Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Membasmi Kejahatan dengan Pikirkan Lurus dan Perbuatan Lurus - Klarifikasi Fakta untuk Menyelamatkan Manusia di Dunia

19 Sep. 2012 |   Oleh praktisi di Kota Jinzhou, Provinsi Liaoning


(Minghui.org) Li Hongcheng mulai berlatih Falun Dafa pada Oktober 1995. Pada suatu malam, 4 Februari 2000, dia dan praktisi-praktisi lainnya pergi ke Lapangan Tiananmen di Beijing untuk permohonan damai atas nama Falun Dafa dan telah ditahan oleh polisi. Inilah ceritanya.


1. Klarifikasi fakta di Pekan Raya Desa

Saya bertemu banyak teman lama ketika berada di pekan raya desa. Semua orang tahu bahwa saya baru saja dibebaskan dari kamp kerja paksa. Ketika mereka bertanya apakah saya telah dipukuli, saya berkata, “Lebih dari sekedar pukul, saya mengalami berbagai macam penyiksaan.” Saya dengan terus terang menceritakan bagaimana kamp kerja paksa menyiksa saya.

Makin banyak orang berdatangan dan mengelilingi saya. Saya menceritakan kepada mereka bagaimana Jiang Zemin tidak mentolerir warga menjadi orang baik dan bagaimana ia merekayasa peristiwa bakar diri di Lapangan Tiananmen, juga semua bukti palsu seputar berbagai peristiwa dan kebohongan-kebohongan yang telah “ditanamkan” untuk menipu masyarakat. Kerumunan orang semakin membesar hingga menghalangi jalan, maka saya berpindah ke tempat lain untuk melanjutkan cerita kepada mereka tentang fakta kebenaran. Saya mengklarifikasi fakta seperti ini di tiga tempat yang berbeda.

Sore itu, Wang Yonggui dan polisi lainya datang ke rumah saya dan menanyai saya ke mana saya pergi tadi pagi. Saya berkata, “Saya menemui beberapa teman di pekan raya desa dan berbincang-bincang dengan mereka. Saya menceritakan kepada mereka fakta-fakta tentang bagaimana kamp kerja paksa dan pusat penahanan menyiksa saya dengan berbagai cara seperti bangku harimau, menyayat bagian tubuh sebelah atas dan alat vital saya dengan sepatu bergigi besi, dan memasukkan tongkat listrik ke dalam mulut saya.” Setelah mendengar itu, dua polisi mengacungkan jempol mereka dan berkata, “Kami betul-betul memuji Anda, Anda berani melakukan sesuatu dan bertanggung jawab atas itu. Kami diperintahkan oleh atasan. Tolong pertimbangkan situasi kami. Jangan berbicara terlalu lama. Pindahlah ke tempat lain setelah berbicara sebentar di satu tempat. Jika Anda melakukan ini, kami tidak akan mencegah Anda berbicara.” Saya berkata, “Berbicara adalah hak asasi manusia. Terlebih lagi, apa yang dikatakan adalah kebenaran. Anda tidak menganiaya saya, tetapi saya hanya mengklarifikasi fakta kepada Anda jika Anda melakukannya.” Mereka berkata, “Ya, baguslah, tetapi jangan berbicara terlalu lama, singkat saja.” Kemudian mereka pergi.

2. Teguh pada Pendirian Kita dan Mengutarakan Kebenaran dengan Jelas dapat Menghancurkan Proses “Transformasi” Jiang

Pada tahun 2002, Komite Partai Kota mengadakan kelas “transformasi.” Chen Yishun adalah penanggung jawab lokal di tempat kami tinggal. Ia datang ke rumah saya sekali sehari. Suatu hari ia mengatakan bahwa Komite Partai akan mengadakan kelas transformasi dan ia ingin saya menghadirinya. Saya bertanya, “Siapa yang akan datang untuk men-transformasi kami?” Ia menjawab, “Praktisi-praktisi lama yang telah ditransformasi dan dibebaskan dari kamp kerja paksa. Seluruh desa telah diberitahukan tentang pertemuan itu.” Saya berkata, “Tidak masalah. Bagaimanapun, saya mempunyai syarat bahwa forum itu membiarkan saya berbicara.” Ia berkata, “Baiklah.” Saya menjawab, “Baiklah, saya akan ke sana. Mari kita lihat siapa yang akan men-transformasi siapa.” Pagi berikutnya saya hanya menunggu telepon mereka setelah sarapan pagi. Beberapa saat kemudian, mereka menelepon untuk memberitahu saya tidak perlu pergi ke sana. Mereka takut kalau mereka akan kehilangan kendali atas hasil pertemuan itu jika saya pergi ke sana.

