Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Menyingkirkan Iri Hati dan Tidak Sabar

8 Okt. 2014 |   Oleh praktisi Falun Dafa dari Jerman



(Minghui.org) Selama konferensi berbagi pengalaman kultivasi Falun Dafa baru-baru ini, sebuah kalimat meninggal kesan yang mendalam pada diri saya: “Seorang praktisi pernah memberitahukan saya  kapan pun seorang praktisi tertentu datang ke stan tiket Shen Yun, penjualan tiket itu akan mulai bergerak dan berjalan lancar. Banyak tiket terjual. Walaupun saya mengatakan ‘hebat’, di dalam hati saya tidak sungguh-sungguh gembira untuk praktisi itu atau untuk banyak makhluk yang terselamatkan.”

Saya bertanya kepada diri sendiri, “Dapatkah saya sungguh-sungguh gembira atas keberhasilan orang lain saat menjual tiket Shen Yun?” Saya pikir sedikit banyak saya dapat melakukannya, tetapi tidak segembira jika saya yang menjual tiket itu sendiri. Ini tidak masuk akal: Siapa pun yang menjual tiket orang-orang akan tetap terselamatkan. Lalu apa bedanya saya yang menjual tiket itu atau orang lain yang menjualnya?

Saya lalu mengingat-ingat pernah suatu kali saya mendengar seorang praktisi dengan gembira mengatakan: “Akhirnya!” Ia baru saja menjual tiket pertama setelah berhari-hari. Saya senang mendengarnya. Namun pikiran lain muncul: “Saya juga menjual tiket.”

Keadaan mental saya persis seperti contoh yang Guru berikan di Zhuan Falun, ketika orang lain dapat nilai 100 dalam ujian, bukannya gembira untuk orang itu, seseorang menyatakan “Saya juga dapat nilai 100.” Ini adalah iri hati membuat saya tidak bisa sungguh-sungguh gembira untuk orang lain.

Saya tidak menaruh perhatian pada masalah iri hati sebab saya tidak berpikir itu sebagai masalah besar bagi saya. Sekarang saya menyadari bahkan hanya sedikit saja masalah itu ada dapat mempengaruhi keefektifan saya dalam menyelamatkan orang.

Guru mengajarkan kita di Zhuan Falun:

“Dalam hal ini berlaku sebuah ketentuan: Manusia dalam berkultivasi, jika sifat iri hati tidak disingkirkan tidak akan memperoleh buah sejati, mutlak tidak akan memperoleh buah sejati.”

Saya harus menyingkirkan iri hati.

Tidak Sabar

Saat saya mendistribusikan materi pemasaran Shen Yun dari rumah ke rumah di daerah pemukiman, saya menemukan masalah lain: tidak sabar.

Seorang praktisi, saya, dan dua anak bekerja bersama memasukkan materi ke kotak surat, yang diizinkan di sini kecuali ada tanda “tidak menerima.” Hari mulai gelap dan saya memperhatikan anak saya mulai melambat. Saya menjadi tidak sabar, walaupun saya tidak berbicara.

Saat saya pergi ke mobil untuk mengambil materi lagi, saya meletakan kunci di dalam mobil. Begitu saya menutup pintu dengan tangan penuh brosur, saya teringat bahwa kunci mobil ada di dalam. Saya terpaksa harus menelepon suami untuk membawakan kunci cadangan, dan butuh waktu satu jam hingga ia tiba.

Saya menenangkan diri dan mencari ke dalam. Saya sadar ketidaksabaran saya cukup parah. Sekarang, karena kunci tertinggal di mobil, kami punya waktu lebih banyak untuk membagikan materi.

Segera ujian lain datang. Putri saya dan saya berjalan ke sebuah daerah perumahan dan tidak dapat menemukan kotak surat beberapa rumah. Kami mencarinya, saya mengingatkan diri sendiri untuk tidak gelisah; ini adalah ujian bagi kesabaran saya.

Saya mencarinya dengan teliti dan menemukan pintu masuk ke rumah itu di sebuah jalur kecil di samping. Biasanya saya akan berpikir itu adalah jalan menuju ruang bawah tanah, tetapi saya menemukan kotak surat di sana, tepat di sisi jalan.

Ada rumah lain yang kami dekati terlihat seperti hanya ada satu rumah, tetapi begitu diperhatikan ternyata adalah dua rumah. Jika saya tidak sabar, saya akan melihatnya.

Apa yang terjadi hari berikutnya membuat saya memikirkan masalah ini lebih jauh. Putra saya bermain piano, musiknya indah dan halus. Ia biasanya tidak sabar dan cemas, dan akan terefleksi dalam musik. Saya selalu berpikir pribadinya menyebabkan masalah dalam musiknya.

Tetapi hari itu, halus dan tidak terasa adanya ketidaksabaran. Saya tiba-tiba sadar bahwa ketidaksabarannya adalah cermin dari masalah saya, hanya saja saya tidak pernah melihat ke cermin itu. Saya tidak pernah melihat ke dalam, dan selalu berpikir itu adalah masalahnya. Sekarang ketidaksabaran saya hilang, musiknya menjadi halus.

Guru berkata dalam “Ceramah Fa pada Konferensi Fa Amerika Serikat Barat:”

“Jika pihak ketiga melihat antara mereka berdua ada pertentangan, saya katakan pihak ketiga itu juga bukanlah secara kebetulan diperlihatkan hal ini, anda pun perlu berpikir: Mengapa saya diperlihatkan pertentangan antara mereka? Apakah saya sendiri masih terdapat suatu kekurangan? Ini baru betul.”

Apa pun yang kita hadapi, kita harus mencari ke dalam. Selama kita melakukan itu, kita akan dapat menemukan masalah kita dan meningkat. Pengalaman saya memberitahukan saya ini sungguh-sungguh benar.

Chinese version click here
English version click here