Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

"Temuan Baru" Putri Saya

6 Nov. 2014 |   Oleh: praktisi di Tiongkok


(Minghui.org) Putri saya duduk di kelas 4 SD. Sebelum ia berusia enam tahun, dia nakal, suka bersaing, dan menganggap dirinya seorang ratu. Guru di kelas TK-nya mengatakan bahwa dia sangat kuat ketika berebut mainan.

Rasanya mustahil untuk mengubah dirinya dan kami lebih sering bertengkar daripada akur.

Situasi tidak membaik. Ketika saya kehabisan akal, saya membacakan buku utama Falun Dafa, Zhuan Falun, padanya. Dia segera mengalami gejala penghapusan karma, termasuk bronkitis, batuk, dan demam. Saya tahu bahwa Guru Li, pendiri Falun Dafa, sedang membersihkan tubuhnya, seperti gejala yang sama yang saya alami ketika saya mulai berkultivasi. Putri saya memahami alasan atas gejala ini melalui belajar Fa. Gejala penyakitnya segera lenyap.

Dia mulai melakukan latihan ketika dia berusia delapan tahun. Tianmu-nya terbuka dan ia melihat Guru dan peristiwa di dimensi lain. Dia juga melihat hubungan karma saat bermeditasi. Dia mencoba untuk hidup dengan prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar. Xinxingnya meningkat dan perilakunya berubah. Dia menjadi murid yang baik, dan saya tidak lagi khawatir tentang dia.

Suatu hari, terjadi pertengkaran antara dirinya dan anak laki-laki yang merupakan teman baiknya. Kukunya mencakar wajah anak itu. Dia merasa sangat buruk, karena dia menyadari bahwa dia tidak menjaga Xinxing, dan dia mulai menangis. Teman sekelas lainnya mengira bahwa ia menangis karena ia kalah dalam bertengkar dan datang untuk menghiburnya, "Katakan kepada guru tentang dia! Biarkan guru menghukumnya! Pulang dan beritahu ibu kamu, dan minta memberinya pelajaran!"

Dia marah sepulang sekolah. Ketika dia mengatakan kepada saya apa yang terjadi, ia masih tertekan. Saya mengutip apa yang dikatakan Guru:

"... selaku seorang praktisi Gong, harus mematut diri dengan kriteria tinggi, dipukul tidak membalas, dicaci juga tidak membalas." (Zhuan Falun)

Saya berkata, "Ketika terjadi konflik, kamu pasti melakukan sesuatu yang salah." Saya mendorongnya untuk meminta maaf pada hari berikutnya. Putri saya kembali ke rumah dengan matanya bersinar bahagia. Dia berkata, "Bu, saya menemukan bahwa meminta maaf kepada orang lain dan memaafkan orang lain adalah hal-hal yang baik! Kami berteman lagi!"

Beberapa hari kemudian, gurunya memberi siswa tugas pekerjaan rumah untuk menulis karangan yang berjudul "Penemuan Baru Saya." Putri saya menulis tentang kejadian ini: "Saya menemukan bahwa kebaikan dan toleransi dapat memperkuat persahabatan." Makalahnya diterima dengan baik.

Melalui kultivasi dan mengikuti prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar, putri saya yang nakal dan keras kepala sudah berubah menjadi seorang gadis yang sopan dan bijaksana yang dipuja oleh teman-teman sekelas dan gurunya.

Chinese version click here
English version click here