(Minghui.org) Suami saya mulai berlatih Falun Gong di musim panas 1998 setelah diperkenalkan oleh seorang rekannya. Putri kami baru usia dua tahun pada saat itu. Saya menurut pada suami yang tekun dan turut membaca Zhuan Falun. Saya sangat menyetujui isi buku tersebut, yang mengajarkan orang menjadi baik dan bermoral. Selain itu, buku itu memiliki efek penyembuhan terhadap kesehatan masyarakat. Namun, saya tidak memiliki pemahaman yang baik terhadap Falun Gong atau kultivasi. Mungkin belum waktunya saya berkultivasi dan berlatih Falun Gong.

Juli 1999 pun tiba. Partai Komunis China (PKC) melancarkan kampanye propaganda kebencian skala nasional terhadap Falun Gong dan menindas mereka yang berlatih Falun Gong. Keluarga saya, seperti jutaan keluarga di China yang memiliki anggota keluarga praktisi Falun Gong, menderita penganiayaan PKC. Kami merasa sendirian dan tak berdaya, seperti perahu diterjang badai gemuruh di lautan tanpa tempat untuk berlindung. Saya biasanya mendukung Falun Gong, tapi saya menyerah pada tekanan rezim dan mulai mencoba berbicara dengan suami agar melepaskan latihan tersebut. Konflik antara kami menjadi demikian sengit sehingga kami hampir bercerai. Penganiayaan terhadap Falun Gong menimbulkan badai besar bagi kondisi mental dan pernikahan kami.

Putri kami sekarang duduk di SMU dan unggul prestasi sekolahnya. Saya tidak lagi menentang Falun Gong. Bahkan, saya telah menjadi seorang praktisi Falun Gong. Setiap hari keluarga kami kembali dalam karunia Falun Gong. Kami semua sangat bahagia. Tidak ada kata-kata yang dapat melukiskan rasa syukur saya yang sangat besar pada Guru dan Falun Gong. Saya harap kisah hidup saya akan mengilhami orang-orang untuk merefleksikan apa itu Falun Gong yang sebenarnya. Memikirkan dengan jernih apa yang terjadi pada para praktisi Falun Gong selama 13 tahun penganiayaan brutal. Bagaimana setiap orang menanggapi penindasan? Apa yang telah kita lakukan dalam menanggapi penindasan?

1. Perubahan Suami Saya

Suami dan saya pacaran saat kuliah. Kami pindah ke kota ini setelah lulus. Dia memiliki pekerjaan yang baik dengan gaji yang baik. Suami adalah orang yang sangat berbakat dan rajin. Dia memiliki hubungan sangat baik dengan atasan dan kolega. Akibatnya, manajemen mengandalkan dia dan cepat mempromosikan dirinya. Semua orang mengira ia akan dengan cepat menaiki tangga puncak perusahaan. Suami juga memiliki harapan tinggi akan karirnya. Saya sangat bangga dengan suami saya. Segera kami membeli rumah dan putri kami lahir, membawa lebih banyak kebahagiaan bagi keluarga.

Setelah suami dipromosikan, ia menjadi semakin sibuk. Dia akan meninggalkan rumah untuk bekerja lebih awal dan pulang terlambat. Kadang-kadang, dia harus begadang menulis, atau bekerja lembur di akhir pekan. Dia demikian sibuk sehingga jarang berada di rumah. Departemennya dikenal memiliki pendapatan tidak terbukukan. Terkadang ia membawa pulang "hadiah", seperti kemeja pria atau barang rumah tangga. Kadang-kadang uang tunai. Ketika kami mengobrol, ia menceritakan apa yang terjadi di tempat kerja dan bagaimana orang berebut nama dan uang. Saya merasa ia menjadi semakin rumit dan mulai mengejar nama dan uang. Dia bukan lagi pria segar yang baru lulus kuliah, polos dan bahagia. Bahkan ketika dia pulang bertemu putri kami dan saya, dia jarang tersenyum atau tertawa.

