Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Berhati-hatilah Dengan Nafsu Birahi

20 Okt. 2013

(Minghui.org) China sejak zaman dulu telah menjadi tanah kelahiran tata susila bagi peradaban Timur. Para tokoh bijaksana di China selalu menekankan pentingnya berkultivasi moral bagi orang-orang, dan khususnya hubungan antar lawan jenis. Hal ini tidak dilakukan dengan tujuan untuk mengekang orang-orang, tetapi untuk melindungi mereka.

Dengan hadirnya modernisasi, orang-orang perlahan-lahan mulai menjadi tidak percaya pada prinsip kebaikan dan kejahatan akan mendapat balasan, dan tidak mematut diri sesuai ajaran para tokoh bijaksana zaman dulu. Maka dari itu, moralitas mereka pun merosot dengan cepat. Dan berkenaan dengan hubungan antar lawan jenis, tingkat kemerosotannya sangat besar. Siaran televisi, layanan internet, dan pameran seni, serta berbagai iklan berulang kali membawakan pesan yang bersifat erotis. Orang-orang kini berpikir bahwa mencari pasangan yang kaya dan cantik adalah bagian kehidupan yang normal.

Peradaban Yunani kuno lenyap ketika kehidupan orang-orang telah menjadi sangat rusak dan kebudayaan homoseksual muncul. Orang-orang modern sekarang ini, bukan meluruskan perilaku mereka, melainkan mencari contoh dalam sejarah ini dan bahkan berperilaku lebih parah dari kemerosotan yang eksis pada peradaban Yunani kuno. Tetapi, peradaban waktu itu merupakan masa terakhir dari Yunani kuno. Jadi siapapun yang mencontohnya akan menemui ajal.

Buddha berkata bahwa semua makhluk hidup memiliki sifat Kebuddhaan pada mereka. Orang yang berhati baik pada masa lalu jika bertemu hal kemerosotan moral, sangat cepat meluruskan diri mereka kembali demi kebaikan mereka. Sebagai contoh, sang penyair terkenal Huang Shangu (Tingjian) suka menuliskan puisi-puisi dengan pesan pesan erotis. Suatu kali dia pergi mengunjungi biksu Yuantongxiu, dan tidak sengaja mendengar sang biksu mengingatkan Li Boshi yang sedang menggambar kuda-kuda, “Kenapa bakat menggambar dan kaligrafi yang menakjubkan dari seorang yang hebat bisa seperti ini?” Sang penyair Huang pun menyahutinya dengan senyuman, “Apakah saya juga akan bereinkarnasi menjadi seekor kuda?” Biksu Yuantongxiu berkata, “Boshi telah menaruh terlalu banyak upaya dalam menggambar kuda, dan ini adalah urusannya jika dia bereinkarnasi menjadi seekor kuda. Puisi-puisimu dengan pesan erotis telah merangsang nafsu birahi orang. Hukuman bagi dosa ini tidak hanya sebatas bereinkarnasi menjadi seekor kuda, mungkin saja neraka sedang menunggu dirimu.” Penyair Huang setelah mendengar itu, menjadi sangat malu dan segera berhenti menulis puisi.

Keuntungan dari Melepaskan Nafsu Birahi

1. Mempertahankan Tubuh yang Sehat

Melepaskan nafsu birahi membantu meningkatkan gaya hidup yang sehat, dan sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan. Sebagai contoh, Bao Honzhai dari Dinasti Song sangatlah bugar dan sehat, dengan energi yang besar. Ketika dia berusia 85 tahun, dia diminta untuk menjadi Perdana Menteri. Jia Sitao berpikir bahwa dia pasti memiliki rahasia-rahasia dalam menjaga kesehatannya, jadi dia pun berkonsultasi dengan Bao. Bao Hongzhai membalas, “Saya sedang mengonsumi berbagai pil obat-obatan yang belum pernah saya beritahu kepada siapapun.” Jia Sitao sangat penasaran ingin tahu dan menanyakan pil-pil obat ini. Bao Hongzhai berkata dengan lambat, “Terima kasih pada diriku sendiri, saya telah minum pil kesehatan selama 50 tahun --- yaitu tidur sendirian.” Semua orang yang ada di situ pun tertawa.

Konfusius juga berkata, “Energi vital dari seorang pemuda belum sepenuhnya tumbuh dan dia seharusnya menolak nafsu birahi.”

2. Mengumpulkan De

Seorang ahli peribahasa berkata, “Kemaksiatan adalah dosa paling kotor dari segala dosa.” Jika seseorang tidak bisa melepaskan nafsu birahi, dia tidak dapat disebut sebagai seorang pria, dan dia mungkin saja adalah seseorang yang jahat. Ketika melihat kembali kebudayaan tradisional Timur ataupun Barat, standar moral sangat keras. Seperti Yesus berkata, “Kamu telah mendengar bahwa dikatakan, ‘Kamu seharusnya tidak melakukan perzinahan.’ Tetapi saya memberi tahu kamu bahwa setiap orang yang melihat wanita dengan penuh nafsu birahi telah melakukan zinah dengannya di dalam hatinya.”

Lima Sila dari Buddha Shakyamuni juga mencakup  perihal “perilaku seksual yang tidak baik.” Pada zaman China kuno, standar moral juga sama. Jika seseorang ingin meningkatkan standar moralnya, dia harus bisa melepaskan nafsu birahi.

Jika seseorang tidak yakin bahwa perbuatan baik akan dibalas kebaikan, kejahatan akan dibalas dengan kejahatan, maka jika seseorang mencoba untuk melepaskan nafsu birahi dengan tujuan menjaga kondisi kesehatan yang baik untuk suatu alasan, efek dari upayanya akan sangat terbatas.

Jika seseorang memahami betapa buruknya nafsu birahi itu, dia akan merasa takut di dalam hatinya dan secara sungguh-sungguh meluruskan perilakunya.

Chinese version click here
English version click here