Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Saya Punya Keyakinan Dalam Hati Saya

11 Feb. 2013 |   Oleh seorang praktisi Provinsi Hebei, China


(Minghui.org) Media China telah menjalankan propaganda kebencian untuk menghakimi penganiayaan Falun Gong yang dimulai tahun 1999, di luncurkan oleh Jiang Zemin, mantan kepala Partai Komunis China (PKC). Saya telah di penjarakan di kamp kerja paksa karena berlatih Falun Gong, dan karena saya menolak meninggalkan kepercayaan saya, para sipir penjara berulang kali menyetrum saya dengan tongkat listrik dan saya menjadi sasaran dari penyiksaan lain dan mengakibatkan saya menjadi cacat fisik. Kantor 610 China dan manajemen organisasi kerja saya telah berulang kali memaksa saya untuk melepaskan keyakinan, namun saya tidak pernah goyah dalam keyakinan saya pada Falun Gong. Hati saya tetap pada Falun Gong.

Saya mulai berlatih Falun Gong Januari 1999, dan saya telah berlatih lebih dari satu dekade. Karena kesetiaan saya pada Guru dan Falun Gong saya telah melakukan perjalanan jauh. Saya telah dapat mengatasi banyak cobaan dan kesulitan di bawah perlindungan belas kasih Guru. Saya ingin berbagi pengalaman kultivasi dan pemahaman dengan teman praktisi Falun Gong. Dengan pemahaman saya yang sederhana silahkan tunjukkan jika ada yang tidak sesuai.

Saya mulai berlatih Falun Gong Januari 1999 ketika saya menderita proktitis. Saya telah menggunakan berbagai macam jenis pengobatan tapi tidak berhasil. Karena penyakit saya, saya tidak punya pilihan dan tetap harus bekerja untuk membantu keluarga. Setelah reformasi perawatan kesehatan, organisasi saya membayar hanya 50 yuan setiap bulan jika saya mengambil cuti sakit. Dengan dua anak yang sedang bersekolah, keluarga saya tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup jika saya tidak berpenghasilan. Gaji suami saya tidak cukup sebab organisasinya nirlaba. Tekanan keuangan dan sakit saya membuat hidup saya penuh penderitaan.

Setelah saya mencoba pengobatan barat dan pengobatan China, juga pengobatan rumah, teman kerja menyarankan saya Falun Gong. Dengan harapan sembuh, saya mengambil cuti tahunan dan membeli sebuah buku Zhuan Falun di toko buku. Saya heran ketika membacanya. Saya menyadari bahwa itu adalah buku yang mengajarkan orang kembali ke dirinya yang murni, dirinya yang tidak berdosa, dan bagaimana berlatih kultivasi. Sejak itu saya berlatih Falun Gong.

Karena proktitis tubuh saya jadi sangat kurus. Saya sering menderita diare, dan bahkan saya tidak bisa berdiri tegak. Itu adalah penyakit yang diketahui oleh semua teman kerja saya. Namun saya menjadi sembuh total setelah saya berlatih Falun Gong hanya beberapa hari. Saya bersinar! Teman saya terkejut ketika mereka melihat saya kembali bekerja dan telah sembuh total. “Bagaimana penyakit itu disembuhkan?” Saya katakan pada mereka itu karena Falun Gong dan merekomendasi Falun Gong kepada mereka. Hal ini menyebabkan sensasi di tempat kerja saya. Banyak teman kerja membeli buku Zhuan Falun dan ada beberapa yang mulai berlatih.

Saya segera memperlakukan diri saya sesuai dengan prinsip Falun Gong yaitu Sejati-Baik-Sabar. Pertama, saya merobek pemerimaan biaya pengobatan yang bertotal 3.000 yuan. Rencana perawatan kesehatan yang baru di tempat kerja saya menginginkan setiap orang harus membayar biaya medis mereka sendiri, jadi saya minta rumah sakit untuk membuka resep atas nama ibu saya dan melaporkan biaya medis melalui ibu saya, jadi semua biaya dapat dibayar melalui rencana perawatan kesehatan. Saya tahu bahwa ini tidak sesuai dengan prinsip Falun Gong, jadi saya hapuskan semua penerimaan. Berikutnya saya menemukan kalung rantai emas milik seorang pelancong di tempat kerja. Itu adalah kalung yang besar, dan saya telah menyimpannya. Setelah saya berlatih Falun Gong, saya berbagi cerita ini dengan teman praktisi di tempat kerja dan memutuskan untuk mengembalikan kalung emas itu kepada perusahaan.

