(Minghui.org) Kebijakan rezim Tiongkok menganiaya praktisi Falun Gong masih berlanjut, namun banyak orang telah mengerti fakta, karena klarifikasi fakta yang tanpa henti dari para praktisi. Orang-orang ini di antaranya para penegak hukum, yang pekerjaannya melaksanakan penganiayaan.

Berikut ini peristiwa yang terjadi di wilayah kami.

Panggilan Telepon yang Misterius

Dalam bulan November praktisi A menerima telepon dari kantor kepolisian, memintanya membawa pakaian hangat untuk istrinya yang sekarang ditahan di kantor kepolisian. Praktisi itu segera menyiapkan beberapa pakaian, ketika hampir berangkat dia menerima telepon lagi.

Panggilan yang kedua ini memperingatkan dia untuk tidak pergi, membuka rahasia bahwa polisi yang meminta kiriman pakaian itu sedang memancing dia ke kantor polisi agar dia dapat ditangkap dan ditahan.

Penelepon itu juga menyarankan agar dia bersembunyi untuk beberapa hari. Praktisi A menjadi ragu, tetapi akhirnya dia memutuskan untuk meninggalkan rumah dan tetap memantau. Benar juga, setelah polisi mengerti bahwa dia tidak termakan oleh umpan itu, beberapa orang perwira polisi dikirim ke rumahnya hingga dua kali untuk menyelidiki.

Kemudian di lain hari diketahui bahwa penelepon kedua itu adalah seorang pejabat yang bekerja di suatu jawatan yang tugasnya menganiaya para praktisi.

Pejabat ini kemudian mengatakan kepada kami bahwa selama bertahun-tahun dia menganiaya para praktisi Falun Gong, dia telah melakukan banyak hal yang memalukan baginya. Sekarang dia mengerti bahwa penganiayaan itu adalah salah, dan sedang berusaha menghapus rasa dosanya itu dengan melakukan perbuatan baik dan mengoreksi kesalahan-kesalahan di masa lalu.

Pulanglah dan Berkultivasi dengan Gigih”

“Seorang praktisi B (wanita), ditangkap polisi dan secara ilegal dijatuhi hukuman penjara selama setahun. Ketika anak perempuannya mengunjungi dia di penjara, kepala sipir bertanya kepadanya, “Apakah kamu mendukung ibumu menjadi praktisi Falun Gong?”

Jawab putrinya, “Tentu saja saya mendukungnya! Ibu pernah menderita penyakit yang tidak dapat diobati, dia hampir meninggal dunia. Falun Gong-lah yang menyelamatkan dia. Bukankah orang berbicara tentang kasih sayang anak yang saleh? Falun Gong yang membuat dia terbebas dari kematian. Bagaimana mungkin kami melarang dia berlatih? Kami sangat mendukungnya.”

Sipir itu melanjutkan, “Apakah kamu mempunyai pekerjaan? Apakah kamu tidak takut kehilangan pekerjaan itu?”

Menantu laki-lakinya menyela, “Kami tidak takut. Kami menggantungkan pada ketrampilan kami sendiri untuk cari makan. Jika di tempat ini tidak berhasil pasti ada tempat lain yang bisa memberi kami pekerjaan.”

Kepala sipir itu mengacungkan jempol sambil berkata, “Pikiran yang bagus!”

Ketika suami B mengunjungi dia di pusat penahanan, kepala sipir juga menanyainya, “Apakah anda mendukung istri melakukan latihan Falun Gong?”

“Dia menderita penyakit yang tidak bisa diobati, dan kami tinggal di pegunungan, tidak ada jalan di sana. Bertahun-tahun saya menggendong dia naik turun untuk ke dokter. Siapa lagi yang dapat membantu saya? Saya membawa dia sebentar lalu duduk istirahat. Sangat melelahkan dan menyedihkan,” jawab suaminya.

“Uang kami hampir habis, dan dia di ambang kematian. Pada akhirnya Falun Gong menyelamatkan dia. Orang-orang yang tidak mengetahui fakta Falun Gong, mereka menutup matanya pada kebenaran dan menyebarkan kebohongan. Tetapi saya tidak buta; dengan jelas saya bisa melihat dia, kesehatannya menjadi baik dengan berlatih Falun Gong. Apa alasannya saya tidak mendukungnya? Saya mendukung dia berlatih Falun Gong!”
Sipir itu berkata: “Keluarga anda sangat berani mempertahankan kerabat anda. Keluarga anda hebat.”

Praktisi B dibebaskan dari penjara setahun kemudian. Sebelum meninggalkan penjara, kepala sipir berkata kepadanya, “Setelah sampai di rumah nanti, berkultivasilah dengan gigih untuk menebus tahun yang hilang,”

Nanti Anda Tak Usah Datang Menemui Saya Lagi”

Praktisi C (wanita), dipanggil ke kantor polisi tanpa ada kesalahan. Pada mulanya dia tidak mau pergi, dengan berpikir: “Mengapa harus pergi ke kantor polisi? Haruskah saya selalu memenuhi panggilan mereka? Haruskah seorang praktisi Dafa mengikuti perintahnya?” Namun kemudian dia mengoreksi dirinya dan menyadari, “Biasanya, bila saya ingin melakukan klarifikasi kepada para polisi, saya tak pernah punya kesempatan. Bukankah ini kesempatan besar?” Maka pergilah dia.

Ketika masuk ke ruangan, perwira polisi bertanya kepadanya, “Apakah kamu berkultivasi dengan baik akhir-akhir ini?” Dia heran dan ingin tahu mengapa polisi menanyakan kultivasi. Ini bukannya kebetulan.

Dia mengklarifikasi fakta kepada perwira itu, “Kultivasi saya baik, tak pernah saya sesehat ini. Umur saya hampir 70, saya tidak pernah menyentuh obat, ataupun pergi ke dokter atau rumah sakit. Ketika berjalan saya merasakan seolah-olah kaki tak menyentuh tanah. Hidup saya sangat santai. Terima kasih kepada Guru. Saya dalam kondisi yang baik, dan pikiran saya belum pernah sejernih ini.

“Anda boleh mengira saya tak berpendidikan karena tidak pernah masuk sekolah dan buta huruf, tetapi saya mengerti jalan langit dan bumi, dari mana asalnya manusia dan ke mana seharusnya pergi. Saya tidak pernah menaruh dendam kepada siapa pun, dan tidak pernah melakukan hal yang buruk. Bukan hanya saya yang maju, —anak-anak saya mendapat pekerjaan yang bagus dan cucu saya seorang akademis terkemuka.

“Keluarga saya bahagia dan setiap orang sehat-sehat. Kehidupan tak pernah sebaik ini. Hal yang tak terpikir oleh saya adalah orang-orang seperti anda ini masih melibatkan diri dalam kejahatan dan menganiaya para praktisi Falun Gong. Anda berada di tepi jurang. Anda seharusnya tidak mengikuti langkah Zou Yongkang dan Bo Xilai yang menganiaya para praktisi dan sekarang menerima pembalasan karma.”

Perwira polisi itu mendengarkan sambil tertawa kecil, “Benar sekali anda melakukan hal yang baik, —sudahlah anda jangan bicara lagi. Anda boleh pulang. Nanti anda tak usah datang menemui saya lagi.”

Chinese version click here

English version click here