(Minghui.org) Praktisi Falun Gong telah mengalami kekerasan, penganiayaan paling brutal selama 14 tahun lebih. Mereka mengalami penangkapan sewenang-wenang, penahanan, penyiksaan, dan kematian di tangan polisi, kamp kerja paksa, penjara dan penjaga pusat penahanan. Praktisi telah disiksa tanpa henti untuk memaksa mereka melepaskan keyakinannya dan mengungkapkan informasi tentang rekan-rekan praktisi. Mengapa, begitu banyak contoh dari pelaku kejahatan itu berhenti sendiri setelah memukul dan menyiksa praktisi?

Praktisi Dafa memegang teguh keyakinannya pada Sejati -Baik-Sabar. Kelompok orang ini bukan tentara bersenjata yang dikuasai oleh rezim, tetapi martabat dan kesabaran mereka telah mendapat penghormatan dari orang-orang China, termasuk mereka yang melakukan penganiayaan.

Penjaga Kamp Kerja Paksa Melarikan Diri

Zhou Xiangyang, seorang insinyur yang kasusnya didokumentasikan oleh PBB, disiksa pada tahun 2000 di Kamp Kerja Paksa Shuangkou Tianjin.

Penjaga Wei Wei memukul Zhou di ruang interogasi kecil, mencoba memaksa dia untuk berhenti berlatih Falun Gong. Wei menjatuhkan Zhou ke lantai dan menuntut, "Apakah kamu masih berlatih Falun Gong?" Zhou perlahan-lahan berdiri dan menatap Wei. Wei berteriak, "Tidak ada seorang pun di kamp ini yang tidak takut padaku!" Dia mulai memukul. Wajah Zhou berlumuran darah.

Wei menjatuhkannya lagi dan bertanya, "Apakah kamu masih berlatih Falun Gong?" Zhou perlahan berdiri lagi. Wajah Wei Panik, ia sekali lagi menjatuhkannya ke lantai. Setelah beberapa saat, Zhou berhasil berdiri lagi. Wei menjatuhkannya lagi dan berteriak, "Hari ini saya akan memukul kamu sampai mati."

Wei mulai memukul Zhou lagi sampai Zhou pingsan, tubuhnya kejang-kejang di lantai. Dia akhirnya sadar kembali dan berjuang lagi untuk bangun. Ia berdiri kesakitan, Wei kemudian berteriak, "Tunggu! Tunggu! Saya menyerah! Saya mohon kamu tunggu saya sampai keluar dari sini!" Kemudian dia melarikan diri dari ruangan tersebut.

Pemeriksa Meminta Informasi setelah Gagal Menyiksa.

Chen Shuxian, seorang praktisi dari Kabupaten Huining, Provinsi Gansu, pergi ke Kota Yinchuan untuk menghindari penganiayaan di kota kelahirannya. Dia ditangkap oleh petugas dari Divisi Keamanan Domestik Kota Yinchuan ketika mencoba menggantung spanduk bertuliskan "Falun Gong baik." Chen diinterogasi secara brutal oleh sekelompok orang termasuk Zhang Yong, Zhang Anzhong, seorang pria bermarga Li, Jin Chunhua, dan Yu Guangling.

Chen melakukan mogok makan untuk memrotes penganiayaan. Li mengancamnya dengan panci air mendidih, "Jika kamu tidak berhenti mogok makan, saya akan membunuhmu dengan air mendidih." Dia mengambil secangkir air panas dari panci, lalu memasukkan paksa ke mulut Chen. Wajah dan mulutnya terbakar parah.

Para pemeriksa memborgol pergelangan tangan dan kakinya, dan merentangkan tangan dan kakinya dalam posisi tidur terlentang di lantai. Chen merasakan sakit yang luar biasa, seolah-olah terkoyak. Li berteriak, "Memukul sampai mati dan menyalahkan Falun Gong karena kejadian ini. Jika dia menjadi gila, menyalahkan Falun Gong karena membuat dia kehilangan kesadarannya!" Mereka terus menuntut agar Chen memberikan nama dan alamat saat mereka menyiksanya. [Catatan Editor: Karena implikasi kebijakan Partai Komunis China, praktisi Falun Gong sering menolak mengungkapkan nama dan alamat mereka untuk melindungi anggota keluarga, teman, dan rekan kerja].

Chen menolak untuk menjawab. Kemudian pergelangan tangannya diborgol di belakang punggung dan borgol digantung. Chen berteriak minta tolong, berkeringat deras karena rasa sakit. Setelah satu jam penyiksaan ini, para pemeriksa merubah dengan metode yang berbeda. Dengan menggunakan borgol, mereka memaksanya ke posisi setengah jongkok dengan tangan merentang ke sisi yang berlawanan. Dalam posisi yang sangat canggung dan tidak nyaman ini, Chen tidak bisa berdiri atau jongkok. Namun, ia menolak untuk bekerja sama dengan tuntutan pemeriksa.

Satu malam berlalu, dan Li frustrasi karena Chen tidak akan menyerah. Dalam keputusasaan, dia memukul kakinya dengan tongkat polisi sampai memar dan berdarah. Li berteriak histeris, “Saya mohon kamu mengatakan sesuatu pada saya! Saya telah melakukan ini selama 30 tahun. Bagaimana saya bisa menghadapi orang lain jika saya tidak bisa membuat kamu menceritakan siapa kamu?" Meskipun terluka, Chen tidak akan menyerah. Para pemeriksa tidak pernah mendapat informasi apapun darinya.

Penganiaya Menyediakan Zhuan Falun kepada Praktisi Falun Gong

Liu Chengjun adalah seorang praktisi Falun Gong yang pernah menyadap siaran televisi  untuk menyiarkan program tentang Falun Gong dan  penganiayaan Partai Komunis China (PKC) kepada praktisi.

Dia ditangkap dan disiksa, tetapi menolak untuk memberikan informasi apapun. Dia mulai mogok makan untuk memprotes.

Para penjaga merobek pakaian Liu dan memborgolnya di tempat tidur rumah sakit polisi. Namun demikian, Liu terus menjelaskan kepada mereka bahwa propaganda negatif PKC tentang Falun Gong adalah tidak benar. Meskipun disiksa, Liu pantang menyerah dengan para penganiaya, menolak upaya diberi makan paksa dan obat-obatan. Dia menderita luka serius pada wajah dan lehernya karena dicekok paksa makan, dan tubuhnya penuh luka.

Para penyiksa akhirnya terkejut atas keteguhan Liu  dan mengaguminya. Mereka akhirnya memintanya untuk makan sesuatu.

Bukannya meminta makanan, Liu meminta salinan buku Zhuan Falun, yang telah dilarang oleh PKC. Meskipun salinan yang tak terhitung jumlahnya disita dan dihancurkan, penyiksa Liu akhirnya menyerah dan mencari salinan untuknya.

Praktisi Dafa telah menunjukkan semangat yang luar biasa dan pantang menyerah dalam menghadapi ketidakadilan dan penyiksaan sejak penganiayaan dimulai pada bulan Juli 1999. Ketika para penganiaya mengecewakan penjaga setelah secara brutal menyiksa praktisi, karena mereka masih memiliki hati nurani, perasaan bersalah, atau apakah karena keteguhan dan kelurusan praktisi Falun Gong?

Chinese version click here

English version click here