Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Darurat Perang di Kabupaten Laishui: Para Praktisi Falun Gong Dikunci Di Rumahnya Selama “Konferensi Pengentasan Kemiskinan” Provinsi

24 April 2012 |   Oleh: Koresponden Minghui Provinsi Hebei, China


(Minghui.org) Pemerintahan Kabupaten Laishui di Provinsi Hebei belum lama ini menjadi tuan rumah konferensi pengentasan kemiskinan se-provinsi. Untuk mencegah praktisi Falun Gong memohon keadilan di depan para petinggi provinsi, didengungkan tindakan pengurungan secara menyeluruh. Para pejabat desa secara ilegal mengurung seorang praktisi lansia di rumahnya selama lebih dari empat jam.

Gerbang rumah seorang praktisi Falun Gong dikunci dari luar oleh para pejabat desa di pegunungan di Kabupaten Laishui

Dari 28 Februari hingga 1 Maret 2012, konferensi pengentasan kemiskinan seluruh provinsi Hebei telah berlangsung di gedung bioskop Kabupaten Laishui. Diantara yang hadir adalah Sekretaris PKC Komite Provinsi Hebei Zhang Qingli, Gubernur Provinsi Hebei Zhang Qingchun, Wakil Sekretaris PKC Komite Provinsi Hebei Zhao Yong, enam puluh walikota kota madya, para sekretaris komite partai, seratus kepala pemerintahan kabupaten dan para sekretaris komite partai kabupaten, pejabat yang bertanggung jawab atas pengentasan kemiskinan dari tingkat provinsi, kota, kabupaten, dan wakil dari departemen terkait. Lebih dari 1.800 orang hadir dalam konferensi ini, dan seratus orang wartawan dan jurnalis menyiarkan langsung peristiwa ini. Ini untuk pertama kalinya, Komite PKC Kabupaten Laishui menjadi tuan rumah konferensi tingkat tinggi dalam skala besar.

Masih menjadi pertanyaan besar, seberapa besar manfaat konferensi ini bagi rakyat, karena tidak jelas kemana raibnya berbagai sumbangan untuk rakyat miskin setiap tahunnya. Hanya sedikit uang yang diberikan kepada keluarga-keluarga yang paling miskin, utamanya hanya untuk show. Sisa uang sumbangan lenyap. Dapat dimengerti kalau rakyat kebanyakan skeptis terhadap inisiatif pengentasan kemiskinan dari komite partai komunis tingkat provinsi dan pemerintahan provinsi. Para pejabat Komite Partai Kabupaten dan Pemerintah Kabupaten berkolusi dengan beberapa pengembang, memaksa penjualan tanah di tiap desa tanpa seijin dari penduduk setempat. Mereka membeli dengan harga murah dan menjual dengan harga tinggi. Tanah yang sangat vital bagi kehidupan petani, menjadi komoditi yang memberi keuntungan bagi pejabat partai dan pejabat pemerintah kabupaten. Keberadaan petani dan kehidupan mereka diabaikan sama sekali. Petani terpaksa harus berunjuk rasa di hadapan semua tingkat pemerintahan sepanjang tahun. Jika mereka unjuk rasa, banyak diantaranya ditangkap, dipukuli, ditahan, didenda, dikirim ke kamp kerja paksa, atau dijatuhi hukuman penjara.

Selama konferensi berlangsung, agar menjaga “stabilitas”, atau dapat diartikan: untuk mencegah rakyat secara legal menyuarakan penderitaannya kepada penguasa yang lebih tinggi, penguasa mengerahkan seluruh satuan kepolisian, Kantor Keamanan Domestik, pasukan polisi bersenjata, dan pasukan keamanan dari 22 kota dan kabupaten wilayah Baoding. Semua polisi Kabupaten Laishui membentuk satuan gabungan “penjaga stabilitas”. Departemen Kepolisian Kota Laishui menugaskan semua anggotanya, tak seorangpun tertinggal. Pintu gerbang kantor kepolisian digembok. Semua jalan yang menuju ke gedung konferensi diblokir, tak seorangpun pejalan kaki atau kendaraan boleh lewat. Semua taksi dilarang beroperasi, semua sopir taksi mengeluh. Bahkan bus No. 917 yang menuju Beijing harus mengambil jalan lain.

