Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Jodoh Guru Dengan Pengikut

29 Nov. 2012 |   Oleh Qingxin Praktisi daratan China

(Minghui.org) Saya lahir di keluarga yang sangat miskin di sebuah desa, sejak kecil badan lemah banyak penyakit. Sewaktu berumur 7 tahun, sangat tidak beruntung terinfeksi penyakit schistosomiasis, karena 7 hari 7 malam panas tubuh sangat tinggi, saya masuk dalam kondisi koma, hanya tinggal sedikit nafas. Dokter sudah memakai segala cara, namun panas tinggi tersebut sama sekali tidak menurun. Dokter terpaksa memberitahukan orang di rumah bahwa mereka telah berusaha dan sekarang hanya bisa menyerahkan kepada nasib saja. Pada waktu dokter tidak mempunyai pilihan lagi, pada hari ke 8 terjadi keajaiban, panas tinggi tersebut menurun dengan sendirinya, saya terbangun kembali dan merasa lapar, meminta makanan dari orang di rumah, badan sudah sangat kurus seperti tulang dibungkus kulit.

Waktu itu kondisi pengobatan sangat parah, rumah sakit dibentuk sementara di sebuah kelas di dalam sekolah, obat utama yang digunakan untuk perawatan adalah minyak wijen yang telah dimasak sampai mendidih, sehari minum 2 kali, baunya terasa memualkan, sangat menderita, perawatan di rumah sakit ini berlangsung selama 40 hari lebih. Tahun ke 2 juga dirawat inap di rumah sakit selama hampir 1 bulan karena penyakit schistosomiasis. Dua kali pengobatan penyakit ini membuat tubuh saya sangat menderita, badan saya menjadi sangat lemah dan rapuh, tidak mempunyai daya tahan tubuh sedikit pun, setiap hari kalau bukan flu, menderita penyakit malaria. Waktu itu saya selalu berpikir, hidup begitu menderita, apakah ada artinya hidup ini? Apakah manusia datang ke sini untuk menderita? Masalah ini telah menggangu saya beberapa tahun, selama ini tidak ada solusinya.

Setelah mulai bekerja, kondisi kehidupan memang ada perbaikkan, tetapi kesehatan tubuh saya semakin memburuk, selain flu, juga menderita sakit syaraf (neurosis), radang lambung dan banyak penyakit lain, ingin makan tetapi tidak enak, ingin tidur pun tidak nyenyak, membuat warna wajah saya menjadi kuning,  badan menjadi kurus, sepanjang hari merasa lesu, mempunyai perasaan lebih baik mati dari pada hidup. Mencari pengobatan kemana-mana, mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, sama sekali tidak ada perubahan. Dalam kondisi yang sudah tidak mempunyai keyakinan terhadap pengobatan di rumah sakit, saya mulai belajar Qigong, mencari cara bagaimana menghalau penyakit dan menyehatkan tubuh. Membeli tidak sedikit majalah Qigong, koran Qigong, Qigong mana yang cocok dengan kondisi sendiri, langsung mulai mempelajarinya, hari ini belajar Gong ini, besok belajar Gong itu, asal mendengar di mana ada ceramah Qigong, pasti pergi mendengar, hasilnya dapat diketahui, badan semakin kacau.

Dalam jangka waktu ini, ada seorang teman kantor yang sudah pensiun terus mengamati saya dengan diam-diam, dan mempelajari kondisi saya dari berbagai sisi, dari segi kehidupan juga memberikan perhatian yang luar biasa kepada saya. Akhirnya baru diketahui, orang tua ini ternyata adalah seorang pemimpin sebuah aliran Gong agama buddha yang diajarkan secara rahasia, mempunyai sejumlah pengikut, semua melakukan kultivasi dan latihan dengan rahasia, tidak diketahui oleh orang biasa. Orang tua ini mempunyai niat ingin menerima saya sebagai pengikutnya (Seperti yang dikatakan Guru yaitu Shifu yang mencari pengikut). Tentunya saya merasakan ini adalah hal yang amat susah untuk diperoleh, kemudian memilih hari baik dan menyiapkan meja dupa, secara resmi memasuki aliran ini, bersumpah selamanya tidak membelot, jika membelot, akan disambar petir oleh langit. Beberapa tahun kemudian, orang tua ini meninggal dunia, sebelum ia meninggal dunia, ia telah mewariskan “baju dan mangkok” aliran ini kepada saya, mewariskan kepada saya asal usul dan perkembangan aliran ini, juga mewariskan kepada saya hal latihan Gong yang paling dirahasiakan, hal yang hanya bisa diwariskan kepada satu orang semua diwariskan kepada saya, mengharapkan saya mampu mengembangkan aliran ini, mewariskan dari generasi ke generasi seterusnya selama-lamanya. Kemudian saya menggunakan semua waktu dengan rajin berlatih metode Gong yang diajarkan orang tua itu, dan menyempatkan diri untuk belajar banyak kitab Buddha, kitab Konghucu, dan tidak sedikit kitab Tao, menggunakan hari libur untuk mengunjungi banyak klenteng buddha dan Tao.