Dua hari kemudian, Wang Yonggui, komandan kantor polisi setempat, dan Du Xueshan, Sekretaris Komite Partai, memimpin satu tim untuk menggeledah rumah saya. Mereka menuduh saya memasang spanduk Falun Dafa secara ilegal. Saya sedang tidak ada di rumah hari itu, dan istri saya sendirian di rumah. Mereka pergi setelah menggeledah beberapa waktu.

Sore itu setelah pulang ke rumah, saya berpikir, “Ada sesuatu yang tidak benar. Mereka menggeledah rumah saya tanpa alasan. Saya harus meminta alasannya.” Hari berikutnya saya pergi ke Komite Partai Kota dan mencoba berbicara dengan sekretaris, tetapi dia tidak ada di kantor. Saya memutuskan untuk berbicara dengan asistennya dan berkata, “Anda pergi ke rumah saya kemarin dan menggeledah. Anda tidak punya alasan untuk melakukan ini dan mengatakan bahwa itu hanya karena saya memasang spanduk. Bukankah Anda yang melanggar hukum dengan menggeledah rumah orang lain sesuka hati Anda?” Khawatir situasinya menjadi lepas kontrol ia berkata, “Ya, saya tahu tentang situasi ini. Bagaimanapun, saya tidak memimpin tim itu. Otoritas daerah mengeluarkan perintah penggeledahan.” Saya bertanya kepadanya, “Saya telah dituduh membuat spanduk. Apakah Anda melihat saya melakukan itu atau apakah ada sidik jari pada spanduk itu?” Ia menjawab, “Saya hanya bercanda dengan Anda.” Saya berkata, “Bagaimana Anda bisa menganggap ini bercanda? Anda juga menggeledah rumah saya. Saya tidak akan pulang sebelum saya menemui sekretaris.”

Ketika bertemu dengan sekretaris saya berkata, “Tanpa bukti apapun, Anda mengeluarkan surat perintah penggeledahan dan masuk ke rumah saya.” Ia bertanya apa yang akan saya lakukan mengenai hal itu. Saya berkata, “Saya akan pergi ke Beijing untuk mengadukan Anda melanggar hukum. Beraninya Anda mengeluarkan surat perintah penggeledahan itu.” Dia berkata kalau dia tidak melakukan itu. Kemudian, ia memanggil kepala desa untuk datang dan membujuk saya pergi. Mereka memberitahu saya bahwa mereka tidak akan menggeledah rumah saya lagi. Kemudian saya berkata, “Jika ini terjadi lagi, saya tidak akan membukakan pintu jika saya ada di rumah. Jika Anda menendang pintu sampai terbuka dan masuk ke rumah saya, saya akan menganggapnya sebagai pencurian. Jika saya tidak ada di rumah dan Anda menggeledah rumah saya, saya akan pergi ke Kantor Dewan Nasional di Beijing.” Mereka berkata ini tidak akan terjadi lagi.

3. Menghadapi Lansung Tuntutan Tak Beralasan dan Menentang Tindakan Kejahatan

Tiga hari sebelum Tahun Baru Imlek. Wang Yonggui dan Sekretaris datang lagi ke rumah saya. Dia berkata, “Menurut instruksi kami, kami menempatkan kesejahteraan Anda sebagai prioritas pertama kami. Jika Anda punya masalah dengan keuangan pribadi atau rumah tangga Anda, kami dapat membantu.” Saya berkata, “Saya punya satu pertanyaan. Falun Dafa sangat baik, tetapi mengapa Anda tidak membiarkan orang-orang berlatih? Hal penting dalam hidup saya, karena Dafa, saya menjadi orang yang sangat baik. Apakah ada yang salah? Jiang berkata bohong, menolak Sejati-Baik-Sabar, mencabut hak-hak asasi orang untuk menjadi orang baik, mengirim para praktisi Falun Dafa ke penjara untuk dianiaya, menyiksa orang-orang baik dengan berbagai cara keji, dan telah menyiksa begitu banyak orang sampai meninggal dunia, yang mana melanggar hukum!” Ia tampak memahami apa yang saya maksudkan. Dia berkata, “Ini bagus. Maka Anda berlatih saja di rumah. Jangan pergi ke Beijing.” Saya berkata, “Pergi ke Beijing tidak melanggar hukum.”

