Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Fahui Tiongkok | Sebuah Desa Di samping Sungai

5 Des. 2014 |   Oleh Shi Xiu, Praktisi Falun Dafa di Tiongkok


(Minghui.org) Saya adalah seorang praktisi wanita. Melalui belajar Fa, saya menyadari bahwa mengklarifikasi fakta kebenaran dan menyelamatkan makhluk hidup adalah sangat mendesak.

Saya telah mengunjungi desa-desa di berbagai pedesaan, sampai radius yang jauh dari rumah selama beberapa tahun terakhir.

Saya melakukan hal ini di semua cuaca, dari musim dingin sampai musim panas. Ketika saya menghadapi ujian dan gangguan, Guru sering mengatur petunjuk untuk membimbing saya. Beliau telah melindungi dan mendorong saya maju ke depan.

Guru Memberi Saya Kompas

Saya pergi ke banyak tempat selama bertahun-tahun, untuk membagikan materi dan mengklarifikasi fakta. Saya bahkan tidak tahu nama-nama desanya. Ketika saya membagikan materi ke tempat-tempat yang tidak saya kenal, saya sering tersesat, dan tidak tahu ke arah mana saya pergi.

Pada saat itu, Guru selalu mengatur seseorang untuk membimbing atau membantu saya, jadi saya bisa menyelesaikan distribusi materi.

Suatu malam saya pergi mendistribusikan materi lebih dari 30 mil jauhnya dari rumah. Saya tersesat malam itu. Malam sangat sepi, dan tidak seorang pun ada di sekitar untuk dimintai petunjuk.

Saya tidak berpikir terlalu banyak tentang hal itu, dan terus mendistribusikan materi. Guru melihat bahwa saya sangat ingin menyelamatkan orang-orang dan diaturlah seseorang untuk menunjukkan jalan pulang.

Di lain waktu, seorang praktisi dan saya menaiki bus mendistribusikan materi klarifikasi di sebuah desa di distrik pegunungan sebelah kami. Kami tiba di sana pukul 10.00 dan membagikan materi sepanjang jalan.

Kami melangkah lebih jauh, kami melihat desa-desa semakin sedikit. Akhirnya kami tersesat di hutan lebat, dan tidak bisa menemukan jalan keluar. Kami masih berkeliaran di gunung pukul 21:00.

Kami menemukan sebuah rumah kosong dan tinggal di sana semalaman. Di gunung itu sangat dingin di awal musim semi, dan kami menggigil kedinginan. Kami belum makan atau tidak memiliki sesuatu untuk di minum sepanjang hari, dan tidak bisa tidur.

Jadi kami hanya menghafal Fa dan memancarkan pikiran lurus, meminta Guru membimbing kami keluar dari daerah pegunungan. Es tebal menutupi tanah dan pohon keesokan harinya. Kami melihat matahari terbit, mengikuti jalan di hutan, dan akhirnya menemukan jalan keluar dari daerah itu.

Suatu pagi saya melihat sesuatu yang kecil dan bulat di halaman. Saya tidak memperhatikan hal itu, tapi bulatan kecil sama muncul di ujung meja di rumah saya dua hari kemudian. Itu kompas. Saya terkejut, "Wow, Guru melihat saya tersesat berkali-kali sehingga Beliau memberi saya sebuah kompas." Saya tidak bisa mengungkapkan penghargaan saya dengan kata-kata.

Sebuah Alat Keampuhan Fa

Saya naik sepeda ke pedesaan mengklarifikasi fakta, kadang-kadang saya menempuh perjalanan lebih dari 100 mil bolak-balik. Ketika saya lelah, saya menepuk sepeda dan berkata, "Oh, sepeda, Anda alat untuk membantu Guru meluruskan Fa dan menyelamatkan makhluk hidup. Anda juga hidup. Anda harus membantu memenuhi kebutuhan Dafa. Meskipun sedikit melelahkan, kita menyelamatkan orang."

Sepeda tampaknya mengerti. Rasanya lebih mudah dan lebih cepat mengayuhnya. Beberapa kali setelah sampai di rumah, saya menemukan rantainya rusak. Kadang-kadang saya bisa sampai di rumah bahkan tanpa udara di ban.

Saya juga menemukan sepeda membuat suara berdengung ketika ada bahaya di dekatnya. Kemudian saya segera pergi.

Saya dan Praktisi lain pernah mengendarai sepeda motor mendistribusikan materi dalam jarak yang relatif jauh dari desa. Dalam perjalanan kembali, kami mendengar suara grinding di bawah sepeda motor. Kami menemukan tidak ada yang salah ketika kami memeriksa dua kali. Setelah kami naik lagi sepanjang 40 mil, sepeda motor berhenti, dan tidak bisa bergerak bahkan setelah kami menambahkan bahan bakar. Kami harus mendorongnya.

Untungnya, kami menemukan sebuah bengkel sepeda motor di desa. Sabuk yang dipakai menghubungkan roda hampir putus, hanya tiga, 10-sentimeter-panjangnya (hanya sepanjang 4-inci) benang yang tersisa. Orang yang memperbaiki motor itu kagum. Dia mengatakan pada kami bahwa biasanya orang tidak bisa naik sepeda motor ketika sabuk rusak. Tapi kami naik sangan jauh ketika sabuk itu benar-benar rusak.

Saya Dikawal oleh Dewa Keluar dari Gunung

Saya pernah naik bus ke kabupaten terdekat untuk mendistribusikan materi, dan harus berjalan di atas gunung tinggi. Ada pohon-pohon tinggi dan rumput padat di kedua sisi jalan. Jalan ini lebih dari tiga mil panjangnya.

Saya mendengar dari orang-orang di sebuah desa di dekatnya bahwa jalan ini tempat di mana orang jahat dan penjahat melakukan kejahatan jika ada seseorang berjalan sendirian di sana; Hanya orang-orang yang mengendarai mobil berani melewati. Setelah saya selesai membagikan materi untuk beberapa desa padat penduduk, saya masih memiliki sekitar 40 brosur di tangan, jadi saya berjalan melintasi gunung besar di sisi lain.

Ketika saya sedang berjalan, seorang pria usia lanjut sedang berjalan di depan saya, tapi awalnya saya tidak melihatnya. Kadang-kadang ia berjalan di depan saya, dan kemudian ia berjalan di belakang saya. Orang usia lanjut itu mengenakan pakaian kuning dan membawa batu bundar dengan diameter sekitar 30 sentimeter (sepanjang satu kaki) dengan diagram Tao di atasnya.

Sebuah bus dari distrik terdekat lewat. Orang usia lanjut itu tidak naik bus. Dia tersenyum dan berkata, "Mengapa Anda tidak naik di bus itu?" Dia tampak sangat baik. Wajahnya kemerahan, baik jenggot dan rambutnya berwarna abu-abu, tapi dia sangat energik. Saya berkata, "Saya masih harus melakukan sesuatu." Kemudian saya menundukkan kepala dan terus berjalan.

Ketika saya hendak meninggalkan daerah itu, pria itu berhenti berjalan dan berkata pada saya, "Ketika Anda meninggalkan gunung, ada bus di desa. Jangan lewatkan itu." Lalu ia menghilang. Saya berdiri di sana, tercengang. Kemudian saya menyadari bahwa Guru telah mengirim Dewa yang berubah menjadi orang usia lanjut membantu saya melewati gunung.

Sebuah Cahaya Terang Mengikuti Saya Kemana-mana

Suatu sore di musim dingin, saya menaiki bus untuk mendistribusikan materi informasi di daerah pegunungan 40 mil jauhnya. Setelah saya mencapai tujuan, hari belum gelap, tapi turun salju.

Saya pergi ke hutan memancarkan pikiran lurus membersihkan gangguan, unsur-unsur yang merusak, dan elemen lain yang mencegah makhluk hidup terselamatkan di setiap dimensi yang hendak saya masuki. Setelah gelap, saya berjalan kembali dan mendistribusikan materi sepanjang jalan.

Karena saya ceroboh, saya menaruh materi di tempat-tempat yang jelas, sehingga polisi mencari saya. Jadi saya cepat-cepat bersembunyi di rumput. Mobil mereka melaju bolak-balik mencari saya. Setelah mobil polisi pergi, saya mulai berjalan untuk mendistribusikan materi. Saya bersembunyi ketika ada mobil mulai ke arah saya. Saya mengambil keuntungan dari kegelapan untuk bersembunyi, berjalan, dan mendistribusikan materi.

Saya mengalami lecet di kedua kaki, dan sakit jika berjalan, saya melepas sepatu dan berjalan dengan telanjang  kaki. Bahkan sakitnya lebih sakit tertusuk kerikil sampai melepuh. Saya tetap bergerak meskipun sakit dan tidak berhenti sepanjang jalan.

Sekitar tengah malam, saya melihat seorang wanita usia lanjut berjalan sendirian, dan saya mendengar kicau aneh burung liar. Itu sangat menakutkan.

Saya melihat lampu bercahaya merah menerangi gunung di sebelah kanan saya. Cahaya bergerak saat saya berjalan. Mengikuti saya selama lebih dari 20 mil. Ketika saya meninggalkan daerah, lampu merah menghilang. Saya mengerti bahwa itu adalah cahaya yang diciptakan oleh Guru untuk memandu jalan saya dan memberi saya keberanian.

Desa di Sebelah Sungai dan Sungai Dekat Desa

Satu tahun di musim gugur, saya dengan seorang rekan praktisi naik bus ke sebuah desa di distrik terdekat untuk mendistribusikan materi. Setelah sampai di tujuan, kami mulai berjalan ke rumah-rumah. Kami berjalan dari selatan ke utara dan membagikan materi sepanjang jalan. Kami berjalan ke arah timur laut.

Setelah berjalan empat mil, kami tiba di sebuah sungai besar. Kami bingung dan bertanya pada seorang nelayan usia lanjut di sungai itu. Dia mengatakan bahwa kami berada di sudut barat daya desa.

Kami menyadari bahwa kami telah berjalan ke arah berlawanan dari tempat yang kami tuju, sehingga kami harus kembali. Kami menemukan sebuah desa besar, kami masuk, dan menemukan desa ini terletak di persimpangan tiga kabupaten, di mana kami tidak pernah mendistribusikan materi sebelumnya.

Jadi kami membagi materi, mengklarifikasi fakta, dan meyakinkan semua orang yang kami lihat untuk mundur dari partai komunis dan organisasi-organisasi afiliasinya. Ketika kami kembali ke jalan utama, kami menemukan bahwa kami berada di sebelah timur laut desa. Kami menyadari bahwa Guru telah mengubah tata letak geografis daerah sehingga kami bisa menyelamatkan makhluk hidup.

Suatu musim panas setelah hujan lebat, keesokan harinya saya mengendarai sepeda untuk mendistribusikan materi. Jalan berlumpur, dan saya kelelahan, sepatu, dan celana tertutup lumpur. Saya berkata pada diri sendiri bahwa penampilan saya tidak menggambarkan citra pengikut Dafa.

Saya segera pergi ke sungai. Saya membersihkan sepeda, celana, dan sepatu, kemudian melanjutkan menyebarkan materi di desa berikutnya.

Saya melewati tempat yang sama lagi beberapa waktu kemudian, namun sungai itu tidak ada di sana. Saya bertanya pada orang-orang di desa, dan mereka mengatakan pada saya bahwa tidak pernah ada sungai di sana. Tampaknya Guru telah menciptakan sungai untuk membantu saya membersihkan lumpur.

Saya tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata penghargaan terhadap Guru. Saya merasa satu-satunya cara yang bisa saya sampaikan atas penghargaan kepada Guru adalah berjalan di jalur yang diatur oleh Guru dengan gigih dan berkultivasi dengan teguh.

Chinese version click here
English version click here