(Minghui.org) Perjalanan dari Bali ke Jakarta menghadiri konferensi berbagi pengalaman Indonesia 2013 dalam jumlah besar memberi nuansa tersendiri bagi kami. Saat ini perjalanan yang diminati oleh pengikut Dafa Bali melalui pesawat udara cenderung lebih banyak sampai lebih seratusan orang. Beberapa tahun lalu terasa sangat sulit mengajak orang dalam jumlah banyak melalui pesawat udara. Tahun ini yang menggunakan bus hanya puluhan orang.

Saat sebelum berangkat, kami sudah merencanakan akan berpose membentangkan spanduk klarifikasi fakta di dekat pesawat di bandara Ngurah Rai Bali, namun akses di dekat pesawat tidak ada karena kami langsung dari ruang tunggu ke pesawat tanpa melewati bawah pesawat.

Setelah tidak berhasil di Bali, kami merencanakan membentangkan spanduk di bandara Soekarno Hatta Jakarta, lagi-lagi kami tidak turun di kaki pesawat tapi langsung menuju ruang kedatangan.

Setelah tidak berhasil dengan semua rencana, maka dibuatlah rencana baru dengan berpose membentangkan spanduk klarifikasi fakta di depan terminal kedatangan seperti di bawah ini.

Membentangkan spanduk klarifikasi fakta di Bandara Soekarno Hatta Jakarta “Menyerukan Penghentian Segera Pengambilan Organ Paksa Praktisi Falun Dafa di China oleh Rezim Komunis”.

Berikut kami sampaikan beberapa pengalaman rekan-rekan yang ikut perjalanan ke Jakarta.

Praktisi A menulis:

Keluarga Mendapat Perolehan

Dari sisi anak-anak saya

Anak-anak saya mengurus ijinnya di sekolah untuk dua hari. Biasanya anak laki-laki saya sering mengeluh ini itu sebagai alasan untuk tidak ikut. Atau pun kalau ikut akan banyak alasan di tempat penginapan untuk menghindar. Tetapi kali ini mereka berdua benar-benar bisa mengikuti keseluruhan acara Fa Hui. Ini sangat memberikan semangat saya untuk Gigih Maju. Saya tidak memikirkan mereka karena saya dan istri sibuk dengan kegiatan Marching Band. Saya menanyakan setelah sampai di Bali apa yang dilakukan saat pawai. Putri saya mengatakan membawa spanduk bersama dua teman lainnya. Putra saya mengatakan membawa spanduk dengan pamannya. Mereka bisa ikut belajar bersama dan lian gong pagi. Karena padatnya acara selama tiga hari, pulangnya kami di rumah sudah pukul satu malam dan masih mandi dan lain-lain. Ternyata esoknya, sekolah mereka ada kebebasan untuk  masuk atau tidak.  Mereka pun memilih beristirahat. Ini sepertinya telah diatur Guru.

Dari sisi ibu saya yang tidak mau ikut

Belakangan ini kondisi Xiulian ibu (78 th) seperti tidak terurus. Karena saya hanya mementingkan ego sendiri untuk berlari kencang tanpa memerhatikan teman lain yang punya keterbatasan pemahaman, fasilitas dan keadaan fisik. Sebelum Konferensi Fa saya ingin ibu yang tinggal sendiri di rumah lama bersedia untuk tinggal jaga rumah saya karena semua anggota keluarga lainnya akan ke Jakarta. Walau berat ucapannya pada saat ditawarkan. Akhirnya mau juga, karena akan ada keponakan saya yang datang setiap pagi untuk membacakan Fa. Kondisi yang tidak pernah saya beri perhatian sehingga menjadikannya menurun drastis baik kondisi fisik dan Xiuliannya. Dia kembali mengemil tembakau mengeluh tubuh sakit dan lainnya.  Di Jakarta saya banyak dapat pertanyaan dari teman-teman mengapa tidak mengajak ibu. Saya pahami ini adalah isyarat Guru agar saya memerhatikannya. Karena teman-teman bercerita bagaimana gigihnya ibu dulu ikut ke mana-mana ketika ada acara Fa. Saya pun meluangkan waktu khusus untuk melatih gerakan dan istri saya melakukan meditasi bersama. Saya dan anak-anak belajar Fa dekat tempat tidur ibu saya. Ini juga membuat anggota keluarga lain semangat belajar Fa bersama.