Setiap tahun organisasinya menyerukan donor darah. Suami saya adalah yang pertama untuk mendaftar. Seharusnya dia beristirahat setelah donor darah, tapi saya tidak punya waktu untuk mengurusnya karena putri kami baru usia beberapa bulan dan orang tua tidak bersama kami. Hari berikutnya ia dipanggil bekerja karena keadaan darurat, ia tidak dapat beristirahat. Pada hari ketiga ia mulai mengalami demam. Dia menerima injeksi dan transfusi darah, tetapi gagal menurunkan suhu tubuhnya. Demam berlangsung selama seminggu. Suhu tubuhnya tetap di 102,2 derajat Fahrenheit. Kemudian, ia mulai batuk keras. Dia batuk-batuk selama sebulan. Kadang-kadang saya terbangun karena batuknya di malam hari. Saya sangat khawatir. Dia tidak ingin saya khawatir, jadi dia selalu bilang dia baik-baik saja. Akhirnya, ia sembuh, tapi setelah itu dia akan mengalami demam tinggi sekali setahun. Dia menjadi lemah. Anak kami masih kecil pada saat itu. Saya lelah sendirian menjaga mereka berdua.

Musim panas tahun 1998 adalah titik balik bagi suami dan keluarga saya. Dia belajar Falun Gong di tempat kerja dan mulai berlatih. Suatu hari ia memegang buku Zhuan Falun dan berkata dengan serius, "Saya akan mulai berlatih Falun Gong." Sejak saat itu suami juga mengalami perubahan. Seolah-olah ia terisi penuh energi setiap hari. Dia selalu terlihat bahagia dan santai. Sepertinya tidak ada yang dapat mengusiknya lagi. Ia menjadi sangat perhatian dan bijaksana. Dia tetap sibuk bekerja, tapi dia berhenti mengeluh. Bahkan ketika dia pulang terlambat, ia akan membantu mengurus anak kami dan membantu pekerjaan rumah tangga. Dia berhenti mengambil "hadiah" dari tempat kerja. Yang paling penting, ia menjadi sangat sehat. Dia tidak sakit-sakitan seperti dulu. Bahkan sampai hari ini dia tidak pernah sakit lagi.

Ketika suami mempelajari buku-buku Falun Gong, ia kadang-kadang bertanya, "Mengapa kamu tidak membaca [buku Falun Gong] juga? Sangat bagus. Kita berdua memperoleh pendidikan tinggi, tetapi kita tidak pernah diajarkan tentang makna hidup. Sekarang saya menyadari orang seharusnya mengikuti prinsip ‘Sejati-Baik-Sabar’ dan menjadi orang yang baik. Kita tidak seharusnya begitu mengejar kepentingan diri sendiri. Kita tidak seharusnya menyakiti orang lain karenanya. Saya pikir hanya menapaki jenjang perusahaan dan berebut nama dan keuntungan pribadi. Saya sepenuhnya tengah melelahkan diri sendiri. Sekarang saya tahu apa yang akan menjadi milik saya. Saya tidak perlu berebut itu. Saya mengikuti segala sesuatu secara alami dan merasa sangat santai. Jika kamu punya waktu, kenapa kamu tidak mempelajari buku-buku Falun Gong bersama saya?"

Ketika saya tidak sibuk mengurus anak, saya mulai membaca Zhuan Falun. Saya sangat menyukai isinya, tapi saya selalu sibuk dengan pekerjaan dan merawat putri kami. Saya tidak pernah merasa punya cukup waktu untuk diri sendiri. Saya membaca buku itu secara sporadis. Saya tidak pernah seperti suami, yang benar-benar memahami isinya dan memiliki tekad berlatih Falun Gong. Meskipun demikian, saya mendukung keputusannya. Saya melakukan pekerjaan rumah tangga dan mengurus anak kami sehingga dia akan punya waktu untuk mempelajari buku-buku Falun Gong. Kadang-kadang ketika suami saya mendengarkan ceramah Fa Guru, putri kami dan saya akan duduk diam dan mendengarkan. Seolah-olah putri kami bisa memahami ceramah karena ia akan selalu mendengarkan dengan tenang. Pada saat itu kami memiliki kehidupan keluarga sempurna yang sangat bahagia.

