Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Media AS Meliput Protes Falun Gong Selama Kunjungan Presiden China

17 Juni 2013

(Minghui.org) Selama kunjungan Presiden China Xi Jinping baru-baru ini ke Amerika Serikat, praktisi Falun Gong keluar untuk melakukan protes damai atas 14 tahun penganiayaan latihan ini di China.

Media setempat juga datang untuk meliput kegiatan ini.


Praktisi Falun Gong melakukan protes damai atas 14 tahun penganiayaan di China


Reporter dari Asahi Shimbun, surat kabar Jepang, mewawancarai praktis Falun Gong

Los Angeles Times

Pada edisi 8 Juni, Los Angeles Times, wartawan mewawancarai beberapa pemrotes saat mereka memegang spanduk yang menyerukan perhatian atas penganiayaan sepanjang rute iring-iringan mobil Xi.

Praktisi Falun Gong, sebuah latihan spiritual yang berdasarkan pada prinsip Sejati-Baik-Sabar, telah menunggu sepanjang hari dengan harapan dapat mengirim pesan ke pemimpin China.

“Falun Gong menolong kami mencapai hati yang damai,” kata Lily Yu, wartawan lepas dari San Fransisco yang bekerja untuk media berbahasa Mandarin. “Hidup menjadi lebih harmonis. Tetapi di China, pengikutnya ditangkap, dimasukkan ke kamp kerja dan disiksa.”

Penulis mengutip praktisi lain, Xiao Wang, yang menggambarkan beberapa penindasan di China. Ayahnya telah divonis 4 tahun penjara. Ketika terakhir bertemu, pensiunan hakim itu menjadi kurus kering, kehilangan lebih dari 15kg berat badan dan hampir tidak bisa berjalan. Ia  menghadiri kegiatan ini untuk menyuarakan keadilan bagi ayahnya.

Zhenbo Chen berusia 49 tahun mengatakan melalui penterjemah bahwa ia ditahan 18 bulan di kamp kerja paksa. Ketika diperintahkan untuk menulis surat pernyataan melepaskan Falun Gong, ia menolak dan kemudian tangannya direntangkan sepanjang jendela, diborgol  selama 7 hari tanpa makanan dan minuman.

“Saya harus bertahan,” katanya “dan harus terus hidup. Saya ingin memberitahu seluruh dunia apa yang terjadi pada saya di kamp kerja paksa ini.”

Chen, wanita, terlihat damai duduk di rumput di bawah pohon dengan kaki disilangkan. Ia sebelumnya adalah seorang akuntan yang korup. Falun Gong merubahnya: temperamennya hilang, juga stres yang dideritanya. Kesehatannya meningkat dan ia menerima hukuman  pemenjaraannya.

“Ya, saya telah memaafkan mereka,” katanya terhadap mereka yang menahannya dan penjaga yang sewenang-wenang padanya. “Saya tidak membenci mereka. Saya kasihan pada mereka.”

Penulis mencatat bahwa Chen tidak begitu cepat memaafkan Partai Komunis dan pemimpin China, tapi masih berharap Presiden Xi akan mendengarkan permohonan keadilan mereka.

KESQ TV

Pada 7 Juni, berita KESQ TV melaporkan sekitar ratusan orang menghadiri rapat umum di dekat jalan Bob Hope dan Gerald Ford pada kesempatan kunjungan Presiden China Xi Jinping ke AS.

Laporan itu menyatakan bahwa sejumlah praktisi Falun Gong – kelompok yang dianiaya oleh pemerintah China – termasuk di antaranya yang berkumpul di Bandara Internasional Palm Springs, di mana Presiden Obama juga hadir.

“Pendukung Falun Gong mengatakan – Presiden China Jiang Zemin memulai penganiayaan dan menyiksa 100 juta praktisi Falun Gong pada 1999. Penggantinya, Hu Jintao dan Xi, telah membiarkan penganiayaan itu berlanjut, menurut Himpunan Falun Dafa Amerika Serikat Bagian Barat Daya.

Praktisi memulai aksi damai [ada Kamis, jam 09.00 di Jalan Bob Hope, mengenakan kaos kuning dengan prinsip latihan Sejati-Baik-Sabar tercetak di belakang mereka.

Mereka berlatih lima gerakan di belakang barikade.

“Salah seorang koordinator, Vicky Jiang, berkata bahwa anggota kelompok ini datang dari sekitar California dan Arizona, serta beberapa telah menderita di China karena berlatih Falun Gong. Tujuannya adalah menyakinkan Xi dan pemimpin lain untuk menghentikan penganiayaan yang termasuk di dalamnya penyiksaan, pengambilan organ dan kamp kerja paksa, serta  meminta pertanggungjawaban mereka yang terlibat.”

‘Kami ingin Presiden Obama untuk mempertimbangkan HAM dalam pembicaraan dengan Presiden Xi,’ kata Jiang, yang datang dari San Fransisco.”

Laporan itu menyatakan bahwa seorang praktisi lain, Dafang Wang, yang juga dari San Fransisco, berkata adik perempuan dan abangnya ditahan dan disiksa karena berlatih Falun Gong di China 12 tahun lalu. Adik perempuannya disiksa hingga meninggal dunia setelah empat bulan di kamp kerja paksa dan abangnya masih di penjara.

“Adik perempuan saya sangat, sangat ramah. Ia selalu ingin menjadi orang baik tetapi telah dibunuh karena keyakinannya,” kata Wang.

Wang berkata para penjaga menggunakan tongkat listrik untuk menyetrumnya di pusat tahanan Beijing, tetapi akhirnya bisa keluar dengan bantuan suaminya dan seorang penjaga yang bersimpati pada Falun Gong. Ia mendarat di AS dengan visa turis kemudian meminta suaka.

“Saya ingin memohon kepada Obama dan Xi untuk mengakhiri penganiayaan ini di China. Ada banyak kasus seperti keluarga, abang dan adik saya, terjadi setiap hari,” katanya.

KMIR TV

Pada 6 Juni, KMIR TV melaporkan sekelompok praktisi Falun Gong berkumpul di luar Sunnylands untuk memprotes selama kunjungan Presiden Xi Jinping, karena pemerintah China secara sistematis membunuh pengikutnya dan hendak membasminya.

Falun Gong menjadi sangat popular pada 90-an, membuat presiden waktu itu Jiang Zemin melancarkan penganiayaan di mana ribuan orang tak bersalah telah terbunuh.

Reporter mewawancarai korban penganiayaan yang selamat Ma Chunmei, yang menggambarkan kesengsaraannya:

“Saya mengalami tiga hari tidak boleh tidur. Mereka mencekoki saya ketika saya melakukan mogok makan dengan selang karet dan darah berceceran di mana-mana.” Ma berkata bahwa ia diculik dua kali dan dimasukkan ke kamp konsentrasi di mana ia mengalami hal tak terbayangkan, seperti digantung lengannya, kaki tergantung di udara.

“Falun Gong percaya pada Sejati, Baik dan Sabar dan itu kebalikan dari apa yang rejim komunis percaya di China,” kata Ma.

Ma berkata bahwa dua presiden ini bertemu di AS adalah kesempatan baik untuk membuat perubahan, karena negara ini membela demokrasi dan kebebasan. “Saya sungguh hendak Presiden Obama menjunjung prinsip-prinsip itu dan mendesak Presiden Xi Jinping menghentikan penganiayaan terhadap Falun Gong.”

Koran The Desert Sun

Pada artikel 7 Juni di The Desert Sun melaporkan sekitar 100 orang, semuanya berpakaian kuning, berkumpul untuk menunjukkan dukungan mereka kepada Falun Gong, sebuah latihan spiritual yang dilarang oleh pemerintah China pada 1999. Alih-alih berteriak-teriak, kelompok itu melakukan latihan meditasi yang merupakan inti dari keyakinan mereka.

“Lear Zhou, 39, berasal dari Shanghai tetapi pindah ke San Fransisco dua tahun lalu, berkata ia bergabung dengan pemrotes karena pemerintah China telah memenjarakan empat teman-temannya karena keyakinan pada Falun Gong. Salah seorang temannya begitu rapuh hingga meninggal dunia segera setelah dibebaskan dari kamp kerja paksa.”

“Adalah penganiayaan yang menyebabkan kematiannya,” kata Zhou sambil berjalan sepanjang Jalan Bob Hope, bersiap untuk melakukan protes.

Artikel ini juga menjelaskan bahwa menurut laporan yang dikeluarkan oleh Komisi Kebebasan Kepercayaan Internasional AS, lebih dari 3.500 praktisi telah meninggal dunia akibat penganiayaan selama 14 tahun terakhir. Depnagri AS menyatakan paling tidak setengah dari jumlah tahanan resmi di kamp kerja paksa China adalah praktisi Falun Gong.

“Baru-baru ini, pemerintah China telah berulangkali dituduh mengambil organ dari tahanan Falun Gong. Selama konferensi pers Kamis, perwakilan dari Doctors Against Force Organ Harvesting (Para Dokter Menentang Pengambilan Organ Paksa), Dr. Dana Churchill, berkata Falun Gong adalah korban dari genosida.” menurut laporan itu.

“Ini salah satu tindakan paling jahat yang pernah dilakukan. Ini adalah membunuh orang karena kepercayaan spiritual mereka dan pengambilan organ dari orang yang masih hidup,” kata Churchill.

Sumber: Minghui.org, Los Angeles Times, KESQ TV, KMIR TV, The Desert Sun

Chinese version click here
English version click here