(Minghui.org) Fu Ying, seorang praktisi Falun Gong dan penyair berbakat asal Provinsi Liaoning, baru-baru ini ditangkap secara ilegal oleh polisi di Kota Shenyang. Penangkapan ini terjadi hanya dua tahun setelah penahanan sembilan tahunnya di Penjara Wanita Liaoning.

Apa kejahatan Fu Ying? Keyakinannya yang teguh pada Falun Gong.

Seluruh keluarga Fu Ying dianiaya terus menerus selama lebih dari 14 tahun karena keyakinan mereka yang damai.

Ditangkap Lagi Setelah Dua Tahun Dibebaskan dari Penjara

Sekelompok polisi masuk ke apartemen Fu Ying di Distrik Huanggu dan menangkapnya sekitar jam satu siang pada 30 Agustus 2013. Mereka juga menyita komputer miliknya dan keponakannya (wanita), serta barang-barang pribadi lainnya. Para petugas dari Divisi Keamanan Domestik Shenyang dan Huanggu serta Kantor Polisi Liaohe terlibat dalam penangkapan tersebut.

Pada jam 23:30 pada malam yang sama, petugas Yin dari Kantor Polisi Liaohe menelepon keluarga Fu Ying untuk memberi tahu mereka tentang "penahanan kriminal" Fu. Keesokan paginya, polisi memindahkan Fu ke Pusat Penahanan No. 1 di Shenyang.

Dianiaya Tanpa Henti

Fu Ying, umur 45 tahun, adalah seorang penyair yang sangat berbakat. Sebelumnya dia bekerja di Perusahaan Media Xiaoqing di Beijing, Kantor Televisi Beijing, Perusahaan Gas Metan Kota Anshan, dan majalah "Orang Berbakat Sepanjang Abad." Ia juga ikut menulis kumpulan puisi bersama dengan penulis lain.

Fu Ying mulai berlatih Falun Dafa pada tahun 1998, dan memperoleh manfaat baik secara fisik maupun mental dari latihan tersebut. Sejak rezim komunis China melancarkan penganiayaan brutal terhadap Falun Gong pada tahun 1999, oleh sebab itu dia menjadi sasaran penganiayaan parah karena keyakinannya yang damai.


Fu Ying sebelum penindasan

Tak lama setelah penganiayaan tersebut dimulai, Fu Ying ditahan oleh Polisi Lishan Cabang Kota Anshan selama 15 hari karena mengajukan permohonan kepada pemerintah untuk hak berlatih Falun Gong. Selama penahanannya, Perusahaan Gas Metan Kota Anshan memutuskan  pekerjaannya.

Pada tahun 2000, dia ditangkap di Lapangan Tiananmen, ditahan oleh Polisi Distrik Tiedong Cabang Kota Anshan selama 15 hari, dan didenda 5.000 yuan.

Pada Juli 2001, polisi dari Kepolisian Chaoyang Cabang Beijing menculik Fu Ying yang berumur 34 tahun dari kediamannya dekat Kampung Olimpiade Beijing.

Fu Ying dijatuhi hukuman sembilan tahun penjara oleh Pengadilan Menengah Beijing. Pada April 2003, dia dikirim ke Penjara Wanita Liaoning. Sembilan tahun penjara adalah masa yang berat sehingga rambutnya memutih dan wajahnya menjadi rusak.

Dia dibebaskan pada 10 Juli 2010. Dia menulis banyak puisi di dalam penjara, namun pihak berwenang tidak mengizinkan dia untuk membawanya pulang.

Setelah dibebaskan, Fu Ying menjenguk ibunya yang udah tua dan keponakannya (wanita) yang masih muda, karena kakaknya, Fu Yan (ibu dari keponakan), juga dipenjara karena berlatih Falun Gong.

Pada Agustus 2012, sang keponakan masuk sekolah kejuruan di Shenyang. Fu Ying menemaninya ke sana dan bekerja paruh waktu untuk mendukungnya. Selama tinggal di Shenyang, dia ditangkap lagi.

Ibu dan Saudara Perempuan Ditangkap dan Ditahan

Ibunda dari Fu, Tong Shuping, tinggal di Kota Dashiqiao. Seperti putrinya, Tong mulai berlatih Falun Gong pada tahun 1998. Tak lama kemudian, diabetes, osteoproliferasi, penyakit jantung dan radang usus besarnya secara ajaib sembuh; dia tidak pernah minum obat lagi.


Tong Shuping

Tong ditangkap karena keyakinannya setidaknya tiga kali dan dikirim ke kamp kerja paksa sekali. Pada suatu waktu, dia harus menjadi tunawisma untuk menghindari penangkapan lagi.