2. Penindasan PKC terhadap Falun Gong

Hari-hari bahagia tampaknya berakhir dengan cepat. Pada musim panas 1999, sekretaris partai di tempat kerja saya mulai menanyai setiap karyawan apakah mereka berlatih Falun Gong. Saya cukup tercengang dengan penyelidikan itu karena suami saya jarang dapat berhubungan dengan sesama praktisi Falun Gong. Dia selalu belajar dan berlatih Falun Gong di rumah kami sendiri. Karena ia berlatih Falun Gong sendiri, dia tidak tahu bahwa ribuan praktisi Falun Gong telah pergi ke Kantor Negara Urusan Pengaduan pada tanggal 25 April 1999 untuk mengajukan petisi kepada pemerintah agar bertindak adil terhadap Falun Gong.

Suami saya mengatakan bahwa sekretaris partai di tempat kerjanya tidak mendekatinya. Sebaliknya, ia secara sukarela memberi informasi karena dia merasa bahwa dia harus berbicara kebenaran sebagai seorang yang mengikuti prinsip-prinsip kultivasi Falun Gong. Dia tidak tahu, dengan berbicara apa adanya, hal itu akan menuntun dia dan keluarga kami menjadi sasaran kekejaman penindasan PKC. Dia tidak tahu bahwa PKC akan menjadikan orang-orang tak bersalah dan cinta damai yang berlatih Falun Gong sebagai sasaran penindasan, penyiksaan dan kekejaman brutal lainnya selama lebih dari satu dekade.

Mulai tahun itu, kebahagiaan sirna di keluarga kami. Kebahagiaan digantikan dengan tekanan besar yang belum pernah terjadi sebelumnya, teror yang tidak kami kenal sebelumnya, dan pertempuran yang tak berujung. Suami bahkan mengalami lebih banyak tekanan karena dia berlatih Falun Gong - kurangnya penerimaan dari keluarganya, tekanan dari manajemen di tempat kerja, penghinaan dari orang-orang yang terkelabui propaganda kebencian PKC, serta penganiayaan tanpa alasan terhadap dirinya karena ia berlatih Falun Gong. Saat saya menulis artikel ini, saya benci untuk mengingat apa yang kami pernah alami saat itu. Saya berharap itu bukanlah kenyataan kecuali sebuah mimpi buruk. Namun situasi mengerikan tersebut sungguh menantang nurani dan keberanian setiap orang di China.

Pada awalnya, manajemen memanggil suami saya, dalam pertemuan mereka memintanya untuk melepaskan latihan Falun Gong. Suami saya mengambil kesempatan untuk memberi tahu mereka tentang perbaikan fisik dan spiritual yang dia alami sebagai seseorang yang telah mendapatkan manfaat dari latihan Falun Gong. Dia membuktikan melalui pengalaman pribadinya bahwa berlatih Falun Gong tidaklah salah, dan itu merupakan keyakinan pribadi dan tidak memiliki dampak buruk pada masyarakat, pekerjaan, keluarga. Akhirnya, ia mengatakan ia tidak akan melepaskan Falun Gong.

