(Minghui.org) Saya mulai berlatih Falun Dafa atas nasihat suami saya. Suami memegang tangan saya dan berkata, “Ayo kita coba.” Dia mengajarkan saya cara berlatih Falun Dafa pada 6 Juni 2007.

Suami Saya Dianiaya Karena Berlatih Falun Dafa

Suami saya mengkultivasi dirinya sesuai Falun Dafa untuk menjadi orang yang lebih baik, tetapi dia menderita penganiayaan yang tiada hentinya karena keyakinannya pada latihan ini. Dia ditangkap dan ditahan di sebuah pusat penahanan setelah pergi ke Beijing untuk mengajukan permohonan pada tahun 2001. Seorang petugas polisi mendatangi rumah kami pada tengah malam Tahan Baru dan memeras tujuh ribu yuan dari saya. Saya sangat ketakutan dan cemas.

Kondisi kesehatan saya memburuk, dan setelah peristiwa ini saya merasa lelah, sesak nafas, dan takut setengah mati. Saya tahun Falun Dafa adalah baik, tetapi saya tidak bisa menghadapi ancaman teror ini. Saya kehilangan kesabaran terhadap suami, tetapi dia tetap teguh terus berkultivasi. Ketika kehilangan kesabaran, saya merasa sangat buruk hingga saya membenturkan kepala ke dinding. Suami melindungi kepala saya dengan telapak tangannya, mencegah saya melukai diri sendiri.

Dia ditangkap lagi pada tahun 2001 dan dibawa ke sebuah pusat pencucian otak. Di pusat pencucian otak itu dia melepaskan latihan ini dan menyerahkan buku-buku Falun Dafa. Saya menjadi cemas dan menanyainya, “Apakah kamu yakin bahwa yang kamu lakukan adalah benar?”

Dia kembali dibawa ke pusat pencucian otak pada tahun 2003. Dia mulai melakukan mogok makan untuk menentang penganiayaan, dan terus melakukannya selama dua belas hari. Saya merasa cemas setiap hari ketika mengunjunginya.

Saat dia dikirim ke pusat penahanan pada tahun 2004, dia berhasil melarikan diri dengan pikiran lurus dan menjadi tuna wisma untuk menghindari penganiayaan lebih lanjut. Saya mengetahui informasi ini dengan membayar seorang informan di pusat penahanan. Saya merasa lega mengetahui bahwa suami saya berhasil melarikan diri, tetapi masih merasa cemas padanya.

Ketika polisi datang untuk menangkap suami saya lagi, belasan pekerja di pabrik, termasuk saya, melawan mereka dan kami semua ditangkap serta dibawa ke pusat penahanan.

Bilamana saya mengunjungi suami di masa dulu, dia memberi tahu saya bahwa kondisinya baik-baik saja. Hanya ketika saya ditangkap dan ditahan di dalam saya baru menyadari bahwa di situ bukanlah tempat bagi manusia! Alas tidurnya sangat kotor dan dinding sel semua penuh dengan darah nyamuk. Menjelang pembebasan saya, direktur pusat penahanan ingin menahan saya selama 15 hari lagi sebagai pembalasan. Ketika saya merasa putus asa untuk bisa keluar, seorang petugas polisi yang baik hati berbicara untuk saya dan saya dibebaskan.

Hati Tulus Terungkap Pada Masa Kesulitan

Setelah pulang ke rumah, saya baru sadari bahwa suami saya telah dikirim ke kamp kerja paksa. Pabrik yang telah kami bangun dengan susah payah harus berhenti beroperasi. Sejumlah pekerja pabrik harus berhenti bekerja, dan beberapa penduduk desa menertawai kondisi kami ini, abang ipar saya berusaha untuk mengambil alih pabrik itu, dan putrid saya memberi tahu saya bahwa suami bibinya datang dan mengutuk kami pada malam hari saat kami ditangkap.

Ibu saya telah berusia 70-an tahun, dan putrid saya berusia 20-an. Mereka merasa takut setengah mati pada malam itu, dan saya merasa sangat marah setelah mendengar semua ini. Saya telah menggantungkan diri pada suami untuk semua hal, dan kini saya tidak memiliki pilihan selain menangani semuanya sendirian. Abang saya dan istrinya menginginkan saya menceraikan suami, tetapi bagaimana saya bisa melakukannya? Dia adalah orang baik, seorang suami yang baik. Saya tidak akan pernah melakukannya.

Tetapi apa yang harus dilakukan selanjutnya? Pertama-tama saya membuka dan menjalankan pabrik itu, kemudian mulai memikirkan cara untuk menyelamatkan suami saya. Saya pergi ke kamp kerja paksa untuk mencari pejabat Kantor 610 yang mengirim suami saya ke kamp kerja paksa. Saya menemukan alamat rumahnya tetapi dia menolak untuk membiarkan saya masuk. Saya belum mulai berkultivasi, jadi ketika kamp kerja paksa meminta saya untuk mengucapkan Dafa tidak baik, saya mengatakannya dengan bertentangan hati saya.

Saya hampir roboh setelah cobaan berat ini berlalu, dan timbul amarah besar terhadap saudara-saudara ipar saya. Rasa gelisah dan depresi bahkan mengakibatkan ruam diwajah saya. Saya tidak ingin meninggalkan rumah. Saya sering kehilangan kesabaran terhadap suami tanpa alasan.

Berkultivasi Dafa, Berubah Secara Fundamental

Suami memegang tangan saya dan berkata, “Ayolah kita coba.” Dia mengajari saya cara berlatih Falun Dafa pada 6 Juni 2007.

Saya sering membaca Mingguan Minghui sebelumnya, dan tahu bahwa praktisi Falun Dafa adalah tulus mengkultivasi diri mereka. Saya memulai dengan duduk meditasi sila tunggal, tetapi seorang rekan praktisi berkata, “Kamu pasti bisa duduk dengan sila ganda  jika dilihat dari postur kamu.” Jadi saya pun duduk dengan sila ganda, tetapi kaki terasa sakit. Saya teringat perkataan Guru yaitu saat seseorang menurunkan kakinya, ia akan sia-sia melakukan latihan. Saya menahan rasa sakit bahkan saat pergelangan kaki menjadi bengkak. Satu tahun kemudian, semua tanda hitam pada wajah saya hilang.

Setelah saya berlatih Falun Dafa selama beberapa bulan, kakak iparku (seorang rekan praktisi) ditangkap di Beijing dan tidak ada yang tahu keberadaanya. Suami dan saya, bersama dengan praktisi lainnya, pergi ke Beijing dan Mongolia Dalam sebanyak lima kali untuk menyelamatkan dia, menghabiskan sepuluh ribu yuan. Saya masih marah terhadapnya karena suaminya telah menakuti ibu dan putri saya pada malam hari dimana suami saya ditangkap bebeberapa tahun sebelumnya. Hanya karena dia adalah seorang rekan praktisi maka saya menghabiskan sejumlah besar uang untuk menyelamatkannya.

Putri saya menikah saat kakak ipar saya ditahan di kamp kerja paksa. Ketika dia dibebaskan, dia tidak pernah mengungkit mengenai uang yang telah saya habiskan untuk menyelamatkannya. Dia tidak pernah mengucapkan selamat pada putri saya dan suaminya terus menerus mendatangi pabrik kami bagaikan tidak terjadi apa-apa. Suami terus menerus membujuk saya agar melupakan masalah itu, tetapi sangat sulit bagi saya untuk melupakan masa lalu.

Kakak ipar saya ditangkap lagi pada tahun 2011. Kami tidak bisa duduk diam saja, meski dia terus membuat masalah. Saya menyewa pengacara untuknya berbasiskan Fa, dan menghabiskan uang sebesar empat ribu yuan. Saya berusaha keras untuk melepaskan kebencian saya, dan membuat makanan untuk suami dan anaknya. Saat suaminya menolak untuk menjumpai saya, membuat hati saya bergejolak lagi. Bagaimana dia bisa begitu tidak bersyukur?

Kami tidak bisa menyelamatkan kakak ipar kami. Kulit tangan saya berubah menjadi gelap dan timbul luka terbuka. Gatal dan mengeluarkan sesuatu yang terlihat kotor. Saya mencari ke dalam dan memancarkan pikiran lurus, tetapi tidak berhasil. Suami membaca Fa bersama dengan saya dan saya tetap teguh pada keyakinan saya dengan pikiran lurus. Saya menganggap diri saya sebagai kultivator, dan terus menerus bekerja dengan menggunakan tangan. Saya tidak meminta orang lain untuk melakukan suatu untuk saya. Butuh waktu satu tahun untuk bisa melewati kondisi ini.

Saya tahun bahwa dengan kebencian, saya tidak bisa mencapai standar seorang kultivator. Saya tahu kebencian terhadap kakak ipar sedang merasuk ke dalam hati, tetapi tampaknya saya tidak bisa melepaskannya. Suatu hari seorang rekan praktisi datang dari luar kota. Saya pikir mungkin dia bisa memahami saya jadi saya membuka hati dan mencurahkan semua masalah saya selama bertahun-tahun kepadanya. Melalui berbagi, saya menyadari bahwa kebencian adalah keterikatan hati yang sangat buruk, saya harus melepaskannya karena menghalangi saya untuk meningkat dalam jalur kultivasi. Ketika akhirnya saya bisa melepaskannya, kejahatan juga dilenyapkan. Kondisi kulit yang telah mengganggu saya selama satu tahun pun hilang, dan tangan saya menjadi mulus dan indah lagi.

Saya berusaha sebaik mungkin untuk melakukan tiga hal yang diminta Guru… belajar, Fa, klarifikasi fakta, dan memancarkan pikiran lurus. Saya juga menyumbangkan uang untuk hal-hal yang berhubungan dengan Dafa, membantu rekan-rekan praktisi, dan membantu suami mendirikan pusat produksi materi.

Saya mudah merasa takut dan malu sebelum berkultivasi. Setelah berkultivasi, saya melihat slogan kejahatan yang memfitnah Dafa di jalanan, jadi saya meminta Guru agar menurunkan hujan sehingga saya bisa membersihkan kejahatan. Dua jam kemudian, mulai turun hujan, jadi saya menggunakan payung untuk melepaskan slogan di siang hari bolong.

Ketika polisi kembali ingin menangkap suami saya pada tahan 2011, saya berlutut di depan foto Guru. Saya meminta Guru untuk memperkuat kami. Saya tidak takut pada mereka, dan kejahatan seharusnya takut pada kebaikan. Dengan dukungan dari warga yang tersadarkan, ancaman itu pun dilenyapkan.

Saya telah berubah secara fundamental. Saat mulai berkultivasi, saya mengembalikan sepuluh ribu yuan yang dibayar lebih oleh bank, tetapi saya takut untuk membuktikan kebenaran Fa. Kini saya bisa membagikan materi klarifikasi fakta bersama dengan rekan-rekan praktisi. Bukan bergantung pada orang lain seperti yang saya lakukan dulu, kini saya bisa mengakses internet dengan komputer dan mencari berbagai materi klarifikasi fakta untuk dicetak.

Saya tahu saya adalah praktisi Dafa yang memiliki takdir pertemuan. Ketika suami saya mendapatkan Fa, Guru telah mengatur kami berdua tumbuh di dalam Dafa.

Terima kasih Guru! Terima kasih rekan-rekan praktisi! Heshi!

Chinese version click here
English version click here