(Minghui.org)

Sambungan dari: Bagian 1

Semua Praktisi yang Ditranformasi Kembali Berkultivasi

Lima hari setelah kekejaman 14 Maret, kami praktisi berlima belas dikirim ke Kamp Kerja Paksa “L” di Provinsin Jilin. Karena kami disergap dalam satu ruangan, kami bisa berbagi dan berkomunikasi satu sama lain, bahkan di bawah pengawasan yang ketat. Dalam perjalanan ke sana, seorang praktisi yang “Tianmu” (mata ketiga) terbuka menyaksikan pertarungan besar terjadi di dimensi lain. Dia melihat sekelompok tentara langit turun ke bawah. Kami menyadari dengan pemahaman bahwa mereka dikirimkan oleh Guru untuk membantu para praktisi yang tersesat karena penganiayaaan. Kami dengar bahwa empat puluh dua praktisi yang ditahan di kamp kerja telah menuliskan pernyataan untuk meninggalkan Falun Gong.

Kepala dari Seksi Edukasi mencoba untuk mengumpulkan lebih banyak “prestasi” dengan menganiaya para praktisi secara brutal. Untuk menjaga tingkat “tranformasi”, dia menghalangi kami berlima belas orang untuk berhubungan dengan praktisi setempat yang ditahan di sana. Saat makan adalah kesempatan satu-satunya bagi kami untuk bertemu satu sama lain. Dia dengan cermat memilih seorang praktisi yang telah “ditranformasi” untuk menjadi wakil kepala tim.

Wakil kepala tim melayani di angkatan bersenjata dan memiliki latar belakang yang serupa dengan saya. Dia berusia 55 tahun, lima tahun lebih muda dari saya. Kami memiliki banyak topik yang sama untuk dibicarakan jadi kami dengan cepat menjadi teman akrab. Dia menanyai  saya mengenai peristiwa bakar diri: “Menurut kamu peristiwa bakar diri itu benar? Saya skeptis tetapi tidak bisa memahaminya.”

Dia dan sejumlah praktisi setempat yang tidak mengetahui kebenaran; mereka ditangkap sebelum peristiwa bakar diri palsu itu. Saya mengatakan padanya, “Tidak hanya bakar diri yang direkayasa oleh Partai Komunis China  (PKC), semua propaganda yang kamu lihat dan dengar mengenai Falun Gong adalah kebohongan dan fitnahan.”

Setelah bersama kami selama tiga hari, wakil kepala tim ini berubah dan memutuskan untuk kembali kepada Dafa. Dia berkata, “Di bawah tekanan yang ekstrim besar di kamp kerja paksa, saya dan bersama dengan 42 praktisi setempat semua ‘ditranformasi.’ Ada yang skeptis dengan peristiwa bakar diri. Ada yang meraga ragu tetapi tidak berani bersuara. Ada yang tidak banyak berpikir. Akan tetapi, selama kita mengatasi celah dan menerobos blokade untuk membantu lebih banyak praktisi lokal di sini mengetahui fakta sebenarnya, mereka akan berubah. Saya memiliki kebebasan bergerak sesuai keinginan saya di dalam kamp kerja paksa.”

Dia ingin menebus semua kesalahan sebelumnya dan membantu para praktisi yang telah “ditranformasi” untuk kembali kepada Dafa. Saya menjabat tangannya dan berterima kasih atas bantuannya. “Murid Dafa adalah satu tubuh. Saya sangat beruntung bisa mendapatkan bantuan kamu.” Setelah itu, kami bertemu setiap dua atau tiga hari sekali dan bekerja sama dengan baik di dalam aktivitas klarifikasi fakta kami.

Melawan Mereka dengan Permainan Mereka dan Membuktikan Kebenaran Dafa

Pada hari ketiga setelah kami tiba di kamp kerja paksa, kepala dari Seksi Edukasi memerintahkan kami untuk menulis “laporan pemikiran.” Dia berkata bahwa kami bisa menggunakan waktu selama kami butuhkan, dan kamp kerja paksa tidak akan membalas jika kami menulis apapun yang menentang mereka.