Karena suami saya menolak untuk melepaskan Falun Gong secara tertulis, manajemen berulang kali datang ke rumah kami untuk mencoba berbicara kepadanya agar tidak berlatih. Pada awalnya, saya membela suami dan menjelaskan kepada mereka perubahan menakjubkan pada dirinya. Saya mengatakan kepada mereka betapa bahagianya kami sejak dia mulai berlatih Falun Gong. Tapi tekanan terus meningkat. Kedua rekan saya dan rekan suami saya tidak memahami Falun Gong. Mereka mengatakan kepada saya untuk mengikuti perintah PKC berhenti berlatih Falun Gong. Mereka mengatakan kepada saya agar tidak menentang PKC. Mereka memberi tahu bahwa saya benar-benar tak berdaya di hadapan PKC. Mereka mengatakan kepada saya untuk tidak merusak masa depan kami karena Falun Gong. Perlahan-lahan sikap saya berubah. Saya minta suami untuk memikirkan anak kami dan diri saya. Saya memintanya untuk melepaskan Falun Gong. Saya tidak ingin ada yang mengganggu kehidupan kami lagi. Saya tidak ingin apa-apa kecuali kehidupan yang damai. Saya merasa bahwa saya berada di ambang kehancuran karena tekanan di sekitar kami.

Sebenarnya, suami saya menghadapi tekanan yang bahkan lebih besar. Apakah ia sedang bekerja atau libur, ia tidak habis-habisnya menghadapi "pembicaraan" dengan manajemen. Rekan kerjanya tidak memahaminya. Sekarang saya berhenti membelanya. Namun demikian, ia tidak pernah goyah.

"Saya tidak melakukan kesalahan apa pun. Falun Gong tidak bersalah. Saya tidak akan menyerah," katanya.

Bahkan sampai hari ini saya tidak tahu bagaimana ia berhasil menang. Pada masa itu saya bahkan menambah tekanan pada dirinya. "Anak kita dan diri saya, atau Falun Gong? Pilih saja," saya menantangnya.

Suatu hari suami berkata sambil berlinang air mata dalam menanggapi kemarahan saya, "Saya ingin keduanya. Tidak ada konflik kepentingan. Saya tidak perlu memilih. Orang-orang tidak memahami saya. Tapi bagaimana bisa kamu tidak mengerti saya? Apakah kamu lupa Falun Gong telah membawa kebahagiaan pada kita. Kita harus mengikuti hati nurani kita. Saya memahami bahwa kamu menghadapi banyak kesedihan dan tekanan, tapi waktu akan membuktikan segalanya. Apa yang benar pada akhirnya akan terbukti benar. Pengorbananmu tidak akan sia-sia."

Jauh di lubuk hati, saya tahu bahwa suami saya benar dan Falun Gong baik. Saya juga tahu saya tidak akan dapat mengubah keyakinannya. Sesungguhnya, tidak ada siapa pun yang dapat merubahnya. Secara bertahap kami menerima lebih sedikit "kunjungan." Orang-orang berhenti mencoba untuk memaksa suami saya melepaskan keyakinannya. Tampaknya seolah-olah kembali tenang, tetapi kenyataannya secara keseluruhan tingkat kekejaman penganiayaan tengah meningkat.

Tak lama setelah Tahun Baru 2001, PKC mulai menyiarkan insiden bakar diri di Lapangan Tienanmen. Propaganda ini direkayasa rejim untuk menghasut kebencian publik terhadap Falun Gong dan sebagai motif pembenaran penindasan PKC terhadap Falun Gong. Orang-orang menjadi takut dan mendiskriminasi praktisi Falun Gong. Sekali lagi keluarga saya menghadapi tekanan besar dari orang-orang yang menonton propaganda kebencian tersebut. Kali ini kedua orang tua kami terus menelepon. Orang tuanya bahkan mengancam akan tidak mengakuinya sebagai anak. Seorang teman dekat di tempat kerja bahkan menyarankan agar saya menceraikan suami. Dikelilingi tekanan dan penderitaan sedemikian rupa, hati saya merasa benar-benar remuk. Saya kehilangan kekuatan untuk menghadapi semua ini. Keyakinan spiritualnya lah yang membuat dia bertahan, sementara putri kecil kamilah yang membuat saya juga harus terus bertahan. Saya ingin memberikan putri kami keluarga yang lengkap.

