Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Praktisi Chongqing Dianiaya Dengan Kejam Oleh Wang Lijun dan Bo Xilai

27 Mei 2012

Kami adalah praktisi Falun Gong dari Chongqing. Setelah Juni 2008, ketika Bo Xilai, mantan kepala Partai Komunis China (PKC) Chongqing, memindahkan Wang Lijun ke Chongqing, kami menjadi saksi mata kejahatan yang dilakukan oleh keduanya Bo dan Wang. Mereka mencuci otak rakyat Chongqing dengan metode yang mirip dengan Revolusi Kebudayaan, dan meningkatkan skala penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong.

(Minghui.org)

Untuk meningkatkan "hasil" dan menjilat para pejabat PKC yang lebih tinggi, Bo Xilai diam-diam memerintahkan kampanye penganiayaan kejam terhadap Falun Gong diperluas. Di bawah perintah Bo, Wang Lijun, mantan wakil walikota dan kepala polisi dari Chongqing, menerapkan kebijakan genosida sistematis terhadap praktisi Falun Gong. Ia memerintahkan setiap cabang departemen polisi secara agresif menganiaya praktisi, melalui penangkapan, penahanan ilegal, penyiksaan, persidangan, dan hukuman. Sangat banyak praktisi yang terluka, cacat, atau bahkan meninggal akibat penganiayaan brutal. Chongqing dikenal sebagai kota di mana para praktisinya dianiaya dengan brutal.

Menurut statistik belum lengkap yang dikumpulkan oleh situsweb Minghui, sejak Olimpiade Beijing 2008, lebih dari 240 praktisi Falun Gong Chongqing ditangkap dan ditahan.

Pada tahun 2009, setidaknya 188 praktisi ditahan. Enam dari mereka dianiaya hingga meninggal, 18 dijatuhi hukuman penjara, 76 dihukum kerja paksa, dan lima dikirim ke rumah sakit jiwa untuk dianiaya.

Pada tahun 2010, 193 praktisi dianiaya. Dua orang dari mereka dianiaya hingga meninggal, 13 di antaranya dijatuhi hukuman penjara, 50 orang dijatuhi hukuman kerja paksa, 123 ditangkap, dan lima orang dilecehkan.

Sejak 2011 hingga saat laporan ini disusun, 324 praktisi telah dianiaya. Di antara mereka, delapan dianiaya hingga meninggal, lima dijatuhi hukuman penjara, 23 dijatuhi hukuman kerja paksa, 243 ditangkap, dan 45 praktisi diganggu. Mayoritas rumah praktisi telah digeledah.

Selain memanfaatkan departemen kepolisian, pemerintah Chongqing juga merekrut banyak orang yang disebut “asisten petugas" untuk memonitor beberapa praktisi “kunci” sepanjang waktu. Mereka bahkan menargetkan praktisi lanjut usia dan anak-anak, dengan mayoritas praktisi manula yang ditangkap berusia antara 60-an dan 70-an.

Beberapa praktisi dipukuli demikian brutal sehingga mereka menderita kerusakan otak, yang lain menderita hukuman diberi makan paksa dan injeksi dengan obat-obatan  yang merusak saraf, dan sejumlah praktisi langsung meninggal akibat dari penyiksaan dan penganiayaan tersebut. Beberapa praktisi meninggal akibat konsekuensi  penganiayaan mental maupun fisik jangka panjang. Banyak yang ditahan secara ilegal dalam waktu yang lama, sementara yang lainnya terpaksa meninggalkan rumah. Beberapa praktisi "menghilang" secara misterius. Kehidupan praktisi Falun Gong dan keluarga mereka  sangat terganggu akibat penganiayaan di wilayah Chongqing.

Berikut adalah beberapa contoh kasus penganiayaan yang terjadi sewaktu kekuasaan Bo Xilai dan Wang Lijun.

1.Jiang Xiqing Dikremasi Saat Masih Hidup

Praktisi Falun Gong, Jiang Xiqing, 66, adalah pensiunan pegawai Kantor Pajak Tanah Kota Jiangjin di daerah Chongqing. Pada tanggal 28 Januari 2012, pejabat Kamp Kerja Paksa Xishanping mengumumkan kematiannya. Enam jam kemudian, keluarganya tiba. Ketika mereka melihat tubuh ayah mereka di lemari es pembeku, mereka merasakan dada dan perutnya masih hangat. Mereka berteriak, "Ayah kami masih hidup, tolong selamatkan dia." Mereka mencoba untuk melakukan CRT padanya tapi penjaga menghentikan mereka. Lebih dari 20 penjaga secara paksa membawa Jiang pergi dan mengkremasinya.

2. Xu Zhen Dicekik Hingga Meninggal

Xu Zhen, 46, adalah seorang praktisi perempuan dari Distrik Hechuan di Chongqing. Pada tanggal 20 September 2011, dia ditangkap secara ilegal, dan pada tanggal 26 September dia dikirim ke Kamp Kerja Paksa Wanita Chongqing.

