Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Anggota Parlemen Kanada Mendesak Pemberlakuan RUU untuk Membatasi Pengambilan Organ

24 Maret 2014 |   Oleh Xin Zi, koresponden Minghui di Ottawa, Kanada


(Minghui.org) Irwin Cotler, seorang Anggota Parlemen liberal (MP) dan mantan Menteri Kehakiman Kanada, mendesak Parlemen Kanada untuk meluluskan RUU tersendiri untuk membantu memecah kebisuan terhadap tahanan hati nurani.

RUU ini, yang diperkenalkan kepada Parlemen Kanada pada tanggal 6 Desember 2013, mengusulkan untuk memberikan sanksi kepada semua orang yang dengan sadar terlibat dalam pengambilan organ. Warga negara Kanada, serta orang asing di wilayah Kanada, akan tunduk pada hukum ini. Undang-undang akan membuat daftar individu yang diyakini telah terlibat dalam pengambilan organ ilegal, serta mewajibkan dokumentasi sumber organ yang digunakan dalam operasi transplantasi.

Cotler mengutip penganiayaan terhadap Falun Gong sebagai contoh kriminalisasi terhadap orang yang tidak bersalah, "Karena Falun Gong tidak melakukan apa pun kecuali memperkenalkan nilai-nilai Tiongkok kuno, yakni nilai-nilai Sejati, Baik, Sabar. Bagi mereka yang dikriminalkan karena mengekspresikan nilai-nilai tradisional, bagi saya itu adalah contoh lain dari apa yang kita maksudkan dalam kasus Tiongkok sebagai kriminalisasi hak asasi manusia terhadap orang yang tidak bersalah."

"Kami tahu terhadap Falun Gong ada organ yang diambil, di mana itu sendiri adalah suatu pelanggaran terhadap norma-norma internasional, dan saya memiliki sebuah RUU tersendiri dalam hal ini untuk mengakhirinya," Ia menambahkan.

Irwin Cotler

Cotler mengusulkan sepuluh rencana tindakan, yang meliputi mengeser rezim Tiongkok dari Dewan HAM PBB.

Dia menyatakan, "Kami menyerukan agar Tiongkok tidak menjadi negara yang diberikan kursi di Dewan HAM PBB. Bahkan seharusnya Tiongkok tidak duduk di Dewan HAM PBB, mengingat ia terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia secara sistematis dan luas."  

Cotler baru saja kembali dari KTT Jenewa untuk Hak Asasi Manusia dan Demokrasi, di mana ia menyampaikan pidato utama dan bertemu dengan para aktivis dari 20 negara lebih. "KTT memberi suara kepada para wanita dan laki-laki pemberani yang menderita dalam bayang-bayang pelanggaran HAM. Pahlawan kemanusiaan ini adalah benar-benar peraih medali emas dalam hal keberanian moral."

Chinese version click here
English version click here