Falun Gong menjadi tabu di rumah kami. Kami berdua menghindari pembicaraan tentang hal itu. Kami berhenti menonton TV. Ketika saya mendengar orang-orang berbicara tentang Falun Gong, saya akan menghindari mereka. Namun, siapa yang dapat menghindari PKC selama dia hidup di China?

Suami saya ditangkap di tempat kerja pada tahun 2002 karena berlatih Falun Gong. Polisi mengambil kunci rumah dan menggeledah rumah kami. Mereka menyita komputer dan monitor serta tidak pernah mengembalikannya. Polisi mengatakan kepada kami bahwa mereka menyitanya karena kami mengunjungi situs web ilegal, tetapi mereka gagal untuk menunjukkan situs web tertentu yang suami saya telah kunjungi secara ilegal. Di bawah tuduhan yang dibuat-buat, polisi terus menahan suami saya di sebuah pusat tahanan selama dua bulan.

Putri kami tengah di TK saat itu. Saya meneteskan air mata ketika melihat kekacauan yang ditinggalkan oleh polisi. Saya tidak tahu harus berbuat apa. Saya dibesarkan di tengah-tengah propaganda PKC. Tak pernah terlintas dalam pikiran saya bahwa PKC yang "mulia, benar dan indah", seperti digambarkan dalam propaganda partai, akan mampu melakukan perbuatan tidak terhormat menipu dan menganiaya rakyatnya sendiri. Di sisi lain, saya tahu bahwa suami saya adalah pria yang sangat baik. Saya telah membaca buku-buku Falun Gong dan tahu bahwa Falun Gong tidak seperti yang difitnahkan PKC dalam propagandanya. Apa yang terjadi? Saya benar-benar kehilangan rasa keadilan saya. Saya benar-benar bingung.

Suami saya dipecat setelah dibebaskan. Namun ia tidak dendam. Saya menemukan hal yang mengesankan bahwa ia membeli komputer baru dan mulai melakukan apa yang dia rasa benar. Saya merasa telah mencapai batas kemampuan saya untuk menanggungnya, maka saya akhirnya minta cerai. Dia melihat saya telah memutuskan, jadi dia setuju - dengan tatapan sedih di wajahnya. "Saya tidak mengharapkan apa-apa selain kebahagiaan dari lubuk hati saya, saya selalu ingin kamu bahagia meskipun kamu mungkin tidak setuju. Jika kamu berpikir dengan menceraikan saya akan membebaskanmu dari derita dan tekanan, saya akan memberikan persetujuan saya."

Mungkin bukan takdir kami untuk berpisah. Kami berhasil mengatasi riak untuk tetap bersama.

3. Saya Mulai Berlatih Falun Gong

Hidup berjalan terus. Ada pribahasa China, "Waktu akan membuktikan." Suami saya terus mengikuti prinsip-prinsip Falun Gong: Sejati-Baik-Sabar. Ia rajin bekerja dan tidak pernah mengeluh bila harus bekerja lembur. Dia selalu membantu ketika rekan-rekan dan para tetangga memerlukannya. Dia menengok orang tua dan saudara-saudara kami. Tindakannya sesuai dengan bicaranya. Sedikit demi sedikit, rekan dan teman-temannya datang kepadanya ketika mereka punya masalah dengan anak-anak mereka, masalah di tempat kerja, atau konflik dengan pasangan mereka. Mereka ingin mendengar saran dari suami saya - mereka percaya padanya. Mereka menemukan sangatlah bermanfaat berbicara dengannya.

