Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Australia: Praktisi Mengekspos Penganiayaan Rezim Komunis China Melalui Kerja Buruh

24 Juli 2012 |   Oleh: Mu Wenqing


(Minghui.org) Baru-baru ini, reporter dari Sunday Times di Australia bagian barat ingin memverifikasi informasi yang dia terima tentang praktisi Falun Gong di China dipaksa untuk melakukan kerja buruh untuk membuat produk bagi negara-negara barat. Dua praktisi setempat menceritakan pengalaman mereka kepadanya.

Kerja Buruh di Kamp Kerja Paksa Shanghai No. 1 dan No. 3

Zhao, pria, sekarang tinggal di Australia bagian barat. Ia mulai berlatih Falun Gong pada 1996. Dari tahun 2001 sampai 2003, dia ditahan di Kamp Kerja Paksa Shanghai No. 1 dan No. 3, di mana dia mengalami penyiksaan dan dipaksa melakukan kerja buruh. Zhao memproduksi banyak barang ekspor, termasuk boneka katun, alat mengupas, lampu hemat energi 110 watt, lampu dekorasi Natal, dan segala macam kaos, baju, dan pakaian wanita dan pria.

Zhao mengatakan bahwa panjangnya waktu kerja pada musim sepi dan musim ramai berbeda. Saat musim sepi, para tahanan dipaksa bekerja di pagi hari namun biasanya selesai sebelum pukul 18.00. Saat musim puncak, jam kerja sangat panjang. Saat beban kerja mendesak, tahanan dipaksa memulai kerja sebelum jam 06.00. Kemudian mereka sarapan pada pukul 06.00. Setelah sarapan, mereka meneruskan pekerjaan sepanjang pagi hari. Setiap tahanan diperkenankan menggunakan kamar kecil hanya satu kali di pagi hari.

Saat waktu makan siang, ratusan tahanan dalam beberapa baris mengambil makanan siang mereka. Waktu istirahat makan siang 10 menit lebih sedikit. Jika tidak habis, maka tidak ada kesempatan untuk makan lagi. Pada sore hari, tahanan hanya boleh menggunakan kamar kecil satu kali.

Tempat bekerja berukuran sebesar workshop, panjang 50 meter dan lebar 20-30 meter. Selama produksi, jika seseorang lamban, dia akan dipukul atau disiksa. Saat produksi lampu dekorasi Natal, tahanan dipaksa bekerja bahkan setelah masuk ke sel mereka. Ada yang harus bekerja sampai tengah malam untuk menyelesaikan pekerjaan mereka. Tangan tahanan seringkali terluka ketika membuat lampu atau bola.

Kerja Buruh di Pusat Penahanan Gaoqiao dan Xiangcheng

Zhang, wanita, tinggal di rumah putrinya di Perth, Australia. Pada 20 Juni 2001, ketika dia masih di China, 7-8 petugas polisi masuk ke rumahnya dan secara ilegal menangkap dia karena berlatih Falun Gong. Mereka memasukkan ia di Pusat Penahanan Gaoqiao, Kota Xuchang, Provinsi Henan, di mana dipaksa untuk melakukan kerja buruh untuk membuat produk ekspor.

Zhang berkata, “Awalnya, kami dipaksa membuat wig. Setiap tahanan harus membuat 5 buah wig setiap hari. Jika ada yang tidak menyelesaikan, dia akan dipukul. Setiap hari bekerja sampai 14 jam, di mana dianggap beban kerja ringan yang wajar. Ada juga praktisi Falun Gong lain yang ditahan di pusat tersebut. Mereka dipaksa untuk membuat ikat pinggang untuk kimono Jepang dan sering kali harus bekerja sampai larut malam.”

Zhang melanjutkan, “Ketika saya dipenjara di Pusat Penahanan Xiangcheng, saya dipaksa untuk melakukan banyak pekerjaan untuk membuat lampu neon dan barang-barang lainnya untuk ekspor. Labelnya dalam bahasa Inggris. Makanan sehari-hari kami adalah 1 kue kismis untuk sarapan, 1 kue kismis untuk makan malam dan setengah mie kuah untuk makan siang. Tidak ada sayur-mayur. Kadang-kadang ada serangga mati atau tikus di dalam mie kuah. Tidak ada ranjang untuk tidur. Jika ingin makan sesuatu yang lebih bagus, harus meminta staf kamp kerja paksa untuk membelinya. Ketika mereka membeli barang untuk kami, mereka biasanya mengenakan biaya 3 kali lipat dari harga barang.”

Keuntungan Kamp Kerja Paksa Berasal dari Penahanan Ilegal Praktisi Falun Gong

Menurut Organisasi Dunia untuk Penyelidikan Penganiayaan Falun Gong (WOIPFG – World Organization to Investigate the Persecution of Falun Gong), Henan Rebecca Hair Products Co., Ltd. di Kota Xuchang, kerjasama pertama antara Sino-AS di industri produk rambut dan perusahaan terbesar di industri rambut di China, telah menggunakan kamp kerja paksa, penjara, dan pusat penahanan untuk menghasilkan keuntungan melalui kerja buruh.

Perusahaan-perusahaan besar bergantung pada produk China berbiaya rendah untuk diekspor, dan kamp kerja paksa menghasilkan keuntungan dengan memaksa praktisi Falun Gong yang ditahan untuk melakukan kerja buruh. Agar mendapat keuntungan yang lebih besar, Kamp Kerja Paksa No. 3 di Provinsi Henan bahkan membeli praktisi Falun Gong dari kamp kerja paksa lain seharga 800 yuan per orang.

Melalui upaya praktisi, masyarakat Australia semakin sadar akan kondisi praktisi Falun Gong di China, dan media makin tertarik untuk meliput kisah-kisah seperti ini. Pada tempat kegiatan praktisi, orang-orang menyatakan apresiasi atas upaya praktisi untuk membangkitkan kesadaran tentang penindasan di China. Beberapa pengusaha ingin mengetahui lebih banyak, jadi mereka dapat menjamin bahwa barang-barang yang mereka dapatkan dari China dibuat dengan cara yang sah.

Chinese version click here
English version click here