Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Fahui Tiongkok | Semuanya Berjalan Baik Ketika Memikirkan Orang Lain Lebih Dulu

30 Des. 2014 |   Oleh: praktisi di Heilongjiang

(Minghui.org)

Salam kepada Guru terhormat! Salam rekan-rekan praktisi!

Saya mulai berlatih Falun Gong pada 1995, pada saat tersulit dalam hidup saya. Kaki saya cacat sejak masih sangat muda. Saya menjalani dua kali operasi besar namun sia-sia. Saya sulit berjalan dan sangat sakit hanya berjalan beberapa langkah. Namun saya sembuh total setelah berlatih Falun Gong. Saya dapat menaiki dan menuruni tangga serta tidak merasa lelah bahkan berjalan jauh. Orang-orang sekitar saya dapat melihat kesehatan saya meningkat dengan pesat dan tahu Falun Gong adalah sebabnya.

Partai Komunis Tiongkok (PKT) mulai menganiaya Falun Gong pada Juli 1999. Saya berhenti berlatih karena takut dianiaya. Saya tidak memahami makna mendalam dari Dafa. Setelah membaca Mingguan Minghui dan informasi lainnya, saya menyadari sifat asli dari penganiayaan dan membuat saya berpikir lurus. Saya melanjutkan berlatih Falun Gong.

Saya dibawa oleh polisi dari rumah pada tahun 2006 dan menahan saya selama dua setengah bulan di pusat tahanan. Saya kemudian dikirim ke kamp kerja paksa dan akan ditahan selama setahun lebih. Tetapi, suami saya bisa membebaskan saya dari kamp kerja paksa setelah dua hari di sana.

Mengalami penganiayaan, saya mencari ke dalam, menyadari keseriusan dari kultivasi. Saya menenangkan diri dan belajar ceramah-ceramah Guru secara sistematik. Saya memahami lebih lanjut tentang kultivasi: menganggap diri sendiri sebagai praktisi sejati dengan mengikuti prinsip-prinsip Dafa dan mengkultivasikan pikiran setiap saat.

Mendirikan Tempat Kelompok Belajar

Saya melihat bahwa kondisi kultivasi praktisi secara keseluruhan di daerah saya tidak begitu bagus. Tidak ada lingkungan belajar bersama. Alasannya adalah takut dianiaya dan koordinator sedang di bawah tekanan besar. Beberapa praktisi setempat diganggu atau dibawa dan rumah mereka digeledah oleh polisi.

Saya berpikir apa yang bisa saya lakukan. Saya teringat ajaran Guru,

“Dewa semuanya berpikir seperti ini, lagi pula, jika ada bagian mana yang kurang, sudah seharusnya diberikan pelengkap dengan tanpa syarat secara diam-diam, agar dia lebih sempurna,…” (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa Philadelphia, Amerika Serikat Tahun 2002”)

Jadi saya mendirikan kelompok belajar di rumah saya.

Awalnya, suami dan putra saya sepenuhnya tidak mendukung ide ini. Saya bisa mengerti karena ada beberapa praktisi mengklarifikasi fakta Falun Gong di daerah saya; lingkungan kultivasi tidak bagus dan penganiayaan sedang berlangsung.

Juga, praktisi yang datang ke kelompok belajar punya berbagai masalah. Beberapa dari mereka berbicara keras di gang atau mengetuk pintu dengan keras. Tetangga saya bisa melihat dengan jelas karena beberapa orang membiarkan pintu terbuka. Saya tidak mengeluh meski merasa gelisah juga. Saya menyampaikan masalah keselamatan dengan rekan-rekan praktisi dan mengingatkan mereka untuk memikirkan orang lain adalah juga masalah kultivasi. Saya menaruh perhatian pada kultivasi pribadi dan dengan belas kasih menyampaikan pandangan saya dengan mereka.

Beberapa tetangga membicarakan tentang keselamatan dengan saya. Saya tersenyum dan berkata, ”Saya berhubungan baik dengan orang lain. Jangan khawatir.” Saya berbicara dengan mereka tentang Falun Gong dan memberitahu mereka bahwa praktisi Dafa adalah orang baik.

Semua orang di lingkungan saya mengetahui saya adalah praktisi Falun Gong. Para tetangga sepertinya tahu bahwa mereka yang datang ke rumah adalah praktisi Falun Gong. Hari demi hari mereka menjadi terbiasa. Dalam pikiran saya tidak memikirkan penganiayaan dan tidak memikirkan akan dianiaya. Malahan saya berpikir apa pun yang tidak benar akan diluruskan di dalam kultivasi Dafa.

Beberapa rekan praktisi memperhatikan bahwa kami kurang berbagi pengalaman di dalam kelompok kami dan ini mempengaruhi kondisi kultivasi secara keseluruhan. Kami kemudian memulai kelompok belajar mingguan dan berbagi pengalaman di rumah saya. Banyak masalah terselesaikan dan Xinxing (watak, kualitas moral) meningkat. Makin banyak praktisi setempat hadir. Kadang lebih dari 30 orang bergabung.

Koordinasi dan Bekerja Sama

Saya membuka toko kecil menjual minuman ringan di lingkungan saya. Rekan-rekan praktisi datang ke rumah bilamana mereka perlu menurunkan atau mengambil materi Falun Gong. Ada yang berasal dari daerah setempat dan ada yang berasal dari pedesaan. Saya berusaha sebaik mungkin untuk memenuhi keperluan mereka, apa pun yang mereka butuhkan.

Bilamana rekan-rekan praktisi memerlukan saya untuk bekerja sama atau berkoordinasi selama beberapa tahun terakhir ini, saya tidak ragu untuk melakukannya. Dan mereka suka bekerja sama dan berbagi pengalaman dengan saya. Ada yang membawa orang yang telah berlatih Falun Gong sebelum penganiayaan. Perlahan-lahan tanggung jawab saya bertambah.

Bagi mereka yang meneruskan berlatih, ada yang tidak berani ikut kelompok belajar atau membawa buku Dafa pulang. Saya menyuruh mereka membaca satu buku dan mengembalikan kepada saya setelah selesai membacanya. Satu tahap demi satu tahap, saya memberikan Mingguan Minghui dan materi informasi Falun Gong lainnya. Dengan cara ini, beberapa dari mereka ingin membacanya. Berangsur-angsur saya memberitahu mereka untuk mengklarifikasi fakta kepada orang lain. Perlahan-lahan mereka melakukan makin lebih baik, dengan dukungan dan berbagi pengalaman.

Menyingkirkan Rasa Takut

Ada banyak konflik sepanjang upaya saya untuk berkoordinasi. Perlu melakukan sesuatu, tetapi saya merakan tekanan. Saya mencari ke dalam dan menemukan keterikatan: saya merasa takut dianiaya, di mana menyebabkan banyak konflik bermunculan. Dalam hati saya berkata kepada Guru, ”Guru, hubungan saya dengan polisi adalah untuk menyelamatkan mereka. Meski Xinxing saya saat ini tidak dapat menyelamatkan mereka, setidaknya jangan membuat mereka melakukan kesalahan. Apa pun kondisi kultivasi saya saat ini, saya diurus oleh Guru. Tidak ada hubungan dengan kekuatan lama. Kekuatan lama tidak berdaya jika saya tidak bertindak atau berpikir seperti itu.”

Suatu kali seorang rekan praktisi menelepon saya, ”Semua praktisi di kelompok belajar saya telah dibawa ke kantor polisi. Seorang praktisi berusia hampir 80 tahun kelihatannya mendapat serangan jantung dan terbaring di lantai kantor polisi.” Ia menginginkan saya pergi ke kantor polisi. Saya merasa gelisah. Saya berjalan mondar-mandir dan bertanya, ”Apa yang kamu takutkan? Jiwamu diselamatkan oleh Guru. Kamu tidak bisa tinggal di rumah saat rekan praktisi memerlukan kamu. Kamu harus pergi.”

Di kantor polisi, saya melihat bahwa petugas polisi tidak tahu harus bagaimana. Saya berkata kepadanya, ”Suruh putra dia untuk membawanya pulang sesegera mungkin. Siapa lagi yang bisa mengurusnya pada umur setua itu?” Kami memancarkan pikiran lurus dan akhirnya ia dan praktisi lainnya dibebaskan.

Praktisi yang dibawa pergi telah menghubungi saya secara langsung sebelumnya. Tetapi saya tidak memiliki pikiran bahwa penahanan mereka akan melibatkan saya. Selama pikiran saya lurus dan melakukan sesuai permintaan Guru, saya akan aman. Saya tidak mengeluh terhadap tindakan tidak masuk akal dari rekan-rekan praktisi.

Menyelamatkan Rekan Praktisi dan Anggota Keluarga Mereka

Menyelamatkan rekan-rekan praktisi kadang berhasil dan gagal. Tetapi saya tidak pernah dianiaya dalam proses penyelamatan rekan praktisi. Saya hanya menjelaskan fakta kepada polisi, hakim dan jaksa. Hasilnya, saya telah meningkatkan Xinxing saya. Beberapa anggota keluarga praktisi dipenjara dan ada polisi, hakim atau jaksa yang terselamatkan. Praktisi di penjara diberi semangat dan mendapatkan pikiran lurus.

Awalnya sulit untuk menyelamatkan rekan praktisi. Anggota keluarga mereka tertipu oleh kebohongan PKT dan tidak menerima kami sebagai praktisi. Ada yang melemparkan hadiah yang kami berikan. Ada yang menelepon untuk mengancam dan mengutuk kami. Kami tidak patah hati namun tetap mengunjungi dan menghibur mereka. Kami menemani mereka untuk mengunjungi polis, hakim atau pengacara. Beberapa anggota keluarga akhirnya tersentuh dan perlahan-lahan mulai mendukung dan bekerja sama dengan kami.

Saya tidak berani menjelaskan fakta kebenaran Falun Gong ketika pertama kali mengunjungi polisi, hakim atau jaksa. Tetapi saya teringat Guru dan Fa di dalam hati. Perlahan-lahan keterikatan rasa takut saya lenyap. Saya bisa memasuki kantor-kantor itu seperti ke tempat umum lainnya. Tanpa rasa takut, saya bisa menjelaskan fakta kebenaran Falun Gong secara alami.

Suatu kali saya berbagi pengalaman bagaimana berbicara kepada polisi di kelompok belajar kami. Ada yang mengatakan itu terlalu sulit. Saya berpikir jika titik tolak kita adalah untuk menyelamatkan mereka, tidak ada alasan untuk merasa takut dianiaya.

Suatu kali saya diberitahu bahwa dua rekan praktisi dibawa pergi oleh polisi ketika mereka membagikan materi Falun Gong di sebuah desa. Waktu itu sekitar jam 10 pagi. Beberapa dari kami bertemu dan mendiskusikan langkah selanjutnya. Kami setuju memerlukan informasi akurat tentang penangkapan itu. Tidak ada yang bersuara. Saya berkata, “Mari ke rumah saya. Lebih mudah untuk berkoordinasi,” kata saya.

Suami saya menyetir mobil dan membawa kami ke rumah. Setelah berdiskusi dengan suami, kami memutuskan untuk pergi ke kantor polisi setempat untuk mencari tahu apa yang terjadi. Saya memasuki kantor polisi sendirian sementara suami saya memancarkan pikiran lurus dari dekat.

Itu hampir jam 11 siang. Hanya ada dua polisi muda di kantor. Salah satu dari mereka adalah pria berbaik hati yang sudah saya kenal. Ia baru beberapa hari bertugas di kantor itu. Saya berpikir, ”Guru berbelas kasih! Terima kasih.” Saya memancarkan pikiran lurus sambil berbicara kepada mereka. Segera saya jelaskan tujuan dari kunjungan itu. Petugas polisi berkata akan mencari tahu apa yang terjadi dan memberitahu saya nomor telepon kepala polisi cabang desa itu. Saya kembali ke rumah dan berbagi pendapat dengan praktisi lain untuk pergi ke kantor polisi untuk meminta pembebasan dua praktisi yang ditahan. Seorang praktisi berkata ia mengenal direktur kantor polisi itu dengan baik dan akan meneleponnya untuk menjelaskan fakta kebenaran.

Petugas polisi yang saya kenal menelepon saya dan mengkonfirmasi bahwa dua praktisi itu telah ditahan di kantor polisi. Saya menelepon kepala cabang dan berkata padanya bahwa saya adalah praktisi Falun Gong. Saya menanyakan keberadaan dua praktisi itu. Saya menekankan, ”Sebenarnya yang paling saya khawatirkan adalah Anda dan petugas polisi lainnya. Anda seharusnya tidak melakukan hal negatif!” Ia tahu bahwa beberapa polisi yang secara langsung terlibat dalam penganiayaan terhadap Falun Gong telah meninggal dunia. Ia segera berkata, ”Datang ke sini sekarang!”

Kepala cabang itu menelepon saya lagi pada pukul 17.00 lebih sedikit dan meminta saya datang. Saya memutuskan dan meminta seorang praktisi lain menemani saya. Suami saya berkata, ”Bawa putra kita. Ia akan merasa khawatir jika tinggal di rumah.”

Kami bertiga memasuki kantor polisi sementara yang lainnya memancarkan pikiran lurus di mobil setelah tiba di sana. Kami melihat beberapa buku Dafa di meja seorang petugas dan mengetahui seorang praktisi telah bekerja sama dengan polisi. Saya menemui kepala cabang. Saya bisa melihat ia enggan terlibat dalam penganiayaan terhadap Falun Gong.

Kami naik tangga untuk mengunjungi direktur kantor polisi dan berbicara dengannya. Guru memberi kebijaksanaan kepada saya. Saya tiba-tiba teringat bahwa salah satu kerabatnya adalah guru saya. Saya menggunakan kesempatan ini untuk menanyakan kabar guru itu dan memulai dengan pembicaraan secara alami. Kemudian saya menjelaskan fakta kebenaran Falun Gong kepadanya.

Ia berkata bahwa dua rekan praktisi akan ditahan selama setengah bulan. Saya tidak setuju. Beberapa saat kemudian, ia berkata merekan akan ditahan selama seminggu. Saya tidak menyerah. Akhirnya ia berkata mereka akan ditahan selama tiga hari. Saya juga tidak setuju. Saya berpikir, ”Selama rekan praktisi ditahan semenit pun, polisi sedang melakukan kejahatan.” Saya berkata kepada direktur, ”Anda tidak boleh mengirim mereka ke pusat tahanan. Anda tidak akan bisa membebaskan mereka begitu mereka ditahan pusat tahanan Mereka bisa menjalani berapa pun lama ditahan. Intinya adalah Anda. Saya tidak menginginkan Anda menderita akibat buruk dari hal ini!” Ia setuju untuk membebaskan mereka pada pukul 21.00. Kedua praktisi itu pulang dengan selamat.

Polisi yang mengenal saya kemudian bertanya, ”Mengapa kamu selalu muncul jika orang lain tertangkap?” Ia benar-benar bertanya mengapa saya tidak merasa takut ditangkap. Saya berkata kepadanya, ”Saya pernah ditahan sebelumnya dan memahami rekan-rekan praktisi dan keluarga mereka. Sebagai manusia, saya harus membantu teman-teman saya ketika mereka mendapat masalah. Selain itu, berlatih Falun Gong tidaklah salah.”

Saya lebih lanjut menjelaskan kepadanya tentang keindahan Dafa; mengapa kami menyelamatkan orang-orang; penganiayaan Falun Gong adalah melanggar konstitusi; dan para pelaku akan menerima pembalasan. Saya menyemangati dia, ”Kamu akan mendapatkan masa depan yang bagus.” Ia merasa heran kenapa. Saya berkata, ”Karena praktisi Dafa adalah orang baik. Kamu juga orang baik dengan menolong mereka. Jadi sudah seharusnya kamu mendapatkan masa depan yang aman.” Ia menjadi tenang dan terharu. Ia mengagumi praktisi Dafa.

Saya beruntung menjadi praktisi Falun Gong dan membantu Guru selama pelurusan Fa. Saya berterima kasih atas penyelamatan belas kasih Guru.

Saya berterima kasih kepada suami dan putra saya serta rekan-rekan praktisi atas dukungan dan kerja samanya! Terima kasih.

Chinese version click here

English version click here