Jalan Laiyang dalam darurat perang


Jalan Laiyang yang menuju ke Jalan Fuqian


Pasar pertanian yang menuju ke Jalan Laiyang dalam keadaan darurat perang


Jalan Pengadilan Barat


Jalan Pengadilan yang menuju ke Jalan Fuqian


Taman kota dalam keadaan darurat perang

Semua pedagang di sekitar Jalan Fuqian digusur, “membersihkan” penampilan kota. Lebih dari sepuluh restoran barbeque dan pedagang dipaksa harus tutup atau digusur pergi. Untuk mencegah polusi, penduduk setempat dilarang menyalakan ketel uap sebagai pemanas ruang. Penduduk di sekitarnya harus menahan cuaca dingin sepanjang hari.

Untuk “mempertahankan stabilitas” Komite Partai Kabupaten Laishui dan pemerintah kabupaten memerintahkan kepada perangkat desa mengawasi penduduk yang sering unjuk rasa. Menyuarakan ketidakadilan tidak diperbolehkan. Kepada yang hendak mengadukan masalah dikatakan, seluruh masalah akan ditangani setelah itu. Dikeluarkan perintah kepada tiap-tiap kota dan desa agar mengawasi praktisi Falun Gong dengan ketat, untuk mencegah mereka menghimbau kepada kepada pejabat pemerintah provinsi tentang penganiayaan. Penguasa menugaskan orang-orang khusus dari masing-masing lingkungan, kecamatan dan desa untuk mengunjungi dan mengawasi setiap praktisi. Praktisi tidak boleh “memengaruhi” konferensi ataupun memohon keadilan ke Beijing. Semua jalan dalam radius 50 li (sekitar 15,5 mil) diblokir, dan dibangun pos pemeriksaan. Seluruh kabupaten berada di bawah teror merah.

Hampir 2.000 orang yang hadir dalam konferensi pengentasan kemiskinan Provinsi Heibei yang berlangsung di gedung bioskop Laishui. Lebih dari 100 wartawan hadir


Titik awal di Xiguan Pass yang menuju ke gedung bioskop dalam keadaan darurat perang

Pada tanggal 28 Februari 2012 pagi, lebih dari seratus kendaraan berkumpul di depan gedung bioskop di Jalan Fuqian. Beberapa ratus anggota polisi keamanan khusus, polisi lalu-lintas, polisi bersenjata, polisi pamong praja dan anggota keamanan berpakaian sipil, memblokir semua jalan dan persimpangan yang menuju ke gedung bioskop. Taman-taman kota yang biasanya ramai juga dalam keadaan darurat perang. Wilayah ini kosong hanya ada beberapa polisi yang berpatroli. Keadaan darurat perang ini berlangsung tiga hari.

Pada 1 Maret pagi, ketika Sekretaris Komite Partai Provinsi Heibei, Zhang Qingli mengadakan inspeksi ke Songge, Shiting dan desa-desa miskin lainnya, pemerintah kabupaten menugaskan perangkat desa untuk mengawasi para praktisi Falun Gong setempat di rumah mereka. Dua orang petugas mengawasi satu orang praktisi.

Atas perintah penguasa kabupaten, perangkat desa mengunci seorang praktisi perempuan lansia di rumahnya dari jam 8 pagi hingga jam 11 siang, secara ilegal menahan dia selama empat jam. Ketika praktisi ini mengadukan kejadian itu ke Kantor Kabupaten dan bertanya: ”Siapa yang mengirimkan petugas mengunci saya di rumah sendiri?” Sekretaris partai mengejek: ”Saya perintahkan perangkat desa agar menguncimu di dalam rumah. Apakah kamu marah pada saya?” Seorang perangkat desa berkata sambil tersenyum sinis, bahwa dia yang memberi perintah menguncinya. Dia menambahkan, jika tidak diawasi seperti itu, nanti dia akan unjuk rasa di depan para petinggi provinsi, jadi tak ada pilihan lain. Dia mengancam praktisi itu agar tidak memublikasikannya di internet.

