Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Minghui Fahui | Kisah Kultivasi Seorang Pandai Besi dan Istrinya

19 Nov. 2012 |   Diceritakan oleh praktisi Dafa China, dan dituliskan oleh rekan praktisi

Konferensi Fa ke-9 melalui situs Minghui untuk para pengikut di daratan China


(Minghui.org) Salam kepada Shifu! Salam kepada rekan-rekan praktisi!

Saya seorang pandai besi. Saya ingin berbagi beberapa kisah kultivasi istri dan diri saya.

Saya lahir pada tahun 1933, telah melewati banyak gerakan Partai Komunis China (PKC). Karena saya buta huruf, mereka tidak terlalu banyak memengaruhi saya dan saya hanya terus bekerja seperti sediakala. Berbagai kampanye dan gerakan PKC juga tidak menargetkan saya karena saya terlahir di keluarga yang harus mengemis untuk dapat makan. Saya bekerja sebagai pandai besi di rumah setelah pensiun, karena putra saya terkena pemutusan hubungan kerja.

Saya mulai berlatih Falun Dafa pada 1996. Saya mendengarkan rekaman ceramah Guru di sebuah tempat latihan. Saya tahu apa yang Guru katakan adalah baik. Saya baru mendengar ceramah Guru beberapa hari ketika saya mengalami kecelakaan. Saya tengah melebur suatu benda logam, berlutut dengan bertumpu pada satu lutut di lantai, ketika roda gerinda terlepas. Roda gerinda sebesar tutup pot dan berputar dengan kecepatan 2.500 putaran per menit. Kecelakaan macam ini sering terjadi ketika saya bekerja di pabrik dan umumnya pekerja mengalami cedera. Biasanya roda gerinda menghantam benda dan terbang ke udara, meninggalkan lubang di atap di mana roda kemudian menerobos keluar. Tetapi kali ini roda gerinda jatuh ke tempurung lutut, kemudian berputar di luar. Itu lebih cepat dari memotong dengan pisau dan meninggalkan luka yang menganga, hingga tulang terlihat. Keluarga saya sangat ketakutan. Mereka segera berkumpul di sekeliling saya dan ingin membawa saya ke rumah sakit. Saya berkata, “Jangan khawatir. Guru menjaga saya.” Putra saya tidak mau mendengar. Saya terkenal karena kepala batu. Dia sangat khawatir, tetapi istri saya mengerti. Istri berkata, “Kita tidak pergi karena dia tidak mau.”

Saya tidak yakin apa yang harus dilakukan. Saya meluruskan kaki karena lutut terluka. Daging sekitar luka menganga lebar. Saya menyentuh lutut ketika saya terbangun tengah malam. Saya merasa dingin. Saya  tahu Guru tengah memedulikan saya. Hanya dalam kurun beberapa hari, luka sepenuhnya sembuh.

Istri saya memiliki temperamen buruk. Ketika dia bekerja di pabrik, kepala pabrik mengatakan sesuatu yang tidak semestinya. Dia memberi tahu lainnya bahwa apa yang kepala pabrik katakan tidak berlaku. Dia merengut kerah kepala pabrik dan memaksanya menarik kembali kata-katanya. Dia bisa lebih baik mengendalikan sifat buruknya setelah belajar Falun Dafa. Saya ingat suatu kali ibu dari Erdan membuang cairan kotor yang tersisa di pancinya ke saluran di depan rumah kami. Saat itu musim panas, ada begitu banyak lalat dan saluran got sangat berbau. Istri dengan ramah berkata, “Jangan lakukan hal ini lagi di masa depan.” Istri tuan Erdan memaki istri dan menuduh istri saya hendak cari masalah. Banyak orang melakukan apa yang pernah dilakukan perempuan itu; mengapa istri saya hanya menegurnya? Istri saya hanya tersenyum dan masuk ke dalam. Ibu Erdan mengejarnya sambil menunjuk-nunjuk, serta terus mencacinya. Istri saya tetap tenang. Dimasa lalu, siapa berani mencacinya demikian rupa? Banyak sifat buruknya lenyap setelah dia berkultivasi Falun Gong. Dia mengambil sebuah kursi untuk perempuan itu dan dengan nada hormat berkata, “Mohon tenanglah. Apa yang saya katakan salah. Jika Anda masih marah, duduklah dan Anda boleh mencaci saya.” Ibu Erdan benar-benar duduk dan memaki istri saya untuk waktu yang lama. Akhirnya dia bosan sendiri dan pergi.

Saya seorang pandai besi dan memiliki sifat yang keras. Saya mampu menghadapi setiap lawan. Saya menyadari setelah berlatih kultivasi bahwa saya harus memikirkan orang lain terlebih dahulu dan memperlakukan mereka dengan belas kasih. Tetapi saya akan bersikap tegas ketika berhadapan dengan para penganiaya pengikut Dafa. Suatu kali, beberapa petugas dari kantor polisi setempat datang ke rumah untuk mencari dan menyita barang-barang. Saya tengah di tempat tidur beristirahat dan merasa terusik. Saya berkata, “Kalian sedang apa? Kami berlatih Falun Gong dan warga yang baik. Apa masalahnya?” Saya meraung kepada mereka dan bangun. Saya melanjutkan, “Letakkan kembali barang-barang yang kalian hendak ambil. Apa yang kalian pikir?” Beberapa petugas terlihat ketakutan dan gemetar sambil berdiri di tempat. Seorang dari mereka berkata, “Tenang. Kami melakukan ini karena perintah atasan. Jangan melampiaskan pada kami.” Saya berkata, “Omong kosong. Letakkan kembali barang-barang itu. Saya orang baik dan saya tidak akan biarkan kalian lakukan hal-hal buruk ini. Tahukah kalian mengapa? Tidakkah kalian berpikir adalah salah memperlakukan orang yang hidup sesuai Sejati-Baik-Sabar dengan cara ini?” Mereka bergumam, kemudian berkata, “Jangan salahkan kami. Kami tidak akan datang lagi.”