4. Meyakinkan Orang-orang dengan Alasan Rasional untuk Menjaga Spanduk Dafa

Saya mencari nafkah dengan menjadi sopir taksi. Saya berhubungan dengan orang-orang seperti kaya atau miskin, tua atau muda. Bilamana menemukan sesuatu di belakang duduk kendaraan saya (bahkan telepon selular), saya selalu meninggalkan kendaraan dan berusaha untuk menemukan pemilik barang tersebut. Saya berusaha sebisa mungkin untuk menemukan mereka, sekalipun menghabiskan lebih banyak bensin dan menyita waktu yang berharga, mengurangi uang yang dapat saya peroleh dari mengantar orang. Orang-orang yang bepergian antara kota Yuji dan stasiun pembangkit listrik mengenal saya, dan usaha saya meningkat berkat kejujuran saya. Semua orang mengatakan bahwa saya baik hati, maka itu semua orang yang bertemu dengan saya berseru, “Falun Dafa Hao!” (Falun Dafa Baik) Dimanapun saya berada, mereka berhenti dan berbicara dengan saya. Seseorang berkata, “Tuan Li, klarifikasi fakta lebih banyak kepada kami.” Saya hanya punya keyakinan. Saya akan mengklarifikasi fakta untuk menyelamatkan semua makhluk hidup ke manapun saya pergi.

Suatu hari saya pergi ke kantor polisi setempat untuk mendaftarkan alamat baru bagi keponakan saya. Seorang polisi melihat saya dan berseru, “Saya baru dipindahkan dari pusat penahanan ke Kantor Polisi Kota Yuji. Saya adalah kapten ketika di pusat penahanan. Anda sedang berlatih gerakan ketika saya sedang bertugas, maka saya memborgol Anda ke jendela.” Saya mengakhiri perkataannya dan berkata, “Saya katakan Anda bisa memborgol tangan saya tetapi tidak hati saya.”

Pengawas kantor polisi juga hadir dan mendengar percakapan kami. Ia berkata, “Tuan Li, apa arti kata-kata pada spanduk di rumah Anda?” Saya jawab, “Kata-kata itu tertulis seperti ini: ‘Prinsip abadi yakni kebaikan akan dibalas dengan kebaikan dan kejahatan akan dibalas dengan kejahatan. Membakar keluh kesah yang tertahan sepanjang jaman pasti akan ditepati.’ Tulisan horisontal (dari atas ke bawah) pada spanduk menyatakan ‘Apa yang salah dengan Sejati-Baik-Sabar?’” Pengawas itu meminta saya untuk menurunkan spanduknya. Saya berkata, “Beri saya kesempatan untuk menjelaskan tujuannya, yang mana akan sungguh-sungguh meyakinkan Anda untuk membiarkannya tetap berada di sana. Jika apa yang saya katakan tidak berdasar, saya akan menurunkannya. Bagaimana menurut Anda?” Dia berkata, “Baiklah.”

Saya berkata, “Merupakan kebenaran mutlak bahwa kebaikan akan dibalas kebaikan dan kejahatan dibalas kejahatan, bukan? Kami melakukan hal-hal baik, tetapi pemerintah menentangnya. Mereka yang menentang kami adalah jahat. Sebaliknya, polisi harus menangkap mereka yang menganiaya kami, bukan? Kami belajar Falun Dafa, mengklarifikasi fakta, melakukan sesuatu dengan tulus, dan menjadi orang yang lebih baik. Apakah ini salah? Bukankah ini luar biasa bagus? Orang-orang berbohong untuk mengelabui seseorang. Adalah baik untuk meceritakan yang sebenarnya. Sehingga kata ‘Zhen’ (Sejati) tida bisa diubah. ‘Shan’ (Baik) berarti melakukan kebaikan dan memperhatikan orang orang lain di manapun berada. Bagaimanapun, berbuat kejahatan akan merugikan orang lain. Dengan demikian menurut Anda apakah kata ‘Shan’ (Baik) dapat diubah atau tidak?” Ia berkata, “Tidak bisa diubah.” Saya melanjutkan, “Mari kita lihat kata ‘Ren’ (Sabar). Sabar bukan berarti pengecut. Hati yang penuh kesabaran dapat mentolerir kehidupan. Anda menyakiti dan memukul saya, tetapi saya tidak membalas Anda. Tetapi jika Anda memukul saya dan saya menikam Anda dengan pisau, lalu bagaimana? Menurut Anda mana yang baik? Menurut pendapat Anda, apakah ‘Zhen-Shan-Ren’ (Sejati-Baik-Sabar) baik atau apakah ‘Kebohongan-Kekejaman-Perkelahian’ itu baik? Ia berkata, “Tentu saja kata ‘Sabar’ adalah baik.” Saya menjawab, “Dengan kata lain, kata ‘Ren’ (Sabar) tidak bisa diubah juga. Maka ketiga kata itu, ‘Zhen-Shan-Ren’ (Sejati-Baik-Sabar) tidak bisa diubah.” Saya berbicara dengannya beberapa saat. Kemudian, seorang datang. Ia menggelengkan kepalanya dan berkata, “Anda tidak perlu berbicara lagi. Saya mengerti dengan jelas apa yang Anda katakan. Kata-kata itu seharusnya tetap di tempat.” Kata-kata saya telah tergantung di sana selama beberapa tahun. Tidak seorangpun yang dapat menurunkannya.