Ayah mertua saya akhirnya kembali datang berkunjung. Pada awalnya, ia bersumpah tidak akan mengakui suami saya jika suami tidak melepaskan latihan Falun Gong. Kemudian ibu mertua dan adik ipar keduanya jatuh sakit dan dirawat inap di rumah sakit. Suami saya mencari dokter mereka, memberikan uang sebagai hadiah, dan mengirimkan makanan ke rumah sakit [Catatan: rumah sakit di China tidak menyediakan makanan untuk pasien]. Suami saya bijaksana dan penuh perhatian. Ayah mertua memuji di belakangnya. Ipar saya bergurau, "Putramu luar biasa, tetapi sangat disayangkan ia berlatih Falun Gong." Ayah mertua segera membantah dan mengucapkan, "Apa yang salah dengan berlatih Falun Gong? Adalah baik untuk berlatih Falun Gong. Jika setiap manusia di bumi berlatih Falun Gong seperti putra saya, dunia akan baik tanpa memerlukan polisi!"

Hidup bersama suami, saya mulai mengubah sikap saya terhadap Falun Gong. Saya sangat terkesan dengan pemulihan cepat kesehatan suami saya. Selama lebih dari satu dekade, ia tidak pernah sakit parah. Sesekali, ia mungkin mengalami demam atau masuk angin, tapi dia selalu pulih dalam waktu singkat. Dia mengalami pemulihan yang paling mengesankan dari nyeri punggung pada Juni 2007. Suatu malam suami saya kembali ke rumah dan mengeluh sakit punggung. Dia berbaring di tempat tidur dan berkeringat dingin menahan rasa sakit. Dia bahkan tidak bisa berbaring lurus di tempat tidur. Saya memintanya untuk pergi ke rumah sakit, tapi dia berjanji akan segera pulih. Berdasarkan sejarahnya, saya pikir dia akan cepat sembuh, jadi saya tidak membicarakan lagi. Saya terjaga malam itu dan menyadari bahwa ia tidak bisa tidur karena kesakitan. Saya tidak mengatakan apa-apa karena saya tahu dia tidak mau mendengarkan. Keesokan paginya dia masih kesakitan. Dia memutuskan untuk mengambil cuti, tapi bersikeras bahwa saya pergi bekerja seperti biasa. Saya berkata padanya dengan tegas, "Kita telah menikah selama bertahun-tahun. Saya tahu tidak akan ada yang mampu mengubah keputusanmu. Kamu sendiri akan memutuskan apa yang harus dilakukan dengan tubuh dan kesehatanmu. Jika kamu memutuskan untuk pergi ke rumah sakit, telepon saya dan saya akan mengantarmu."

Saya mencari gejalanya di internet saat saya sedang bekerja dan menduga kemungkinan batu ginjal. Jika itu terjadi, ia bisa menghadapi kematian jika tidak diobati. Saya mulai merasa cemas dan berharap dia akan segera menelepon saya. Tapi dia tidak menelepon. Saya meneleponnya, tetapi tak ada yang menjawab. Akhirnya tiba saatnya pulang kerja. Saya bergegas pulang. Suami saya pasti sudah mendengar langkah kaki saya karena ia membuka pintu sebelum saya mengetuk. Dia berdiri di depan saya, baik-baik saja seperti baru. Saya memeriksanya mulai dari kepala hingga ke kaki seakan tak percaya. Rasanya seperti mimpi. Tidak ada tanda penyakit. Sulit dipercaya.

Suami saya dengan gembira memberi tahu saya, "Ini adalah keajaiban Falun Gong. Apakah kamu pernah bertanya-tanya mengapa praktisi Falun Gong tetap teguh dalam keyakinan mereka meskipun dianiaya selama lebih dari 10 tahun, dipecat dari pekerjaan, ditangkap, dipenjara, disiksa, diancam dengan kematian, dan bahkan diambil organ mereka saat masih hidup? Penindasan terhadap Falun Gong di China tidak dapat membasmi Falun Gong. Sebaliknya, Falun Gong telah menyebar ke lebih dari 100 negara di seluruh dunia. Sekarang semakin banyak orang tahu bahwa PKC telah berbohong tentang Falun Gong.  Semakin banyak orang sekarang tahu fakta dan kebaikan Falun Gong. Semakin banyak orang tersentuh oleh manifestasi belas kasih dan pengampunan dari praktisi Falun Gong. Semakin banyak orang secara terbuka mendukung Falun Gong."

