Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Pentingnya Pola Pikiran yang Benar

20 Des. 2013 |   Oleh praktisi Falun Dafa di China


(Minghui.org) Situs web Minghui melaporkan tentang pengalaman seorang praktisi Falun Dafa yang sedang diadili. Praktisi itu menganggap semua orang yang menghadiri sidang adalah makhluk hidup yang sedang menunggu klarifikasi fakta. Dengan tersenyum dia menjelaskan fakta tentang Falun Dafa. Hakim Ketua akhirnya memperoleh pengertian baru, kemudian membatalkan semua dakwaan kepadanya.

Praktisi itu memiliki keinginan yang jelas disertai pikiran yang fokus dan murni untuk menyelamatkan makhluk hidup. Dia tidak memedulikan keselamatan dirinya, hanya mementingkan orang lain. Dia memandang ruang pengadilan itu adalah suatu tempat yang bagus untuk melakukan klarifikasi fakta, daripada sebagai tempat penganiayaan. Selain itu, dia tidak mempunyai pola pikir yang berorientasi pada penganiayaan. Sasarannya adalah untuk membantu menyelamatkan lebih banyak manusia, daripada menyelamatkan dirinya sendiri dari penganiayaan.

Sejarah telah menyiapkan panggung bagi para praktisi Dafa untuk memberikan penyelamatan kepada makhluk hidup, bukannya untuk makhluk jahat menganiaya para praktisi. Hubungan kita dengan penguasa seyogianya dikaitkan dengan penyelamatan, bukannya dengan penganiayaan. Tampaknya para hakim berkuasa dalam kasus-kasus praktisi Falun Dafa di dalam dimensi ini, tetapi kehidupan mereka di dimensi yang lain mengharapkan para praktisi dapat menyelamatkan mereka. Kendatipun kekuatan lama mengatur penganiayaan, para praktisi Dafa harus mengikuti instruksi Guru dan menolak pengaturan itu. Kita harus berperan sebagai pemain utama dalam panggung sejarah ini, dan menganggap ruang pengadilan ini sebagai satu tempat untuk memberikan penyelamatan kepada semua orang. Tak peduli kemanapun kita pergi, kita ingin menyelamatkan orang-orang yang kita jumpai.

Jika pikiran kita hanya berisi tentang penyelamatan manusia tanpa adanya pikiran bahwa diri sendiri sedang dianiaya, ini berarti kita telah memainkan peranan utama dengan menjalankan misi kita sebagai praktisi Dafa. Bisakah penganiayaan tetap ada? Sebaliknya jika pikiran dianiaya mendominasi benak kita, kita sebenarnya mengakui adanya penganiayaan itu, membiarkan kekuatan jahat memainkan peranannya. Bagaimana permainan ini berjalan, ditentukan oleh pola pikiran praktisi.

Terlebih lagi, jika mengutamakan menghindari penganiayaan, penyelamatan makhluk hidup menjadi yang kedua, bukankah ini suatu keterikatan kepada keselamatan kita sendiri dan bersifat egois? Kebanyakan dari kita rajin melakukan klarifikasi fakta Falun Dafa bila keadaan aman, tetapi jika ada kemungkinan terjadi penganiayaan, kita cenderung mengubah prioritas kita menjadi mengutamakan menghindari penganiayaan dan mengesampingkan klarifikasi fakta. Mementingkan diri sendiri menjadi dominan bila mengalami penderitaan karena penganiayaan. Kejahatan memanfaatkan hal ini untuk melakukan penganiayaan lebih jauh.

Guru mengatakan,

“bila sudah tidak ada lagi rasa takut, maka faktor yang membuat anda takut juga sudah tidak eksis lagi” (“Menyingkirkan Keterikatan Terakhir” dari Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju II)

Jika kita memiliki pola pikiran yang benar, kita seperti makhluk tingkat tinggi, tak akan ada orang yang berani menganiaya

Praktisi Dafa tidak mengejar kepentingan pribadi. Di sini kita sedang memberikan penyelamatan kepada makhluk hidup. Tujuan dari usaha menghentikan penganiayaan juga adalah untuk menyelamatkan manusia, ini adalah misi kita. Penganiayaan hanyalah sekedar pertunjukan dari kekuatan jahat. Kita harus memainkan peran kebajikan kita dengan baik dan mencegah setiap gangguan. Ini adalah kesempatan kita untuk menunjukkan belas kasih.

Semua ini adalah pemahaman saya. Mohon tunjukkan bila ada yang kurang tepat.

Chinese version click here
English version click here