(Minghui.org) Jumat, 11 Mei 2012, para praktisi mengadakan konferensi pers Duapuluh Tahun Penyebaran Falun Dafa di Denpasar, Bali. Puluhan wartawan media cetak dan elektronik menghadiri undangan panitia.

Pemutaran Video

Acara konferensi pers dimulai pukul 11.30 dengan pemutaran video pengenalan dan sejarah Falun Dafa di China serta penyebarannya ke seluruh dunia. Dalam tayangan video ditampilkan asal-usul Falun Dafa, penyebarannya di China, hal-hal unik dari Falun Dafa, manfaat kesehatan dan spiritual dari latihan ini, penyebarannya di seluruh dunia dan penindasan keji oleh Partai Komunis China serta upaya-upaya damai yang telah dilakukan oleh para praktisi di seluruh dunia untuk menentang penganiayaan irasional PKC.

Kemudian seorang praktisi menjelaskan maksud dan tujuan diadakan acara ini. Praktisi mengutarakan peran penting media di era sekarang, dan banyak berita terkait Falun Dafa selama ini berasal dari media corong propaganda PKC yang sudah terbiasa memutarbalikkan fakta. Dengan penjelasan dari pihak praktisi, diharapkan media nasional dan lokal dapat memahami fakta sesungguhnya dan membuat penilaian yang se-obyektif mungkin.

Dijelaskan pula bahwa Falun Dafa tidak berpolitik dan tidak ingin menjatuhkan negara manapun. Para praktisi hanyalah sekelompok orang Xiulian (yang mematut diri mereka dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar) dan tidak tertarik dengan kekuasaan politik mana pun. Namun, dikarenakan rekan-rekan di daratan China masih mengalami penganiayaan kejam hingga detik ini, melalui berbagai upaya damai – para praktisi menghimbau rejim komunis yang menganiaya praktisi di China agar segera menghentikan kejahatan mereka, hal ini juga demi kebaikan mereka sendiri, karena sepanjang sejarah tidak pernah kelaliman berakhir dalam kemuliaan. Diharapkan pula insan media lokal tidak ikut menanggung akibat buruk karena telah turut melansir propaganda  kebencian yang disebarkan PKC terhadap Falun Dafa, karena Falun Dafa yang berprinsip pada Sejati-Baik-Sabar merupakan Fa (jalan, hukum) lurus, karakter yang seharusnya dimiliki oleh setiap insan. Sementara PKC sejak berkuasa 1949, terus menggunakan berbagai kampanye politik, kekerasan bahkan penyiksaan serta pembunuhan untuk membungkam kelompok-kelompok yang tidak disukainya, termasuk penggunaan tekanan diplomatik terhadap negara-negara tetangganya.

Video kedua adalah analisa peristiwa bakar diri di lapangan Tiananmen Beijing, China. Insiden yang direkayasa PKC tersebut di awal tahun 2000-an telah menghebohkan dunia (pada saat puncak penganiayaan), dan digunakan rejim komunis untuk menyudutkan para praktisi Falun Dafa dan sebagai alasan pembenaran bagi penganiayaan serta genosida terhadap Falun Dafa. Semua mata penonton tertuju ke layar lebar menyaksikan dengan serius adegan demi adegan, termasuk ulasan CNN serta kecurigaan peneliti dan dunia internasional.

Para wartawan saat menonton video pengenalan Falun Dafa dan ‘Insiden Bakar Diri Tiananmen Beijing’ yang direkayasa oleh rejim untuk membangkitkan kebencian khalayak terhadap Falun Dafa

Falun Dafa Dikira Komunis

Dalam sesi tanya jawab seorang wartawan mengatakan bahwa sebelum menonton tayangan video dia mengira bahwa Falun Dafa adalah kelompok komunis, namun setelah selesai menonton video pengenalan baru memahami Falun Dafa yang sesungguhnya.

Wartawan lainnya menanyakan manfaat berlatih Falun Dafa. Seorang praktisi menjawab dengan memberikan contoh: ada seorang yang jatuh dari sepeda motor dan telah lama lumpuh, setelah beberapa waktu berlatih Falun Dafa akhirnya kembali dapat mengendarai sepeda motor. Penduduk sedesa seakan tidak percaya yang dia lihat, akhirnya membuat banyak tetangganya ikut berlatih. Dalam Konferensi Berbagi Pengalaman Falun Dafa Indonesia di Bali beberapa tahun yang silam, seorang praktisi dari Taiwan menceritakan bahwa dia telah divonis dokter hanya mampu bertahan selama tiga bulan dan polis asuransinya telah dibayar, namun setelah berlatih Falun Dafa masih sehat hingga sekarang. Seseorang yang terinfeksi malaria saat bertugas di Timtim tidak pernah lagi kambuh setelah berlatih Falun Dafa. Saat diperiksa di laboratorium virus malaria di tubuhnya sudah lenyap.

Ada pula wartawan yang menanyakan jumlah anggota, agama, berapa korban meninggal akibat penganiayaan, serta kegiatannya di Indonesia.

Seorang wartawan lain menanyakan hubungan Falun Dafa dengan organisasi INTI (Indonesia Tionghoa). Praktisi menjelaskan selama ini memang ada oknum INTI yang memiliki kesalahpahaman terhadap Falun Dafa akibat percaya pada propaganda kebohongan yang  disebarkan oleh PKC. Falun Dafa sendiri tidak memiliki keterkaitan maupun bermusuhan dengan INTI. Para praktisi selama ini melakukan berbagai upaya damai agar berbagai pihak dapat mengenali dengan jelas apa itu Falun Dafa dan sifat hakiki dari penganiayanya, rejim komunis China, agar khalayak dapat membedakan kebaikan dari kejahatan, apa yang lurus dan sesat. Terkait jumlah anggota, uniknya Falun Dafa sendiri memang bebas keanggotaan, setiap orang dapat datang dan pergi sesuai keinginan, tidak ada pemaksaan harus berlatih Falun Dafa, tidak ada registrasi serta tidak ada iuran keanggotaan; Falun Dafa juga tidak mengikuti bentuk agama maupun menjalankan ritual-ritual keagamaan, karena itu faktanya adalah: komunitas Falun Dafa di Indonesia maupun negara-negara lain - sangatlah majemuk dan terbuka, segala suku, agama, gender, usia, latar belakang sosial, profesional ada di antara para praktisinya.

Konferensi pers tersebut diadakan dua hari sebelum puncak perayaan Hari Falun Dafa Sedunia ke-13 dan perayaan 20 tahun Pengenalan Falun Dafa ke publik, tepatnya pada 13 Mei 2012.

Wawancara setelah konferensi pers