Kami tahu bahwa ini adalah sebuah taktik untuk memahami kami lebih baik agar bisa “mentranformasi” kami dengan lebih cepat. Saya menyarankan pra praktisi agar menggunakan kesempatan ini untuk klarifikasi fakta. Jika praktisi lokal bisa membacanya, mereka ingin kembali kepada Dafa. Salah seorang praktisi berpikir bahwa ini adalah tidak mungkin dan menyia-nyiakan waktu, karena kamp kerja paksa ini tidak akan mengizinkan praktisi setempat untuk membaca laporan kami.

Kami semua berbagi pemikiran. Akhirnya, kami semua setuju bahwa semua orang di dunia, termasuk polisi, telah ditipu oleh propaganda PKC, maka dari itu mereka memiliki kesalahpahaman terhadap praktisi Dafa. Selama kami mengklarifikasi fakta dan mengekspos kebohongan, mereka akan memahaminya. Bahkan jika hanya satu orang saja membaca “laporan pemikiran” kami, upaya kami tidak akan sia-sia. Kami tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan klarifikasi fakta yang berharga ini.

Kami semua menulis laporan. Saya menulis laporan sebanyak 15.000 kata dalam waktu satu setengah hari. Beberapa diantara praktisi menulis laporan dengan beberapa ribu kata. Kami semua menulis laporan dari berbagai sudut pandang, mengklarifikasi fakta mengenai peristiwa bakar diri palsu di Tiananmen, permohonan damai 25 April, berlatih Falun Gong tidak melanggar hukum apapun di China, dan lain-lain.

Upaya klarifikasi fakta berskala besar ini telah memberikan dampak besar bagi seluruh kamp kerja paksa. Semua orang, dari direktur, kepala Seksi Edukasi, hingga jaksa yang tinggal di dalam, para petugas kamp dan praktisi setempat, semua membaca atau mendengar mengenai fakta yang kami tulis dalam laporan tersebut. Kebanyakan orang memahami fakta dari pengainiayaan. Terjadi perubahan di kamp kerja paksa.

Seorang praktisi yang “ditranformasi” mengumpulkan laporan kami. Dia sangat penasaran dengan pemikiran kami dan terus membaca sambil mengumpulkan hingga selesai membaca semuanya. Dia sangat senang bahwa akhirnya bisa melompat keluar dari jaring kebohongan yang menipunya. Sesudah itu, dia memberi tahu praktisi setempat lain mengenai peristiwa bakar  diri palsu. Pada waktu makan siang, banyak praktisi lokal yang sedang bekerja mendatangi saya dan mengatakan bahwa kini mereka memahami kebenaran Dafa dan penganiayaan. Lagi pula, mereka mengatakan bahwa jika mereka mengetahui fakta kebenaran sebelumnya, mereka tidak akan pernah meninggal Dafa. Beberapa diantara mereka berpikir itu sudah terlambat. Saya menyampaikan perkataan Guru kepada mereka,

“Di tengah bencana, sangat sukar bagi praktisi untuk melihat sebab musabab dari suatu masalah, namun bukan berarti tidak ada cara, ketika menenangkan hati dan mengevaluasinya sejenak dengan Dafa, maka akan dapat melihat hakiki dari permasalahan tersebut.” (“Rasional,” Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju II)

Saya mengingatkan mereka mengenai lingkungan kerja mereka memungkinkan mereka lebih bebas belajar Fa dan berbagi pemahaman sehingga mereka bisa cepat mengejar ketinggalan, karena Guru sedang mengawasi setiap orang dari kita dan tahu setiap pikiran serta tindakan kita.

Wakil kepala tim bertemu saya pada malam hari. Dia memberi tahu saya, “Sebuah laporan pikiran direkomendasikan kepada saya. Saya diberi tahu bahwa tak peduli betapa sibuknya saya, saya harus membacanya. Saya melihat sebentar, dan itu adalah tulisan kamu. Kami akan mengutip tulisan para praktisi, mencetaknya, dan memperbanyak, lalu memberikan kepada semua murid Dafa. Dengan cara ini, kami bisa membantu mengembalikan mereka yang “ditranformasi”. Bagaimana menurutmu?”

Saya menggenggam tangannya dengan bahagia: “Guru telah memberikan kebijaksanaan kepada kamu. Ide yang sangat bagus! Mohon lakukan dengan hati-hati dan cepat, dan sesegera mungkin!”

Surat Banding Bersama Memperlihatkan Perlawanan Luar Biasa Terhadap Penganiayaan

Bilamana saya kehabisan ide dan tidak tahu apa yang harus dilakukan saat mencoba untuk menyangkal penganiayaan di kamp kerja paksa, satu bagian dari Fa selalu muncul secara tiba-tiba di depan saya, memberikan dorongan kepada saya, seperti: “Setelah melewati bayangan gelap pohon willow, akan ditemukan kecerahan bunga dan sebuah desa lain.” (Zhuan Falun)

Salah satu praktisi lokal (saya memanggilnya Praktisi A) ingin kembali kepada Dafa. Pada hari sebelum kami tiba di kamp kerja paksa, dia bersama dua praktisi yang lebih muda memberikan surat deklarasi kepada kepala seksi, menyatakan bahwa mereka akan kembali berkultivasi. Kepala seksi menjadi sangat marah dan segera mengeluarkan cambuk besinya.

Cambuk ini adalah senjata yang kejam. Ketika orang-orang dipukul, rasanya seperti kulit digigit, dan banyak orang dicambuk hingga tidak sadarkan diri. Saat dua praktisi muda itu melihat kepala seksi mengeluarkan cambuknya, mereka segera berubah pikiran.

Kepala seksi memperingati Praktisi A agar tidak merusak tingkat “tranformasinya” 100%. Tetapi Praktisi A menolak untuk menyerah. Kepala seksi dengan sangat marah menyambuknya sebanyak lima kali, hingga praktisi A kehilangan kesadaran. Seorang petugas menuangkan air dingin kepadanya, lalu mengurungnya di sel isolasi.

Pada suatu hari, saya berkesempatan untuk berbicara dengan Praktisi A saat saya pergi ke toilet. Saya melihat luka memar dan goresan akibat penyiksaan. Dia sangat teguh untuk kembali kepada Dafa. Saya meninggalkannya dengan berlinang air mata. Saya tahu bahwa kepala seksi menghalangi praktisi lokal untuk kembali kepada Dafa. Kami perlu menyingkirkannya.

Tidak lama setelah saya memiliki pemikiran ini, jaksa yang tinggal di dalam kamp mentraktir kami makan malam. Saya tidak memahami kenapa dia lakukan ini. Ketika saya menyadari bahwa dia sedang menangani proses sebuah kasus hukum, saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk melayangkan gugatan hukum terhadap kepala seksi dan memohon keadilan bagi praktisi A. Saya mencoba untuk menulis surat banding tetapi ini berhubungan dengan banyak aspek hukum yang tidak saya ketahui. Tanpa pengetahuan hukum apapun, saya tidak akan bisa mengatakan kejahatan apa yang telah dilakukan oleh kepala seksi. Tetapi bagaimana saya bisa mempelajari pengetahuan hukum yang diperlukan? Dimanakah saya bisa menemukan buku hukum?

Tiga hari setelah saya memiliki pemikiran ini, saat sedang memikirkan apa yang harus saya lakukan, seorang pria muda datang kepada saya saat makan siang. Dia berkata bahwa dia adalah seorang praktisi dan merasa saya memerlukan bantuan. Dia bertanya apakah saya ingin membaca brosur tentang hukum. Saya mengatakan padanya bahwa saya sangat membutuhkanya. Dia berkata bahwa brosur yang berada di tangannya sekarang telah menjadi milik saya. Saya bertanya padanya bagaimana dia tahu bahwa saya memerlukannya. Dia tidak tahu mengapa, hanya ada perasaan begitu saja. Dengan bantuan dari wakil kepala tim, saya bisa berkonsentrasi dalam membaca keseluruhan brosur itu dan menyelesaikan surat banding dalam dua hari. Saat siap untuk menandatangani surat itu, tiba-tiba saya memiliki sebuah ide: kenapa tidak kami berlima belas menandatangani surat tersebut. Ini akan menjadi sangat kuat. Tiga belas praktisi segera menandatangani namun dua praktisi tidak mau menandatangani surat ini. Seorang praktisi berbagi pemahaman dengan mereka dan berusaha meyakinkan mereka berdua agar menandatagani surat juga. Pada hari berikutnya, saya memberikan surat banding itu kepada direktur kamp kerja paksa. Dia terkejut ketika membuat suratnya. Lalu dia meminta kepada kepala seksi pergi ke kantornya dan memarahinya.