Putri ketiga Tong, Fu Qiang, sebelumnya menderita lumpuh dan terbaring di tempat tidur. Setelah berlatih Falun Gong, dia bisa menjalani kehidupan normal.

Setelah Partai Komunis China mulai menganiaya Falun Gong pada Juli 1999, Fu Qiang menulis surat kepada para pemimpin negara, menjelaskan manfaat fisik dan mental yang ia alami dari Falun Gong. Akibatnya, dia ditahan oleh polisi selama 15 hari dan kemudian dijatuhi hukuman 18 bulan kerja paksa.

Kemudian, dia dibebaskan bersyarat untuk perawatan medis. Pada tahun 2002, dia dibawa ke Pusat Penahanan Kota Yingkou dan menjalani cuci otak secara intensif selama dua minggu.

Saudara Perempuan Lainnya Dihukum 13,5 Tahun Penjara

Putri Tong yang lainnya, Fu Yan, sebelumnya menjalankan usaha di Beijing. Pada Agustus 2001, polisi menculik dia dari kediamannya di Beijing. Mereka mengirimnya ke Kamp Kerja Paksa Masanjia selama tiga tahun.

Pada 17 Februari 2003, polisi memindahkannya ke Pusat Penahanan Dashiqiao, di mana ia menerima hukuman baru selama delapan tahun penjara.

Fu Yan menderita penyakit jantung dan hipertensi sebagai akibat dari siksaan di pusat penahanan. Dia kemudian dikirim ke rumah sakit untuk perawatan medis. Dia berhasil melarikan diri dari rumah sakit, tapi ditangkap lagi di Kota Anshan dua bulan kemudian.

Pada tahun 2003, ia dipenjarakan di Penjara Wanita Liaoning. Karena keyakinan spiritualnya yang teguh, Pengadilan Kota Dashiqiao memperpanjang masa hukumannya selama lima setengah tahun, seluruhnya 13,5 tahun penjara.

Fu Yan memiliki keluarga yang bahagia. Namun, tidak dapat menahan tekanan penganiayaan dan pemenjaraan jangka panjang, suaminya menceraikannya pada tahun 2008. Putri mereka yang masih kecil dikirim untuk tinggal bersama kakek-neneknya.


Fu Yan bersama keluarganya

Hidup Penuh Penderitaan Karena Penganiayaan

Setelah Fu Ying dan Fu Yan berdua ditangkap, ditahan dan dijatuhi hukuman penjara pada tahun 2001, ibu mereka menjadi sakit dan dirawat di rumah sakit.

Pada tahun 2003, kedua kakak beradik ini ditahan di Penjara Wanita Liaoning. Tong, yang berusia lebih dari 70 tahun pada waktu itu, dan suaminya, Fu Chengyong, menjalani kehidupan yang keras, mengurus cucu mereka yang masih kecil. Setiap bulan, mereka melakukan perjalanan dari Kota Dashiqiao ke penjara untuk mengunjungi putri-putri mereka.

Suami Tong mengalami tekanan dan meninggal dunia pada tahun 2008.

Tiga bulan kemudian, menantu Tong (laki), yang menikah dengan putri ketiganya, Fu Qiang, juga tiba-tiba meninggal, meninggalkan seorang istri yang cacat dan seorang putri berumur dua tahun.

Pada April 2010, putri sulung Tong, Fu Wen, mengalami pendarahan otak dan terbaring di tempat tidur.

Pada September 2010, Tong menyewa seorang pengacara Beijing untuk mengajukan banding ke  Pengadilan Menengah Kota Yingkuo mewakili Fu Yan, tapi banding tersebut menemui banyak rintangan.

Pada 5 Maret 2011, pengadilan tersebut menolak banding Fu Yan. Satu minggu kemudian, Tong meninggal dunia, kelelahan baik secara fisik maupun mental.

Seluruh keluarga dianiaya terus-menerus selama lebih dari 14 tahun karena keyakinan mereka yang damai pada Sejati-Baik-Sabar, prinsip-prinsip dari Falun Gong.

Para agen dan orang-orang yang bertanggung jawab atas penindasan tersebut:

Chen Junyi (陈军义), deputi direktur, Kantor Polisi Liaohe di Distrik Huanggu,
Kota Shenyang: +86-24-86227493
Keamanan Domestik Shenyang Cabang Divisi Keamanan Domestik
Distrik Huanggu, Departemen Kepolisian Distrik Huanggu

Artikel yang terkait: Family Devastated by Years of Persecution

Chinese version click here
English version click here