari dimensi lain yang menghentikan saya belajar Pinyin, dan saya memohon kepada Guru untuk memperkuat tenaga saya. Seluruh proses itu merupakan kesempatan berkultivasi dan menghilangkan keterikatan.

Beberapa hari kemudian saya pergi ke rumah sepupu saya dengan membawa pena dan kertas. Setiap kesempatan kami hanya mempunyai waktu satu jam. Mula-mula saya merasa tidak sabar, tetapi saya selalu kembalikan kepada Fa, dan dapat menghilangkan keterikatan itu. Ketika saya menunggu dengan sabar, saya menjadi sadar bahwa saya juga terikat kepada ketakutan kehilangan muka.

Mula-mula saya kira setelah dia mengajari saya, saya bisa pulang dan mengingat yang telah dia ajarkan. Tetapi dia memberi tahu bahwa saya harus menyanyikan lagu apa saja dengan suara keras! Buat kami orang tua bernyanyi-nyanyi seperti anak kecil sangat memalukan. Namun saya tak punya pilihan lain, saya singkirkan keterikatan saya dan membuang ego saya: Saya ingin belajar Pinyin karena saya dapat menyelamatkan manusia. Segera saya mulai bernyanyi, semua orang mentertawakannya. Saya tak bisa berbuat lain, kecuali ikut mentertawai saya sendiri. Saya tidak peduli, dan saya hanya ingin menghilangkan keterikatan saya. Ketika suami mentertawai saya, saya bahkan bernyanyi lebih keras, saya katakan kepadanya: “Kamu belajar ini ketika kamu masih bocah, dan sekarang kamu tidak ingat lagi, saya tidak mempunyai kesempatan belajar membaca dan menulis ketika masih kecil. Sekarang saya mempunyai keberanian belajar dalam umur setua ini, jadi saya bisa menyelamatkan manusia.”

Belajar Mandarin

Setelah seminggu pelajaran Pinyin selesai; sejak itu, saya harus latihan sendiri di rumah. Pertama kali saya menggunakan keyboard mengetik huruf. Namun karena saya tidak mengerti suara yang benar dari kata itu, saya tidak dapat menemukan kata yang saya inginkan. Akhirnya saya berkesimpulan saya harus mengerti Mandarin untuk bisa menggunakan Pinyin. Suatu tantangan untuk seseorang seperti saya yang hanya mengerti dialek Sichuan. Tiba-tiba saya ingat delapan tahun yang lalu saya membeli kamus tetapi tak pernah digunakan. Saya ambil kamus itu dan saya pergi ke rumah sepupu saya lagi dan memintanya mengajari menggunakan kamus. Setelah itu saya dapat menemukan kata-kata yang dulu tidak saya mengerti, dan dapat mengetik dengan lebih cepat.

Saya melibatkan diri dalam Konferensi Berbagi Pengalaman Internet Para Praktisi Dafa seluruh China Daratan ke-6 dan ke-7. Lebih dulu saya mengetik artikel saya lalu minta tolong teman praktisi mengeditnya. Saya belajar banyak dari pengalaman itu meski artikel saya tidak dipublikasikan. Saya bisa menyingkirkan banyak keterikatan saya seperti iri hati, sifat pamer, penyesalan, dan perasaan hati yang membuktikan adanya ego saya. Banyak muatan jelek lambat laun tersingkirkan, xinxing saya meningkat, dan saya juga menjadi lebih kompeten.

Artikel saya tentang penganiayaan teman praktisi juga dipublikasikan di Minghui, jadi saya juga seorang koresponden Minghui

Dari berkoordinasi dengan teman praktisi hingga membuat panggilan telepon sendiri untuk menyelamatkan manusia secara langsung.


Bahan klarifikasi fakta harus dikirimkan, dan telepon dari tim para praktisi memerlukan informasi kami. Saya segera mengumpulkan nomor-nomor telepon dan mengirimkan ke Minghui. Mula-mula saya mengumpulkan nomor dari teman dan famili. Lalu saya menemukan direktori telepon dari kantor pemerintah lokal. Setelah itu saya menemukan nomor telepon 5.000 rumah tangga di seluruh kota. Tak hentinya hati saya berpikir: “Sangat bagus sekali jika saya bisa memperoleh buku telepon seluruh kota.” Guru dapat melihat hati saya. Segera setelah itu saya memperoleh buku telepon seluruh kota, termasuk nomor telepon biro politik kota, pemerintahan kota madya, dan biro politik pemerintahan kecamatan, termasuk juga nomor pemerintahan balai kota, kantor kepolisian dan seterusnya.

Saya akhirnya mengerti bagaimana membuat panggilan telepon rekaman tahun ini. Efeknya luar biasa. Seorang pemilik toko memanggil orang-orang untuk ikut mendengarkan rekaman. Beberapa orang membantu yang lain menjelaskan yang dimaksud rekaman itu. Seorang setengah baya langsung meminta salah seorang meminjamkan pena setelah mendengarkan nomor telepon tentang: “Tiga Pengunduran.” Dia menulis nomor itu setelah mendengarkan dua kali. Ketika keluarganya menanyakan kepadanya apa yang akan dia katakan nanti, dia menjawab: “Falun Dafa Hao (baik)!”

Chinese version click here
English version click here