5. Muncul Lagi dari Sarang Kejahatan

Pada suatu malam, polisi dari pembangkit tenaga listrik menangkap saya di rumah dan membawa saya ke pusat penahanan. Saya berseru, “Falun Dafa Hao!” sepanjang perjalanan. Ketika tiba di pusat penahanan, mereka memberitahu saya bahwa secara administratif mereka memvonis saya di luar pengadilan. Saya dipukuli hingga tidak sadarkan diri. Saya tidak tahu berapa lama tak sadarkan diri ketika bangun. Apa yang dapat saya dengar adalah tongkat listrik menyengat di sekitar telinga saya. Saya tidak tahu berapa lama mereka memukuli saya. Saya merasakan sakit yang luar biasa, dan rasanya badan saya seakan-akan remuk. Saya bahkan tidak dapat berdiri. Saya terus melakukan mogok makan dan bersikeras berlatih gerakan. Liu Zheng, pengawas, berkata, “Tuan Li, saya akan menahanmu selama lima belas hari. Pada pagi hari di hari kelima belas, saya akan membiarkanmu pergi, apakah Anda makan atau tidak.” Saya berkata, “Anda tidak berkata jujur. Saya tidak dapat mempercayai kata-kata Anda.” Saya meneruskan klarifikasi fakta kepada orang-orang yang ditahan bersama saya di dalam ruangan yang sama. Mereka semua mengetahui fakta kebenaran setelah mendengar apa yang saya katakan dan tidak lagi menaruh kebencian terhadap Falun Dafa. Selain itu, mereka malah berteriak, “Falun Dafa Hao!”

Pada hari ketiga belas, penjaga pusat penahanan membawa saya keluar dan memindahkan saya ke kantor polisi, di mana mereka mulai memproses saya untuk syarat kerja paksa. Pada jam 09.00 pagi berikutnya, saya dikirim ke kamp kerja paksa. Pada waktu itu, saya tidak makan dan minum selama tiga belas hari. Saya tidak punya tenaga sedikitpun. Ketika  tiba di pusat medis kamp kerja, dokter dan perawat, yang bertanggung jawab atas pemeriksaan medis, mengenal saya. Mereka berkata, “Apakah ini tuan Li? Apa yang terjadi? Apa yang telah Anda lakukan?”

Dokter itu bertanya, “Tuan Li, mengapa Anda dalam kondisi seperti ini?” Polisi tidak berani berkata apa pun. Dokter berkata, “Tuan Li, buka mata Anda. Lihat ke saya. Saya adalah dokter. Saya pernah pergi ke rumah Anda.” Pelan-pelan saya membuka mata tetapi tidak dapat melihat dengan jelas siapa dia. Dia berkata, “Tuan Li, apa yang telah Anda lakukan? Sudah berapa hari Anda tidak makan?” Saya berkata, “Saya tidak melakukan apa-apa. Saya berada di rumah ketika mereka menangkap saya. Saya telah tidak makan dan minum selama tiga belas hari. Mereka menyiksa, memukul dan melakukan kekerasan terhadap saya. Tetapi saya tidak membenci mereka. Saya hanya bisa melakukan mogok makan untuk menentang penganiayaan.”

