Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Produk Buatan Kamp Kerja Paksa dan Pusat Penahanan di Provinsi Qinghai

16 Maret 2013 |   Oleh koresponden Minghui dari Provinsi Qinghai, China


(Minghui.org) Artikel ini memberikan rincian atas produk yang dihasilkan di Pusat Penahanan Ershilipu di Xining, Kamp Kerja Paksa Wanita Qinghai, dan Kamp Kerja Paksa Pria Duoba di Provinsi Qinghai.

Pusat Penahanan Ershilipu di Xining: Produk Sutra Diekspor ke Negara Arab

Beberapa tahun terakhir, Pusat Penahanan Ershilipu telah memaksa para tahanan untuk menjahit manik-manik kecil ke pakaian sutra. Kebanyakan manik-manik berwarna hitam. Produk sutra perempuan terutama diekspor ke negara-negara Arab untuk proses lebih lanjut. Satu bundel bahan sutera dengan panjang sekitar 20 meter biasanya harus diselesaikan dalam tempo satu hari.

Dalam sel seluas 15 meter persegi dimasukkan 10 tahanan, dan ini termasuk toilet dan bak cuci. Para tahanan duduk di ranjang yang dapat menampung beberapa orang. Setiap orang mengambil satu porsi pakaian untuk dijahit dengan manik-manik. Manik-manik sangatlah kecil, penerangan remang-remang, dan udaranya berbau. Menjahit sangat menguras mata dan butuh banyak tenaga buruh. Para tahanan sering bekerja dari pukul 6.30 pagi hingga pukul 7, 8 bahkan 9.30 malam. Hanya ada dua kali jedah masing-masing sepuluh menit untuk makan. Pekerja baru, orang muda yang belum pernah menjahit sebelumnya, mereka yang rabun, lanjut usia, dan yang sakit-sakitan - sering dicaci oleh para penjaga atau kepala sel karena mereka dianggap bekerja terlalu lamban.

Jarum diperlukan untuk melakukan pekerjaan. Namun, jarum dilarang di pusat penahanan. Setiap tahanan diberikan satu untuk menjahit dan harus mengembalikannya di akhir hari. Jarum yang patah dapat ditukar dengan jarum baru. Kehilangan jarum berarti masalah besar. Suatu hari, seorang tahanan pergi ke kamar kecil, kemudian menemukan bahwa jarumnya hilang saat kembali ke tempat kerja. Kegemparan besar terjadi di kamar sel, dengan tuduhan dan cacian terdengar di mana-mana. Para tahanan membongkar semua selimut kapas, pakaian, pojokan dan menyapu lantai berkali-kali. Para penjaga menelanjangi setiap orang dan menggeledah mereka berkali-kali. Ketika jarum masih tidak ditemukan, tahanan yang kehilangan jarum ditampari wajahnya, dipaksa berdiri untuk waktu lama, dan tidak diberi makan. Tidak seorang pun di seluruh selnya diijinkan untuk mendapatkan barang kebutuhan sehari-hari, bahkan kertas toilet.

Hari lain, seorang tahanan pergi ke kamar kecil. Dia menancapkan jarum ke baju agar tidak kehilangannya. Jarum tanpa sengaja menusuk perutnya. Dia mencoba menariknya, tetapi malah menancap semakin dalam. Dia melaporkan masalah ke para penjaga dan dibawa ke rumah sakit polisi untuk bedah. Hari yang sama atau sehari setelah dia dioperasi, dia dibawa kembali ke pusat penahanan dan dipaksa bekerja seperti biasa.

Kamp Kerja Paksa Wanita Qinghai: Membungkus Dendeng Sapi dan Teh

Kamp Kerja Paksa Wanita Qinghai memaksa para tahanan untuk mengerjakan berbagai hal, termasuk: mengolah tanah liat, bekerja di lokasi bangunan, memotong pembungkus kertas toilet, mengepak teh rakyat dari barat laut; membuat produk dendeng sapi untuk merek ‘Xibeijiao’ Qinghai, merajut karpet, sebagian untuk ekspor; dan produk jahitan/sulaman lainnya, beberapa diekspor ke Hong Kong.  

Kamp Kerja Paksa Duoba: Mengekspor Karpet dan Produk Jahitan

Kebanyakan praktisi pria Falun Gong dari Provinsi Qinghai dikirim ke Kamp Kerja Paksa Duoba, kecuali mereka yang dikirim ke wilayah Geermu. Kerja paksa termasuk mengolah tanah liat; membuat pagar; merajut karpet, sebagian untuk ekspor; dan membuat produk jahitan sulaman, beberapa diekspor ke Hong Kong.

Chinese version click here
English version click here