Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

New York: Pameran Foto di Universitas Columbia untuk Meningkatkan Kesadaran terhadap Penganiayaan

13 Nov. 2014 |   Oleh: praktisi Falun Dafa di New York


(Minghui.org) Klub Falun Dafa di Universitas Columbia dan Amnesty Internasional cabang Universitas Columbia bersama-sama mengadakan pameran foto dari tanggal 19 sampai 22 Oktober 2014, di Kampus Kota New York untuk mengekspos penganiayaan Falun Dafa di Tiongkok.

Klub Falun Dafa telah menyelenggarakan pameran ini setiap tahun semenjak 2007. Foto-foto yang dipamerkan meliputi latihan Falun Dafa itu sendiri, sambutan Falun Dafa di seluruh dunia, penganiayaan di Tiongkok, dan contoh-contoh propaganda kebohongan Partai Komunis Tiongkok (PKT) sebagai bagian dari kampanye penganiayaannya.


Pameran Foto di Universitas Columbia, 19 –22 Oktober 2014

Di depan Alma Mater, sebuah pahatan yang menjadi simbol kampus, pameran ini diadakan mulai pukul 10 pagi sampai 5 sore, selama empat hari. Para praktisi juga memperagakan latihan Falun Dafa selama jam makan siang.

Seorang praktisi sedang menjelaskan foto-foto kepada pengunjung

Dukungan dari Para Mahasiswa

Banyak siswa menunjukkan ketertarikan dan berkata mereka akan mencari lebih banyak informasi di internet atau membeli buku-buku Falun Dafa dari Toko Buku Tianti di pusat kota Manhattan.

Seorang mahasiswa tingkat dua jurusan Hubungan Internasional, Brendan Gray menunjukkan ketertarikannya pada semua informasi yang berhubungan dengan negara Tiongkok. Dia mampir, tertarik oleh musik Falun Dafa.

Gray berkata bahwa dia pernah tinggal di Tiongkok selama empat tahun dan mempelajari bahasa Mandarin. “Saya pernah melihat pameran foto yang mirip di Washington D.C. sebelumnya. Sebagai seorang warga Amerika, saya tidak dapat membayangkan mengapa Partai Komunis melarang kelompok spiritual yang sama sekali tidak menjadi ancaman bagi pemerintah.”

Seorang siswa Yahudi berkata bahwa gambar-gambar ini mengingatkannya pada bencana penghancuran lebih dari setengah abad lalu. “Tampak bagi saya bahwa sepertinya tragedi yang mirip sedang terjadi di Tiongkok,” dia mengamati. Dengan mata berkaca-kaca, dia berkata bahwa dia akan membuat lebih banyak orang tahu tentang hal ini sehingga kekejaman ini bisa segera dihentikan.

Seorang siswa lain yang menyaksikan secara langsung penindasan terhadap Falun Dafa ketika berkunjung ke Shanghai tahun lalu berkata bahwa penganiayaan ini adalah salah dan harus dihentikan. Dia pergi sambil membawa beberapa pamflet dan menyemangati para praktisi, “Saya mendukung kalian. Mohon tetaplah bersemangat.”

Seorang pria mengatakan kepada praktisi bahwa dia sebelumnya sudah pernah mendengar tentang pengambilan organ hidup-hidup dari para praktisi. “Saya sangat terkejut dan tercengang ketika mendengarnya. Mohon beritahu saya apa yang bisa saya bantu,” katanya. Dia menandatangani petisi dan berkata akan membuat lebih banyak orang tahu tentang kejahatan HAM yang parah ini.

Siswa: Mengapa Teman Kuliah Tionghoa Kami Menyerang Falun Dafa?

Tiga hari sebelum pameran, dua orang siswa datang dan bertanya, “Kami tidak mengerti. Teman kuliah Tionghoa kami menyerang Falun Dafa dan berkata bahwa Falun Dafa sangat buruk. Mereka juga berkata bahwa para praktsisi membakar diri. Apakah itu benar?”

Seorang praktisi menjelaskan bahwa ketika jumlah orang yang berlatih Falun Dafa melebihi anggota Partai Komunis di tahun 1999 (100 juta vs 70 juta), Jiang Zemin, kepala Partai Komunis pada saat itu, memulai kampanye untuk menindas Falun Dafa.

Selain menangkap, menahan, dan menyiksa para praktisi, PKT juga melakukan kampanye propaganda di seluruh negeri untuk menimbulkan kebencian terhadap praktisi Falun Dafa. Salah satu yang paling terkenal dan disiarkan secara luas adalah yang dilakukan di Lapangan Tiananmen pada tahun 2001, ketika menyewa aktor sebagai praktisi untuk melakukan bakar diri.

“Terima kasih telah memberitahu kami,” kata salah satu siswa tersebut, “Kami akan memberitahu siswa Tionghoa itu untuk mempelajari fakta sebenarnya dan tidak tertipu oleh propaganda PKT.”

Seorang instruktur bahasa Inggris berkata bahwa dia pernah berdiskusi dengan beberapa siswa Tionghoa dan menyadari bahwa mereka dibingungkan dengan Falun Dafa. Untuk mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi, dia mengajukan beberapa pertanyaan, merekam jawaban praktisi, dan berkata dia akan meneruskan semua ini kepada siswa-siswa Tionghoa-nya.

Perubahan pada Siswa-siswa Tionghoa

Ketika dua orang siswa Tionghoa berbicara dengan praktisi, salah satu dari mereka berkata bahwa dia mengetahui tentang penganiayaan ketika sedang berada di Korea Selatan setahun sebelumnya dan ayahnya sudah keluar dari PKT. Siswa yang lain awalnya mengulangi propaganda PKT namun tidak lama kemudian merubah sikapnya setelah mengetahui tentang penganiayaan, khususnya kejahatan pengambilan organ secara hidup-hidup dari para praktisi.

Seorang siswa yang baru lulus berhenti dan mengajukan banyak pertanyaan provokatif. Praktisi Yu memberitahu dia tentang manfaat Falun Dafa bagi jiwa dan raga, popularitasnya di Tiongkok pada tahun-tahun awal, dan kejadian-kejadian setelah penganiayaan dimulai pada Juli 1999.

Melihat siswa ini masih skeptis, Yu menceritakan pengalamannya sendiri: “Adik saya dan istrinya adalah praktisi. Dia dihukum 15 tahun penjara, dan istrinya dihukum 11 tahun penjara. Dan hal ini hanyalah apa yang terjadi pada dua orang dalam satu keluarga dari 100 juta orang praktisi.”  

“Saya mengerti sekarang,” kata siswa itu, “Saya percaya pada Anda.” Dia meminta Yu untuk mambantunya mengundurkan diri dari organisasi Partai Komunis dan mengajarinya latihan gerakan.

Pameran ini didukung dengan baik oleh pihak universitas. Para petugas keamanan siap di lokasi untuk mencegah kemungkinan penyerangan dari agen-agen konsulat Tiongkok atau siswa-siswa yang bertindak atas propaganda Partai Komunis.

Setelah mengetahui apa yang terjadi, beberapa siswa Tiongkok berkata bahwa mereka akan memberitahu orangtua mereka tentang semua ini dan berharap mereka akan mengundurkan diri dari organisasi PKT juga. Salah satu siswa dari Wuhan, Provinsi Hubei, tersentuh oleh pameran foto ini: “Setiap orang mempunyai hak untuk mengekspresikan pikirannya. Kalian mendapat dukungan saya.”

Chinese version click here
English version click here