Kamp kerja paksa akhirnya memutuskan bahwa mereka tidak lagi menerima saya, maka polisi harus membebaskan saya.

6. Melanjutkan Klarifikasi Fakta Baik di Dalam maupun di Luar Kantor Polisi

Pada kesempatan lain, saya dilaporkan ketika sedang mengklarifikasi fakta di Pasar Qilihe di Kabupaten Yi. Setengah jam kemudian, polisi mengirim saya ke Kantor Polisi Qilihe. Mereka bermaksud mengirim saya ke pusat penahanan dan kemudian ke kamp kerja paksa. Mereka menanyakan alamat rumah saya, tetapi saya menolak untuk memberitahu mereka. Salah seorang polisi tahu bahwa saya berasal dari Kota Lihai. Saya hanya memberitahu mereka betapa baik dan lurusnya Falun Dafa dan juga bahwa Falun Dafa adalah Fa alam semesta. Ia mengeluarkan sebuah formulir dan hampir menyelesaikannya, tetapi setelah dia mendengar apa yang saya katakan, dia berhenti. Kemudian pengawas itu menelepon kantor polisi di daerah saya dan menyuruh saya pergi. Saya berkata, “Mengapa saya harus pergi? Saya belum menyelesaikan pesan saya, jadi bagaimana mungkin saya bisa pergi?” Dia berkata, “Apa maksud Anda tidak mau pergi? Anda masih ingin tetap di sini?” Saya berkata, “Apakah saya kemari karena kemauan saya sendiri? Bukankah Anda yang meminta saya kemari? Sekarang saya ada di sini, saya tidak ingin kunjungan saya menjadi sia-sia. Saya akan menyelesaikan klarifikasi fakta dan kemudian pergi. Anda seharusnya mengembalikan semua materi-materi saya yang telah Anda sita, juga buku Dafa itu.” Mereka tidak mengembalikannya kepada saya, tetapi saya tetap berada di sana dan tidak mau pergi. Akhirnya ia membawa saya keluar pintu gerbang dan menyuruh dua orang untuk menguncinya sehingga saya tidak dapat masuk kembali.

Saya kemudian pergi ke kantor pemerintahan kota untuk klarifikasi fakta. Setelah selesai, saya bermeditasi di sana. Sekelompok orang dari pemerintahan datang dan memukuli saya. Saya kembali ke halaman dan duduk bersila. Pada saat itu, banyak orang datang dan berkata, “Orang ini berlatih Falun Gong. Dia sangat baik. Pemerintah tidak mengijinkan siapa pun berlatih Falun Gong. Ia datang ke kantor pemerintahan kota dan melakukan latihan!” Pada waktu itu, beberapa polisi datang dan menyeret saya ke dalam mobil. Kemudian, polisi menjadi khawatir, “Kemana kita mengirimnya? Tidak ada fasilitas yang akan menerimanya.” Saya memegang kuat pintu mobil, karena saya tidak ingin pergi berssama dengan mereka. Dua orang keluar dari kendaraan, melepaskan tangan saya dari pintu, dan memaksa saya masuk. Mereka membawa mobil kembali ke kantor polisi.

Ketika mereka membawa saya ke kantor polisi, pengawas itu terkejut, “Kamu sungguh hebat. Kami telah membawamu pergi jauh dan sekarang kamu kembali lagi. Apakah kamu bisa terbang? Perjalanan kamu sangat cepat. Mengapa kamu ke sini lagi?” Saya berkata, “Anda tidak mengembalikan buku Dafa kepada saya. Bagaimana saya bisa tidak kembali?” Ia tidak ingin mengembalikan buku, maka saya hanya duduk di lantai kantor polisi itu. Ketika saya mencoba duduk bersila, pengawas itu berkata, “Beri dia buku itu, cepat. Suruh dia pergi.” Saya berkata, “Saya tidak bisa pergi. Saya belum selesai klarifikasi fakta kepada Anda.” Ketika dia melihat banyak orang mendatangi pasar untuk berdagang, ia menyuruh dua orang untuk memindahkan saya dari tempat itu. Ketika saya melihat sudah tidak ada jalan untuk masuk ke pasar, saya hanya mengklarifikasi fakta di pintu masuk pasar. Tak seorangpun mencegah saya mengklarifikasi fakta lagi.

