Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Polisi PKC dan Pejabat Pemerintah Menerima Balasan karena Menganiaya Falun Gong

9 Des. 2012 |   Oleh koresponden Minghui di China


(Minghui.org)Catatan Editor: Dalam kebudayaan baik Barat maupun China, prinsip-prinsip pembalasan karma, sebagai akibat dari perbuatan seseorang, telah dikenal luas. Ajaran pokok dari Falun Gong adalah karakteristik alam semesta, “Sejati-Baik-Sabar.” Alam semesta akan memberikan pahala atas perbuatan yang selaras dengan prinsip-prinsip ini, sedangkan perbuatan-perbuatan seperti, memukul, menyiksa, dan memubunuh orang akan mendapatkan pembalasan karma. Dengan kata lain, perbuatan baik akan mendapat pahala, perbuatan buruk akan menerima ganjaran. Artikel seperti yang satu ini adalah diperuntukan untuk mengingatkan dengan belas kasih akan prinsip-prinsip ini pada orang-orang yang akan melakukan perbuatan salah. Walaupun orang-orang yang menyiksa Falun Gong hanyalah “mengikuti perintah,” mereka tetap tidak bisa lepas dari hukum alam semesta, dan pada akhirnya harus bertanggung jawab atas perbuatan yang mereka lakukan. Satu-satunya jalan untuk meloloskan diri hanyalah dengan memperbaiki kesalahan yang telah mereka lakukan.

Polisi PKC dan pejabat pemerintah telah dipakai sebagai alat Partai dalam menganiaya Falun Gong. Setelah bertahun-tahun penipuan dan pencucian otak, mereka tidak dapat membedakan antara yang benar dan yang salah, atau antara yang baik dan yang jahat. Mereka kehilangan rasa perikemanusiaannya, dan secara proaktif atau pasif menjadi pelaksana PKC dalam menganiaya orang-orang baik.

Tetapi perbuatan baik akan mendapat berkah dan kejahatan akan menerima pembalasannya. Banyak sekali kasus-kasus pejabat PKC dalam berbagai tingkatan yang menerima pembalasan karena melakukan penganiayaan terhadap Falun Gong.

Kepala Kantor Kepolisian Weijin, Wang Huailong di Kota Liaoyuan Meninggal karena Kecelakaan Mobil

Wang Huailong, 50 tahun, kepala kantor kepolisian Weijin di Kota Liaoyuan, Provinsi Jilin, mengendarai mobilnya menabrak papan reklame besar pada tanggal 10 November 2012. Dia tewas di tempat.

Sejak Wang Huailong menjabat di kantor itu, dia proaktif mengikuti kebijakan penganiayaan Jiang Zemin, dan tidak pernah berhenti menganiaya praktisi Falun Gong. Sebagai contoh, dia memimpin para polisi menangkap dua orang praktisi wanita, Zhang Xinyuan dan Hui Yuqing pada 20 Juli 2011 sore. Polisi menginterogasi Hui dan memukulinya, mengancam dan menyumpahinya. Hui dipukuli sedemikian parahnya hingga seluruh badannya babak belur.

Ketika para agen PKC melaksanakan penaniayaan skala besar terhadap praktisi Falun Gong pada bulan Juli 2012, Wang Huailong dan yang lain berusaha memeras uang dari praktisi Sun Hui (pr). Ketika melakukan penggeledahan rumah Sun dan tidak menemukan sesuatu yang diinginkan, mereka memeras keluarga Sun agar memberikan uang 100.000 yuan, kalau tidak dia akan ditangkap. Para pelaku akhirnya menghentikan aksinya setelah menerima uang perasan sebesar 30.000 yuan dari keluarga Sun. Pada waktu yang sama polisi memaksa keluarga Zhang Xiuyuan untuk memaksa Zhang menulis “pernyataan jaminan” dan akhirnya mereka memeras uang 30.000 yuan dari keluarga Zhang.

Sebelum kongres nasional PKC, Wang Huailong dan lainnya terus menerus mengganggu para praktisi Falun Gong di rumah. Para praktisi mencoba dengan berbagai cara mengklarifikasi fakta kepada Wang Huailong, dan menasehatinya dengan prinsip bahwa perbuatan baik akan mendapat pahala, dan berbuatan jahat akan mendapat balasan. Tetapi jiwa Wang telah sangat teracuni oleh kebohongan-kebohongan PKC. Dia tidak mau mendengarkannya, ataupun percaya kepada nasehat praktisi yang baik itu. Dia tetap menganiaya orang-orang tak berdosa itu, terus menerus melakukan dosa dan akhirnya masuk ke jalan yang tidak kembali.

Kepala Divisi Sekuriti Domestik Jiang Cheng di Kabupaten Yi, Provinsi Liaoning Menerima Balasan

Jiang Cheng ditunjuk sebagai kepala Divisi Sekuriti Domestik Kabupaten Yi pada tahun 2006. Antara 2006 hingga 2010, selama empat tahun dia terlibat dalam penangkapan para praktisi Falun Gong 33 kali, dan menahan 41 orang praktisi. Di antara mereka seorang telah dijatuhi hukuman penjara, seorang dihadapkan ke pangadilan, 14 orang dimasukkan ke kamp kerja paksa, dan lainnya diperas dimintai uang sebelum dibebaskan. Jiang Cheng menangkap praktisi Falun Gong hanya untuk memeras uang dari mereka. Jika dia tidak bisa mendapat uang, dia akan memasukkan mereka ke penjara atau kamp kerja paksa.

Antara Desember 2011 dan September 2012, Jiang Cheng menangkap 13 orang praktisi, dan memeras uang dengan total sebesar 333.000 yuan dari mereka. Para praktisi Falun Gong dengan baik-baik berbicara kepadanya, mengatakan tentang fakta kebenaran. Dia tidak mau mendengarkan, ataupun percaya pada prinsip langit, bahwa perbuatan baik akan menerima pahala dan perbuatan jahat akan menerima balasan.

Jiang Cheng akhir-akhir ini jatuh sakit, didiagnosa menderita penyakit serviks vertebral. Untuk pengobatan dia pergi ke Rumah Sakit Kota Jinzhou, tetapi tidak sembuh. Lalu ke rumah sakit provinsi yang lebih besar, juga tidak sembuh. Akhirnya ke Beijing, dan juga gagal. Dia harus pulang dengan tanpa hasil. Kedua tangan dan kedua kakinya mati rasa, dan merasa linu di seluruh tubuhnya.

Ketua Asosiasi Perempuan Kabupaten Renshou Menerima Balasan dan Tangannya Patah.

Setelah 40 orang praktisi Falun Gong dari Kabupaten Renshou, Meishan, Provinsi Sichuan ditangkap pada 1 September 2012, Guo Wenying, ketua Asosiasi Perempuan Kota Shizui, merencanakan mengawasi dan memantau para praktisi dari kotanya sendiri.

Guo Wenying mencoba memaksa para praktisi untuk mengutuk pendiri Falun Gong sperti yang ia lakukan. Para praktisi berbicara berulang-ulang kepadanya tentang Falun Gong dan penganiayaan terhadapnya, tetapi dia menolak untuk mendengarkannya. Segera setelah itu, Guo mengalami patah kedua tangannya dan sampai sekarang belum sembuh.

Chinese version click here
English version click here