Setelah kepala seksi mengetahui saya yang menulis surat banding itu, dia mulai menginterogasi saya di mana saya mendapatkan brosur hokum itu. Dia menginterogasi satu kali setiap dua atau tiga hari. Demi membalas dendam, dia mencoba untuk menghasut kepala tim lain untuk memukuli saya tetapi tidak berhasil. Lalu dia memerintah para praktisi setempat yang melakukan pekerjaan layanan di kamp untuk berbaris dan memerintahkan saya untuk menunjuk siapa yang telah memberikan brosur kepada saya. Saya sedikit gugup pada awalnya tetapi saya sadari bahwa ini adalah gertakan terakhirnya. Saya menenangkan diri dan teringat kata-kata Guru: “Dalam keadaan apapun jangan bekerja sama dengan permintaan, perintah, atau suruhan kejahatan. Jika Anda semuanya berbuat demikian, maka lingkungan sudah tidak begini lagi.”. (“Pikiran Lurus Pengikut Dafa Memiliki Keampuhan,” Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju II)

Kami dapat mendapat artikel Guru tentang memancarkan pikiran lurus jadi saya menatapnya dan terus menerus memancarkan pikiran lurus. Saya menolak untuk bekerja sama dengannya dan akhirnya dia harus menyerah.

Kepala seksi berkata, “Pria tua, di depan staf kamp kerja paksa dan para praktisi yang melakukan pekerjaan layanan, jika kamu tidak bisa mengidentifikasi orang yang memberikan brosur hukum itu, maka kamu akan menghianati Sejati-Baik-Sabar dan Dafa. Saya akan membantu Guru kamu membersihkan rumah. Saya tidak akan membiarkan kamu nyaman!”

Dari ucapannya yang lemah, saya tahu bahwa kejahatan yang menguasai dirinya telah dimusnahkan. Saya membalas, “Kepala seksi, kamu seorang mafia yang berpura-pura, mengatakan untuk ‘membersihkan rumah,’ dan memfitnah Falun Dafa. Kamu harus berhati-hati atas pembalasan karma. Tepatnya karena saya berlatih Sejati-Baik-Sabar, maka saya tidak akan mengidentifikasi orang yang memberikan brosur hokum kepada saya. Ini juga membantu kamu mengurangi perbuatan dosa. Ini baik bagi kita semua. Kejahatan apa kalau membaca brosur hukum yang mengandung pengetahuan umum? Akal muslihat kamu dapat menakuti anak berusia tiga tahun, tetapi tidak terhadap praktisi Dafa. Hentikan omong kosonga. Ini hanya menyia-nyiakan waktu semua orang.”

Staf dari kamp kerja paksa terdiam. Beberapa orang mengacungkan jempol kepada saya. Beberapa orang tertawa dengan sembunyi-sembunyi. Akhirnya kepala seksi menyalakan rokok dan berkata, “Pria tua ini terlalu tua untuk mengingat. Ini mungkin saja. Ayo kembali bekerja.” Maka dari itu, interogasi yang telah berjalan selama dua minggu pun berhenti.

Menyingkirkan Kejahatan sebagai Satu Tubuh

Suatu hari saat makan siang, kelima belas dari kami berkumpul bersama di sebuah ruang kelas dan berbagi pemahaman. Lalu kami memancarkan pikiran lurus bersama. Sebelum selesai, kami mendengar tangisan para praktisi dan suara cambuk dari ruang Seksi Edukasi.

Saya berteriak dengan kencang, “Memukul tidak diizinkan, memukul adalah melanggar hukum!” Lalu kami semua bergegas menuju ke ruang Seksi Edukasi. Seorang praktisi menendang pintu hingga terbuka. Kepala seksi dalam keadaan mabuk. Tiga praktisi sedang membungkuk dan dia mencambuk mereka dengan ikat pinggangnya.

Kepala seksi terkejut melihat ruangan penuh dengan praktisi. Sorang praktisi menghampiri dan memberi bantuan kepada tiga praktisi untuk berdiri serta berkata keapda mereka, “Tidak perlu takut. Ini bukanlah apa yang harus ditanggung oleh praktisi Dafa.”

Kepala seksi berargumen, “Saya sedang membatu Guru kalian membersihkan rumah. Saya sedang memberi pelajaran kepada mereka untuk Guru kalian!” Seorang praktisi membalas dengan tegas, “Guru kami yang menentukan siapa yang praktisi atau bukan. Tidak ada yang bisa dipaksa untuk berkultivasi. Mereka bebas untuk datang dan pergi. Mereka berhenti berkultivasi kemarin dan telah memutuskan kembali berkultivasi pada hari ini. Ini adalah pilihan mereka. Ini bukan ketidakjujuran.”

Kami semua meminta kepala seksi untuk membebaskan ketiga praktisi itu, jika tidak, kami akan membawanya ke direktur. Dia terdiam. Dia telah dikritisi oleh direktur selama beberapa hari yang lalu. Cambuk besi khususnya juga telah disita. Dia sedang menunggu keputusan dari direktur terhadap dirinya. Dia tidak ada pilihan selain membiarkan ketiga praktisi itu pergi. Melalui pengalaman ini, semua prakitsi menyaksikan kekuatan dari satu tubuh.

Pada malam itu, wakil kepala tim memberi tahu saya bahwa keluarganya membawakan artikel terbaru Guru “Paksaan Tidak Bisa Mengubah Hati Manusia.” Kami mengatakan padanya bahwa kami akan memperbanyak dua puluh lembar pada malam hari. Keesokan harinya, di antara semua praktisi di kamp kerja paksa, dua orang berbagi satu lembar dan semua berusaha untuk mengingatnya. Dua hari kemudian, wakil kepala tim memberi umpan balik kepada kami bahwa semua praktisi lokal yang “ditranformasi” sebelumnya menangis setelah mereka membaca artikel Guru tersebut dan sangat berterima kasih atas belas kasih Guru yang masih mereka diterima sebagai praktisi.

Setelah dipublikasikan artikel Guru, semua praktisi lokal menulis surat deklarasi yang menyatakan bahwa mereka akan kembali kepada Dafa dalam waktu satu bulan setelah kami tiba. Dalam waktu tiga bulan setelah kedatangan kami di kamp kerja paksa, tingkat tranformasi 100% berganti menjadi 100% praktsi kembali berkultivasi.

Kemudian, kepala seksi itu dipindahkan dari posnya dan dikirim untuk menjaga gerbang. Kepala seksi yang baru memberi tahu kepada semua orang yang ada di dalam kamp kerja paksa bahwa praktisi Falun Gong bukanlah kriminal. Dia memperlakukan prakitsi dengan lebih baik dari tahanan lain. Seluruh kamp kerja paksa berubah dan praktisi diperlakukan dengan baik.

Kepala seksi baru juga membebaskan beberapa praktsi lebih awal dari batas waktu mereka. Wakil kepala tim adalah orang pertama yang dibebaskan. Kepala seksi yang diturunkan pangkatnya juga merubah perilakunya. Dia memberi tahu kepada seorang praktisi bahwa kepala seksi yang baru lebih baik dari dia, dan karena perbuatannya sendiri menyebabkan dia diturunkan pangkatnya.

Pikiran lurus dan perbuatan lurus dari praktisi memusnahkan kejahatan di kamp kerja paksa, membuktikan kebenaran Dafa dan menyelamatkan makhluk hidup.

(Bersambung)

Chinese version click here
English version click here