Suatu sore, saya kembali ke kantor polisi yang sama. Ketika pengawas itu bertanya kepada saya mengapa saya ke sana, saya berkata, “Saya belum menyelesaikan klarifikasi fakta saat terakhir kali ke sini. Saya harus datang untuk menyelesaikan pesan saya.” Setelah dia mendengar ini, ia memerintahkan seseorang untuk mendorong saya ke luar pintu gerbang. Kemudian ia mengambil bangku kayu, duduk sendiri dekat pintu gerbang itu, dan berkata, “Kamu akan datang lagi jika saya tidak mendengarkan kamu. Bicara saja kepada saya di sini.” Saya memperhatikan lebih dari sepuluh orang, termasuk polisi di pintu gerbang. Saya mulai menceritakan tentang latihan Falun Dafa memberikan banyak manfaat, berkultivasi dapat menyembuhkan penyakit dan orang-orang dapat menjadi sehat, kamp kerja paksa memukuli orang-orang baik dengan brutal dan menyatakan semua yang telah dipukuli sampai mati sebagai bunuh diri, dan bagaimana Jiang Zemin merusak dan memerintahkan polisi untuk menangkap orang-orang baik. Saya juga membicarakan hubungan antara kehilangan dan memperoleh. Saya berbicara lebih dari satu jam. Ia berkata, “Tuan Li, Anda sudah selesai berbicara. Saya juga mengerti apa yang Anda katakan. Jangan datang ke sini lagi.”

7. Menghilangkan Gangguan dari Kamp Kerja Paksa

Bilamana ada hari peringatan “sensitif”, seperti misalnya 20 Juli, saat penganiayaan dimulai pada tahun 1999, atau 25 April, ketika 10.000 praktisi berkumpul dengan damai di depan Kantor Pengaduan Dewan Negara, dekat pusat pemerintahan Zhongnanhai, Beijing pada tahun 1999, kamp kerja paksa akan mengirim seseorang untuk mengganggu saya. Pada tahun 2004, seseorang dari kamp kerja paksa datang untuk mengganggu saya lagi. Kali ini adalah seorang kapten dari kamp kerja paksa yang datang ke rumah saya. Saya meyakinkannya, “Saya tidak melakukan kejahatan apapun. Menghukum saya adalah salah. Jangan mengancam saya dengan hukuman tiga tahun. Bahkan tiga haripun terlalu lama. Saya bukan napi. Saya tidak akan pergi.”

Akhirnya, ketika dijatuhi hukuman tiga tahun sepuluh bulan, kapten itu datang lagi. Saya katakan padanya, “Saya tidak mengakui kesalahan apapun. Saya tidak akan pergi!” Ia kemudian datang ke rumah dan meminta saya untuk menuliskan, “Saya rajin mentaati dan mematuhi hukum.” Saya berkata, “Setiap hari, saya dengan ketat mentaati dan mematuhi hukum. Apakah saya masih perlu menulisnya?” Ia berkata, “Akan baik-baik saja asalkan Anda menulisnya.” Saya berkata, “Tidak! Saya tidak akan menulis sepatah katapun. Anda menghukum saya lebih dari tiga tahun di dalam kamp kerja paksa. Sekarang Anda meminta saya untuk menulis ini. Tidak akan!” Ia dapat melihat bahwa saya tidak akan menulis apapun. Ia meminta saya untuk menghadap Komite Partai dan kemudian menemui kepala desa. Kepala desa berkata, “Ia berperilaku sangat baik. Jika ada panggilan dari pengadilan, ia selalu muncul. Ia tidak pernah menyimpan barang yang ia temukan. Dia adalah orang baik. Warga setempat mengatakan dia orang yang baik. Jangan ganggu dia.” Seminggu kemudian, seseorang dari kamp kerja paksa datang dan berkata, “Ini pemberitahuan tentang pembebasan Anda. Kamp kerja paksa tidak akan bertanggung jawab jika terjadi sesuatu pada Anda di kemudian hari.” Ia memberi selembar kertas dan meminta saya menandatanganinya. Saya berkata, “Tidak. Saya tidak akan menandatangani apapun. Bawa ini pergi!” Ia berkata, “Anda tidak perlu tanda tangan. Saya hanya meninggalkan ini pada Anda. Kami tidak peduli jika Anda membuangnya.” Setelah itu, ia pergi begitu saja.

Sumber: buku “Compassion Overcomes Evil” (Belas Kasih Mengalahan Kejahatan)