(Minghui.org) Saya adalah seorang guru, saya ingin membagikan pengalaman saya berkultivasi yang berhubungan dengan pekerjaan saya.

Kepala Sekolah Pertama: “Saya Tahu Kamu adalah Orang Baik, tapi Saya Tidak Mempunyai Pilihan…”

Setelah saya mulai kultivasi, saya mengerjakan tugas tanpa protes atau berjuang untuk kepentingan saya sendiri, dan saya bekerja dengan rajin. Saya dianugerahi penghargaan sebagai pekerja terdepan dan guru yang unggul. Setelah saya mulai mengajar kelas satu kurang dari dua bulan, kepala sekolah mengatur saya untuk mengajar kelas lulusan. Beliau berkata: “Hanya kamu yang bisa menangani kelas ini, guru A telah mengambil cuti panjang untuk menemani kakaknya berobat. Kelas ini mempunyai lebih banyak murid laki-laki dan cukup sulit untuk ditangani, saya berharap kamu bisa dengan lancar meluluskan mereka. Setelah itu, saya akan memperbolehkan kamu untuk mengajar di kelas khusus.” Saya mengambil kelas tersebut dan meluluskan mereka dengan lancar. Ketika semester berikutnya dimulai, beliau berkata kepada saya: “Kamu tetap harus mengajar kelas satu, murid-murid dan para orang tua hanya ingin kamu, atau mereka tidak mau datang ke sekolah.” Saya kembali mengajar di kelas satu.

Ketika kepala sekolah mendiskusikan tentang gaji, beliau berkata kepada saya: “Saya tahu kamu adalah orang yang baik, pekerjaan kamu sangat baik, tapi saya tidak punya pilihan [karena kamu berlatih Falun Gong], kamu hanya bisa memperoleh tarif gaji level empat.”

Saya tidak berkata apa-apa lagi pada saat itu, karena saya berpikir saya mempunyai standar xinxing yang lebih tinggi dan tidak mengejar kepentingan pribadi. Saya kemudian sadar bahwa ini salah. Saya berkultivasi Falun Dafa, dengan nilai moral yang lebih tinggi dan bekerja dengan rajin, jadi seharusnya saya dibayar sesuai dengan posisi pekerjaan saya. Dia juga tidak mengetahui fakta kebenaran Dafa, yang juga merupakan kesalahan saya. Saya tidak hanya tidak menyelamatkan dia, tapi juga membencinya. Itu terjadi ketika periode awal penganiayaan ketika kejahatan menyelimuti seluruh negeri. Saya tidak jelas terhadap Fa dan saya sangat ketakutan. Saya merasa menyesal sekarang ketika saya mengingat kembali periode waktu itu.

Kepala Sekolah Kedua: “Saya Akan Melindungi Kamu.”

Setelah kepala sekolah pertama pensiun, saya sering bercerita tentang Dafa dengan kepala sekolah kedua, dan memberikannya materi Falun Dafa. Ketika beliau sakit dan dirawat di rumah sakit, saya berkata kepada beliau untuk mengucapkan, “Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar adalah baik,” menyuruhnya membaca Zhuan Falun; dan praktisi lain menyuruhnya untuk keluar dari PKC dan organisasi terkaitnya. Beliau berada pada kondisi kritis karena sirosis hati tingkat lanjut, tapi dia sembuh dengan ajaib. Suatu hari ketika kami bertemu di lorong, beliau berkata kepada saya: “Saya akan melindungi kamu [dari penganiayaan].” Sisi paham dirinya sangat bersyukur kepada Dafa karena menyelamatkan hidupnya, dan beliau berbuat apapun yang ia bisa untuk menghindari perintah pengelola bagian atas untuk menganiaya saya.

Dalam hati, saya tahu itu adalah Shifu yang melindungi saya. Hidup kepala sekolah diselamatkan oleh Shifu dan kepala sekolah mengetahui kebenaran dan membuat pilihan yang benar. Ketika para guru menyerahkan laporan pengeluaran mereka, beliau akan memeriksa dengan seksama dan hati-hati, kecuali punya saya karena beliau tahu bahwa saya jujur. Itu adalah kebesaran Dafa dan perlindungan belas kasih dari Shifu yang menempa saya untuk menjadi makhluk hidup yang mewujudkan kebaikan yang dikenali oleh kepala sekolah ini.

Kepala Sekolah Ketiga: “Tidak Ada Hal Buruk yang Akan Terjadi Padamu…”

Ketika kepada sekolah kedua mendapatkan kenaikan jabatan dan dipindahkan, kepala sekolah ketiga berkata kepada saya: “Karaktermu dipuji oleh semua orang, tidak ada hal buruk yang akan terjadi kepadamu…” “Pekerjaanmu sangat luar biasa, kamu tidak hanya mengerjakan pekerjaan kamu, tapi juga pekerjaan orang lain, sebagai perwakilan sekolah, saya berterima kasih…” Dalam evaluasi guru, saya dinyatakan sebagai guru yang luar biasa di kota kami. Kepala sekolah berkata kepada saya: “Saya sangat terkejut ternyata kamu mempunyai reputasi yang sangat baik!” Saya hanya sungguh-sungguh mengikuti petunjuk Shifu untuk mengkultivasikan hati saya dan meningkatkan diri. Shifu berkata:

“Kita selaku praktisi Gong, tiba-tiba dapat dilanda konflik. Jadi harus bagaimana? Jika anda biasanya selalu mempertahankan sebuah hati yang belas kasih, suatu sikap mental yang tenang dan damai, maka ketika berjumpa masalah akan dapat diatasi dengan baik, karena ia masih menyisakan kesempatan untuk meredam terpaan. Jika anda selalu memikirkan orang lain sebelum melakukan sesuatu, setiap kali berjumpa masalah yang pertama-tama dipikirkan ialah, apakah hal ini bagi orang lain terasa berat atau tidak, apakah dapat mencederai orang lain, dengan demikian tidak akan timbul masalah. Oleh karena itu dalam berlatih Gong anda harus mengikuti kriteria yang tinggi, kriteria yang lebih tinggi lagi untuk mematut diri.” (Zhuan Falun)

Saya bertugas setiap hari di kantor, jika saya keluar, saya tetap mengganggap saya masih bertugas. Ketika guru lain membutuhkan bantuan, saya akan membantu. Saya tidak pernah berdebat tentang apapun yang berhubungan dengan kepentingan pribadi dan menghadapi hari dengan senyuman lebar. Beberapa guru bercanda dengan saya: “Kamu tersenyum sepanjang waktu. Apakah karena hal baik terjadi kepadamu setiap hari?” Ajaran Shifu membebaskan saya dari perasaan egois, yang memberikan saya kegembiraan di dalam hati dan kedamaian tidak peduli dalam keadaan apapun.

Saya masih harus melakukan banyak hal untuk mencapai standar Fa, saya telah bertekad untuk berkultivasi Dafa, mendengarkan Shifu, dan berjalan di jalur yang telah Shifu atur untuk saya.

Chinese version click here
English version click here