Karena ia menolak untuk melepaskan Falun Gong, para penjaga menyeretnya ke lantai empat, di mana tidak ada perangkat pemantauan yang dipasang, dan memukulinya. Pejabat kamp kemudian memerintahkan seorang penjaga laki-laki, Yu Xiaohua, untuk mengatur dan memonitor sekelompok tahanan dan menyiksa Xu di lantai empat. Mereka mengikat mulut dan kaki, memukul dan menendang, dan menyiksanya dengan berbagai cara. Xu kehilangan kesadaran selama pemukulan berkali-kali. Para tahanan menuangkan air dingin pada dirinya untuk membangunkannya kemudian pemukulan dilanjutkan. Narapidana Tang Hongxia dan Zhou Yi memasukkan kardus yang dipadatkan ke dalam vagina dan memaksanya untuk berulang kali bangun dan jongkok. Penyiksaan itu menyebabkan Xu mengeluarkan darah deras sampai kondisinya kritis. Penjaga Yu memuji narapidana yang menyiksa Xu, mengatakan kepada mereka bahwa mereka mengumpulkan pahala dengan berbuat demikian; dan semakin parah, semakin baik. Dia juga memberi hadiah buah-buahan kepada mereka.

Para tahanan secara terus-menerus menyeret Xu ke lantai empat untuk terus menyiksa dirinya selama siang hari dan menguncinya di sel isolasi pada malam hari. Xu harus tidur di lantai karena tidak ada apa pun di sel isolasi. Dia menjadi sangat lemah dan kurus sebagai akibat dari penyiksaan.

Penjaga Zhu Yan memerintahkan para tahanan untuk membangunkan Xu jam 5:00 pagi dan membuatnya tetap terjaga sampai jam 1:00 pagi keesokan harinya. Sekitar 19 Oktober 2011, Qin Fang, seorang narapidana pecandu narkoba, mencekik Xu dengan selimut hingga meninggal. Tidak ada yang dimintakan pertanggungjawaban atas kematian praktisi Xu.

3. Seorang Anak Kecil Tidak Diketahui Keberadaannya Setelah Dua Kali Penangkapan

Kampung halaman Zhang Yuanyuan adalah Kecamatan Xintong, Chongqi. Ayahnya, Zhang Hongxu, dan ibunya, Wu Yongmei, keduanya adalah praktisi Falun Gong. Pada Desember 2003, Zhang Liang, direktur Divisi Keamanan Domestik di Tongnan, menangkap ibu Yuanyuan. Dia dibawa ke sebuah pusat tahanan dan diinterogasi. Wu melakukan mogok makan untuk memprotes penangkapan ilegal. Dia dibebaskan ketika ia berada di ambang kematian.

Pada tanggal 1 Januari 2004, dalam upaya untuk menangkap orang tua Yuanyuan, pejabat dari Kantor Polisi Tongnan pertama-tama menculik Yuanyuan, yang baru berusia empat tahun saat itu.

Sekitar pukul 11.00 pada tanggal 7 Agustus 2010, petugas dari Departemen Kepolisian Tongnan menangkap beberapa praktisi, termasuk Yuanyuan, sekarang 11 tahun. Mereka menempatkannya di sel isolasi dan mencoba untuk mengintimidasi dirinya. Kemudian, mereka mengirimnya ke seorang kerabat jauh. Pada tahun 2011, setelah ayahnya, Zhang Hongxu, dikirim ke Kamp Kerja Paksa Xishanping, Yuanyuan meninggalkan rumah untuk menghindari penganiayaan lebih lanjut. Keberadaannya tidak diketahui hingga saat ini.

4. Pensiunan Guru Liu Jianhua Meninggal Setelah Trauma Jangka Panjang

Istri praktisi Liu Jianhua, Gu Ziyi; putri mereka, Liu Zhilan; dan menantu laki-laki, Zhang Quanliang telah dianiaya beberapa kali. Gu dihukum tiga tahun kerja paksa pada tahun 2000; putrinya, Liu dihukum satu tahun kerja paksa di tahun 2005, Zhang dihukum tiga tahun kerja paksa pada tahun 2000 dan secara brutal disiksa selama penahanan. Pada tahun 2005, Zhang dijatuhi hukuman lima tahun penjara dan selalu dianiaya di Penjara Yongchuan di Chongqing. Putri mereka yang lain pernah mengidap penyakit mental. Setelah dia mulai berlatih Falun Gong, ia sembuh. Namun, setelah penganiayaan Falun Gong dimulai pada tahun 1999, kondisinya memburuk. Praktisi Liu begitu trauma karena penganiayaan jangka panjang terhadap keluarganya, dimana, pada tahun 2000, ia menjadi lumpuh.

Sekitar pukul 7:40 pagi pada tanggal 3 Agustus 2011, pejabat dari Kantor 610 setempat berusaha menangkap tuan Liu tapi gagal. Pukul 8.00 pagi pada tanggal 11 Oktober 2011, saat putri Liu dan Zhang sedang dalam perjalanan untuk bekerja, petugas dari Komite Lingkungan Jalan Shancun menangkap mereka. Ketika praktisi Liu mendengar berita itu, ia tidak dapat menanggungnya dan hampir meninggal. Sementara ia sedang memulihkan diri di rumah, petugas Kantor 610 setempat dan komite lingkungan, lebih dari selusin orang, masuk ke rumahnya dan menangkap Gu, yang tengah merawatnya. Kondisi Liu memburuk setelah itu, dan ia meninggal pada Januari 2012.

Kasus-kasus di atas hanya beberapa contoh dari ribuan praktisi Falun Gong yang dianiaya di Chongqiong.

Chinese version click here
English version click here