Istri bahkan lebih baik lagi dari saya. Putri kami, yang juga seorang praktisi, secara ilegal dijatuhi hukuman kerja paksa selama beberapa tahun karena  berlatih Falun Gong dan kantor polisi setempat tidak mau memberikan dia surat tanda daftar tempat tinggal ketika putri kami dibebaskan. Segera setelah istri mendengar hal ini, dia berkata, “Mereka tengah menganiaya kita.” Dia pergi ke kantor polisi untuk bertemu kepala polisi. Kepala polisi awalnya berpikir kami takut padanya. Istri bertanya mengapa kepolisian tidak memberikan surat tanda daftar tempat tinggal yang menjadi hak setiap warga. Dia berkata karena perintah dari atas. Istri segera ke luar kantor polisi dan mulai berteriak keras-keras, “Kami berlatih Falun Gong. Kantor polisi mendiskriminasi kami. Seluruh anggota keluarga kami berlatih Falun Gong. Silakan kalian menilai sendiri: apakah Sejati-Baik-Sabar baik atau buruk? Putri kami dikirim ke kamp kerja paksa selama beberapa tahun karena dia berbicara fakta Falun Gong dan penganiayaan. Dia sekarang ada di rumah dan pihak berwenang tidak memberikan tanda daftar. Mereka mempermainkan kami. Kantor polisi tengah menganiaya kami. Ini semua akibat perintah Jiang Zemin.” Istri saya sungguh luar biasa dan orang-orang berkerumun untuk mendengarkannya.

Setelah mendengar apa yang diucapkannya, kepala kantor polisi segera menariknya ke halaman dalam. Dia berkata, “Berhenti berteriak. Saya akan berikan surat tanda daftar untuk putrimu. Ada lagi yang kurang?” Istri berkata, “Mengapa Anda tidak katakan sebelumnya? Bukankah Anda memojokkan saya? Jika demikian, apakah perlu saya berteriak-teriak? Jangan khawatir. Kami tidak ingin surat itu sekarang. Lihat saja, saya akan berkeliling dan berteriak ke mana-mana. Lihat diri saya, apakah Anda pikir saya tidak berani meneriakimu di kantor kepolisian?” Kepala polisi minta maaf. Satu hal yang tidak ia lakukan adalah berlutut di depan istri saya. Dia kemudian pergi ke halaman dan memaki bawahannya agar segera mengeluarkan surat tanda daftar untuk putri kami.

Kami senantiasa berpikiran jernih ketika mengklarifikasi fakta dan memperhatikan masalah keamanan. Kami menempatkan materi klarifikasi fakta sambil memancarkan pikiran lurus. Ketika kami naik becak kami, seseorang memancarkan pikiran lurus sementara lainnya mengayuh pedal dan memerhatikan lokasi sekitarnya.

Beberapa tahun yang lalu ketika pemukiman digusur dan orang-orang dipindahkan, kami mencari tempat untuk disewa. Seorang teman menunjukkan bekas lahan pabrik yang telah dijual dan sekarang digunakan sebagai pemukiman. Tempat itu sudah tidak pernah dibersihkan sejak bertahun-tahun dan ada banyak kotoran manusia dan genangan urin di mana-mana. Tidak ada sepotong tempat bersih di mana kami bisa berdiri. Kondisi di luar juga demikian. Tidak heran pabrik dijual murah! Makan sungguh masalah. Siapa yang memiliki hati untuk membersihkannya? Halaman telah ditutupi rumput liar.

Istri dan saya membersihkan kamar kecil. Kami perlu beberapa hari. Setiap orang memerhatikan kami. Mereka segera menyadari bahwa kami adalah orang-orang yang dapat diandalkan. Kami menanam sayur-sayuran di tanah kosong. Kami memakan apa yang kami perlukan dan membagikan sisanya. Kami menjadi sangat dekat dengan para tetangga. Mereka mampir kapan saja mereka ada waktu luang. Kami mengklarifikasi fakta dan tidak ada seorang pun yang tidak percaya pada kepada kami. Mereka semua berkata kami orang baik. Mereka dapat melihat dari perbuatan dan perilaku kami bahwa Falun Gong baik.

Istri dan saya mengembangkan banyak kemampuan supernatural setelah kami mulai berkultivasi Dafa, terutama istri saya. Ketika dia hendak memotong sayur-sayuran, dia mengapung ke arah talenan. Ketika dia hendak menumis, dia mengapung ke arah dapur. Sungguh mengagumkan.  

Guru dan rekan-rekan praktisi telah membantu kami menuliskan artikel ini karena kami tidak berpendidikan dan buta aksara. Ada banyak hal yang kami sulit utarakan kepada Guru. Kami sekeluarga kirim salam pada Guru!

Chinese version click here

English version click here