Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Mengekspos Penganiayaan Brutal terhadap Zuo Xianfeng, Praktisi Terakhir yang Ditahan di Kamp Kerja Qianjin

20 April 2014 |   Oleh koresponden Minghui dari Provinsi Heilongjiang


(Minghui.org) Seorang praktisi Falun Gong terakhir yang ditahan di Kam Kerja Qianjin, Zuo Xianfeng (wanita), keluar dari kamp pada 29 Agustus 2013 setelah dua tahun mengalami penyiksaan yang membekas sangat dalam baik pada raganya maupun mentalnya. Walau Kamp Kerja Qianjin telah ditutup, tindakan semena-mena dan sangat kejam yang dilakukan oleh para sipir tidak akan terlupakan, dan siapa pun yang terlibat dalam kejahatan melawan kemanusiaan tidak akan lolos dari keadilan.

Zuo, 33 tahun, dimasukkan dalam Kamp Kerja Qianjin di Harbin pada 19 November 2012. Di dalam kamp itu dia di pukuli, disengat dengan tongkat listrik, digantung, disekap dalam sel sempit, dan diikat pada kursi besi.

Siksaan diluar kemanusiaan itu merusak jantungnya, yang sekarang ini masih dalam taraf penyembuhan.

Zuo adalah seorang yang sopan dan pekerja keras. Dia dijuluki “Direktur teladan dan Guru Tahun ini” oleh pemerintah kota. Guru teladan ini berkali-kali dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok karena kepercayaannya pada Falun Gong.

Siksaan Ganas oleh Sipir Wanita, Wang Min

Zuo hampir meninggal di Kamp Kerja Qianjin karena perlakuan di luar kemanusiaan.

Sipir Wang Min memerintahkan Zuo berdiri dalam waktu yang sangat lama, pada tanggal 12 Desember 2010. Dia harus berdiri dari jam 6.30 pagi hingga jam 8.00 malam selama sepuluh hari non stop. Kedua kaki dan telapaknya bengkak sangat parah.

Kadang-kadang pada hari bersalju, Wang memerintahkan Zuo berdiri di luar di dalam salju selama beberapa jam, Wang mengawasi dari dalam. Pada musim dingin di Harbin sangat dingin dengan temperatur sekitar minus minus 29 derajat Celcius.

Pada 23 Desember 2010 Wang memanggil Zuo ke kantornya. Kemudian Wang menyetrumnya dengan tongkat listrik hingga dia terjatuh ke lantai. Dengan kakinya yang bersepatu militer dia menendangi Zuo hingga kedua tangannya berwarna biru lebam. Wang memaksa Zuo berjongkok, tetapi dia tidak dapat melakukannya karena kedua kakinya bengkak akibat berdiri terlalu lama. Dia juga menderita nyeri di punggung yang tak tertahankan akibat cambukan. Wang menampari mukanya karena tidak bisa jongkok.

Peragaan Penyiksaan: Pemukulan

Kira-kira setahun kemudian ketika Wang sedang bertugas pada 19 Januari 2011, dia memaksa Zuo berdiri sendirian di tengah-tengah hujan salju dari jam 5 pagi hingga jam 8 petang. Lagi-lagi Wang mengawasi dari dalam ruang kerjanya. Wakil Kepala Seksi Manajemen, Yang Guohong menyaksikan semua yang terjadi tetapi tidak pernah menegur agar Wang menghentikan tindakan di luar batas itu.

Suatu hari Wang bersama-sama dengan sipir penjara Liu Chang, Zhang Aihui, Xu Chunfeng, dan Zhang Yanli, memanggil Zuo ke lantai tiga, disitu tidak dipasang kamera pemindai. Mereka mengikat kedua tangangnya dari belakang lalu ditarik keatas digantung ke bagian atas ranjang bertingkat. Wang berdiri di bagian atas ranjang dan menendangi kedua lengan Zuo. Akibatnya kedua lengannya bengkak berwarna biru lebam, dan tak bisa digunakan. Dia tak bisa membereskan tempat tidurnya, juga tak bisa melakukan banyak kegiatan sehari-hari lainnya. Wang masih juga meneruskan penyiksaan, dengan menyuruh Zuo duduk di atas bangku keil dari plastik.

Peragaan Penyiksaan: Digantung

Sipir Wu Jinhua memerintahkan kepala regu Cui Lianlian untuk melarang para tahanan menggunakan kamar mandi di pagi hari 26 Maret 2013. Para tahanan akhirnya tak dapat menahan diri dan bersama-sama mereka menggunakan kamar mandi itu. Wang buru-buru masuk ke kamar mandi dan menjambak Zuo, menariknya ke luar. Setelah dipukuli, dia diikat ke kursi besi yang ada di dalam kerangkeng besi sebesar 5 m persegi. Wang membuka jendela, dan angin yang dingin membekukan memasuki ruang. Suhu di siang hari sekitar mimus 1º C dan minus 12ºC di malam hari; dalam bulan Maret Harbin sangat dingin. Jendela itu dibuka terus menerus selama 24 jam. Zhuo hampir mati beku.

Peragaan Penyiksaan: Kursi Besi

Wang memborgol kedua tangan Zuo dikaitkan ke bagian atas kerangkeng dan tubuhnya dibiarkan tergantung. Borgol itu melukai pergelangan tangannya, hingga membengkak dan menjadi tak bisa merasakan. Sipir baru melepaskan setelah 24 jam, karena takut Zuo bisa kehilangan tangannya, dan mereka terpaksa harus bertanggung jawab. Tetapi sebagai gantinya mereka mengikat dia dengan tali ke bagian belakang kerangkeng.

Sipir bagian malam Gong Jian, Wang Yansuo dan Wang Yongxin menendang kerangkeng besi itu bila mereka melihat Zuo tertidur. Dia diharuskan terjaga siang dan malam. Detak jantungnya naik hingga 150 kali per menit dan tekanan darahnya naik sangat tinggi. Setelah sembilan hari delapan malam dalam penyiksaan, dia meringkuk seperti janin bayi. Dia bergetar dan hampir meninggal.

Sipir Wang Min, yang sekarang berumur 40-an, adalah seorang wanita bertubuh tinggi 177 cm bekas seorang atlet, tubuhnya kekar. Para tahanan sering mendengar kata-katanya yang kotor dan bengis bila dia sedang bertugas. Banyak para tahanan yang mengalami serangan jantung dan tekanan darah tinggi karena lingkungan yang demikian keras.

Wang terkenal dengan caranya yang kejam dalam penyiksaan fisik. Sekali waktu dia meninju seorang praktisi berusia 60 tahun hingga muka wantia itu menjadi biru kehitaman. Dan setelah terkena tinjunya, praktisi itu berjalan timpang. Seorang wanita berumur 30 tahun mentalnya menjadi tak stabil setelah Wang mencengkeram leher bajunya lalu berkali-kali menghantamkan tubuhnya ke pintu gerbang besi. Zhu mengalami nasib yang sama.

Disiksa oleh Sipir, Liu Chang, Zhang Aihui dan Cong Zhixiu

Wakil kepala regu Liu Chang membawa Zuo ke kantor di lantai tiga yang tidak dipasangi kamera pengawas pada pagi hari tanggal 29 Juni 2010. Zuo dipaksa melafalkan slogan penjara, tetapi dia menolak. Kemudian Liu menyetrum tanganya dengan tongkat listrik, hingga udara di sekitar dipenuhi bau daging terbakar.

Pada jamg 8.30 instruktur Zhang Aihui mengambil alih penyiksaan, dia memaksa Zuo jongkok dengan sikap kedua kaki rapat, tangan berpegangan di punggung dan kepala tegak. Telapak kaki langsung kebas dan membengkak. Dia pingsan beberapa kali ketika berjongkok. Disamping itu dia juga dilarang menggunakan toilet.

Setelah seharian berjongkok, tubuh Zuo mulai kejang-kejang. Sipir Cong Zhixiu menendangnya sambil berkata, “Kamu seperti anjing kudisan, bukannya seperti guru. Jika kamu mati tidak lebih cuma sepotong daging.”

Zuo pernah di taruh di dalam “kamar disiplin” sendirian, dan dilarang bertemu dengan tahanan lainnya. Pernah juga berdiri di kantor hingga semua tahanan tidur, baru dia dapat tidur.

Ketua tim Wu Baoyun mengatakan kepada Wang Min: “Kamu sama sekali tidak menyakitinya. Isi ulang baterei tongkat listrikmu sampai penuh, lalu setrum dia, dan suruh dia berdiri hingga tengah malam.” Atas perintah ini Wang menjawab: “Akan dia rasakan nanti.” Hati Zuo bergetar karena siksaan yang sangat berlebihan itu. Dia bertanya dalam hati, apa yang akan terjadi nanti?

Liu Chang dan Cong Zhixiu sering menyiksa para tahanan dengan kata-kata. Mereka menyumpahi dan mengancam akan memperpanjang masa hukuman bila berbicara dengan Zuo. Kepada pegawai-pegawai baru lulusan perguruan tinggi Cong mengatakan: “Kalian pasti buta mau bekerja di sini. Kalian tidak perlu ijazah sarjana untuk bekerja di sini. Kalian tidak perlu berpendidikan.”

Berusaha Mengajukan Permohonan Keadilan kepada Direktur Kamp Bertemu dengan Kekejaman Lebih Berat

Zuo mencoba melaporkan tindakan kejam para sipir ke direktur kamp, Ye Yun. Pada hari kunjungannya minta agar dapat berbicara dengan Ye Yun. Ketua tim langsung mendekap mulutnya dan dia dibawa pergi menjauh. Ye melihat kejadian itu lalu dengan cepat meninggalkan tempat. Ketua tim mengatakan: “Di sini kamu hanya boleh ketemu ketua tim dan para sipir. Hanya ada sekali kunjungan setiap bulan. Kamu tidak akan pernah dapat melihat keluargamu jika kamu bertingkah seperti ini. Bahkan masa hukumanmu bisa diperpanjang.”

Zuo juga pernah ingin bertemu dengan tim inspeksi dari pemerintah. Pada hari inspeksi dari Departemen Kehakiman Heilongjiang dia disekap, dikunci di dalam kamar mandi dan dijaga oleh dua orang sipir dari luar. Tiga orang ketua tim berteriak. “Zuo Xianfeng, jangan bertingkah kamu! Kalau bertingkah akan kami tutup mulutmu dengan lakban.” Zhuo putus harapan. Dia hanya dapat berpikir, “Saya tidak bisa bertemu keluarga, tidak bisa melapor ke pejabat resmi dan tak seorang pun tahu jika saya mati di sini.”

Masa hukuman Zhuo diperpanjang lebih dari 50 hari karena dia melakukan mogok makan.

Direktur Ye Yun tidak memeriksa kasus Zhuo, bahkan dia di sekap di dalam sel sempit dan diikat pada kursi besi 24 jam sehari selama tujuh hari. Setelah dikeluarkan dari sel masa hukumannya ditambah lagi sembilan hari.

Kamp Kerja Qianjin dulunya dinamakan Kamp Kerja Wanjia. Setidaknya ada 13 orang praktisi Falun Gong yang meninggal karena kekejaman yang diterima selama ditahan di sana. Tak terhitung praktisi yang terluka, cacat dan mengalami trauma psikologis selama mereka ditahan di Kamp Kerja Wanjia.

Ringkasan Fakta Penganiayaan:

Nama: Zuo Xianfeng (左先凤)
Jenis Kelamin: Wanita
Umur: 33
Alamat: Kota Sandaogang, Kabupaten Yilan, Heilongjiang
Pekerjaan: Guru bahas Inggris di Sekolah Menengah Sandaogang, Kabupaten Yilan
Tanggal Penangkapan Terakhir: 4 November 2012
Tempat Penahanan Terakhir: Kamp Kerja Qianjin di Harbin
Kota: Harbin
Provinsi: Heilongjiang
Penganiayaan yang Diderita: Sengatan Listrik, dicegah tidur, kerja paksa, pencucian otak, hukuman ilegal, pemukulan, digantung, dipenjara, disekap tersendiri, disiksa, pengekangan fisik, interogasi, penahanan, dilarang menggunakan toilet

Chinese version click here
English version click here