Saya bekerja di kantor tiket, dan memproses banyak uang tunai setiap hari. Banyak pelancong membeli tiket menggunakan uang palsu. Ketika saya menemukan uang palsu, saya menghancurkannya dan saya membayar  kekurangannya dengan uang saya sendiri. Ketika teman saya mengetahui hal itu, ada yang berkomentar, “Jika Anda merasa tidak pantas menggunakan uang palsu karena anda berlatih Falun Gong, mengapa anda tidak memberikannya kepada saya? Saya akan mengambilnya. Mengapa Anda harus mengganti uang palsu itu?” Saya jelaskan kepada mereka bahwa sebagai seorang praktisi Falun Gong, saya tidak dapat melakukan itu. Saya sangat akrab dengan teman kerja.  Saya tidak mengambil tugas yang mudah. Disamping itu saya melakukan pekerjaan saya dengan baik di kantor tiket, saya secara sukarela membersihkan lingkungan kerja, termasuk ruang tunggu dan parkir.

Saya sangat senang berkultivasi di dalam Falun Gong. Yang menyelamatkan hidup saya dan merubah saya menjadi orang yang lebih baik. Saya bertekad untuk mewujudkan keindahan Falun Gong dengan tindakan saya. Sesungguhnya tingkah laku saya di tempat kerja telah meletakan dasar yang kuat untuk mengklarifikasi fakta nantinya.

Ketika Jiang Zemin mulai menindas Falun Gong pada 20 Juli 1999, manajemen di tempat kerja mengikuti perintahnya dan menuntut agar mereka yang berlatih Falun Gong membuat jaminan secara tertulis untuk melepaskan Falun Gong dan menyerahkan buku-buku Falun Gong. Haruskah kita menolak, kita akan diskor tanpa bayaran. Kami diminta untuk menghadiri banyak pertemuan setiap hari. Rekan-rekan kami berkomentar, "Ini seperti kembali ke jaman Revolusi Kebudayaan!"

Saya sepenuhnya percaya bahwa Guru adalah paling lurus, dan Falun Gong adalah latihan kultivasi yang terbaik. Saya memutuskan untuk bepergian ke Beijing pada Oktober 1999 untuk mempraktekan hak konstitusi saya, dan mengajukan permohonan ke kantor pengaduan Negara bagi Falun Gong. Tapi akhirnya saya di tangkap dan kembali dipindahkan ke pusat penahanan di kota kelahiran saya seperti banyak teman praktisi lainnya. Saya ditahan selama 30 hari. Saya pergi sendirian lagi di musim panas tahun 2000 dan ditangkap di Lapangan Tiananmen. Ketika manajemen di tempat kerja mengetahui saya pergi ke Beijing, mereka buru-buru pergi ke Beijing dengan mobil, pergi ke pusat penahanan di Beijing, dan menarik saya masuk ke mobil mereka. Mereka menaruh saya di pusat penahanan di kota asal saya. Saya dijatuhi hukuman kerja paksa selama beberapa hari.

Saya menjadi sasaran penyiksaan kejam di kamp kerja sampai saya kehilangan kemampuan untuk berjalan. Para penjaga menyerang saya dengan tongkat listrik dan memaksa saya untuk berlutut dengan memelintir lengan saya dan menginjak paha saya. Kemudian mereka terus menyetrum saya dengan tongkat listrik di kepala saya, wajah, dan bagian belakang leher saya. Akibatnya wajah saya penuh dengan benjolan dan melepuh. Mata saya  bengkak sehingga saya tidak bisa melihat apa-apa. Bibir saya juga bengkak. Selama lebih dari satu bulan saya tidak mampu berbaring karena tekanan bisa menyebabkan lepuhan meletus. Seluruh kulit wajah saya terkelupas.