Para anggota PKC ini mengabaikan fakta bahwa tindakan mereka ini merupakan bentuk penahanan ilegal kepada warga yang tak bersalah. Semestinya mereka harus bertanggung jawab, sebaliknya hal itu dianggap lelucon tanpa rasa menyesal atau berdosa, hak warga dilecehkan.

Otoritas kabupaten tidak hanya mengunci praktisi ini di rumahnya, juga mengirim perangkat desa dan pegawai kabupaten ke rumah anak laki-lakinya, mengawasi menantunya. Mereka duduk saja di dalam rumah, tidak mau pergi. Ketika menantu itu bertanya, apa yang dikerjakan mereka di sana, mereka menjawab bahwa desa sedang diinspeksi, jadi penguasa mengirimkan mereka untuk mengawasi dia, agar tidak pergi menghimbau. Mereka juga mengatakan bahwa setiap simpang jalan telah dibangun pos pemeriksaan, semua kendaraan, orang yang lewat harus diperiksa. Menantu itu mengatakan kalau suaminya sedang sakit sudah lebih satu bulan di rumah sakit. Dia bertanya kepada mereka: ”Apakah anda tidak tahu? Mengapa anda mengawasi kami?” Mereka tetap tidak mau pergi, sampai inspeksi selesai pada jam 11. Anak laki-laki praktisi itu berada di rumah sakit karena sakitnya yang kritis sudah hampir satu bulan. Tak ada seorang petugas pun yang menjenguknya. Mereka hanya datang mengawasi mereka secara ilegal.

Hotel Shengshi, hotel yang paling mewah di Kabupaten Laishui, tempat menginap Sekretaris Komite Partai Provinsi Heibei, Gubernur Heibei dan lebih dari 60 orang pejabat partai

Konferensi Pengentasan Kemiskinan dengan peserta hampir 2000 orang itu menjadi ajang hiburan dan penghamburan uang. Para pejabat kota dan provinsi menginap di hotel termewah di Kabupaten Laishui, Hotel Shengshi. Pejabat di bawah tingkat kabupaten menginap di daerah turis seperti Hotel Shidu. Para pengemudinya menginap di Hotel Gaobeidian dekat kantor kabupaten. Tidak berlebihan jika dikatakan biaya sekali makan untuk sepuluh orang nilainya beberapa ribu yuan. Biaya konferensi ini mencapai hampir satu juta yuan. Lebih dari seratus taksi harus berhenti operasi, puluhan restoran barbeque dipaksa tutup, dan pengoperasian ribuan tambang di sekitar kabupaten ditunda. Sangat menggelikan, konferensi pengentasan kemiskinan menjadikan orang-orang tertentu di Kabupaten Laishui memperoleh keuntungan besar, sebaliknya membawa kerugian sangat besar bernilai jutaan yuan bagi kebanyakan warga di sana.

Sejak Partai Komunis China mulai menganiaya Falun Gong pada tahun 1999, Komite PKC Kabupaten Laishui dan pemerintah kabupaten telah memerintahkan Kantor 610,  kepolisian, pemerintah kabupaten dan kecamatan, agar menganiaya praktisi Falun Gong di seluruh wilayah kabupaten. Para praktisi dianiaya dalam bentuk mental, fisik dan finansial. Hasilnya, banyak praktisi yang meninggal karena penyiksaan, banyak keluarga yang cerai berai, dipecat dari pekerjaan tanpa alasan apa pun, dan banyak di antaranya dijatuhi hukuman penjara illegal, dijebloskan ke kamp kerja paksa, hukuman pidana, hukuman administratif, dan dipaksa mengikuti sesi pencucian otak. Sekarang banyak keluarga yang menjadi miskin, tidak bisa mempertahankan kehidupan yang normal. Walaupun begitu, tak ada seorang pun dari wakil pemerintah kabupaten mengunjungi keluarga ini, ataupun sekedar memberikan satu sen dari alokasi uang sumbangan bagi keluarga miskin. Sebaliknya, penganiayaan menjadi semakin intensif dan parah.

English: http://en.minghui.org/html/articles/2012/4/9/132616.html