Dari sisi ayah saya

Kali ini ayah (82 th) tidak mau naik pesawat bersama. Lebih memilih naik bus. Karena bisa belajar Fa bersama dan lebih santai. Memang pilihannya tepat, setiap kesempatan keluar daerah dengan bus adalah peningkatan besar. Kata teman-teman 9 Ceramah Zhuan Falun terselesaikan dalam 5 hari 6 malam perjalanan.  Demikian juga sharing yang sangat berharga dari mulai merecanakan keberangkatan ketika mengadakan kegiatan di depan kedubes, pawai dan konferensi itu sendiri.

Dari sisi saya pribadi

Saya merasakan peningkatan besar dalam hal melepaskan konsep terkait “spesialisasi tunggal.” Ini terjadi ketika pasangan suami istri dari Jakarta membacakan pengalaman mereka di konferensi. Saya kira ini juga referensi kepada seluruh praktisi yang terkadang hanya melihat penampilan luar dari seseorang sedangkan hatinya kita benar-benar tidak tahu. Kita memang tidak diijinkan mengetahui tingkat siapa pun. Ini pengalaman yang membuat saya terharu meneteskan air mata tiada henti saat mereka membacakan pengalaman.

Memancarkan pikiran lurus di kedubes China terasa luar biasa dan medannya mulai ringan tidak seperti tahun lalu. Pihak kepolisian yang menjaga aksi kita rupanya sangat mengerti siapa kita dan terlihat santai di balik mobil truk polisi Quick Response. Pawai yang sangat megah membuktikan kebenaran Fa dan menyingkap penganiayaan PKC - melalui rute panjang di jalan protokol sangat sakral.  

Demikian sharing kami sepulang dari Jakarta.

Praktisi D menulis:

Saat tiba di depan Kedubes China Mega Kuningan saya sempat bersalaman dengan seorang petugas berpangkat kompol dan dia bertanya, ”Berapa orang dari Bali?” Saya jawab, ”Sekitar seratus lebih.” Dia berkata, “Berarti sudah dua ratusan orang di sini. Tak apa, asal tertib saja, silahkan.” Petugas kepolisian dan satpam kawasan tampaknya nyaman dan rileks dengan aksi kita di wilayah mereka yang senantiasa berlangsung damai.

Saat memancarkan pikiran lurus saya juga membawa map gambar penganiayaan dan seruan penghentian pengambilan organ paksa praktisi Falun Gong di China beserta formulir tandatangan dipajang di depan saya duduk. Di depan saya ada petugas satpam yang melihat-lihat gambar dan bercerita ke temannya untuk melihat bahkan ada pengunjung yang lewat memberi dukungan tandatangan dengan berjongkok.

Saat perjalanan pulang salah seorang teman bertanya, “Di mana brosurnya pak? Siapa yang membawa?” Saat itu saya heran malah balik bertanya, ”Siapa yang bertanggungjawab?” Dalam hati ada rasa tidak senang dan berpikir, ”Kenapa dia tidak bertanggungjawab dan mengandalkan orang lain.”

Setelah tiba di rumah dan membuka situsweb Minghui saya baru menyadari bahwa teman berkata seperti itu adalah untuk menyadarkan saya akan keterikatan tersembunyi yang sudah berkarat untuk saya singkirkan yaitu `Suka mengandalkan orang lain dan tidak suka berusaha sendiri.`

Terima kasih Shifu