Selanjutnya, kaki saya mulai sakit, dan saya kesulitan berjalan. Saya merasa seolah-olah ada banyak jarum menusuk  kaki saya. Saya merasa sakit sehingga saya tidak bisa tidur di malam hari. Saya meletakkan kaki saya di sebuah ember berisi air dingin di tengah musim dingin untuk menghilangkan rasa sakitnya sehingga saya bisa tidur untuk sementara waktu. Ketika kaki saya menjadi hangat lagi, saya terbangun dengan rasa sakit yang luar biasa. Saya berada di neraka. Saya protes kepada kapten penjaga dan personel di Divisi II dari Biro Keamanan Umum setempat (PSB) yang telah menjatuhkan hukuman kamp kerja paksa, dan saya menuntut supaya saya dibebaskan. Seorang penjaga penjara mengatakan, "Anda menolak untuk melepaskan Falun Gong, namun anda bermimpi dibebaskan?” Mereka tidak punya belas kasih. Setelah menonaktifkan saya, mereka terus mendesak saya untuk melepaskan Falun Gong secara tertulis. Mereka bahkan berbohong, "Akan terjadi jika Anda menjamin untuk tidak pergi ke Beijing lagi.”

Tapi saya memiliki keyakinan dalam hati saya. Saya memilih untuk percaya pada Guru dan Falun Gong. Saya tidak menulis jaminan.

Saya ditahan di sel bersama lusinan narapidana pada Mei 2001. Saya mulai memiliki gejala malaria. Kami tidak diizinkan meninggalkan sel karena kami menolak untuk melepaskan Falun Gong. Ada tong plastik di belakang pintu. Saya mulai mengalami diare. Saya telah kehilangan kemampuan untuk berjalan. Sekarang saya mengalami demam tinggi dan terus-menerus mengalami diare. Saya merasakan sakit yang amat sangat. Praktisi lain yang sudah meninggalkan Falun Gong melihat saya menderita dan bertanya, "Apakah Anda tidak takut mati?" Saya menjawab, "Saya tidak takut mati." Dia mendesak saya untuk makan. Kami tidak punya air panas. Dia membuat semangkuk mie instan dengan menggunakan air suam-suam kuku, dan saya bisa makan sedikit.  

Ketika ibu saya mengetahui kondisi saya, dia datang dan tinggal di Wisma dari kamp kerja paksa selama tiga minggu. Dia tiap hari meminta kamp kerja paksa untuk melepaskan saya, tapi personil kamp tidak mengabulkan permintaan tersebut. Ibu saya bahkan mengalami serangan jantung. Dia mengatakan kepada para penjaga, "saya akan melihat dia dibebaskan bahkan jika harus mengorbankan nyawa sekalipun. Saya berumur lebih dari 60. Saya akan menukar hidup saya dengan hidupnya!" Saya akhirnya dibebaskan setelah 11 bulan ditahan.

Setelah saya bebas, Kantor 610 setempat dan manajemen di tempat kerja mulai mengganggu saya di rumah, meskipun saya dinonaktifkan. Sekretaris Komite Politik kota dan Hukum bahkan menjadikan saya sasaran dan memaksa saya untuk melepaskan Falun Gong. Suami saya diancam akan diberhentikan dan diberitahu, "Ceraikan istri Anda jika dia menolak untuk melepaskan Falun Gong." Ia diperintahkan untuk tinggal di rumah dan mengawasi saya selama Kongres Rakyat China berlangsung. Dia menanggung penderitaan mental yang sangat besar yang seharusnya tidak ada. Dia berada di bawah tekanan yang begitu besar sehingga suatu hari ia tidak melihat panci pemasak nasi tersambung ke stop kontak. Dia tersandung kabel dan panci nasinya terlempar ke lantai. Manajemen juga telah mengutus seseorang datang ke rumah saya untuk mengawasi saya. Saya hampir saja gila. Kata-kata tidak bisa melukiskan perasaan yang tertekan. Suatu hari saya menjambak rambut saya dan berteriak, “Guru! Saya tidak akan melepas Falun Gong! Saya tidak akan melepas Falun Gong! Saya tidak akan melepaskan Falun Gong bahkan jika sampai mengorbankan hidup saya!” Kemudian saya berteriak, “Falun Gong Baik” Dengan tiba-tiba saya menjadi lebih teguh  dalam keyakinan saya pada Guru dan Falun Gong.

Ketika mereka tahu bahwa tekanan mental tidak akan membuat saya menyerah, mereka menggunakan cara keuangan. Mereka menangguhkan bonus dan gaji saya. Suami dan saya harus meanggung dua anak. Suami saya hanya menerima 300 yuan lebih sedikit setiap bulannya. Hidup sangat susah. Namun saya menjaga xinxing dan tidak menyerah.

Ini adalah masa-masa sulit, tapi saya tidak akan mengkompromikan keyakinan saya, betapapun sulitnya, dan saya menolak menulis surat jaminan. Saya tidak pernah ragu terhadap Guru dan Falun Gong. Saya hanya percaya Guru. Saya tidak akan percaya kebohongan dan fitnahan apapun terhadap Falun Gong. Dalam kondisi saya yang seperti ini, saya terus menjadi perhatian orang lain. Meskipun saya mengalami kesulitan berjalan tanpa rasa sakit, saya tidak akan kembali ke tempat tidur setelah saya keluar dari tempat tidur setiap hari. Saya duduk di atas bantal empuk dan menjaga tempat tidur agar tetap bersih. Setelah suami saya berangkat kerja dan anak-anak saya berangkat ke sekolah, saya berjalan di sekitar rumah dengan tongkat untuk menyapu dan memasak untuk keluarga saya.

Saya sangat menghargai seorang praktisi lanjut usia tertentu. Dia mempertaruhkan keselamatan dirinya, dan bersikeras menyapa saya ketika saya sedang diawasi. Dia membawakan saya artikel Guru dan Mingguan Minghui, dan bertukar pemahaman kultivasi dengan saya. Dia menyarankan, “Mengapa Anda tidak minta ibu kamu untuk membelikan sepasang tongkat jadi Anda bisa menjelaskan kepada orang-orang bagaimana Anda kehilangan fungsi kaki Anda.”

Berjalan dengan sepasang tongkat, saya mulai memberitahu orang-orang bagaimana PKC menyiksa saya sebagai praktisi Falun Gong. Saya mulai dengan tetangga saya yang terdekat. Segera semua orang di lingkungan saya tahu siapa yang telah melukai saya dengan tongkat listrik. Saya berjalan dengan tongkat. Saya berjalan sepanjang satu mil pada hari pertama dan dua mil pada hari berikutnya. Saya memberitahu semua orang yang saya temui, dan menyebarkan fakta-fakta tentang penganiayaan semampu saya.

Sangat panas di musim panas. Gesekan dari tongkat segera membuat lubang pada baju di sekitar ketiak. Gesekan dan keringat menyebabkan rasa sakit. Banyak orang mengatakan pada saya, “Kasihan. Anda harus memperhatikan keselamatan pribadi Anda ketika Anda memberitahu kisah Anda kepada orang-orang.” Saya merasa tidak menderita ketika melihat mereka tersadarkan akan kebenaran tentang penganiayaan terhadap Falun Gong. Guru berkata,

“Sang Maha Sadar tidak takut pada penderitaan
Tekadnya bagaikan dilebur dari intan
Tiada keterikatan pada hidup dan mati
Dengan lapang hati menelusuri jalan pelurusan Fa”
(“Pikiran Lurus dan Perbuatan Lurus” dari Hong Yin Vol II)

Tekad seorang praktisi Falun Gong ibarat berlian. Kesulitan serta penderitaan apa yang mungkin dapat menghentikan kita?

Suatu hari saya dalam perjalanan pulang dan melewati kebun bunga umum. Ada banyak orang di sana. Satu dari mereka berkata, “Orang-orang baik? Jika mereka adalah orang-orang baik, mereka mungkin akan berakhir di sana (di kamp kerja paksa)?” Saya tidak gentar dan tidak terganggu sedikitpun. Suatu hari saya bertemu dengan orang tua yang berteriak dengan saya ketika saya memberitahu orang-orang tentang fakta penganiayaan terhadap Falun Gong. Ia berteriak, “Kamu masih saja bicara? Berhenti!” Saya tidak marah. Saya katakan dengan tenang, “Tidak perlu marah, paman. Kita tidak saling kenal. Mengapa Anda marah? Mereka bertanya pada saya mengapa saya berjalan menggunakan alat bantu. Itulah sebabnya mengapa saya memberitahu mereka tentang kisah saya.” Ketika saya berjumpa dia lagi, dia tidak lagi memusuhi saya.

Suatu hari saya berjalan ke gedung film. Itu adalah pada hari liburan musim panas jadi ada banyak anak kecil di sana. Ada seorang anak laki-laki bertanya, “Mengapa anda berjalan memakai alat bantu?” Saya jelaskan kepadanya bagaimana petugas penjara yang mengakibatkan saya cacat seperti ini. Ibunya mendekati saya dan berkata, “Anda berani membicarakan Falun Gong di sini. Apakah anda tahu siapa saya? Saya seorang reporter. Saya akan laporkan anda ke Kantor 610!” Saya jawab, “Karena anak Anda yang menanyakan tentang cacat saya ini. Jangan laporkan ke Kantor 610.” Dia tidak mendengarkan dan segera melapor dengan memakai telepon selularnya. Terlambat bagi saya untuk melarikan diri, jadi saya putuskan untuk duduk di pinggir jalan, memancarkan pikiran lurus, dan memohon perlindungan Guru. Dengan tenang saya melafalkan kata kunci pikiran lurus.

Sebuah mobil dari 110 (Sama dengan 911 di AS) tiba dalam beberapa menit. Mereka bertanya siapa yang berlatih Falun Gong. Saya tidak takut. Saya jelaskan kepada orang-orang dari 110 bagaimana saya waktu itu disiksa hingga cacat dan tidak bisa menggunakan kaki saya. Mereka bertanya, “Apakah ini cerita yang benar?” “Setiap kata.” Saya bahkan memberitahu mereka organisasi kerja saya dan nama saya. “Anda dipersilahkan untuk memverifikasi cerita saya dengan boss saya.” Mereka berkata, “Kasihan. Masuklah ke mobil kami. Kami akan antar Anda pulang.” Saya jawab, “Terima kasih. Tapi saya perlu melatih kaki saya. Saya tidak akan menyusahkan Anda.” Kemudian mereka mendekati dan berbicara kepada perempuan yang melaporkan saya. Dia berbalik kepada saya terlihat marah. “Apa yang kamu katakan kepada orang-orang dari 110? Mereka mencela saya!” Saya jawab, “Saya hanya mengatakan kepada mereka apa yang terjadi pada saya. Saya katakan untuk tidak melaporkan saya ke polisi, tapi Anda bersikeras.” Ada banyak penonton. Ada seorang wanita tua dengan berlinang air mata sambil berkata, “Biarkan saya membantu Anda bangun.” Ada beberapa orang memarahi wanita yang melaporkan saya ke polisi.

Saya mulai mengklarifikasi fakta di tempat kerja dan mengungkapkan bagaimana pihak berwenang menahan penghasilan saya. Saya berulang kali menuntut bonus dan bayaran yang mereka tangguhkan secara ilegal. Pada awalnya mereka mengabaikan saya dan meminta polisi untuk mengancam saya. Saya mengatakan kepada mereka bahwa saya tidak melakukan kejahatan apapun, dan oleh karena itu saya berhak untuk gaji saya. Beberapa rekan yang sangat simpatik. Mereka bahkan menyarankan,  “Jika mereka menolak memberikan kembali gaji anda, Anda harus menolak pergi dan tetap di sini.” Saya juga mengambil kesempatan itu untuk klarifikasi fakta tentang Falun Gong  kepada teman saya dan membeberkan kekejaman penganiayaan kepada mereka.

Saya pergi kemanapun orang-orang berkumpul. Di musim panas saya berteriak di luar ruang tunggu stasiun bus, “Tentu saja saya akan datang ke sini! Itu karena kamu membawa saya ke kamp kerja paksa! Jiang Zemin tidak mengijinkan praktisi Falun Gong didampingi secara hukum di pengadilan. Tidak ada siapapun yang akan memberikan saya keadilan bagi cacat saya. Saya akan menemui Anda demi keadilan saya!” Saya melakukan ini ketika ada banyak orang. Ketika mereka tahu ada banyak orang mendengarkan, mereka mengundang saya masuk ke kantornya. Akhirnya saya mendapatkan kembali semua gaji saya, bonus dan dana pensiun yang diperuntukkan bagi saya.

Saya tidak merasa menderita. Saya merasa sangat berterima kasih melihat seorang demi seorang mengetahui fakta Falun Gong dan penganiayaan terhadap Falun Gong.

Guru mengawasi saya karena saya terus belajar Fa dan melakukan latihan. Saya akhirnya bisa berjalan tanpa alat bantu. Saya akhirnya mampu naik sepeda. Saya terus mengklarifikasi fakta kepada orang-orang. Banyak orang bertanya kepada saya, "Anda dapat berjalan sekarang? Anda tidak perlu alat bantu lagi?"

Setelah saya mampu berjalan, saya mulai bekerja sebagai pengasuh anak dan pembantu. Anak tertua saya akan masuk ke perguruan tinggi, dan yang kedua masih di SMA. Saya bekerja sebagai pengasuh setengah hari, tapi saya harus melakukan semua pekerjaan untuk sehari penuh, termasuk pembersihan, binatu, dan memasak. Itu adalah pekerjaan yang sangat menuntut. Tapi saya tetap menjaga Xinxing saya. Saya harus tetap ingat bahwa saya adalah seorang kultivator dan memenuhi tanggung jawab saya. Majikan saya mempercayai saya sepenuh hati. Saya mengklarifikasi fakta kepada setiap keluarga dimana saya bekerja. Mereka sering menawarkan hadiah sebagai imbalan atas pekerjaan yang  saya lakukan dengan sangat baik, tapi saya selalu menolak. Setiap keluarga yang pernah menjadi tempat bekerja saya sekarang tahu kebenaran tentang Falun Gong. Beberapa telah setuju untuk mundur dari PKC dan organisasi-organisasi afiliasinya. Saya masih berhubungan dengan beberapa dari keluarga tersebut.

Ketika saya menghadiri pernikahan anak-anak rekan kerja saya, saya membantu resepsi pernikahannya dan mengklarifikasi kebenaran pada saat-saat yang tepat. Mereka sangat menghargai bantuan saya.

Ayah saya sudah lama meninggal. Kampung halaman ayah saya sangat jauh, jadi saya tidak bisa tetap berhubungan dengan ayah dan keluarga saya. Sudah keinginan saya untuk mengklarifikasi kebenaran di kampung halaman ayah saya. Saya memohon kepada Guru supaya diberi kesempatan untuk kembali ke rumah. Ketika anak kedua saya berencana untuk pergi ke luar negeri untuk studi, ia harus mengatur sebuah wawancara. Saya memintanya supaya bisa  wawancara di dekat kampung halaman ayah saya. Setelah wawancara, kami bergegas ke stasiun kereta api terdekat untuk kembali ke rumah ayah saya. Sementara kami menunggu kereta, saya melihat seorang pria muda dan mendekatinya. Ternyata ia baru saja datang dari kampung halaman saya. Dia membantu saya membeli tiket untuk pulang. Saya mengucapkan terima kasih dan mengklarifikasi fakta kepadanya. Dia setuju untuk mundur dari PKC.

Kami turun kereta pada esok harinya dan membeli tiket bus untuk pulang, paman menjemput saya dari stasiun bus, dan saya katakan bahwa saya hanya akan menetap satu hari. Dia segera membawa saya untuk mengunjungi semua kerabat saya di kota. Saya mengklarifikasi kepada mereka dan membujuk mereka supaya keluar dari PKC. Bibi saya yang berumur lebih dari 80 tahun, meraih tangan saya dan berkata, “Saya tidak pikun. Apa yang Anda katakan pada bibi, bibi ingat semuanya.” Mereka sangat tersentuh bahwa saya menyempatkan diri untuk mengunjungi mereka walaupun jauh. Sejak itu mereka tetap berhubungan dengan saya.

Kami naik kereta pulang keesokan harinya. Setelah perjalanan sehari penuh kami akhirnya tiba di rumah. Anak saya diterima dan masuk ke sekolah yang ia inginkan.

Ketika saya pergi ke perguruan tinggi putri saya, saya membayar ongkos saya sendiri dan tidak mengambil keuntungan dari koneksi saya dengan mantan organisasi kerja saya. Mantan rekan kerja saya merasa tidak enak karena saya membayar transportasi sendiri. Saya mengatakan kepada mereka bahwa saya sudah pensiun dan tidak boleh mengambil keuntungan apapun.

Saya masih punya banyak keterikatan untuk dihilangkan, dan saya selalu tidak dapat mencari ke dalam. Terutama, saya memiliki banyak konflik dengan praktisi tertentu. Saya selalu berfokus pada keterikatan dia dan mengkritiknya. Saya sungguh merasa tidak enak. Saya mengecewakan Guru. Mulai sekarang saya harus mengkultivasi hati saya dengan teguh, mengikuti ajaran Guru dan mencari ke dalam setiap saat. Dan saya harus melakukan tiga hal dengan baik.  

Chinese version click here
English version click here