(Minghui.org) Seorang praktisi Falun Gong bernama Peiqing seharus pergi berkencan dengan pacarnya, Weihao, namun timbul konflik. Ibunda Peiqing membutuhkan bantuannya: Ibunya akan berperan sebagai korban dari pengambilan organ secara paksa di Tiongkok.

Peiqing berumur 26 tahun tinggal di Taipei, memutuskan untuk membantu ibunya di peragaan penyiksaan dan mengumpulkan tanda tangan untuk mengecam pengambilan organ secara paksa.

“Ibu saya akan berperan sebagai praktisi Falun Gong di Daratan Tiongkok yang menjadi korban dari bisnis pengambilan organ secara sistematis oleh rezim Tiongkok. Beliau akan dikelilingi di meja operasi,” permintaan maaf Peiqing kepada pacarnya.

“Saya minta maaf karena kita harus menunda kencan kita. Ibu saya tidak bisa kemana-mana, jadi saya perlu pergi ke sana untuk berbicara dengan para pejalan kaki dan turis, serta mengumpulkan tanda tangan. Kami menginginkan banyak orang menyadari kejahatan yang sedang terjadi di Tiongkok dan mengakhirinya. Saya ingin berpartispasi pada kegiatan berarti ini,” lanjut Peiqing.

Ternyata, pacarnya, Weihao tidak keberatan untuk merubah rencananya; malahan ia ingin bergabung dengannya dan memberikan bantuan.

Peiqing dan Weihao mengumpulkan tanda tangan untuk mengecam pengambilan organ secara paksa di Taipei

Mereka berdua sibuk berbicara dan mengumpulkan tanda tangan dari para pejalan kaki di dekat Jalan Nanyang.

“Hal yang paling menarik dari Peiqing adalah ketulusannya. Kami mulai berkencan enam tahun lalu. Saya melihat dia muda tapi berpikiran jernih, rasional dan dewasa. Ia membuat nyaman orang-orang di sekelilingnya,” kata Weihao, seorang insinyur di sebuah perusahaan Amerika.

Setelah Weihao bertemu lebih banyak praktisi Falun Gong melalui pacarnya, dia baru mengetahui seperti apa kehidupan sehari-hari praktisi Falun Gong.

Sejak itu, Weihao menghadiri kelas 9 hari ceramah Falun Dafa. Ia mempelajari tentang penganiayaan di Tiongkok, bergabung dalam pawai Falun Gong di Taipei, menandatangani petisi untuk menyerukan diakhirinya penganiayaan, dan meminta anggota keluarganya untuk menandatangani petisi juga.

Weihao pernah mengunjungi Pameran Seni Internasional Zhen, Shan, Ren (Sejati, Baik, Sabar) di Taipei dan mengetahui lebih banyak tentang pengambilan organ secara paksa dari praktisi Falun Gong yang masih hidup di Tiongkok.

“Pengambilan organ secara paksa sangat jahat. Rezim Komunitas telah menghasilkan banyak uang melalui perdagangan organ. Sangat tidak berperikemanusiaan; saya sangat menentangnya,” kata Weihao.

“Meskipun saya bukan praktisi Falun Gong, saya wajib membela Falun Gong agar lebih banyak orang mengetahui kebenaran, dan mengakhiri penganiayaan,” ia menjelaskan alasannya untuk tetap menemani Peiqing.

Chinese version click here

English version click here