Suami saya mengambil kesempatan ini berbicara dengan saya tentang Falun Gong. Dulu pernah menjadi tabu di antara kami. Saya mendengarkan, dengan telinga dan hati terbuka. Ada hal yang sulit saya bayangkan, seperti insiden bakar diri yang direkayasa rejim di Lapangan Tienanmen. Saya hampir tidak percaya bahwa rejim komunis demikian keji merekayasa kebohongan menghebohkan tersebut untuk membenarkan penindasan mereka terhadap Falun Gong. Lalu ada pengambilan organ dari para praktisi Falun Gong yang masih hidup. PKC jauh lebih kejam dari Fasisme. Bahkan saya, istri seorang praktisi Falun Gong, telah percaya pada kebohongan yang disebarkan oleh PKC selama hampir 10 tahun. Akibatnya, saya tidak setuju dengan Falun Gong selama hampir 10 tahun. Sekarang saya tahu kebenaran tentang Falun Gong, saya tidak lagi mengganggu suami ketika dia mempelajari buku-buku Falun Gong, berlatih Falun Gong. Sebelum saya menyadarinya, saya juga telah membersihkan diri dari perilaku buruk yang telah menjadi lazim dalam masyarakat China saat ini.

Kemudian suami saya memutarkan program video "Ramalan dan Kehidupan" bagi saya. Saya percaya kedua ramalan timur dan barat adalah benar. Sebuah masyarakat yang sepenuhnya telah merosot pada akhirnya akan runtuh. Hukum langit akhirnya akan menang. Hanya latihan kultivasi Falun Gong yang luhur merupakan penyelamatan bagi jiwa manusia dan akan menuntun kita di jalan menuju jati diri kita yang asli.

Saya akhirnya mulai membaca Zhuan Falun lagi pada awal 2008. Kali ini saya pikir saya telah memahami artinya. Saya berlutut di depan foto Guru dengan air mata membasahi wajah. Saya berkata kepada Guru dari lubuk hati, "Saya akan berkultivasi mulai sekarang, saya akan mengikuti kata-kata Guru dan mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar. Saya akan menjadi orang baik, orang yang lebih baik lagi, dan seorang praktisi Xiulian (kultivasi) yang memenuhi standar Anda."

4. Karunia Buddha Tanpa Batas

Setelah saya memutuskan untuk berlatih Falun Gong, saya merasakan kesakralan dan kebahagiaan yang tak terlukiskan. Saya merasa seperti orang lain. Masalah dalam hidup, hal yang tidak menyenangkan di tempat kerja, atau pikiran buruk dan persaingan antarrekan tidak lagi mengganggu saya. Saya merasa ringan. Bertahun-tahun tertekan, tersiksa mental, dan penindasan membawa kemerosotan parah pada kesehatan saya. Saya sering menderita insomnia dan nyeri dada. Saya lemah dan rentan terhadap penyakit. Saya juga mendapatkan masalah ginekologi. Semua masalah kesehatan lenyap setelah saya mulai berlatih Falun Gong. Saya terus menyaksikan keajaiban Falun Gong dalam diri ini. Sekarang saya akhirnya tahu apa yang suami saya rasakan dan mengapa praktisi Falun Gong telah mampu tetap tegar, optimis, dan bahagia dalam menghadapi penganiayaan berat.