Tahun 1996 saya adalah seorang pimpinan di aliran tersebut, pada bulan juli tahun tersebut, terasa badan sangat tidak enak, selalu merasa seperti sedang memikul beban yang berat, setiap hari jam 3 sore mulai mengalami demam ringan. Akhirnya melakukan pemeriksaan di rumah sakit ibukota provinsi, dan hasil diagnosa saya menderita penyakit kanker paru-paru. Setelah mendengar berita ini, keluarga dan teman kantor terkejut, tetapi saya tidak menganggapnya benar. Dalam hati berpikir, orang tua itu telah mewariskan “baju dan mangkok aliran” kepada saya, tidak seharusnya membiarkan saya meninggal begitu cepat, karena saudara-saudara seperguruan masih menunggu bimbingan saya, hal-hal yang dipesannya masih banyak yang saya belum lakukan, saya masih berumur 37 tahun, dokter ingin melakukan operasi, saya tidak menyetujuinya, juga tidak dirawat inap dan tidak meminum obat. Di rumah selain latihan Gong tiap hari, pagi hari tetap berjalan kaki untuk berolah raga. Setelah 3 bulan kembali melakukan pemeriksaan di rumah sakit ibukota provinsi, dokter mengatakan sel kanker telah menyebar, hanya bisa melakukan radioterapi, kemoterapi, saya juga tidak mengikuti saran dokter. Saya hanya kembali ke kampung untuk beristirahat dengan tenang, tetapi terasa masa depan diri sendiri tidak menentu dan sangat mengkhawatirkan nasib diri sendiri.

Sewaktu teman sekolah datang menjenguk, dan menceritakan kepada saya mengenai Falun Gong, dan juga memberikan saya sebuah buku pusaka (Zhuan Falun), di majalah Qigong saya pernah membaca mengenai perkenalan Falun Gong. Sehubungan saya percaya kepada orang tua tersebut dan sama sekali tidak mencurigainya, ditambah lagi saya sudah pernah bersumpah di depan patung buddha, saya tidak berani mengambil keputusan dengan mudah. Akhirnya kondisi tubuh saya semakin tidak baik, ada perasaan sudah tidak bisa disembuhkan lagi, saya kembali ke tempat kerja.

Waktu berjalan sampai Januari 1997. Satu hari putra saya yang masih beberapa tahun umurnya membawa pulang selembar brosur penyebaran Falun Dafa, dan mengatakan kepada saya: “Papa, belajarlah Falun Gong!” Tiba-tiba mendengar ucapan anak saya yang asal berbicara tanpa mengerti apapun, seluruh tubuh saya bergetar. Kemudian saya menyiapkan meja dupa di rumah, menggunakan metode yang paling primitif “melempar Yao atau coin,” meminta persetujuan orang tua tersebut, berturut-turut muncul 3 pasang yang berarti orang tua tersebut telah menyetujui (sekarang teringat terasa lucu). Akhirnya saya menyadari, Guru sudah lama mengurusi saya, hanya saya yang tidak sadar, dan melalui anak saya ia mengingatkan saya lagi.

Sejak itu saya dengan gigih berkultivasi Falun Dafa, tidak lama kemudian Guru memurnikan tubuh saya, menghilangkan karma di dalam tubuh saya. Dalam kultivasi Dafa, saya benar-benar merasakan, Falun Dafa meliputi segala sesuatu yang ada di alam semesta, benar-benar adalah Dafa alam semesta, ia ajaib dan mengandung arti yang sangat memdalam, meliputi segala-galanya, segala apapun tidak ada yang tidak bisa diwujudkan.

Pada waktu bersamaan, dari Dafa saya mengerti, pengikut Dafa hari ini, telah berjanji dengan Guru di masa lampau, pada kehidupan ini ingin datang ke dunia untuk membantu Guru meluruskan Fa.

Terima kasih kepada Guru yang agung dan penuh belas kasih! Heshi (Kedua tangan merangkap di depan dada).


Chinese version click here