Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Bali: Memperkenalkan Falun Dafa saat Perayaan Tahun Baru Imlek

21 Feb. 2013 |   Oleh Praktisi Bali

(Minghui.org) Menggunakan momen perayaan Tahun Baru Imlek tahun 2013, praktisi Bali membuat beberapa kegiatan seperti berfoto bersama, mengklarifikasi fakta di dermaga kapal wisata dan memperkenalkan Falun Dafa di sebuah pusat oleh-oleh.

Membuat Foto Ucapan Selamat Tahun Baru Imlek kepada Shifu Li Hongzhi

Sebelum mengadakan pentas di Mall Bali Galeria Kuta, anggota Tian Guo Marching Band, penari Sekolah Minghui, anggota Genderang Pinggang berfoto di depan gapura dengan membentangkan spanduk berisi ucapan Selamat Tahun Baru Imlek kepada Shifu Li Hongzhi.

Pada saat pengambilan gambar, banyak wisatawan keturunan Tionghoa menyaksikan dan membaca spanduk sambil mengambil gambar dengan ponselnya. Beberapa pengunjung ada yang secara spontan ikut foto bersama dengan praktisi. Beberapa kelihatan terheran-heran sambil membaca spanduk.



Anggota Team Kesenian Mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek kepada Shifu Terhormat

Klarifikasi Fakta pada Tahun Baru Imlek

Pada awal tahun baru, bertempat di dermaga pelabuhan wisata Tanjung Benoa, barisan genderang pinggang mengadakan pertunjukan menyambut wisatawan asal daratan China yang turun dari kapal wisata.

Sebelum mengadakan pentas klarifikasi fakta, anggota barisan genderang pinggang belajar Fa, memancarkan pikiran lurus dan berlatih Falun Gong bersama.

Mengambil tempat di samping jembatan penyebrangan, mulai pukul 15.00 spanduk klarifikasi fakta, situasi penganiayaan di China, serta spanduk-spanduk himbauan kepada para warga daratan China agar menarik garis pemisah dari kejahatan organisasi Partai Komunis China demi keselamatan diri, dibentangkan.

Para penjemput dan pengantar wisatawan mendekat ke lokasi setelah mendengar suara tabuhan genderang pinggang. Lagu ‘Falun Dafa Hao’ (Falun Dafa baik) mengawali penampilan barisan genderang pinggang, disusul beberapa lagu lainnya.

Setelah memainkan lagu beberapa saat, kapal wisata mulai merapat di dermaga dan menurunkan penumpang. Dari atas jembatan penyebrangan banyak wisatawan China yang menyaksikan kegiatan dan mengabadikan dengan ponsel serta kamera. Beberapa wisatawan berhenti dengan serius membaca poster klarifikasi dan situasi penganiayaan, fakta-fakta yang mereka sulit peroleh di negara mereka.

Kegiatan berakhir sekitar pukul 16.15.

Wisatawan membaca poster klarifikasi

Pengenalan Falun Dafa di Pusat Oleh-Oleh Khas Bali

Setelah melakukan klarifikasi di pelabuhan wisata, kegiatan dilanjutkan dengan pengenalan Falun Dafa di Toko Oleh-Oleh Khas Bali Erlangga, ini merupakan kegiatan serupa yang kedua kali.

Diawali dengan tabuhan genderang pinggang yang membuat orang-orang menoleh, mencari arah suara. Ibu-ibu serta anak-anak kemudian berkerumun di sekeliling barisan genderang.

Anak-anak bertepuk tangan menirukan suara genderang

Berkeliling di parkiran dan bermain di depan toko, membuat pengendara yang lewat menepikan kendaraannya untuk menyaksikan keramaian sambil menerima brosur informasi. Seusai penampilan genderang, dilanjutkan dengan pengenalan Falun Dafa.

Praktisi memeragakan lima perangkat latihan


Praktisi menyampaikan pengalaman mereka

Dua orang praktisi mengawali dengan mengenalkan Falun Dafa, manfaat yang telah dirasakan, buku Zhuan Falun dan penganiayaan di China. Pengenalan ini diselingi dengan nyanyian, tarian dan pentas panggung genderang pinggang.





Tarian genderang pinggang

Dalam kesempatan tersebut juga disampaikan makna penting dari budaya ortodoks. Di China, selama revolusi kebudayaan, Partai Komunis China telah menghancurkan budaya ortodoks dan menggantikan dengan budaya partai yang mengedepankan perjuangan kelas, kekerasan. Hari ini para praktisi kembali menampilkan kebudayaan ortodoks yang mempromosikan kebajikan, keindahan, kesopanan dan nilai-nilai tradisional lainnya, agar orang-orang mengetahui kebudayaan sejati manusia. Penampilan tarian anak Minghui dan tarian genderang pinggang membuat suasana malam itu semakin meriah.

Seorang praktisi yang bertugas menyebarkan brosur mengatakan, ”Banyak orang sudah memegang brosur, namun mereka belum memahami. Dalam kesempatan seperti itu agar praktisi yang menyebarkan brosur perlu lebih aktif menjelaskan sehingga orang dapat memahami fakta.”

Seorang pedagang berkata, ”Biasanya jam segini sudah sepi, namun karena ada kegiatan masih banyak pengunjung menunggu.”

Kegiatan diakhiri pada pukul 21.00.