Karena saya marah pada suami akibat berlatih Falun Gong, saya tidak cocok dengan mertua. Saya hanya mengunjungi mereka selama Tahun Baru Imlek dan hari libur penting lainnya. Saya tidak membelikan apa-apa bagi mereka selama bertahun-tahun. Saya juga melarang suami saya memberikan lebih banyak uang kepada orang tuanya daripada yang ia berikan kepada saudara dan kakaknya. Setelah saya mulai berlatih Falun Gong, saya mengambil inisiatif untuk mengunjungi mertua saya dengan banyak hadiah. Ketika saya muncul di rumah mereka dengan banyak hadiah di tangan, mereka sangat senang sehingga saya bisa melihat semua gigi mereka ketika mereka tersenyum. Tahun lalu ibu mertua sakit keras dan dibawa ke rumah sakit. Suami saya mengambil waktu liburan untuk merawatnya. Kami membayar sebagian besar biaya pengobatan. Kakak suami dan adiknya sangat senang. Tiba-tiba seluruh keluarga suami saya lebih dari sepuluh orang berkumpul lagi sebagai satu keluarga besar yang bahagia.

Tahun lalu departemen saya mengalami reorganisasi. Saya dipindahkan dari lingkungan kerja yang menyenangkan tanpa banyak kerja ke departemen lain dengan lingkungan kerja yang buruk dan banyak kerja. Selain itu, gaji saya dan bonus keduanya dikurangi. Saya tidak mengeluh. Saya bekerja keras untuk mempelajari teknologi baru di unit kerja baru. Saya tidak mengeluh tentang beban kerja atau lingkungan yang buruk. Saya tidak berebut kepentingan pribadi. Saya selalu tersenyum. Saya selalu damai dan tenang. Sebagian besar rekan-rekan baru saya adalah laki-laki muda berusia 20-an. Mereka mengagumi saya karena saya mampu tetap bahagia dan damai meskipun terkena mutasi. Suatu hari salah satu dari mereka bertanya, "Apakah anda tidak pernah marah sama sekali? Anda tampaknya akan tersenyum setiap hari." Saya berteman sangat baik dengan semua rekan kerja. Mereka menceritakan pada saya tentang segala hal. Mereka menghormati saya dan akan berupaya untuk membantu saya dalam pekerjaan.

Di masa lalu, saya memiliki harapan tinggi bagi anak saya seperti kebanyakan orang tua. Saya ingin dia menjadi sangat hebat bila ia tumbuh, karena itu, saya menaruh banyak perhatian pada kinerja akademis putri saya. Saya akan membawanya ke banyak les setelah pelajaran sekolah. Putri saya sangat banyak tekanan. Sejak saya mulai berlatih Falun Gong, saya tidak menaruh perhatian pada prestasi akademisnya. Sebaliknya, saya fokus pada pendidikan yang tepat untuk menjadi orang baik, seperti menghormati guru-gurunya, bergaul dengan teman-teman sekelasnya, memaafkan orang lain, bersikap sopan, dan bertanggung jawab. Tumbuh di sebuah keluarga yang bahagia, putri saya telah menjadi anak bahagia, optimis dan suka membantu orang lain. Guru dan teman sekelasnya sangat memperhatikannya. Dia berkinerja baik secara akademis. Tahun ini dia dapat masuk SMU bergengsi.

Kesimpulan

Sepertinya keluarga dan saya akhirnya telah melihat pelangi setelah badai. Suami saya telah mendapatkan penghargaan dan dukungan dari pimpinan dan rekan-rekannya. Putri saya dan saya sama-sama sehat. Kami bertiga akhirnya bahagia kembali. Rekan-rekan dan teman-teman kami merasa sangat iri. Tapi saya tahu itu karena Guru dan Falun Gong yang membuat kami sangat bahagia hari ini. Jika bukan karena penganiayaan PKC terhadap Falun Gong, mungkin lebih banyak keluarga di China akan sama bahagianya seperti kami. Saya berharap setiap orang akan menyadari bahwa PKC telah menyebarkan kebohongan tentang Falun Gong, serta membuat pilihan bijaksana dan baik.

(Dari permintaan artikel untuk memeringati ulang tahun ke-20 pengenalan Falun Dafa)

Chinese version click here:
English version click here: