Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Cerita Tentang Bagaimana Orang di Zaman Kuno Bertobat dan Memulai Lembaran Baru (bagian 3)

26 Jan. 2014 |   Oleh Jing yuan


Sambungan dari: Bagian 2

(Minghui.org) (Lanjutan dari Kisah Bagaimana Orang di Zaman Kuno Bertobat dan Memulai Lembaran Baru (bagian-2)

3. Kou Zhun: Seorang Pejabat Dengan Ketulusan Hati Melayani Rakyat

Kou Zhun adalah penduduk Provinsi Shanxi jaman Dinasti Song Utara China. Ia dilahirkan dalam sebuah keluarga intelektual. Ayahnya meninggal tak lama setelah kelahirannya, dan keluarganya harus mengandalkan penuh ibunya menenun kain untuk bertahan hidup.

Sebuah Pengasuhan yang Baik

Sering kali ibu Kou Zhun mengajari dan mendesaknya menjadi orang yang berguna melalui kerja keras saat ia menggulung benang dan menenun. Kecerdasan Kou Zhun waktu kecil  unggul diantara rekan-rekannya. Pada usia tujuh tahun, ia menulis puisi Ode to Mount Hua hanya dalam waktu tiga menit. Ini kemudian menjadi cerita terkenal turun-temurun.

Kou Zhun tidak mengecewakan ibunya. Ia pergi ke ibukota pada usia 18 tahun untuk mengikuti Ujian Nasional, yang mengidentifikasi kecerdasan intelektual untuk menjadi pejabat pemerintah. Dia adalah salah satu dari sedikit yang dipilih karena kemampuan mereka yang luar biasa.

Kabar baik menyebar ke kampung halamannya. Pada saat ibunya sakit parah.  Keinginan dia saat sekarat, ibunya memberikan sebuah lukisan yang dia buat untuk pembantu rumah tangga dan mengatakan kepadanya, "Kou Zhun bertujuan menjadi seorang pejabat pemerintah di masa depan. Jika dia membuat kesalahan apapun, berikan lukisan ini kepadanya."

Bertabiat Glamour

Kou Zhun kemudian menjadi perdana menteri dari Dinasti Song Utara. Dia memutuskan merayakan ulang tahunnya dengan mengundang semua rekan-rekannya untuk perjamuan mewah dengan pertunjukan opera, memamerkan status dan kekayaan untuk tamunya.

Pembantu rumah tangga berpikir ini waktu yang tepat dan membawa lukisan keluar. Kou Zhun membuka lukisan, yang menggambarkan dia membaca buku di bawah lampu minyak pinus dengan ibunya menenun kain disebelahnya. Ada juga sebuah puisi di sisi lukisan yang berbunyi, "Menahan penderitaan belajar di bawah cahaya redup, ibu harap nanda akan mengultivasi diri sendiri demi kepentingan orang lain; Itu adalah ajaran ibumu untuk hidup hemat; Dalam masa depan jika menjadi kaya, jangan lupa pernah miskin."

Jelas, lukisan dan puisi itu keinginan ibunya saat sekarat. Kou Zhun membacanya berulang-ulang dan menangis. Dia meminta para tamu pergi dan membatalkan jamuan makan.

Sejak saat itu, ia mematut dirinya dengan ketat sesuai dengan prinsip-prinsip yang tinggi, memperlakukan orang lain dengan murah hati, dan merekrut pejabat bisnis dengan integritas. Dia akhirnya menjadi salah satu perdana menteri yang paling terkenal dan dicintai dari Dinasti Song.

Seorang Perdana Menteri Yang Adil Dan Jujur

Setelah Kou Zhun menjadi perdana menteri, ia bertemu dua pejabat yang korup. Wang Huai menggelapkan puluhan juta dolar dan hanya kehilangan posisinya setelah mengembalikan. Zu Ji dieksekusi karena pelanggaran serupa yang jauh lebih ringan.

Kou Zhun sadar bahwa Wang Huai dihukum kurang berat karena saudaranya pangeran. Pada saat itu, ada kekeringan. Kou Zhun menyarankan kaisar bahwa kekeringan adalah peringatan dari Langit karena pejabat korup tidak ditangani dengan adil. Dia secara terbuka mengecam nepotisme yang dilakukan oleh sang pangeran di depan seluruh pejabat pengadilan kekaisaran, yang mana pangeran tidak bisa menjawab. Akibatnya, kaisar memerintahkan Wang Huai akan diadili kembali.

Kou Zhun tidak pernah  menjadi kaki tangan atasannya, dan kejujurannya menyinggung banyak pejabat tingkat tinggi dengan statusnya bergengsi di pemerintahan kekaisaran.

Karena hal ini ia diturunkan menjadi pejabat kota kecil.

Dipanggil Kembali Saat Kesulitan

Selama pemerintahan Kaisar Zhenzong, kerajaan tetangga utara Liao mengerahkan 200.000 tentara menyerang Dinasti Song. Dinasti Song sedang dalam bahaya karena pasukan Liao menaklukkan kota-kota besar dan terus menekan ke arah ibukota Song. Kebanyakan pejabat istana kekaisaran panik dan menyarankan ibukota dipindahkan.

Kemudian perdana menteri Bi Shi'an menganjurkan kepada Kaisar Zhenzong agar Kou Zhun dijadikan perdana menteri lagi untuk mengembalikan negara sekitar. Kaisar membuat dua perdana menteri.

Kou Zhun bertekad untuk melawan serangan dan mengembalikan semua wilayah yang hilang. Dia menyarankan kaisar sendiri mejadi panglima pasukan militer untuk menghidupkan kembali semangat pasukan.

Untuk mencegah pejabat korup mempengaruhi kaisar, Kou Zhun mengirim mereka ke garis depan. Di bawah kepemimpinan dan tekad kuat, Lagu militer mengembalikan kepercayaan diri dan momentum dan segera memenangkan pertempuran besar.

Setelah itu, pasukan Liao dipukul mundur dan mengusulkan gencatan senjata, akhirnya mereka tidak berani menyerang yang lain.

Diikuti puluhan tahun perdamaian bagi orang-orang yang bermukim di kedua sisi perbatasan. Kontribusi Kou Zhun secara luas diakui.

Kou Zhun telah menjadi perdana menteri dua kali, selama 30 tahun menjabat. Selama bertahun-tahun ia berpegang pada prinsip-prinsip yang lurus dan dicintai oleh masyarakat umum dan para pejabat kekaisaran. Bahkan pejabat tetangga dari Kerajaan Liao mengungkapkan kekaguman mereka kepada Kou Zhun.

Bersambung ke: Bagian 4

Chinese version click here
English version click here